Bb sebelum sakit 52 bb
setelah sakit 50
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Mengkaji skala nyeri pasien Menentukan keadaan nyeri klien dan
berhubungan tindakan perawatan dengan menggunakan skala tindakan intervensi selanjutnya
dengan terputusnya selama 2x24 jam, nyeri wajah dan mencatat
kontinuitas nyeri berkurang
adanya peningkatan nyeri Palpasi area pembedahan meningkatkan
2. Hindari palpasi area rasa nyeri pasca operasi
jaringan ditandai dengan kriteria hasil pembedahan kecuali jika
dengan adanya : Berkurangnya stimulus nyeri
diperlukan
luka post operasi 3. Memberikan lingkungan dan
Penurunan Relaksasi membuat anak menjadi relaks
sepanjang 32 cm posisi yang nyaman bagi
tingkat nyeri < 3 dan tidak rewel
pasien
TTV normal 4. Relaksasi dengan meliputi
Klien tidak tindakan perubahan posisi, Menurut jurnal rondonuwo (2015)
menangis dan masase punggung, dan distraksi dapat menurunkan nyeri pada
meringis, relaksasi ganti linen tempat pasien fraktur sebanyak 76%
ekspresi wajah tidur apabila diperlukan
wajar (tidak 5. Managemen nyeri yaitu
menahan nyeri) dengan cara distrkasi
6. Kolaborasi pemberian
Farmakoterapi untuk nyeri, menekan
analgesic (paracetamol) dan
stimulus nyeri
memantau keefektifannya
2. Gangguan mobilitas Tupan: 1. Kaji TTV sebelum memulai 1. TTV yang berada pada rentang normal
Hambatan mobilitas pergerakan mengindikasikan pasien berada pada kondisi
fisisk b.d kerusakan
fisik teratasi 2. Kaji kemampuan pasien dalam yang baik untuk dimulai latihan melakukan
musculoskeletal mobilisasi pergerakan aktivitas terbatas (aktivitas yang
3. Ajarkan pasien dan keluarga tetap di tempat tidur tanpa merubah posisi kaki
Tupen: untuk merubah posisi yang diimobilsasi.
Setelah dilakukan 4. Kaji TTV setelah melakukan 2. Pasien dengan fraktur pada patella akan sulit
tindakan keperawatan pergerakan melakukan mobilisasi yang memerlukan
selama 1 x 7 jam, 5. Motivasi untuk melakukan pergerakan kaki sehingga aktivitas yang
hambatan mobilitas pergerakan aktif terbatas dilakukan biasanya terbatas di tempat tidur.
fisik dapat berkurang 6. Kolaborasi: terapi pembedahan 3. Merubah posisi dengan menjaga kaki kiri
pemasangan ORIF pasien tetap pada posisi imobilisasi cukup sulit
ditandai dengan
sehingga dibutuhkan latihan untuk keluarga
indikator sebagai agar nantinya bisa membantu pasien
berikut: melakukan gerakan aktif terbatas.
1) Peningkatan 4. TTV setelah melakukan perubahan posisi akan
aktivitas fisik mempengaruhi apakah pasien toleran atau
2) Kekuatan otot tidak terhadap perubahan posisi dan aktivitas.
bagian yang sehat 5. Pergerakan aktif terbatas maksudnya adalah
tidak berkurang posisi duduk dengan tidak memindahkan kaki
tapi menaikan bagian kepala dari tempat tidur,
miring kiri dan kanan dengan bantuan bantal
sebagai pengganjal. Hal ini perlu dilakukan
untuk menjaga otot-otot tubuh agar tidak
mengecil/atrofi. Selain itu untuk menjaga
aliran darah tetap lancar pada bagian yang
bersentuhan dengan kasur.
6. Pemasangan ORIF melalui pembedahan akan
menyambungkan kembali 2 fragmen tulang
yang patah pada posisi anatomis sehingga
proses penyembuhan tulang dapat terjadi.
3. Ketidakseimbanga Tujuan : Kebutuhan 1. Kaji status nutrisi pasien, 1) Menyediakan data dasar untuk memantau
n nutrisi kurang nutrisi terpenuhi perubahan berat badan perubahan dan mengevaluasi intervensi
dari kebutuhan Kriteria Hasil : 2. Hitung kebutuhan 2) Perhitungan kebutuhan energi/kalori dan
energi/kalori dan protein protein sangat diperlukan dalam
tubuh berhubungan
a. Menunjukan yang dibutuhkan klien meningkatkan status nutrisi klien
dengan anoreksia, (Keb. Energi: 931.5 3) Makan sedikit tapi sering dapat
mual, muntah nutrisi yang adekuat
kkal/hari dan Keb. mempertahankan agar intake nutrisi yang
b. TTV dalam batas Protein: 88.8 gram/hari) adekuat
normal 3. Anjurkan klien untuk 4) Informasi yang diberikan akan
makan sedikit tapi sering memotivasi klien untuk meningkatkan
4. Berikan informasi asupan nutrisi yang adekuat
mengenai pentingnya 5) Pola diet dahulu dan sekarang dapat
asupan nutrisi yang dipertimbangkan dalam menyusun menu
adekuat 6) Menyediakan informasi mengenai faktor
5. Kaji pada diet nutrisi lain yang dapat diubah atau
pasien, riwayat diet, dihilangkankan untuk meningkatkan
makan kesukaan, hitung masukan diet
kalori 7) Untuk memantau status nutrisi dan cairan
6. Kaji faktor yang beperan 8) Faktor yang tidak menyenangkan yang
dalam merubah masukan berperan menimbulkan anoreksia
nutrisi dihilangkan
7. Timbang berat badan 9) Makan sedikit tapi sering dapat
harian mempertahankan agar intake nutrisi yang
8. Ciptakan lingkungan yang adekuat
menyenangkan selama 10) Informasi yang diberikan akan
waktu makan memotivasi klien untuk meningkatkan
9. Monitor intake nutrisi asupan nutrisi yang adekuat
klien
10. Monitor adanya keluhan
mual dan muntah yang
klien rasakan
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pukul 11.30
VII. CATATAN PERKEMBANGAN: SOAP
25/3 2018 S:
18.00 ibu klien mengatakan klien operasi hari
selasa
Ibu klien mengatakan klien sulit tidur,
gelisah, dan demam
Klien mengeluh nyeri dengan skala 4
nyeri di daerah kepala, nyeri seperti di
tusuk-tusuk bertambah ketika bergerak
dan berkurang ketika istirahat
O:
Terdapat luka operasi sepanjang 32 di
superior
Klien terlihat meringis dan menahan sakit
Klien terlihat marah kepda lingkungan
sekitar
HR 98x / menit RR 22x/menit S 36,4 c
A : nyeri akut
P:
management nyeri
kolaborasi pemberian obat
perawatan luka
cek keamanan klien
observasi TTV
resusitasi cairan
I:
Teknik distraksi dan kolaborasi
pemberian obat paracetamol 50 cc
E:
R:
1. 31/3 2018 S:
12.30 Bapak klien mengatakan An J porsi
makannya meningkat menjadi 2/3 porsi
dan ditambah cemilan
O:
HR 98x / menit RR 22x/menit S 37,4 c
Klien mulai duduk dan dapt
berkomunikasi dengan perawat
A : gangguan pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan
P:
Kaji status nutrisi pasien, perubahan
berat badan
Kaji pada diet nutrisi pasien, riwayat
diet, makan kesukaan, hitung kalori
Kaji faktor yang beperan dalam
merubah masukan nutrisi
Ciptakan lingkungan yang
menyenangkan selama waktu makan
I: