Anda di halaman 1dari 50

i

IDENTIFIKASI SIFAT KUANTITATIF (TINGGI PUNDAK, DALAM


DADA DAN LEBAR DADA) KAMBING POTE JANTAN
DI DESA AROSBAYA, KECAMATAN AROSBAYA,
KABUPATEN BANGKALAN, MADURA

SKRIPSI

Oleh:

RIZALUTTAUFIQ
200110130177

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
IDENTIFIKASI SIFAT KUANTITATIF (TINGGI PUNDAK, DALAM
DADA DAN LEBAR DADA) KAMBING POTE JANTAN
DI DESA AROSBAYA, KECAMATAN AROSBAYA,
KABUPATEN BANGKALAN, MADURA

Oleh:

RIZALUTTAUFIQ
200110130177

Menyetujui :

Ir. Siti Nurachma, MS

Pembimbing Utama
Mengesahkan

Dr. Ir. Iman Hernaman M,Si

Wakil Dekan Drh. Dwi Cipto Budinuryanto M,Si

Pembimbing Anggota
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas

rahmat dan karunia-Nya skripsi yang berjudul “Identifikasi Sifat Kuantitatif

(Tinggi Pundak, Dalam Dada dan Lebar Dada) Kambing Pote Jantan di Desa

Arosbaya, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Madura”. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat program studi di Fakultas Peternakan Universitas

Padjadjaran, dalam penyajian skripsi ini penulis menyadari masih belum

mendekati kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi

dan saran yang sifatnya membangun sebagai bahan masukan yang bermanfaat
demi perbaikan dan peningkatan diri dalam bidang ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari berhasilnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak yang telah memberikan semangat dan do’a kepada penulis dalam

menghadapi setiap tantangan, sehingga pada kesempatan ini dapat berjalan baik

karena bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada Ir. Siti Nurachma, M.S sebagai dosen

pembimbing utama dan Drh. Dwi Cipto Budinuryanto, M.S sebagai pembimbing
anggota karena telah memeberikan bimbingan, wawasan, nasehat, dan

mengarahkan sejak awal penyusunan skripsi.

Ucapan terima kasih kepada Ir. Adjat Sudrajat Masdar, M.Si, selaku dosen

wali yang telah memberikan banyak masukan selama menempuh pendidikan di

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Dr. Ir. H. Dedi Rahmat, M.S., Dr.

Ir. H. Kurnia A Kamil, M.Agr,Sc,M.Phil., dan Bapak An An Nurmeidiansyah

Suhendri, S.Pt., M.Si. Selaku pembahas yang telah memberikan saran dan

masukan skripsi pada penulis. Drh. Rini Widyastuti, M.Si., selaku panitia skripsi.

Prof. Dr. Ir. Husmy Yurmiati,M.S sebagai Dekan Fakultas Peternakan Universitas

ii
Padjadjaran dan Dr. Ir. Iman Hernaman, M.Si sebagai Wakil Dekan Fakultas

Peternakan Universitas Padjadjaran.

Ucapkan terimakasih sebesar - besarnya kepada kedua orang tua tercinta

Ibunda Siti Robiah dan Ayahanda Oon Suhendar SH, dan Adik-adik saya Iqbal

Taufiq, Irfan Taufiq, Firman Taufiq yang selalu memberikan semangat, do’a dan

selalu mendengar keluh kesan penulis selama ini dari awal perkuliahan sampai

saat ini, serta rekan-rekan Ghalib Ardiyawan, Ricky Saptari, Afdi Fadhillah, Eka

Sapta S.Pt, Rezza Iman, Yusup Fauzi, Arti, Arif Hidayatullah S.Pt, M.Riyadi,

Waskita A, Feisal Y S.Pt, Exmoor 2013, Taufiq Futsal dan Moskow Garut yang

telah membantu dalam mengerjakan laporan.

Akhir kata, semoga Allah Subhanawata’ala senantiasa melimpahkan

anugerah-Nya dan membalas segala kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda

bagi pihak-pihak yang telah membantu. Penulis berharap skripsi ini menjadi

pedoman yang benar, sehingga berjalan dengan lancar dan sesuai apa yang

diharapkan penulis.

Sumedang, Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

BAB Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ......................................................................... v

DAFTAR ILUSTRASI ................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. vii

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................ 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ................................................ 2
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................... 3
1.5 Kerangka Pemikiran ............................................................... 3
1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................. 5

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Kambing ................................................................... 6
2.2 Kambing Peranaka Ettawa......................................................... 7
2.3 Kambing Kacang ...................................................................... 8
2.4 Kambing Pote ............................................................................ 9
2.5 Pendugaan Umur ....................................................................... 10
2.6 Sifat Kuantitatif ......................................................................... 10
2.6.1 Tinggi Pundak ................................................................. 11
2.6.2 Dalam Dada ..................................................................... 12
2.6.3 Lebar Dada ...................................................................... 12
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Bahan Penelitian ...................................................................... 13
3.1.1 Objek Penelitian .............................................................. 13
3.1.2 Alat-alat Penelitian ......................................................... 13
3.2 Metode Penelitian ..................................................................... 13
3.1.1 Pengumpulan Data .......................................................... 14
3.2.2 Penentuan Umur Kambing ............................................. 14
3.2.3 Peubah yang Diamati ...................................................... 14
3.3 Analisis Statistika Deskriptif ................................................... 15
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian ........................ .................. 17


4.2 Rataan Tinggi Pundak Kambing Pote Arosbaya Jantan
Umur < 1 - > 2 Tahun .................................................................. 18
4.3 Rataan Dalam Dada Kambing Pote Arosbaya Jantan
Umur < 1 - > 2 Tahun ................................................................ 22
4.4 Rataan, Lebar Dada Kambing Arosbaya Pote Jantan
Umur < 1 - > 2 Tahun ................................................................. 25

V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 30

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... 34


DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Pendugaan Umur Domba dan Kambing Berdasarkan Pergantian


