Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN RASA

NYAMAN DENGAN KASUS CHOLELITIASIS


DIRUANGAN ASOKA RSUD UNDATA PALU

DI SUSUN OLEH :

NAMA: WILDA DJABU

CI LAHAN CI INSTITUSI

Ns. Elifa Ihda Rahmayanti, S.Kep., M.Kep Ns. Siti Yartin, S.Kep.,M.Kep
NIK: 20120901025 NIK: 20210902025

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
2023
KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

A. KONSEP KEBUTUHAN DASAR


1. Pengertian Kebutuhan Aman Dan Nyaman
kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketetraman (suatu

kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan

adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak

menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan.

Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis.

Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas

dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang berkerja

untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.

2. Anatomi Fisiologi Sistem/fungsi normal rasa aman dan nyaman

Respon nyeri (Nosireceptor) adalah organ tubuh yang berfungsi untuk

menerima rangsangan nyeri. Organ tubuh yang berperan adalah ujung

saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terdapat pada stimulus kuat

yang secara pontensial merusak.

a. Mekanik (mekano sensitif) Kerusakan ujung saraf bebas akibat

trauma karena benturan atau gerakan.

b. Thermis (thermo sensitif): Rangsangan panas atau dingin yang

berlebihan

c. Kimia (khemo sensitif) : Rangsangan zat kimia berupa bradikinin,

serotinin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim


proteolitik.

Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeri

a. Serabut delta A (menusuk dan tajam): Pada kulit dan otot bermielin

halus, garis tengah 2-5 mm, kecepatan 6-30 m/detik.

b. Serabut delta C (panas & terbakar): Dalam otot, tidak bermielin, garis

tengah 0,4 1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik (Andarmoyo, Sulistyo,

2013).

c. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah

mengalaminya. International Association for Study of Pain (IASP),

nyeri adalah sensasi subyektif dan emosional yang tidak

menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual

maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya

kerusakan.

3. Perubahan Fungsi

a. Perubahan emosi

Kondisi psikis dengan kecemasan, depresi, dan marah akan mudah

mempengaruhi keamanan dan kenyamanan

b. Perubahan Status mobilisasi

Status fisik dengan keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot,

dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko cedera

c. Gangguan Persepsi Sensori


Adanya gangguan persepsi sensori yang akan mempengaruhi adaptasi

terhadap rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan

penglihatan

d. Perubahan Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran yang menurun, pasien koma menyebabkan respon

terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.

e. Perubahan Status nutrisi

Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah

menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap

penyakit tertentu.

4. Pemeriksaan fisik

Ekspresi wajah

a. Menutup mata rapat-rapat

b. Membuka mata lebar-lebar

c. Menggit bibir dibawah

Verbal

a. Menangis

b. Berteriak

Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah

b. Nadi

c. Pernapasan

d. Suhu
5. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan dengan skala nyeri

b. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan

misalnya diabdomen

c. Rontgen untuk mengetahui tulang yang abnormal

d. Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik

lainnya

e. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah diotak .

f. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang

pemeriksaan fisik lainnya

g. Pemeriksaan radiografi panoramik untuk melihat gigi impaksi

h. Pemeriksaan foto toraks

i. cone beam computed tomography. Pencitraan ini dapat memberikan

gambaran tiga dimensi dari sudut dan posisi gigi molar tiga, serta

hubungannya dengan struktur anatomis lain yang berdekatan

dengannya.

6. Tindakan Penanganan

a. Penatalaksanaan keperawatan

1) Monitor tanda-tanda vital

2) Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri

3) Distraksi dan ajarkan tehnik relaksasi

4) Kompres hangat
b. Penatalaksanaan medis

1) Pemberian analgetik

Obat Pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total.

Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan

sadar

2) Pemberian obat ANS (anti inflamasi non seteroid)

Aspirin dan ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di

ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat

mediator inflamasi yang dihasilkan luka

B. Konsep Keperawatan Teoritis

1. Pengkajian Keperawatan

Data-data yang dikumpul atau dikaji meliputi :

a. Data Umum Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan

data tentang biodata pasien (umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,

pendidikan) Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan

pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan

pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya

terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat

berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya atau

penyakitnya.

b. Keluhan Utama Dan Riwayat Keluhan Utama Merupakan keluhan

yang dirasakan pasien, sehingga menjadi alasan pasien dibawa ke

Rumah Sakit.
c. Riwayat Penyakit (Keluhan) Sekarang

Merupakan lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan

nyaman. Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik dan

psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan

atau kelangsungan hidup pasien. Keamanan yang ada dalam

lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan

cedera yang akan mempenngaruhi rasa aman dan nyaman pasien, atau

kronologis dari penyakit yang diderita saat ini mulai awal hingga di

bawa ke RS secara lengkap meliputi: PQRST.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Dalam pengkajian ini, perawat perlu mengetahui data-data mengenai

rekam kesehatan pasien masuk rumah sakit. misalnya ada luka bekas

operasi/bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi

secara langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman

pasien.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Menanyakan riwayat penyakit keluarga adalah salah satu bagian dari

anamnesis. Informasi yang diperoleh dari anamnesis merupakan

bagian yang penting dalam menentukan diagnosis. Perawat perlu

mengkaji tentang faktor herediter atau Riwayat ini bisa dapat

menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman, karena dengan

adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit

sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.


2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)

b. Ansietas (D.0080)
3. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional
1 Nyeri akut berhubungan Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238) 1. dapat mengetahui karakteristik nyeri
dengan agen pencedera Setelah dilakukan Observasi yang dialami pasien
fisiologis (D.0077) intervensi keperawatan 1. Identifikasi lokasi, 2. pasien dapat memeberitahukan kepada
selama 3 x 24 jam karakteristik, durasi, frekuensi, perawat terhadap nyeri yang dirasakan
diharapkan tingkat nyeri kualitas, intensitas nyeri menggunakan ekspresi
menurun dengan kriteria 2. Identifikasi nyeri non verbal 3. dapat mengurangi faktor yang dapat
hasil : 3. Identifikasi faktor yang memperberat nyeri
a. Keluhan nyeri memperberat nyeri 4. dapat mengurangi serta meringankan
menurun Terapeutik nyeri yang di alami pasien
b. Meringis menurun 4. Berikan teknik non 5. istirahat dan tidur bisa menjadi teknik
c. Mual dan muntah farmakologis untuk mengurangi pengalihan nyeri yang dialami pasien
menurun nyeri (teknik relaksasi nafas 6. pasien dapat mengetahui tentang nyeri
dalam, guided imaginery) yang dirasakannya
5. Fasilitas istirahat dan tidur 7. pasien dapat mengurangi nyeri dengan
Edukasi mandiri
6. Jelaskan penyebab, periode 8. Pasien dapat mempraktekkan teknik
dan pemicu nyeri nonfarmakologis untuk mengurangi
7. Jelaskan strategi meredakan nyeri yang dialami
nyeri 9. Analgetik sebagai teknik farmakologis
8. Anjurkan melakukan teknik untuk mengurangi nyeri.
non farmakologis secara mandiri
Kolaborasi
9.Kolaborasi pemberian
analgetik

2 Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas (1.09314) 1. Untuk mengetahui apakah pasien
(L.09093) Observasi memiliki ansietas ringan, sedang,
Setelah dilakukan 1. Identifikasi saat tingkat atau berat
intervensi keperawatan ansietas beruba 2. Dapat menjadi indikator untuk
selama 3x24 jam 2. Identifikasi kemampuan menentukan tingkat ansietas dari
diharapkan tingkat ansietas mengambil keputusan pasien
membaik dengan kriteria 3. Monitor tanda-tanda 3. Dapat mengetahui apakah ansietas
hasil : ansietas pasien semakin bertambah atau
1. Verbalisasi Terapeutik semakin menurun.
khawatir akibat 4. Ciptakan suasana 4. Bina hubungan saling percaya
kondisi yang terapeutik untuk dapat menimbulkan perasaan
dihadapi menurun menumpuhkan nyaman dan bisa membuat pasien
2. Perilaku gelisa kepercayaan terbukan dengan perawat
menurun 5. Temani pasien untuk 5. Menemani dan mengajak pasien
3. Perilaku tegang mengurangi kecemasan, untuk bercerita dapat mengalihkan
menurun jika perlu pasien dari kecemasan yang
6. Pahami situasi yang dialaminya
membuat ansietas 6. Dapat menentukan hal yang dapat
Edukasi memperberat ansietas dari pasien,
7. Anjurkan dan mencegah ansietas semakin
mengungkapkan berat
perasaan dan persepsi 7. Agar pasien dapat terbuka dengan
8. Latih kegiatan perasaan serta kondisi saat ini yang
pengalihan untuk menyebabkan pasien ansietas
mengurangi ketegangan 8. Dapat mengalihkan ansietas yang
9. Latih teknik relaksasi dialami pasien
Kolaborasi 9. Teknik relaksasi dapat membuat
10. Kolaborasi pemberian pasien rileks dan dapat melupakan
obat antiansietas, jika ansietas yang dialaminya
perlu 10. Obat ansietas hanya diperlukan jika
pasien memiliki cemas yang berat,
dan dengan persetujuan dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Kariasa Made, 2019, Asuhan Keperawatan Klien Epilepsi,
FIK-UI, Jakarta.

Luckman and Sorensen S, 2018, Medikal Surgical Nursing


Psychology Approach, Fourt Ed, Philadelpia London.

Price S. A and Wilson L. M, 2020, Pathofisiology, Clinical


Concepts of Desease Process, Second Ed, St Louis,
New York.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa


Keperawatan Indinesia Definisi dan Indikator
Diagnostik Edisi 1.Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi


Keperawatan Indinesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus
Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran


Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus
Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai