Anda di halaman 1dari 17

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR FEMUR

DI RUANG BEDAH CENTRAL RSUD KARAWANG (OK)

Disusun Oleh:
DENI MALIK SAPUTRA
4399814901210084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORISON KARAWANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
DENGAN FRAKTUR FEMUR

1. PENGKAJIAN UMUM
a. Identitas Pasien

Nama : Ny. T
Umur : 62 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Status pernikahan : Nikah
Alamat : Rawa Dukuh RT01/02 telagasari Karawang
Tanggal pengkajian : 3 November 2021
Diagnosa Medis : Closed Frakture Communitif 1/3 distal os Femur
Dextra
Ruang perawatan : Teluk Jambe
Nomor CM : 840840

b. KELUHAN UTAMA

Klien mengeluh nyeri pada daerah femur, nyeri akan semakin sakit bila
femur digerakan dan akan menurun bila tidak mengalami pergerakan, skala
nyeri 8 ( Nyeri berat)

c. RIWAYAT KESEHATAN

Klien mengatakan terjatuh dikamar mandi 13 hari yang lalu, kemudian 8


hari yang lalu klien sempat dipijat oleh tukang urut patah tulang dan klien
tidak dapat berjalan sejak 1 hari yang lalu. Kemudian atas inisiatif keluarga
kemudian pada hari sabtu tgl 29-10-2021 klien dibawa ke IGD RSUD
Karawang dan di jadwalkan untuk dilakukan operasi elektif pada tanggal
03-11-2021.

2. S ( SUBJEKTIF )

 Klien mengeluh nyeri pada area Fraktur Femur


 Klien mengatakan kaki yang mengalami patah bisa di angkat dan
hanya bisa menggerakkan jari jarinya saja
 Klien selalu menanyakan pada perawat apakah kakinya bisa sembuh
lagi

O ( OBJEKTIF )

 Femur klien terlihat bengkak

 Kaki tidak bisa di angkat dan hanya bisa menggerakkan jari, kekuatan
otot 1

 Klien meringis kesakitan dengan skala 8

 TD : 140/70 N : 96 X /menit S : 37,8 oC RR : 22 X/menit

d. Data fokus

Klien selalu menanyakan pada perawat apakah kakinya bisa sembuh


lagi

e. Riwayat Therapi

Ceftriaxone 1x1 gram


A (ANALISA DATA)

Data Etiologi Masalah


S ( Subjektif ) Fraktur
 Klien mengeluh nyeri Nyeri Akut (D.007)
pada area femur Terputus kontinuitas
dengan skala nyeri 9 jarinagan
(nyeri berat)
 Klen mengatakan
nyeri semakin Ujung-ujung saraf
memberat jika klien tersentuh jaringan yang
bergerak terputus
.
O ( Objektif )
 Femur klien terlihat nyeri
edema / bengkak
 Klien tampak
meringis kesakitan
jika bergerak
 TD : 140/70 N : 96 X
/menit S : 37,8 oC RR
: 22 X ? menit

S ( Subjektif ) Fraktur Gangguanan mobilitas


 Klien mengeluh nyeri fisik (D.0054)
pada area femur Terputus kontinuitas
 Klien mengatakan jarinagan
kaki yang mengalami
patah tidak bisa di
angkat dan di Ujung-ujung saraf
gerakkan namun tersentuh jaringan yang
hanya bisa terputus
menggerakkan jari
jari kakinya saja Gangguanan mobilitas
fisik
O ( Objektif )
 Femur klien terlihat
bengkak
 Kaki klien tidak bisa
di gerakan maupun
digeser hanya bisa
menggerakkan jari
jari kaki
 Kekuatan otot 1
( hanya bisa
menggerakkan jari)
 Klien meringis
kesakitan dengan
skala 9
 TD : 140/70 N : 96 X
/menit S : 37,8 oC RR
: 22 X ? menit

S ( Subjektif ) Fraktur Defisit Pengetahuan (D.