Gigi seri .................................................................................. 14

2 Rataan Tinggi Pundak Kambing Pote Jantan Umur < 1, 1 – 2


dan > 2 Tahun ............................................................................... 19

3 Rataan Dalam Dada Kambing Pote Jantan Umur < 1, 1 – 2


dan > 2 Tahun ............................................................................... 23

4 Rataan Lebar Dada Kambing Pote Jantan Umur < 1, 1 – 2


dan > 2 Tahun .............................................................................. 25
DAFTAR ILUSTRASI

Nomor Halaman

1 Cara mengukur Panjang Badan dan Tinggi Pundak...................... 14

2 Cara mengukur Panjang Badan dan Dalam Dada ......................... 14

3 Cara mengukur Panjang Badan dan Lebar Dada .......................... 14


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data Hasil Penelitian Kambing Pote Arosbaya Umur < 1 Tahun


.................... .................................................................................. 36

2. Data Hasil Penelitian Kambing Pote Arosbaya Umur 1 – 2 Tahun


.................... .................................................................................. 38

3. Data Hasil Penelitian Kambing Pote Arosbaya Umur < 2 Tahun


.................... .................................................................................. 40

4. Pengukuran Tinggi Pundak Kambing Pote .................................. 42

5. Pengukuran Dalam Dada Kambing Pote ...................................... 42


6. Pengukuran Lebar Dada Kambing Pote ........................................ 42
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permintaan produk peternakan khususnya daging dan susu di Indonesia

semakin meningkat, penghasil produk daging dan susu salah satunya adalah

kambing. Kambing sangat potensial untuk diusahakan secara komersial karena

memiliki beberapa kelebihan dan potensi ekonomi, diantaranya cepat mencapai

dewasa kelamin, pemeliharaannya relatif mudah, tidak membutuhkan lahan yang

luas, investasi modal usaha relatif kecil, mudah dipasarkan, sehingga modal usaha

cepat berputar.

Kambing memiliki kelebihan lain, yaitu adaptasi yang tinggi terhadap

lingkungan, tahan terhadap panas dan beberapa penyakit serta prospek

pemasaran yang baik. Salah satu bangsa kambing yang sudah beradaptasi baik

dengan kondisi lingkungan Indonesia adalah Kambing Peranakan Ettawa,

adapun beberapa jenis Kambing yang telah banyak dibudidayakan di Indonesia

diantaranya Kambing Senduro, Bligon, dan Pote.

Kambing Pote Arosbaya (Kambing Putih Arosbaya) merupakan hasil

persilangan antara Kambing Peranakan Ettawa dengan Kambing Lokal (Kacang).

Warnanya yang putih membuat peternak di Desa Arosbaya mempertahankan,

sedangkan warna lainnya dikeluarkan dari populasi, maka terbentuklah warna

Kambing Pote Arosbaya dominan putih, dimana kambing tersebut banyak

dibudidayakan di Kepulauan Madura Jawa Timur.

Kambing Pote Arosbaya, merupakan ternak multipurpose (beragam

tujuan), selain bisa memproduksi susu dan daging, ternak Kambing Pote Arosbaya

juga dimanfaatkan untuk memproduksi kohe (kotoran hewan) penghasil pupuk


3

organik padat dan cair, kulit juga bisa dimanfaatkan untuk tas, sabuk, dompet,

topi, dan lukxisan. Berdasarkan hal tersebut sudah seharusnya Kambing Pote

Arosbaya mendapat perhatian dari instansi terkait yang, disertai dengan perbaikan

mutu genetik baik kuantitatif maupun kualitatif yang merupakan potensi dari

sumberdaya genetik ternak lokal Indonesia.

Sifat kuantitatif ternak adalah karakteristik dari ternak yang dapat diukur

dan dihitung, hal tersebut erat kaitanya dengan kemampuan produksi ternak

berupa bobot badan serta ukuran-ukuran tubuh yang sering dijadikan dasar dalam

seleksi ternak, sehingga memudahkan peternak untuk menduga atau

mengestimasikan bobot badan dilihat dari tinggi pundak, dalam dada terutama

apabila tidak tersedianya alat timbang. Pengukuran terhadap sifat kuantitatif

berupa ukuran-ukuran tubuh Kambing Pote Arosbaya terutama tinggi pundak,

dalam dada dan lebar dada, memiliki arti penting karena dapat memberi gambaran

tentang ciri-ciri dari Kambing Pote Arosbaya. Berdasarkan hal tersebut penulis

merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Identifikasi Sifat

Kuantitatif Tinggi Pundak, Dalam Dada dan Lebar Dada Kambing Pote Jantan Di

Desa Arosbaya Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan Madura”

1.2 Identifikasi Masalah

Berapa ukuran tinggi pundak, dalam dada dan lebar dada Kambing Pote

Arosabaya jantan umur < 1, 1 - 2 dan > 2 tahun di Desa Arosbaya Kecamatan

Arosbaya Kabupaten Bangkalan, Madura.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui ukuran - ukuran tinggi pundak, dalam dada dan lebar dada

Kambing Pote Arosabaya jantan umur < 1, 1 - 2 dan > 2 tahun di Desa Arosbaya

Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan, Madura.


4

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan

sifat kuantitatif (tinggi pundak, dalam dada, dan lebar dada) Kambing Pote

Arosbaya jantan pada berbagai umur dan membantu disnak untuk mengetahui

ukuran Kambing Pote Arosbaya di Bangkalan Madura.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kebutuhan produk peternakan khususnya daging dan susu semakin

meningkat, di Indonesia salah satu penghasil daging dan susu adalah kambing.

Kambing merupakan salah satu ternak yang sering dipelihara oleh masyarakat

Indonesia dan memberikan peran cukup besar bagi pendapatan masyarakat

utamanya peternak kecil. Ternak kambing banyak diminati oleh masyarakat

karena mudah dipelihara, cepat beranak dan tahan terhadap pengaruh iklim di

Indonesia.

Kambing Pote Arosbaya merupakan persilangan antara Kambing PE

dengan Kambing Kacang. Menurut informasi dari peternak ataupun masyarakat

SETEMPAT, Kambing Pote Arosbaya diwilayah Bangkalan juga disebut

Kambing Etsen yang umumnya berwarna putih. Warna putih tersebut hasil dari

seleksi yang dilakukan oleh peternak secara turun temurun, dan sampai sekarang.

Kambing Pote memiliki ukuran dan bentuk postur tubuh yang hampir sama

dengan Kambing Kacang dan Kambing PE.

Kambing PE merupakan hasil persilangan antara Kambing Ettawa asal

India dengan Kambing Kacang asli Indonesia. Kambing PE merupakan suatu

rumpun ternak yang telah berkembang pesat dan mempunyai peranan yang

penting dalam penyedian bahan pangan asal ternak (daging dan susu), namun

perkembangan tersebut belum menyentuh segi kualitas, sehingga perlu upaya


5

untuk memperhatikan, meningkatkan dan mempertahankan mutu. (Arraushany

2017). ( PE MENURUT SENDIRI)

Kambing Kacang merupakan ternak lokal yang mempunyai potensi

menjadi ternak unggul diIndonesia. Kambing ini banyak dipelihara oleh petani

kecil dipedesaan karena memiliki beberapa keunggulan antara lain mudah

dikembangbiakkan, mampu beradaptasi dengan baik diberbagai kondisi

lingkungan Indonesia. Kambing Kacang merupakan tipe pedaging, memiliki ciri

khas yaitu postur tubuh yang kecil, berwarna putih, hitam, coklat atau warna

campur seperti gabungan antara 3 warna tersebut. Kambing Kacang memiliki

badan kecil dengan tinggi gumba pada jantan 60 - 65 cm bobot badan dapat

mencapai 25 kg untuk jantan telinga tegak, berbulu lurus dan pendek, baik betina

maupun jantan memiliki tanduk yang pendek Widagdo (2010)

Kambing Pote Arosbaya memiliki ukuran tubuh yang tidak jauh berbeda

dengan tetuanya (Kambing PE dan Kacang). Beberapa karakteristik yang

memiliki kemiripan dengan Kambing PE, yaitu jenggot panjang, bulu rewos

dikaki belakang, bulu disekitar punduk, leher serta dada dan berambing besar

seperti PE betina, ekor melengkung ke atas, sedangkan karakteristik Kambing

Pote yang memiliki kemiripan dengan Kambing Kacang, yaitu bentuk tubuh yang

relatif kecil dan bentuk muka yang tidak cembung sedangkan untuk bentuk telinga

yaitu perpaduan antara Kambing PE dan Kambing Kacang dengan telinga jatuh

tapi melebar bukan melipat sebagaimana Kambing PE (Arraushany, 2017).

Ukuran tubuh Kambing PE jantan dewasa hasil penelitian Pamungkas,

dkk. (2009) panjang badan 75 - 95 cm, tinggi pundak 78 – 98 cm, lebar dada 20 –

30 cm, dalam dada 30 – 38 cm, panjang telinga 25 – 33 cm, lebar telinga 8 – 10

cm, sedangkan untuk ukuran rataan tubuh Kambing Kacang jantan menurut hasil
6

penelitian Vivin, dkk. (2016) dalam dada umur > 6  12 bulan 21,17  2,42 cm,

umur > 1 - 2 tahun 21,30  2,71 cm, umur > 2 tahun 21,67  5,18 cm, lebar dada

> 6  12 bulan 10,3 cm, umur > 1 - 2 tahun umur > 2 tahun 13,68 cm, sehingga

diduga sifat kuantitatif Kambing Pote Arosbaya memiliki ukuran tinggi pundak

(TP), dalam dada (DD), dan lebar dada (LD) berada diantara ukuran Kambing PE

dan Kambing Kacang. (GENETIK DULU BARU UKURAN TUBUH)

1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 10 Okt – 24 Okt 2018 berlokasi di Desa

Arosbaya, Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan, Kepulauan Madura, Jawa

Timur
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Kambing

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Sub famili : caprinae
Genus : Capra
Spesies : Capra aegagrus
Sub spesies : Capra aegagrus hircus
(sumber: Fredkurniawan.com)

Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang sering

dipelihara oleh masyarakat Indonesia, sebagai penghasil daging yang cukup

potensial dan memberikan peran cukup besar bagi pendapatan masyarakat

utamanya peternak kecil, ternak kambing banyak diminati oleh masyarakat karena

mudah dipelihara, cepat beranak dan tahan terhadap pengaruh iklim di Indonesia.

Makanan utama ternak kambing adalah hijauan berupa rumput lapangan.

Hijauan merupakan sumber energi dan vitamin yang baik, namun kandungan

protein kasarnya relatif rendah dibanding dengan bahan pakan biji-bijian,

misalnya kacang kedelai dan jagung. Kambing sangat potensial untuk diusahakan

secara komersial karena memiliki beberapa kelebihan dan potensi ekonomi,

diantaranya cepat mencapai dewasa kelamin, pemeliharaannya relatif mudah,

6
7

tidak membutuhkan lahan yang luas, investasi modal usaha relatif kecil, mudah

dipasarkan, sehingga modal usaha cepat berputar.

2.2 Kambing Peranakan Ettawa

Sumber: www.etawajaya.com
Gambar 1. Kambing PE
Kambing PE merupakan hasil persilangan pejantan Ettawah dengan

Kambing Kacang sebagai upaya peningkatan produktivitas ternak lokal. Kambing

PE merupakan kambing dwiguna yang mampu menghasilkan susu dan daging

untuk dimanfaatkan oleh manusia. Kambing Peranakan Ettawah (PE) adalah

bangsa kambing hasil persilangan antara kambing asli Indonesia (Kambing

Kacang) dengan Kambing Ettawah asli India. Kambing PE termasuk kambing

yang subur dengan menghasilkan anak 1 - 3 ekor per kelahiran, dengan berat

badan antara 35 - 45 kg pada betina, sedangkan pada kambing jantan berkisar

antara 40 - 60 kg tergantung dari kualitas bibit dan manajemen pemeliharaannya.

