Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA TN.

H
DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
(POST OPERASI OPEN FRACTURE) DI RUMAH SAKIT X
TAHUN 2022

ANGGI PRATAMA
KONSEP
FRAKTUR

1. Syok
2. Infeksi
1. Kelemahan pada daerah
3. Nekrosis vaskuler
fraktur .
2. Nyeri bila ditekan atau 4. Malonian
1. Trauma bargerak 5. Non Union
2. Tekanan Berulang 3. Krepitasi 6. Delayed union
4. Deformitas 7. Kerusakan arteri
5. Perdarahan (eksternal 8. Sindroma kompartemem
atau internal)
9. Sindroma emboli lemak.
6. Syok
Definisi
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang
utuh, kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana
terdapat tekanan yang berlebihan (Nur Hidayat, 2021)
Sumber (Nurarif, 2015)

Pathway
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
 Nama : Tn.H 3. Pemeriksan Fisik
 Usia : 47 rontgen sinar x ray,MRI,PCI
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Wiraswasta
4. Terapy
 Suku/ Bangsa : Sunda . Indonesia Terapi dapat dilakukan dengan bidai untuk
 Agama : Islam menopang tulang yang patah dan analgetik
 Alamat : No. 4 Jl.Pacet, Cipanas, Jawa Barat.
 Diagnosa Medis : Post Open Fraktur
untuk menahan rasa nyeri.
 No. RM : 1920039

2. Riwayat Penyakit
 Keluhan Utama
Pasien mengatakan sakit pada kaki kirinya

 Riwayat Penyakit Sekarang


Tn.H masuk RSUD karena mengalami kecelekaan lalau lintas,saat
dikaji pasien mengatakan sakit pada kaki kirinya,nyeri skala nyeri 7
dari 1-10 durasi nyeri berlangsung terus menerus.

3. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi,diabetes mellitus, jantung.
B. Analisa Data
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

▶ Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d pasien mengatakan


nyeri pada area kaki kirinya yang pasca operasi pemasangan
pen karena fraktur akibat kecelakaan.
▶ Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot d.d
pasien takut menggerakan kedua kakinya.
▶ Gangguan intergritas kulit dan jaringan b.d keamanan dan
proteksi
d.d Pasien mengatakan takut untuk menggerakan kaki kirinya
karena takut memperparah luka berkas operasi pada kakinya
yang belun sembuh total.
▶ Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif
D. INTERVENSI
No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi
1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan 1.manajemen nyeri
2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Gangguan mobilitas
pencedera fisik tindakan keperawatan 1.Identifikasi lokasi
fisik b.d penurunan pengkajian selama 1.Identifikasi adanya nyeri
DS : klien mengeluh selama 3x24 jam karakter,
kekuatan otot 3 x 24 jam diharapkan atau keluhan fisik lainnya
nyeri bagian kaki kiri diharapkan nyeri pada durasi,frekuensi ,kualitas,int
gangguan mobilitas 2. monitor kondisi umum
nyeri terasa seperti di pasien menurun ensitas nyeri
DS : pasien mengatakan fisik meningkat selama melakukan
tusuk - tusuk,skala dengan keriteria 2.Identifikasi skla nyeri
tidak dapat dengan kriteria hasil : mobilisasi
nyeri 7 (1-10) nyeri hasil : 3.Identifikasi faktor yang
menggerakan kaki 1. Pergerakan 3.Fasilitasi aktivitas
yang dirasakan hilang 1.Nyeri menurun dari memperberat nyeri dan
timbul 1 ke level 4 cukup memperingan nyeri kirinya akibat luka ekstremitas dari 1 mobilisasi dengan alat

DO : pasien terlihat menurun 4.berikan teknik non pasca operasi fraktur menurun ke 4 bantu

meringis kesakitan 1.Meringis menurun farmakologis untuk tibia. cukup meningkat 4.Libatkan keluarga untuk

dan gelisah. dari 1 ke level 3 sedang mengurangi rasa nyeri 2. Kekuatan otot dari membantu pasien dalam

1.Sikap protektif dari Kontrol lingkungan yang DO : klien terlihat tidak 1 menurun ke 4 mengungkapkan pergerakan
level 2 cukup memperberat nyeri dapat cukup meningkat 5.Anjurkan melakukan
meningkat ke level 4 1.Anjurkan memonitor melakukanaktivitas. mobilisasi dini
1.Gelisah menurun nyeri secara mandiri Kekuatan otot klien 3. Rentang gerak
dari 1 cukup 2.Anjurkan teknik no tampak menurun kaki (rom) dari 1
meningkat ke 3 farmakologis untuk kirinya terdapat luka menurun ke 4
sedang mengurangi rasa nyeri pasca operasi fraktur. cukup meningkat
3.olaborasi pemberian
analgesik, jika perlu
No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi
3. Gangguan integritas Setelah dilakukan Perawatan Luka 4. Resiko infeksi d.d efek Setelah dilakukan Perawatan luka infeksi
kulit dan jaringan b.d tindakan keperawatan 1. Monitor karakteristik prosedur invasif tindakan keperawatan Observasi
keamanan dan proteksi selama 3 x 24 jam luka Ds : selama 3 x 24 jam -periksa lokasi insisi adanya

d.d diharapkan 2. Monitor tanda-tanda - pasien mengatakan diharapkaninfeksi kemerahan,atau tanda –

Ds : 1. Penyatuan luka infeksi takut luka pasca operasi menurun. tanda dehisen atau eviserasi
nya semakin parah dan Kemerahan - identifikasi karakteristik
Pasien mengatakan meningkat dari 3. Jelaskan tanda dan
berakibat diamputasi diharapkan menurun drainase
takut untuk level 2 (cukup gejala infeksi
dari level 4 cukup - monitor proses
menggerakan kaki menurun) ke 4. Pasang balutan sesuai
Do : meningkat ke level 2 penyembuhan area insisi
kirinya karena takut level 4 (cukup jenis luka
- pasien terlihat cukup menurun. - monitor tanda dan gejala
memperparah luka meningkat) 5. Bersihkan menggukanan
memiliki bekas luka Nyeri menurun dari infeksi
berkas operasi pada 2. Nyeri meningkat NaCl atau pembersih pasca operasi fraktur level2 cukup Terapetik :
kakinya yang belun dari level 3 nontoksik, sesuai yang dijalani nya 3 hari meningkat ke level 4 - bersihkan area insisi
sembuh total (sedang) ke level kebutuhan yang lalu cukup menurun. dengan pemebersih yang
- 2 (cukup
p 6. Ajarkan prosedur - luka pasien Nampak Bengkak menurun tepat
Do: meningkat) perawatan luka secara membaik ditandai dari level 2 cukup - usap area insisi dari area
Pasien nampak gelisah 3. Peradangan mandiri dengan tidak adanya meningkat ke level 4 yang bersih menuju area
dan ketakutan karena meningkat dari tanda tanda infeksi cukup menurun. yang kurang bersih

penyakit yang diderita level 3 (sedang) seperti - berikan salep


rubor,dolor,kalor,tumor antiseptic,jika perlu.
nya akibat pasca operasi Ke level 4
dan perubahan fungsi - ganti balutan luka sesuai
akibat fraktur tulang (cukup menurun)
jadwal.
tibia kirinya
Edukasi :
-jelaskanprosedur kepada
pasien,dengan
menggunakan alat bantu.
- ajarkan meminimalkan
tekanan pada tempat infeksi
- ajarkan cara merawat
insisi.
E. Implementasi
No Dx. Kep Hr/Tgl/Jam Implementasi Evaluasi

1. Nyeri akut b.d 12.03.2023 (minggu) Saya ambil dari beberapa S


agen pencedera Pukul : 10.00 WIB implementasi yaitu
fisiologis 1. Mengidentifikasi lokasi Pasien mengatakan nyeri masih terasa
karakter,durasi,frekuensi,kualitas,int
DS : klien Pasien mengatakan nyerinya terus menerus
ensitas,nyeri
mengeluh nyeri setelah operasi fraktur sejak 3 hari yang lalu.
2. Mengidentifikasi skala nyeri
bagian kaki 3. Memberikan teknik non
pasca operasi farmakologis untuk mengurangi rasa
fraktur,nyeri nyeri P=nyeri kaki
terasa seperti di 4. Menganjurkan tekhnik non
tusuk – tusuk farmakologis untuk mengurangi rasa Q=seperti di tusuk - tusuk
,skala nyeri 7 (1- nyeri seperti kompres Kolaborasi
10) nyeri yang R= area kaki bagian kiri pasca operasi
pemberian analgesik jika perlu
dirasakan terus
S=skala nyeri (6)
menerus
T=nyeri hebat, hilang timbul
DO : pasien
nampak gelisah O
dan meringis
akibat nyeri nya. Pasien tampak meringis kesakitan skala 7

A=nyeri akut b. d agen pen cedera fisik


belum terasi

P= lanjutkan intervensi

1. Identifikasi lokasi karakter durasi


frekuensi kualitas intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Anjurkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
2. Gangguan mobilitas 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau S
fisik b.d penurunan keluhan fisik lainya
kekuatan otot. 2. Memonitor kondisi umum -pasien mengatakan masih lemas
3. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi
DS : klien -pasien mengatakan ketika duduk harus
dengan alat bantu
mengatakan nyeri dibantu(diangkat)
4. Memlibatkan kelurga untuk
dan tidak dapat membatu pasien dalam O
menggerakan kaki mengungkapkan pergerakan
kiri nya pasca 5. Menganjurkan melakukan Pasien tampak berbaring lemas
operasi fraktur 3 melakukan mobilisasi dini
hari yang lalu A
akibat fraktur.
Gangguan mobilitas fisik bd penurunan
DO : klien terlihat kekuatan otot belum teratasi
tidak dapat
melakukan P
aktivitas.Kekuatan
Lanjutkan intervensi
otot klien tampak
menurun kaki 1. identifikasi adanya nyeri atau
kirinya akibat pasca keluhan fisik lainnya
operasi fraktur. 2. memonitor kondisi umum selama
melakukan mobililasi
3. fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
alat bantu (mis pagar tempat tidur)
4. melibatkan keluarga untuk.
Membantu fasien dalam
meningkatkan pergerakan
5. anjurkan melakukan mobilisasi dini
No Dx. Kep Hr/Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf

1. Nyeri akut 12.03.2023 (minggu) Saya ambil dari beberapa S


b.d agen Pukul : 10.00 WIB implementasi yaitu
Pasien mengatakan nyeri masih
pencedera 1. Mengidentifikasi lokasi
terasa
fisiologis karakter,durasi,frekuensi,k
ualitas,intensitas,nyeri Pasien mengatakan nyerinya terus
DS : klien
2. Mengidentifikasi skala menerus setelah operasi fraktur
mengeluh
nyeri sejak 3 hari yang lalu.
nyeri bagian
3. Memberikan teknik non
kaki pasca
farmakologis untuk
operasi
mengurangi rasa nyeri P=nyeri kaki
fraktur,nyeri
4. Menganjurkan tekhnik non
terasa Q=seperti di tusuk - tusuk
farmakologis untuk
seperti di
mengurangi rasa nyeri R= area kaki bagian kiri pasca
tusuk –
seperti kompres operasi
tusuk ,skala
Kolaborasi pemberian
nyeri 7 (1- S=skala nyeri (6)
analgesik jika perlu
10) nyeri
T=nyeri hebat, hilang timbul
yang
dirasakan O
terus
Pasien tampak meringis kesakitan
menerus
skala 7
DO : pasien
A=nyeri akut b. d agen pen cedera
nampak
fisik belum terasi
gelisah dan
meringis P= lanjutkan intervensi

akibat nyeri
1. Identifikasi lokasi karakter
nya.
durasi frekuensi kualitas
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Anjurkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Resiko infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S : pasien mengatakan merasakan nyeri
b.d keamanan infeksi local dan sistemik pada bagian luka pasca insisi bedah
dan proteksi 2. Memberikan perawatan kulit fraktur tiga hari yang lalu dan merasa nut
D,d pada edema nyutan.
Ds : 3. Mempertahankan teknik
- pasien antiseptic pada pasien berisiko Pasien mengatakan resah akan luka nya
mengatakan takut tinggi semakin parah.
luka pasca 4. Menjelaskan tanda dan gejala
O : Pasien tampak gelisah dan resah akan
operasi nya infeksi
luka nya semakin parah.
semakin parah 5. Menganjurkan meningkatkan
dan berakibat asupan cairan Pasien terlihat nyeri pada luka insisi
diamputasi dikaki nya dengan skala 7.

Do : Luka pasien terlihat kemerahan dan


- pasien terlihat sedikit bengkak.
memiliki bekas
luka pasca Balutan luka pasien terlihat baru saja
operasi fraktur diganti.
yang dijalani nya
A : perawatan luka insisi belum teratasi.
3 hari yang lalu
- luka pasien P : intervensi dilanjutkan.
Nampak
membaik ditandai 1. Memonitor tanda dan gejala
dengan tidak infeksi local dan sistemik
adanya tanda 2. Memberikan perawatan kulit
tanda infeksi pada edema
seperti 3. Mempertahankan teknik
rubor,dolor,kalor, antiseptic pada pasien berisiko
tumor dan tinggi
perubahan fungsi 4. Menjelaskan tanda dan gejala
infeksi
Menganjurkan meningkatkan
asupan cairan
5. Menganjurkan meningkatkan
asupan cairan
F.EVALUASI
Diagnosa Hari/Tgl/Jam Evaluasi 2. Gangguan mobilitas 15.03.2023 S : pasien mengatakan masih tetap aga terasa sulit untuk menggerakan kaki kirinya seperti