 Klien selalu 0111)
menanyakan pada
perawat apakah Informasi yang salah
kakinya bisa sembuh tentang penanganan
lagi atau tidak fraktur

Defisit Pengetahuan
O ( Objektif )
 Femur klien terlihat
bengkak
 Kaki klien tampak
tidak bisa di gerakan
 TD : 140/70 N : 96 X
/menit S : 37,8 oC RR
: 22 X ? menit
PRE OPERATIF

Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut (D.007)

2. Gangguanan mobilitas fisik (D.0054)

3. Defisit Pengetahuan (D. 0111)

PLANNING (PERENCANAAN)

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN HASIL
Nyeri akut (D.0077) Tingkat Nyeri MANAJEMEN NYERI
Kriteria hasil: Tindakan
1. Keluhan nyeri menurun Observasi :
2. Meringis menurun 1. Identifikasi lokasi,
3. Sikap protektif karakteristik,durasi, frekuensi,
menurun kualitas, intensitas nyeri
4. Gelisah menurun 2. Identifikasi skala nyeri
5. Kesulitan tidur menurun 3. Identifikasi respon nyeri
6. Berfokus pada diri sendiri nonverbal
menurun 4. Identifikasi faktor yang
7. Menarik diri menurun memperberat dan
8. Diaforesis menurun memperingan nyeri
9. Perasaan takut mengalami 5. Identifikasi pengetahuan dan
cedera berulang menurun keyakinan tentang nyeri
10. Anoreksia menurun 6. Identifikasi pengaruh nyeri
11. Muntah menurun pada kualitas hidup
12. Mual menurun Terapeutik :
13. Frekuensi nadi membaik 1. Berikan tekhnik non
14. Pola nafas membaik farmakologis untuk
15. Tekanan darah membaik mengurangi rasa nyeri (Mis
16. Fungsi berkemih TENS, Hipnosis, Akupresur,
membaik Therapi music, Bio Feed
17. Napsu makan membaik Back, Therapi pijat, aroma
18. Pola tidur membaik therapy, tekhnik imaginasi
terbimbing, Kimpres hangat
atau dingin, therapy bermain)
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Ajarkan tekhnik
nnfarmakologis untuk
menguragi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik jika perlu
Gangguanan Pergerakkan ekstremitas DUKUNGAN AMBULASI
mobilitas fisik (L.05042) Tindakan
(D.0054) Kriteria hasil : Observasi :
1. Pergerakaan ekstremitas 1. Identifikasi adanya nyeri atau
meningkat keluhan fisik lainnya
2. Kekuatan otot meningkat 2. Identifikasi toleransi fisik
3. Rentang gerak ROM melakukan ambulasi
meningkat 3. Monitorfrekuensi jantung dan
4. Nyeri menurun tekanan darah sebelum
5. Kecemasan menurun memulai ambulasi
6. Kaku sendi menurun Edukasi :
7. Gerakkan terbatas 1. Jelaskan tujuan dan
menurun prosedurambulasi
8. Kelemahan fisik menurun PENGATURAN POSISI
Tindakan
Observasi :
1. Monitor status oksigenisasi
sebelum dan sesudah
mengubah posisi
Terapeutik :
1. Tempatkan pada matras/
tempat tidur terapeutik yang
tepat
2. Tempatkan pada posisi
terpeutik
3. Atur posisi tidur yang disukai
jika tidak ada kontra indikasi
4. Atur posisi untuk mengurangi
sesak mis semifowler
5. Atur posisi drainage posisikan
pada kesejajaran tubuh yang
tepat
6. Tinggikan tempat tidur bagian
kepala
7. Motivasi terlibat dalam
perubahan posisi sesuai
kebutuhan
8. Hindari menempatkan pada
posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
9. Hindari posisi yang
menimbulkan ketegangan
pada luka
10. Minimalkan gesekan dan
tarikan saat perubahan posisi
Edukasi :
1. Informasikan saat akan
dilakukan perubahan posisi
2. Ajarkan cara menggunakan
postur yang baik dan
mekanika tubuh yang baik
selama melakukan perubahan
posisi
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi jika perlu

Defisit Pengetahuan Tingkat pengetahuan EDUKASI MOBILISASI


(D. 0111) Kriteria hasil : (I.12394)
1. Perilaku sesuai anjuran Tindakan
meningkat Observasi :
2. Kemampuan menjelaskan 1. Identifikasi kesiapan dan
sesuai topik meningkat kemampuan menerima
3. Kemampuan informasi
menggambarkan 2. Identifikasi indikasi dan
pengalaman sebelumnya kontra indikasi mobilisasi
yang sesuai dengan topic
meningkat Terapeutik :
4. Perlaku sesuai dengan 1. Identifikasi kersiapan dan
pengetahuan meningkat kemapuan menerima
5. Pertanyaan tentang informasi
masalah yang dihadapi 2. Identifikasi indikasi dan
menurun kontraindikasi mobilisasi
6. Persepsi yang keliru 3. Monitor kemajuan pasien
terhadap masalah dalam melakukan mobilisasi
menurun Edukasi :
1. Jelaskan prosedur dan tujuan
indikasi dan kontraindikasi
mobilisasi dan dampak
imobilisasi
2. Ajarkan cara mengidentifikasi
kemampuan mobilisasi
(seperti kekuatan otot , rentang
gerak)
3. Demonstrasikan cara
mobilisasi ditempat tidur (mis
mekanika tubuh, posisi pasien
di geser kea rah berlawanan
dari arah posisi yang akan
dimiringkan, teknik-teknik
memiringkan penempatan
posisi bantal sebagai
penyangga)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

TANGGAL
IMPLEMENTASI DX EVALUASI
JAM

03-11-2021  MengIdentifikasi lokasi, I S ( Subjektif )


karakteristik,durasi, frekuensi,  Klien mengeluh nyeri pada area
09.00 -10.00
kualitas, intensitas nyeri femur
 MengIdentifikasi skala nyeri O ( Objektif )
 MengIdentifikasi respon nyeri  Femur klien terlihat bengkak
nonverbal  Klien masih tampah meringis
 MengIdentifikasi faktor yang kesakitan dengan skala 8
memperberat dan memperingan  TD : 130/70 N : 90 X /menit S :
nyeri 36 oC RR : 20 X ?/menit
 Berikan tekhnik non farmakologis A : Masalah Nyeeri Akut belum
untuk mengurangi rasa nyeri mis teratasi
tarik nafas dalam P: Lanjutkan intervensi
 MenJelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri. S ( Subjektif )
II
 MengIdentifikasi toleransi fisik  Klien mengeluh nyeri pada area
melakukan ambulasi femur
 MengMonitorfrekuensi jantung  Klien mengatakan kaki yang
dan tekanan darah sebelum mengalami patah tidak bisa di
memulai ambulasi angkat dan di gerakkan namun
 MenJelaskan tujuan dan hanya bisa menggerakkan jari jari
prosedurambulasi kakinya saja
 Memonitor status oksigenisasi
sebelum dan sesudah mengubah O ( Objektif )
posisi  Femur klien terlihat bengkak
 Menempatkan pada matras/ tempat  Kaki tidak bisa di gerakan
tidur terapeutik yang tepat maupun digeser hanya bisa
 Menempatkan pada posisi menggerakkan jari jari kaki
terpeutik  Kekuatan otot 1 ( hanya bisa
 Mengatur posisi tidur yang disukai menggerakkan jari)
jika tidak ada kontra indikasi  Klien masih tampak meringis
 Mengaatur posisi untuk kesakitan dengan skala 8 TD :
mengurangi sesak mis semifowler 130/70 N : 96 X /menit S : 36 oC
 Mengaatur posisi drainage RR : 20 X / menit
posisikan pada kesejajaran tubuh A : Masalah Gangguanan mobilitas
yang tepat fisik belum teratasi
 Meninggikan tempat tidur bagian P : Lanjutkan intervensi
kepala
II
 Memotivasi terlibat dalam S ( Subjektif )
perubahan posisi sesuai kebutuhan  Klien sudah tidak menanyakan
 Menghindari menempatkan pada pada perawat apakah kakinya bisa
posisi yang dapat meningkatkan sembuh lagi atau tidak
nyeri
 Hindari posisi yang menimbulkan O ( Objektif )
ketegangan pada luka  Femur klien terlihat bengkak
 Minimalkan gesekan dan tarikan  Kaki tidak bisa di gerakan
saat perubahan posisi  TD : 140/70 N : 96 X /menit S :
 MengInformasikan saat akan 37,8 oC RR : 22 X ? menit
dilakukan perubahan posisi A. Masalah Defisit Pengetahuan
 Mengajarkan cara menggunakan teratasi sebagian
postur yang baik dan mekanika P :Intervensi dihentikan.
tubuh yang baik selama melakukan
perubahan posisi
 Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
 Identifikasi indikasi dan kontra
indikasi mobilisasi
 Mengidentifikasi kersiapan dan
kemapuan menerima informasi
 Mengidentifikasi indikasi dan
kontraindikasi mobilisasi
 Memonitor kemajuan pasien dalam
melakukan mobilisasi
 MenJelaskan prosedur dan tujuan
indikasi dan kontraindikasi
mobilisasi dan dampak imobilisasi
 Mengajarkan cara
mengidentifikasi kemampuan
mobilisasi (seperti kekuatan otot ,
rentang gerak)

INTRA OPERATIF

S ( SUBJEKTIF )
 Klien dalam kondisi pembiusan Regional
O ( OBJEKTIF )
 Klien nampak terlentang di meja operasi
 TD : 100/59 mmhg N : 51 x/menit S : 36,5 oC, RR : 19, O2 Sat : 97%
Data Etiologi Masalah
S ( Subjektif ) Operasi Resko tinggi Syok
 Klien dalam kondisi pembiusan Hipovolemik
Regional Banyak jaringan dan
O ( Objektif ) tulang terputus
 Klien nampak terlentang di meja
operasi Perdarahan
 TD : 100/59 mmhg N : 51 x/menit S :
36,5 oC, RR : 19, O2 Sat : 97% Syok Hipovolemik
 Darah dari tabung suction 750 cc

Diagnosa keperawatan
Resiko tinggi syok hipovilemik

PLANNING /PERENCANAAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
1. Resiko perdarahan Tingkat perdarahan PENCEGAHAN PERDARAHAN (I. 02067)
Tindakan
(D.0012) Kriteria hasil :
Observasi :
7. Kelembaban membrane 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
2. Monitor nilai hematocrit / hemoglobin sebelum
mukosa sedang dan setelah kehilangan darah
8. Hematuria menurun 3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
4. Monitor koagulasi ( prothrombin time (PT),
9. Distensi abdomen menurun partial thromboplastin time (PTT), fibrinogen,
degradasi fimbrin dan/platelet)
10. Perdarahan pasca operasi
Terapetik :
menurun
1. Pertahankan bed rest selama perdarahan
11. Hemoglobin meningkat 2. Batasi tindakan invasive, jika perlu

12. Kekentalan darah cukup Edukasi


1. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
membaik
2. Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
13. Tekanan darah membaik menghindari konstipasi
3. Anjurkan segera melapor jika terjadi
14. Denyut nadi apical membaik perdarahan
15. Suhu tubuh membaik Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdahan, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian pelunak tinja

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI INTRA OPERATIF


TANGGAL
IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM

03-11-2021  Memonitor tanda dan gejala S ( Subjektif )


perdarahan  Klien masih dalam kondisi
10.00 -12.00
 Memonitor nilai hematocrit / pembiusan Regional
hemoglobin sebelum dan setelah O ( Objektif )
kehilangan darah  Klien nampak terlentang di meja
 Pertahankan bed rest selama operasi
perdarahan  TD : 110/59 mmhg N : 84 x/menit
 Batasi tindakan invasive, jika perlu S : 36,5 oC, RR : 16 x/menit O2
 Kolaborasi pemberian produk Sat : 97%
darah  Kapilarry refil < 2 detik.
 Darah dari tabung suction 750 cc
A : Maslah resiko tinggi Syok
Hipovolemik tidak terjadi
P : Intervensi dihentikan

POST OPERASI

S ( Subjektif )
 Klien dalam pengaruh obat bius
O ( Objektif )
 Keadaan umum lemah
 TD : 125/85 mmhg N : 86 x/menit S : 36,5 RR 24 x/ menit O2 Sat 98%
 Klien terdapat luka operasi panjang 30 cm
 Terpasang drain
 Terpasang DC

ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
S ( Subjektif ) Operasi Resiko infeksi
Klien dalam
pengaruh obat bius Banyak jaringan dan
O ( Objektif ) tulang terputus
 Keadaan umum
lemah Resiko Infeksi
 TD : 125/85 mmhg
N : 86 x/menit S :
36,5 RR 24 x/
menit O2 Sat 98%
 Klien terdapat luka
operasi panjang 30
cm
 Terpasang DC

Diagnosa Keperawatan
Resiko Infeksi (D.0142)
INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
1. Resiko Infeksi Kontrol infeksi PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539)
(D.0142) Kriteria hasil : Tindakan
1. Elastisitas kulit meningkat Observasi :
2. Hidrasi meningkat 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
3. Perfusi jaringan meningkat sistemik
4. Kerusakan jaringan menurun Terapeutik :
5. Kerusakan lapisan kulit 1. Batasi jumlah peengunjung
menurun 2. Berikan perawatan kulit pada area edema
6. Nyeri menurun 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
7. Perdarahan menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
8. Kemerahan menurun 4. Pertahankan tekhnik aseptic pada pasien
9. Hematom menurun beresiko tinggi
10. Pigmentasi abnormal menurun Edukasi :
11. Jaringan parut menurun 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
12. Nekrosis menurun 2. Ajarkan car amencuci tangan dengan benar
13. Suhu kulit membaik 3. Ajarkan etika batuk
14. Sensasi membaik 4. Ajarkan cara memerikasa kondisi luka atau
15. Tekstur kulit membaik luka operasi
16. Pertumbuhan rambut membaik 5. Anjurkan meningkatkan supan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI POST OPERATIF

TANGGAL
IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM

03-11-2021  Membatasi jumlah peengunjung S ( Subjektif )


 Memberikan perawatan kulit pada area  Klien masih dalam pengaruh
12.00 -15.00 edema obat bius
O ( Objektif )
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah
 Keadaan umum masih tampak
kontak dengan pasien dan lingkungan lemah
pasien  TD : 120/80 mmhg N : 80
 Mempertahankan tekhnik aseptic pada x/menit S : 36, RR 24 x/ menit
O2 Sat 98%
pasien beresiko tinggi
 Klien terdapat luka operasi
 Menjelaskan tanda dan gejala infeksi panjang 30 cm
 Anjurkan meningkatkan supan nutrisi  Luka post op tampak bersih
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan dan selama 2 hari kedepan
belum boleh dibuka ataupun di
ganti perban
 Terpasang DC
A : Maslah resiko infeksi belum
terjadi
P : Intervensi dipertahankan dan
dilanjutkan serta di overkan ke
perawat ruangan

Anda mungkin juga menyukai