Mulyono dan Sarwono (2008) menyatakan bahwa pemeliharaan Kambing

PE memiliki dua kegunaan yaitu sebagai penghasil susu (perah) dan pedaging.

Ciri khas Kambing PE antara lain bentuk muka cembung dan dagu berjanggut, di

bawah leher terdapat gelambir yang tumbuh berawal dari sudut janggut, telinga
8

panjang, lembek, menggantung dan ujungnya agak berlipat, tanduk berdiri tegak

mengarah ke belakang, panjang 6,5 - 24,5 cm, tinggi tubuh (gumba) 70 - 90 cm,

tubuh besar, pipih, bentuk garis punggung seolaholah mengombak ke belakang,

bulu tubuh tampak panjang dibagian leher, pundak, punggung dan paha, Kambing

PE lebih cocok diusahakan di dataran sedang (500-700 m dpl) sampai dataran

rendah yang panas.

2.3 Kambing Kacang

Sumber: www.arenahewan.com
Gambar 2. Kambing Kacang
Kambing Kacang adalah kambing yang berasal dari Indonesia yang

banyak dipelihara oleh masyarakat. Kambing Kacang merupakan kambing asli

Indonesia yang mempunyai bobot hidup lebih kecil dibandingkan dengan

kambing jenis lainnya. Kambing Kacang memiliki keunggulan, mudah

beradaptasi dengan lingkungan setempat dan angka reproduksinya cukup baik,

dagingnya pun cukup disenangi oleh masyarakat dan banyak dipakai atau

dikonsumsi dalam upacara adat, agama, dan lain – lain.


9

Kambing Kacang atau kambing lokal mempunyai potensi menjadi ternak

unggul di Indonesia. Kambing Kacang merupakan tipe pedaging, memiliki ciri

khas yaitu postur tubuh yang kecil, berwarna putih, hitam, coklat atau warna

campur seperti gabungan antara 3 warna tersebut. Bangsa kambing yang tahan

derita, lincah, mampu beradaptasi dengan baik, serta tersebar luas diwilayah

Indonesia, hal ini sejalan dengan penelitian dari Sudono dan Abdulgani (2002)

yang menyatakan bahwa Kambing Kacang merupakan bangsa kambing yang

tersebar di seluruh pelosok pedesaan dan merupakan kambing yang pertama kali

dipelihara oleh orang pribumi.

2.4 Kambing Pote

Kambing Pote Arosbaya memiliki ukuran tubuh yang tidak jauh berbeda

dengan Kambing PE dan Kambing Kacang, dan mempunyai keistimewaan dari

sifat kualitatifnya yaitu memiliki warna dominan putih, warna putih tersebut hasil

seleksi peternak didesa arosbaya yang mempunyai arti suci, sedangkan ukuran

tubuh kambing ini berada diantara Kambing PE dan Kambing Kacang, selain itu

Kambing Pote Arosbaya juga dimanfaatkan sebagai tabungan oleh peternak

didesa Arosbaya.

Arraushany (2017) menyatakan bahwa Kambing Pote Arosbaya ini

merupakan hasil kawin silang antara Kambing PE dengan Kambing Kacang,

kemudian atas rasa suka peternak terhadap warna putih yang diyakini bermakna

bersih atau suci, maka peternak melakukan seleksi terhadap warna putih lalu

dipertahankan, sedangkan untuk warna lainnya dikeluarkan dari populasi, maka

dari itu terbentuklah Kambing Pote Arosbaya 100% putih, Kambing Pote

Arosbaya juga memiliki ukuran tubuh yang tidak jauh berbeda dengan tetuanya

(Kambing PE dan Kacang),


10

Sumber: Rizaluttaufiq
Gambar 3. Kambing Pote
Beberapa karakteristik yang memiliki kemiripan dengan Kambing PE,

yaitu jenggot panjang, bulu rewos dikaki belakang, bulu disekitar punduk, leher

serta dada dan berambing besar, sedangkan karakteristik Kambing Pote yang

memiliki kemiripan dengan Kambing Kacang, yaitu bentuk tubuh yang relatif

kecil dan bentuk muka yang tidak cembung sedangkan untuk bentuk telinga yaitu

perpaduan antara Kambing PE dan Kambing Kacang dengan telinga jatuh tapi

melebar bukan melipat sebagaimana Kambing PE.

2.5 Tumbuh Kembang

Bertambahnya umur maka terjadi peningkatan pertumbuhan organ-organ

dan komponen lain seperti ukuran-ukuran tubuh ternak. Ternak yang mempunyai

ukuran tubuh yang lebih besar mencerminkan pertumbuhan yang lebih baik,

faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain bangsa ternak, tingkat nutrisi, jenis

kelamin, dan umur induk. Kebutuhan akan makanan meningkat bila ternak
11

mengalami pertumbuhan dan perkembangan, sehingga akan meningkatkan

produksi dan reproduksi yang baik. Menurut Soeparno (2005) faktor-faktor yang

mempengaruhi ukuran-ukuran tubuh adalah umur, bangsa, jenis kelamin, pakan,

bobot lahir, lingkungan dan tatalaksana pemeliharaan. Pada umur 1-6 bulan

pertumbuhan tinggi pundak kambing sangat cepat, sedangkan pada umur 7-48

bulan pertumbuhan kambing akan melambat seiring dengan bertambahnya umur

kambing, dikarenakan tulang penyusun kaki depan yang berhubungan dengan

tinggi pundak mengalami pertumbuhan lebih awal dibandingkan dengan

komponen lainnya. ( DEFINISI TUMBUH KEMBANG DIKAITKAN DENGAN

ORGAN TUBUH DAN DIBUAT ALINEA BARU)