Keperawatan fisik b.d penurunan biasa nya sebelum sakit.


kekuatan otot.
1. Nyeri akut b.d 15.03.2023 S : pasien mengatakan nyeri nya sudah mulai hilang ketika dirumah O : pasien terlihat masih tetap membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas mobilisasi
agen pencedera (Rabu) sakit sudah 3 hari dan mendapatkan terapi obat – obatan. DS : klien mengatakan nya
fisiologis O : pasien terlihat lebih tenang dan ceria seperti tidak merasakan nyeri nyeri dan tidak dapat
A : masalah teratasi sebagian
DS : klien kembali menggerakan kaki kiri
nya pasca operasi fraktur P : intervensi dilanjutkan dengan melakukan edukasi ambulasi dengan alat bantu jalan yaitu
mengeluh nyeri A : Masalah teratasi
3 hari yang lalu akibat kruk dan edukasi untuk keluarga pasien agar mendukung dan membantu aktivitas pasien
bagian kaki pasca P : pasien akan segera dipulangkan dan dilanjutkan intervensi tata cara
fraktur.
operasi mengonsumsi obat dan dukungan dari keluarga pasien
fraktur,nyeri DO : klien terlihat tidak
dapat melakukan
terasa seperti di
aktivitas.Kekuatan otot
tusuk – tusuk
klien tampak menurun
,skala nyeri 7 (1-
kaki kirinya akibat pasca
10) nyeri yang operasi fraktur
dirasakan terus
menerus
DO : pasien nampak
gelisah dan meringis
akibat nyeri nya.
3.Gangguan integritas 15.03.2023 S : pasien mengatakan setelah dilakukan perawatan selama 3 hari luka nya sudah mulai 4.Resiko infeksi b.d 15.03.2023 S : pasien mengatakan sudah tidak terasa nyeri berkelanjutan pada luka pasca insisi,namun
kulit dan jaringan b.d membaik tidak merasakan nyeri. keamanan dan proteksi nyeri nya akan kembali ketika ditekan.
keamanan dan proteksi D,d
O : pasien terlihat luka insisi nya tidak mengalami dan adanya tanda – tanda infeksi,luka nya Ds : O : pasien terlihat sudah tenang dan mengerti tentang perawatan luka pasca insisi.
d.d
Ds : beransur membaik dan mengering,pasien dapat istirahat tenang,dan luka nya terawat - pasien mengatakan
A : intervensi dilanjutkan
takut luka pasca operasi
Pasien mengatakan takut A : masalah teratasi nya semakin parah dan P: intervensi dilanjutkan dengan edukasi perawatan luka pasca insisi pada pasien untuk
untuk menggerakan kaki berakibat diamputasi mencegah infeksi.
P : intervensi dilanjutkan dengan edukasi kepada keluarga nya untuk medukung merawat
kirinya karena takut
luka insisi pada kaki kanan pasien yang belum sembuh total. Do :
memperparah luka
- pasien terlihat memiliki
berkas operasi pada
bekas luka pasca operasi
kakinya yang belun
fraktur yang dijalani nya
sembuh total
3 hari yang lalu
- luka pasien Nampak
- p
membaik ditandai
Do:
dengan tidak adanya
Pasien nampak gelisah tanda tanda infeksi
dan ketakutan karena seperti
rubor,dolor,kalor,tumor
penyakit yang diderita
dan perubahan fungsi
nya akibat pasca operasi
akibat fraktur tulang
tibia kirinya
Kesimpulan

Jadi pada kali ini pada pasien fraktur dapat ditegakan 4


diagnosis keperawatan yaitu nyeri akut,gangguan mobilitas
fisik,gangguan integritas kulit,resiko infeksi.
Pada pasien fraktur sangat perlu diperhatikan dalam
perawatan bidai dan kasa pada bidai agar tidak
menimbulkan masalah lainya.
Dan dalam kasus fraktur sebaiknya tulang tidak
diperbolehkan untuk bergeser – geser dan hanya dibidai
sampai tulang dapat menyatu kembali minimal selama 6
bulan.
Pada pasien fraktur sangat dibutuhkan dukungan keluarga
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai