Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

WEB OF CAUTION (WOC) FFRAKTUR FEMUR


DI RUANG SADEWA 1 RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

DISUSUN OLEH
LAILA QOTHRUNNADA
NIM. P1337420619042

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN NERS


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
202
WOC FFRAKTUR FEMUR

Trauma pada tulang Tekanan yang berulang Kelemahan tulang abnormal


(Kecelakaan) (Kompresi) (ex. osteoporosis)

FRAKTUR FEMUR

Pengertian Manifestasi Klinis Komplikasi


Fraktur femur adalah 1. Nyeri akut terus menerus dan bertambah beratnya 1. Syok
hilangnya kontinuitas sampai fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan 2. Sindrom emboli lemak
tulang paha tanpa atau edema 3. Sindrom kompartemen
disertai adanya kerusakan 2. Kehilangan fungsi 4. Penyatuan terlambat atau tidak
jaringan lunak (Helmi, 3. Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang ada penyatuan
2012). yang patah 5. Nekrosis avaskuler tulang
4. Pemendekan ekstremitas. Terjadi pemendekan tulang
yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat
diatas dan dibawah tempat fraktur
5. Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan
lainnya
6. Edema local
7. Ekimosis
Penatalaksanaan Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan terapi latihan 1. X-ray
menurut Kuncara (2011) dalam 2. Scan tulang
Pramaswary (2016) meliputi : 3. Arteriogram
4. Lab darah
1. Active exercise
2. Active assisted (gerak aktif
dengan bantuan)
3. Resisted exercise
4. Hold relax FRAKTUR FEMUR

Diagnosa Diagnosa Diagnosa Diagnosa Diagnosa Diagnosa


Nyeri Akut Ansietas Gangguan Mobilitas Gangguan Integritas Risiko Infeksi Perfusi Perifer
D.0077 D.0080 Fisik Kulit/Jaringan D.0142 Tidak Efektif
D.0054 D.0124 D.0009

Mobilitas fisik Integritas kulit Perfusi perifer


Tingkat nyeri Tingkat ansietas Tingkat infeksi
Perfusi jaringan (L.05042) (L.14125) (L.02011)
(L.08066) (L.09093) (L.14137)
Perfusi jaringan
Pergerakan ekstermitas Elastisitas & Perfusi Penyembuhan luka
Keluhan nyeri kebingungan Kemerahan, nyeri,
meningkat. Kekuatan jaringan meningkat. meningkat
menurun. Meringis menurun. Khawatir bengkak menurun
otot meningkat. (ROM)
menurun. Gelisah menurun. Gelisah
meningkat
menurun menurun.
MANAJEMEN NYERI (I. 08238) REDUKSI ANXIETAS (I.09314) DUKUNGAN AMBULASI (I.06171)

Observasi Observasi Observasi


 lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,  Identifikasi saat tingkat anxietas berubah  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
kualitas, intensitas nyeri. Identifikasi Identifikasi kemampuan mengambil keputusan. fisik lainnya. Identifikasi toleransi fisik
skala nyeri. Identifikasi faktor yang Monitor tanda anxietas melakukan ambulasi. Monitor frekuensi
memperberat dan memperingan Terapeutik jantung dan tekanan darah sebelum
nyeri.. Monitor efek samping  Ciptakan suasana terapeutik untuk memulai ambulasi. Monitor kondisi
penggunaan analgetik menumbuhkan kepercayaan. Motivasi umum selama melakukan ambulasi
Terapeutik mengidentifikasi situasi yang memicu
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis kecemasan

untuk mengurangi rasa nyeri. Edukasi  Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat

Fasilitasi istirahat dan tidur  Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang bantu. Libatkan keluarga.

Edukasi mungkin dialami. Informasikan secara factual Edukasi


 Jelaskan penyebab, periode, dan mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis.
 Ajarkan ambulasi sederhana yang harus
pemicu nyeri. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,
dilakukan
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika jika perlu. Latih kegiatan pengalihan, untuk

perlu mengurangi ketegangan. Kolaborasi pemberian


obat anti anxietas, jika perlu
PERAWATAN LUKA( I.14564 ) PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539) PERAWATAN SIRKULASI (I.02079)
Observasi Observasi Observasi
 Periksa sirkulasi perifer. Identifikasi
 Monitor karakteristik luka , tanda –tanda  Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat
faktor resiko gangguan sirkulasi.
inveksi alergi. Identifikasi kontraindikasi pemberian Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ekstremitas
Terapeutik imunisasi. Identifikasi status imunisasi setiap
Terapeutik
 Lepaskan balutan dan plester, bersihkan kunjungan ke pelayanan kesehatan
 Hindari pemasangan infus atau
dengan cairan NACL, bersihkan jaringan Terapeutik
pengambilan darah di area keterbatasan
nekrotik, berika salep, pasang balutan sesuai  Berikan suntikan pada pada bayi dibagian
perfusi. Hindari pengukuran tekanan
jenis luka, pertahan kan teknik seteril saaat paha anterolateral. Dokumentasikan informasi
darah pada ekstremitas pada keterbatasan
perawatan luka vaksinasi. Jadwalkan imunisasi pada interval
perfusi. Hindari penekanan dan
Edukasi waktu yang tepat
pemasangan torniquet pada area yang
 Jelaskan tandan dan gejala infeksi, anjurkan Edukasi
cidera
mengonsumsi makan tinggi kalium dan  Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, Edukasi
protein. jadwal dan efek samping. Informasikan
 Anjurkan berhenti merokok. Anjurkan
Kolaborasi imunisasi yang diwajibkan pemerintah
berolahraga rutin. Anjurkan
 Kolaborasi prosedur debridement. menggunakan obat penurun tekanan
Kolaborasi pemberian antibiotik darah, antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia: definisi
dan indikator diagnostik Edisi 1. Jakarta: DPP PNI
2. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standart Luaran Keperawatan Indonesia: definisi
dan kriteria hasil keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PNI
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia: definisi
dan Tindakan keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PNI
4. Helmi ZN. Buku Ajar GANGGUAN MUSKULOSKELETAL. Jakarta: Salemba Medika.
2011. p411-55
5. http://repository.unissula.ac.id/6060/5/BAB%20I_1.pdf

Anda mungkin juga menyukai