PR DENGAN OSTEOARTHRITIS
DI KLINIK LATU USADHA TANGGAL 10 DESEMBER 2022
A. Identitas pasien
Nama Pasien : Ny. PR
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No Rm : 2983456
Dx Medis : Osteoarthritis
B. Keadaan Umum
TD : 110/80mmHg
Suhu : 36,5
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4,V5,M6
Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri pada lutur kiri
C. Data Fokus
1. Data Subjektif : Pasien mengatakan nyeri pada lutut kiri, pasien mengatakan sakitnya
sudah 2 bulan yang lalu namun hilang timbul dengan skala nyeri 6 (0-10), pasien mengatakan nyeri
bertambah ketika berjalan dan duduk.
2. Data Objektif : Pasien tampak meringis TD : 110/80mmHg Suhu : 36,5 Nadi :
80x/menit RR : 20x/menit
D. Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut, Defisiensi Pengetahuan
E. Recana Keperawatan
F. Implementasi
NO Tgl/Jam NO Implementasui Evaluasi Nama/Ttd
DX
1 Rabu, 30 1 Mengkaji nyeri pasien DS : - Pasien mengeluh
November secara komprehensif bokong kiri hingga ujung
Pukul termasuk lokasi, kaki kiri terasa panas dan
17.30 karakteristik, durasi, nyeri - Pasien mengatakan
WITA frekuensi, kualitas dan tidak nyaman dengan
faktor presipitasi, keadaannya sehingga
Menggunakan teknik menggangu aktivitas pasien
komunikasi terapeutik untuk DO : - Nyeri : ada P :
mengetahui pengalaman Ischialgia Q : Seperti ditusuk-
nyeri pasien tusuk R :Dari bokong kiri
menjalar hingga ujung kaki
kiri S : 3 (0-10) T : Hilang
timbul - Pasien tampak
menahan rasa sakit
17.35 1 Mengontrol lingkungan DS : Pasien mengatakan
yang dapat mempengaruhi lingkungan sudah cukup
nyeri seperti suhu ruangan, nyaman DO : Pasien tampak
pencahayaan dan kebisingan lebih tenang saat akan
menjalani pemeriksaan
17.37 1 Mengajarkan teknik DS : Pasien mengatakan
relaksasi nafas dalam merasa lebih nyaman dan
tenang DO : Pasien tampak
melakukan relaksasi nafas
dalam dan pasien tampak
lebih tenang
17.40 1 Melakukan terapi akupuntur DS : Pasien mengatakan
pada titik: - Huantiao/Huan nyeri yang dirasakan
Tio (GB 30) - Chengfu/Cen berkurang setelah
Fu (BL 50) - Yinmen/In mendapatkan terapi
Men (BL 51) - Fengshi/ akupuntur DO : Pasien
Fung Se (GB 31) - tampak tenang, skala nyeri 2
Chengsan/ Ceng San (BL (0- 10)
57) - Weizhong/ Wei Cang
(BL 54)
17.45 2 Mengkaji tingkat DS : Pasien mengatakan
pengetahuan pasien tentang hanya mendapat informasi
ischialgia dari terapis bahwa sakit yang
dialami saat ini berhubungan
dengan syaraf pada bagian
kaki, namun pasien
mengatakan kurang
mengetahui tentang cara
mencegah sakit yang
dirasakan saat ini dan
komplikasi dari sakitnya ini
DO : Pasien tampak
kooperatif dan antusias
17.48 2 Memberikan HE mengenai DS : Pasien mengatakan
perjalanan penyakit pasien sudah mengerti tentang
yang membuat bokong penjelasan yang diberikan
hingga ujung kaki kiri DO : Pasien tampak
pasien terasa panas dan mendengarkan penjelasan
nyeri yang diberikan
17.53 2 Memberi informasi DS : Pasien mengatakan
mengenai komplikasi pada sudah memahami tentang
penyakit ischialgia komplikasi dari penyakit
ischialgia DO : Pasien
tampak mendengarkan
penjelasan yang diberikan
dan mampu menyebutkan
komplikasi dari ischialgia
17.55 2 Memberi kesempatan pasien DS : Pasien mengatakan
untuk bertanya ingin mengetahui halhal yang
dapat memperburuk
ischialgia DO : Pasien
tampak antusias bertanya
17.57 2 Memberi informasi DS : Pasien mengatakan
mengenai cara agar tidak sudah memahami tentang
memperburuk ischialgia hal-hal yang dapat
dengan cara g. Hindari memperparah ischialgianya
banyak membungkukkan DO : Pasien tampak antusias
badan. h. Hindari sering mendengarkan penjelasan
mengangkat barang-barang yang diberikan dan pasien
berat. i. Segera istirahat jika mampu menyebutkan
telah merasakan nyeri saat kembali hal-hal yang dapat
berdiri atau berjalan. j. Saat memperparah ischialgianya
duduk lama diusahakan kaki
disila bergantian kanan dan
kiri atau menggunakan kursi
kecil untuk menumpu kedua
kaki. k. Saat menyapu atau
mengepel lantai pergunakan
gagang sapu atau pel yang
panjang, sehingga saat
menyapu atau mengepel
punggung tidak
membungkuk. l. Jika
hendak mengambil barang
dilantai, usahakan
punggung tetap lurus, tapi
tekuk kedua lutut untuk
menggapai barang tersebut.
18.00 1 Mengkolaborasikan DS : Pasien mengatakan akan
pemberian obat oral : Rosic meminum obat secara teratur
20 mg 3x1 Allopurinol 100 DO : Pasien menerima obat
mg 2x1 Paracetamol 500
mg 3x1
G. Evaluasi
NO Hari,Tgl Diagnosa Catatan Perkembangan Keterangan Nama/Ttd
/Jam
1 Selasa, 30 Nyeri kronis S : Pasien mengatakan Teratasi
November nyeri sudah berkurang,
18.00 pasien mengatakan
WITA merasa lebih nyaman
setelah mendapatkan
terapi
O : Pasien tampak
tenang, pasien mampu
mengontrol nyeri
dengan relaksasi nafas
dalam Skala nyeri : 2 (0-
10)
A : Nyeri kronis
P : Pertahankan kondisi
pasien, anjurkan
relaksasi nafas dalam
saat merasa nyeri,
anjurkan pasien
mengonsumsi obat
Rosic 20 mg 3x1,
Allopurinol 100 mg 2x1,
Paracetamol 500 mg 3x1
2 Rabu, 30 Defisiensi S : Pasien mengatakan Teratasi
November Pengetahuan sudah memahami dan
18.00 mengetahui tentang
WITA ischialgia, cara
mencegah dan
mengatasi ischialgia
serta komplikasinya.
O : Pasien mampu
mengulangi penjelasan
yang telah diberikan
seperti cara agar
ischialgia tidak
memburuk seperti
menghindari
banyak
membungkukkan badan
dan menghindari sering
mengangkat barang-
barang berat.
A : Defisiensi
pengetahuan P :
Anjurkan pasien untuk
segera istirahat jika telah
merasakan nyeri saat
berdiri atau berjalan
H. Cupping Therapy
1. Pengertian Cupping Therapy
Dapat disimpulkan definisi dari Cupping Therapy adalah metode pengobatan kuno yang
dapat diartikan sebagai perisiwa penghisaban yang dimulai dari penyayatan kulit hingga
proses pengeluaran darah yang terkontaminasi oleh racun, dan darah ditampung ke dalam
wadah yang berupa gelas ataupun plastik. (Hamid, Hardono, Hermawan, Janu, & Wahyudi,
2020) (Al-Bedah A. , et al., 2019) (A' Umar, 2008)
2. Macam-Macam Cupping Therapy
Wet Cupping Therapy (WCT) adalah salah satu dari teknik Cupping Therapy yang dalam
prosesnya menggunakan sayatan untuk mengeluarkan darah pada kapiler epidermis. Teknik
WCT ini akan pengeluarkan beberapa patogen dalam tubuh, salah satunya adalah darah stasis
(Ridho, 2016).
Dry Cupping Therapy (DCT) merupakan salah satu teknik Cupping Therapy yang dalam
prosesnya tanpa mengeluarkan darah. Walaupun DCT ini tidak mengeluarkan darah, tetapi
teknik ini mengeluarkan sejumlah energi. Sehingga diperlukan kehati-hatian untuk orang
yang mempunyai energi yang lemah (Ridho, 2016)