2.6 Sifat Kuantitatif

Sifat kuantitatif adalah karakter yang dapat diukur dari ternak yang

memililki derajat dan sifat yang diamati dari tubuh ternak itu sendiri seperti tinggi

pundak, dalam dada dan lebar dada, hal tersebut erat kaitanya dengan kemampuan

produksi ternak berupa bobot badan serta ukuran-ukuran tubuh yang sering

dijadikan dasar dalam seleksi ternak, sehingga memudahkan peternak untuk

menduga atau mengestimasikan bobot badan dilihat dari tinggi pundak, dalam

dada terutama apabila tidak tersedianya alat timbang. Sifat-sifat kuantitatif dan

kualitatif diekspresikan oleh faktor genetik dan lingkungan (Heriyadi 2002).

Sifat kuantitatif merupakan sifat yang dapat diukur dan mempengaruhi

produksi secara langsung, misalnya produksi susu, produksi telur, pengukuran

terhadap sifat kuantitatif berupa ukuran - ukuran tubuh, contohnya ukuran tubuh

Kambing Pote Arosbaya terutama tinggi pundak, dalam dada dan lebar dada,

memiliki arti penting karena dapat memberi gambaran tentang ciri - ciri dari

Kambing Pote Arosbaya. Selain untuk menaksir bobot badan dan karkas,
12

pengukuran ukuran tubuh pada ternak dapat digunakan sebagai ciri khas bangsa

ternak tertentu Diwyanto dan Inounu, (2001).

Peningkatan bobot badan serta karakteristik morfometrik ternak hal ini

dikarenakan semakin bertambahnya umur akan bertambah bobot badan dan diikuti

dengan pertambahan dan perkembangan otot yang ada didaerah dada sehingga

ukuran lingkar dada semakin besar hubungan antara tinggi badan dengan bobot

badan akan memiliki nilai yang akan semakin erat seiring bertambahnya umur

ternak. (APA ARTI MOFOMETRIK)

2.6.1 Tinggi Pundak

Pengukuran tinggi pundak merupakan ukuran tubuh yang sangat

mempengaruhi performa kambing terutama yang berhubungan dengan bobot

badan. Tinggi Pundak menggambarkan tulang penyusun kaki depan dan tulang

penyusun punggung, panjang kaki tumbuh lebih awal dibandingkan dengan

bagian tubuh lain secara keseluruhan sejalan dengan Septian dkk. (2015)

pertumbuhan tinggi pundak menunjukkan tulang penyusun kaki mengalami

pertumbuhan sesuai dengan fungsinya untuk menyangga tubuh ternak, sedangkan

menurut Isroli (2001) menyatakan bahwa ukuran tinggi pundak lebih ditentukan

oleh tulang pembentuk tubuh, tulang kaki berkembang lebih awal dibandingkan

dengan bagian tubuh lain karena sallah satu fungsi kaki adalah penyangga tubuh.

2.6 2 Dalam Dada

Dalam dada di ukur dari titik tertingi pundak sampai tulang dada bagian

bawah dibelakang kaki depan, untuk melindungi organ – organ penting dan dalam

dada juga dapat melihat perkembangan pada pertumbuhan bobot badan kambing,

menurut Frandson (1993), menyatakan salah satu fungsi tulang rusuk adalah

pelindung organ – organ penting seperti jantung dan paru – paru, dalam ukuran –
13

ukuran tubuh, perkembangan dalam dada mencerminkan kegemukan ternak,

pertumbuhan dan penyusutan dalam dada dipengaruhi oleh pertumbuhan jaringan

otot.

2.6.3 Lebar Dada

Lebar dada adalah jarak penonjolan sendi bahu kanan dan sendi bahu kiri

ukuran lebar dada sangat penting untuk memberikan informasi tentang kapsitas

tubuh ternak dalam memanfaatkan pakan menjadi daging dan otot. Semakin

meningkatnya ukuran lebar dada maka bobot badan akan meningkat pula, hal ini
disebabkan karena ternak berada masa pertumbuhan, sehingga ukuran tuubuhnya

akan bertambah kearah samping. Alipah (2002) menyatakan bahwa lebar dada

menggambarkan pertumbuhan tulang bahu dan rongga dada, pertumbuhan tulang

dada dipengaruhi oleh perkembangan organ–organ dalam dan perlekatan daging

pada tulang bahu dan dada yang menekan kapasitas tubuh. (ALIPAH

MENGUTIP DARI SIAPA? DAN BENARKAN TITIK KOMANYA)


BAB III

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Bahan Penelitian

3.1.1 Objek Penelitian

Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Kambing Pote

Arosbaya Jantan dengan jumlah sample 90 ekor dibagi dengan tiga kelompok

umur yaitu < 1, 1 - 2 dan > 2 tahun masing – masing umur tersebut diteliti

sebanyak 30 ekor Kambing Pote.

Tiga kelompok umur tersebut akan diukur untuk dengan menggunakan

kaliper mengetahui tinggi pundak, dalam dada dan lebar dada agar mendapatkan

hasil yang akurat bagi peneliti dipeternakan rakyat Desa Arosbaya, Kecamatan

Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Madura Jawa Timur.

3.1.2 Alat-alat Penelitian.

1) Kaliper yang digunakan untuk mengukur tinggi pundak, dalam dada dan

lebar dada.

2) Alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran tinggi pundak, dalam dada dan

lebar dada.

3) Kamera Handphone untuk mendokumentasikan proses pengukuran

Kambing Pote Arosbaya Jantan yang diamati.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode sampling dengan teknik non probability

pengambilan sampel secara purposive sampling (pengambilan sampel atas dasar

pertimbangan tertentu). ( APA ARTI METODE SAMPLING DAN NON

PROBILITY)

13
14

Pertimbangan tersebut meliputi karakteristik, jenis dan umur. Untuk

pemilihan lokasi dan Kambing Pote Arosbaya Jantan sebagai sampel tersebut

Sebelum dilakukan pengukuran, dilakukan pengamatanumur kambing dengan

menanyakan pada peternak atau melihat sendiri susunan giginya.

Berdasarkan pergantian gigi seri susu menjadi gigi seri permanen terjadi

pada kisaran umur tertentu sehingga dapat digunakan sebagai pedoman penentuan

umur ternak ruminansia). Kambing dewasa memiliki susunan gigi permanen

sebagai berikut sepasang gigi seri sentral (central incisors), sepasang gigi seri

lateral (lateral incisors), sepasang gigi seri intermedial (intermedial incisors),

sepasang gigi seri sudut (corner incisors) pada rahang bawah, tiga buah gigi

premoral pada rahang atas dan bawah, dan tiga buah gigi moral pada rahang atas

dan bawah Sulastri dan Sumadi, (2012).

3.2.1 Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer

yaitu data yang diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan melalui

pengukuran Kambing Pote Arosbaya, dan data sekunder yaitu berupa informasi

tentang asal usul Kambing Pote dari Dinas Peternakan, peternak dan kelompok

ternak Kambing Pote Arosbaya.

3.2.2 Penentuan Umur Kambing

Penentuan umur Kambing Pote Arosbaya Jantan dalam penelitian ini

adalah dengan melihat pergantian gigi seri menjadi gigi tetap. Perkiraan umur

kambing berdasarkan kondisi gigi seri dapat dilihat pada Tabel 1.


15

Tabel 1. Pendugaan Umur Kambing Berdasarkan Pergantian Gigi Seri

No. Gigi seri Umur (Tahun)


1 Temporer/gigi susu <1
2 1 pasang permanen 1 – 1,5
3 2 pasang permanen > 1,5 – 2,5
4 3 pasang permanen > 2,5 – 3
5 4 pasang permanen >3
Sumber : Heriyadi, 2008
3.2.3 Peubah yang Diamati

1. Tinggi Pundak (TP) diukur dari bagian tertinggi pundak melalui belakang

scapula tegak lurus ke tanah dengan tongkat ukur (Soenarjo, 1988).


2. Dalam Dada (DD) diperoleh dengan cara mengukur jarak antara titik

tertinggi pundak sampai tulang dada, diukur tepat di belakang siku dengan

tongkat ukur (Soenarjo, 1988).

3. Lebar Dada (LD) diukur pada jarak antara bahu kiri dan kanan dengan

tongkat ukur (Soenarjo, 1988).

Gambar. 4 Cara pengukuran Kambing Pote

Keterangan:
16

1 Tinggi Pundak
2 Dalam Dada
3 Lebar Dada

3.3 Analisis Data

Analisis data yang digunakan yaitu analisis statistika deskriptif meliputi

mean atau nilai rata-rata, simpangan baku, koefisien variasi (Sudjana, 2005).

1. Rata-rata, yaitu bilangan yang diperoleh dari seluruh jumlah data

dibagi dengan banyaknya data, rumusnya adalah :


∑ 𝑥1
𝑥̅ =
𝑛
Keterangan : 𝑥̅ = rata – rata hitung
∑ 𝑥𝑖 = nilai sampel ke – 1

n = jumlah sampel

2. Simpangan Baku (s), adalah akar dari ragam. Sedangkan ragam

merupakan jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individu terhadap

rata-rata populasi, rumusnya adalah :


∑(𝑥1 −𝑥)2
s=√ 𝑛−1

Keterangan : s = simpangan baku

𝑥𝑖 = nilai sampel ke – 1

𝑥̅ = rata – rata hitung

n = jumlah sampel

3. Koefisien Variasi (KV), adalah ukuran yang digunakan untuk

membandingkan variasi relative beberapa kumpulan data dengan

satuan yang berbeda, rumusnya adalah :


𝑠
KV = 𝑥̅ × 100%
17

Keterangan : KV = Koefisien Variasi

s = simpangan baku

𝑥̅ = rata – rata hitung

n = jumlah sampel

4. Pendugaan parameter adalah melakukan estimasi terhadap nilai dugaan

atau taksiran suatu parameter tertentu, karena pada umumnya nilai

parameter suatu distribusi tidak diketahui, rumusnya adalah:


𝑠 𝑠
̅𝑥 − 𝑡𝑝 < 𝜇 < 𝑥̅ + 𝑡𝑝
√𝑛 √𝑛

Keterangan : 𝑥̅ = rata – rata hitung

𝑡𝑝 = nilai t didapat dari daftar distribusi

s = simpangan baku

n = jumlah
18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Keadaan Umum Tempat Penelitians

Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa

Timur, luas wilayah Kabupaten Bangkalan adalah 1.260.14 km² yang terbagi

menjadi 18 kecamatan salah satunya adalah Kecamatan Arosbaya yang menjadi

lokasi penelitian. Kecamatan Arosbaya terdiri dari 18 desa, yaitu desa Arosbaya,

Balung, Batonaong, Berbeluk, Buduran, Cendagah, Dlemer, Glagah,

Karangduwak, Karangpao, Lajing, Makam Agung, Mangkong, Ombul,

Pandanlanjang, Plakaran, Tambegan, dan Tengket. Luas kecamatan Arosbaya

42.46 km2 atau 4.246 Ha ketinggian tempat berkisar 4 m di atas permukaan laut

(mdpl) dengan curah hujan 4176 mm/tahun. Secara geografis terletak antara

112°40’06” -113° 08’ 04” Bujur Timur dan 6° 51’ 39” - 7° 11’ 39” Lintang

Selatan berjarak 28 km dari Ibu Kot Jawa Timur.

Data statistik Pemerintahan Kabupaten Bangkalan tahun 2012 menunjukan

bahwa jumlah penduduk Kecamatan Arosbaya sebanyak 59.296 jiwa dengan

kepadatan penduduk 1.396,51 jiwa/km2 (Sumber Data : Badan Pusat Statistik

Kabupaten Bangkalan, 2012). Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan

merupakan daerah potensi untuk berternak kambing, sapi dan pertanian karena

Kecamatan Bangkalan memiliki lahan kosong yang luas. Sektor peternakan di

kecamatan Arosbaya terdiri dari ruminansia besar maupun kecil dan unggas,

populasi terbanyak pada tahun 2015 di Bangkalan yaitu sapi dengan jumlah

197.675 ekor, kambing 72.225 ekor unggas seperti ayam buras 990.545 ekor,

ayam petelur 100.909 ekor, ayam pedaging 758.000 ekor, itik 59.738 ekor dan

17
30
19

entok 38.811 ekor. Dari hasil data populasi peternakan di Bangkalan menjukan

bahwa sapi lebih mendominasi dengan jumlah yang sangat tinggi di bandingkan

ternak lain.

Perkembangan populasi ternak yang didukung oleh ketersediaan hijauan

pakan. Hijauan pakan yang ada di Arosbaya yaitu, jerami, rumput, dan daun

nangka. Daun nangka dimanfaatkan sebagai pakan alternatif dalam menghadapi

musim kemarau, hal tersebut karena pohon nangka tumbuh subur didaerah tropis

dan cukup familiar bagi petani dan peternak. Namun disisi lain daun nangka

memiliki keterbatasan karena mengandung tannin sesuai dengan pendapat

Soekarya dan Preston (2003) disitasi Nora dkk.,(2017) bahwa tannin yang di

kandung daun nangka menjadi kelemahan jika dijadikan sebagai pakan ternak,

dikarenakan mikrobia rumen tidak dapat mencerna dengan baik jika tannin terlalu

tinggi.

Jerami padi dan jagung adalah hasil sampingan usaha pertanian yang

dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Menurut Martawidjaja (2003)

penelitian jerami padi diIndonesia menunjukan hasil yang bervariasi. Jerami padi

dapat menggantikan 10% hijauan segar bagi kambing dan domba, namun jerami

padi tidak dapat digunakan sebagai sumber bahan pakan tunggal. Sedangkan

jerami jagung banyak digunakan peternak daerah lahan kering sebagai pengganti

rumput terutama pada musim kemarau, jerami jagung yang mengandung NDF

sebesar 46,55% (Paath dkk., 2012), jerami jagung merupakan sisa dari tanaman

jagung setelah buahnya dipanen dan dapat diberikan kepada ternak, baik dalam

bentuk segar maupun kering, pemanfaatan jerami jagung adalah sebagai makanan

ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba.


20

Nilai nutrisi dari limbah tanaman dan hasil sampingan tanaman jagung

sangat bervariasi, kulit jagung manis sangat potensial untuk dijadikan silase

karena kadar gulanya cukup tinggi (Anggraeny dkk., 2005). Kedua jerami ini

terkadang dijadikan silase oleh para peternak di arosbaya. Rumput gajah

merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak yang memegang peranan yang

amat penting, karena hijauan mengandung hampir semua zat yang diperlukan

hewan (Mihran, 2008). ( MASUKAN JUGA LIMBAH KACANG TANAH)

Kambing Pote Arosbaya merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak

lokal Indonesia yang perlu dikembangkan dan diperluas daerah penyerbarannya

karena sangat potensial untuk dibudidayakan. Kambing Pote merupakan hasil

persilangan antara Kambing Peranakan Ettawa dan Kambing Kacang, Kambing

Pote telah ada sejak jaman komunitas arab yang ada di Kecamatan Arosbaya dan

telah dikembangbiakansecara turun temurun sampai saat ini Kecamatan Arosbaya

merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bangkalan yang mempunyai luas

batas wilayah Kecamatan Arosbaya yaitu :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Klampis

2. Sebelah Timur : Kecamatan Geger

3. Sebelah Selatan : Kecamatan Bangkalan dan Kecamatan Burneh

4. Sebelah Barat : Laut Jawa

4.2 Rataan Tinggi Pundak Kambing Pote Arosbaya Jantan Umur < 1, 1 -
2 dan > 2 Tahun.
Pengukuran tinggi pundak merupakan ukuran tubuh yang sangat

mempengaruhi performa kambing, terutama yang berhubungan dengan bobot

badan, tinggi pundak menggambarkan tulang penyusun kaki depan dan tulang

penyusun punggung, panjang kaki tumbuh lebih awal dibandingkan dengan


21

bagian tubuh lain secara keseluruhan sejalan dengan Septian dkk. (2015)

pertumbuhan tinggi pundak menunjukkan tulang penyusun kaki mengalami

pertumbuhan sesuai dengan fungsinya untuk menyangga tubuh ternak. Isroli

(2011) menyatakan ukuran tinggi pundak lebih ditentukan oleh tulang pembentuk

tubuh. Tulang kaki berkembang lebih awal dibandingkan dengan bagian tubuh

lain karena salah satu fungsi kaki adalah penyangga tubuh.

Hasil pengukuran ukuran tubuh Kambing Pote Jantan umur < 1, 1 – 2 dan

> 2 tahun di Desa Arobaya Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan, disajikan

pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan Tinggi Pundak Kambing Pote Arosbaya Jantan Umur < 1, 1 – 2
dan > 2 Tahun.
Umur Rata-rata Tinggi Min (cm) Max(cm) Koevisien
Pundak (cm) Variasi (%)
< 1 tahun 40,72 ± 4,97 33,67 54,23 12,22
1 – 2 tahun 60,83 ± 6,76 46,67 72,33 11,11
< 2 tahun 67,48 ± 6,88 57,33 87,67 10,20

Rataan tinggi pundak Kambing Pote Arosbaya umur < 1, 1 - 2 dan > 2 tahun di

Desa Arosbaya Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan memiliki ukuran

tinggi pundak 40,72 cm, 60,83 cm, dan 67,48 cm.

Rataan tinggi pundak Kambing Pote umur < 1 tahun di Desa Arosbaya

memiliki ukuran 40,72 cm lebih tinggi dari Kambing Kacang hasil penelitian

Imelda, dkk. (2015) di Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah sebesar

35,36 cm dan lebih pendek dari Kambing PE menurut (SNI 2015) sebesar 60 cm.

Ukuran tinggi pundak Kambing Pote mendekati ukuran tinggi pundak Kambing

Kacang, namun lebih kecil dari tinggi pundak Kambing PE. Jika dilihat dari hasil

penelitian yang telah dilakukan, ukuran tinggi pundak Kambing Pote memang
22

berada diantara kedua tetuanya yaitu Kambing PE dan Kambing Kacang dengan

nilai 35,36 cm Imelda, dkk.,(2015).

Kambing Pote umur 1 - 2 tahun yang memiliki rataan tinggi pundak 60,83

cm lebih tinggi dibandingkan tetuanya yaitu Kambing Kacang hasil penelitian

Imelda dkk. (2015) yaitu 52,98 cm dan lebih pendek dari Kambing PE 73 – 78 cm

(SNI 2015). Kambing Pote yang berumur > 2 tahun memiliki rataan tinggi

pundak 67,48 cm, jauh lebih pendek dari tinggi pundak di BPTU-HPT Pelaihari

(2016) yaitu 87,5 cm.

Tinggi Pundak kambing pada umur 1 - 6 bulan mengalami pertumbuhan

yang sangat cepat, namun setelah umur 7 bulan keatas pertumbuhan kambing

akan melambat, hal ini sejalan dengan pernyataan Imam, dkk. (2016) menjelaskan

bahwa tinggi pundak Kambing Kacang Jantan pada umur 1 - 3 bulan dan 4 - 6

bulan mengalami pertumbuhan cepat, setelah itu pada umur 7 - 48 bulan

pertumbuhan akan menjadi lambat, sebab tulang ini mengalami pertumbuhan

yang paling cepat, sesuai dengan fungsinya untuk menyangga tubuh.

Ukuran tubuh Kambing Pote berada diantara ukuran tetuanya yaitu

Kambing PE dan Kambing Kacang menjadikan Kambing Pote memiliki postur

tubuh sedikit diatas Kambing Kacang dan dibawah Kambing PE. Bila dilihat dari

sisi genetik Kambing Pote memiliki bentuk tubuh mendekati kambing kacang

karena ada genetik dari Kambing PE yang postur tubuhnya lebih besar sehingga

Kambing Pote memiliki postur tubuh yang lebih besar dibanding Kambing

Kacang namun lebih lebih kecil dari Kambing PE itu sendri, disamping itu

keberagaman ukuran tubuh Kambing Pote dan tetuanya tersebut tidak luput dari

faktor lingkungan, salah satunya yaitu berlimpahnya pakan di tempat kambing

dibudidayakan yang menjadi pendukung dalam tumbuh kembang Kambin Pote.


23

4.3 Rataan Dalam Dada Kambing Pote Arosbaya Jantan Umur < 1, 1 - 2 dan

> 2 Tahun.

Dalam dada di ukur dari titik tertingi pundak sampai tulang dada bagian

bawah dibelakang kaki depan, untuk melindungi organ – organ penting dan dalam

dada juga dapat melihat perkembangan pada pertumbuhan bobot badan kambing.

Menurut Frandson (1993) menyatakan salah satu fungsi tulang rusuk adalah

pelindung organ – organ penting seperti jantung dan paru – paru ( Sudibyo 1987 )

menyatakan dalam ukuran – ukuran tubuh, perkembangan dalam dada

mencerminkan kegemukan ternak, pertumbuhan dan penyusutan dalam dada

dipengaruhi oleh pertumbuhan jaringan otot.

Hasil pengukuran ukuran tubuh Kambing Pote Arosbaya Jantan umur < 1,

1 - 2 dan > 2 tahun di Desa Arosbaya Kecamatan Arosbaya Kabupaten

Bangkalan, disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Menunjukan rataan Dalam Dada Kambing Pote Arosbaya umur <

1, 1 – 2 dan > 2 Tahun di Desa Arosbaya Kecamatan Arosbaya Kabupaten

Bangkalan memiliki Dalam Dada 12,24 cm, 22,35 cm dan 24,34 cm.
Umur Rata-rata Dalam Min (cm) Max (cm) Koevisien
Dada ( cm ) Variasi (%)

< 1 tahun 12,24 ± 3,43 7,33 20,17 28,03


1 – 2 tahun 22,35 ± 4,67 13,67 29,17 20,88
< 2 tahun 24,34 ± 3,19 17,63 30,67 13,12

Kambing Pote umur < 1 tahun memiliki rataan dalam dada 12,24 cm tidak

jauh berbeda dengan Kambing PE yaitu 12,5 cm (Nur Rasminati 2013) dari

Kambing Kacang yaitu 18,23 cm, sedangkan untuk Kambing Pote umur 1 - 2

tahun memiliki rataan dalam dada 22,35 cm. Menurut Haliajah (2014),

Novitawati (2014) dan Ilham (2015) Kambing PE dan Kambing Kacang umur 1 –
24

2 tahun memiliki rataan dalam dada 25,97 cm, dan untuk Kambing Pote umur > 2

tahun memiliki dalam dada 24,34 cm, ukuran tubuh akan meningkat seiring

dengan bertambahnya umur, yang menandakan bahwa pada ternak tersebut terjadi

pertumbuhan.

Perbedaan ukuran tubuh antara hasil penelitian yang telah dilakukan

dengan hasil penelitian terdahulu terletak pada faktor lingkungan yang berbeda,

kelamin, genetik dan rumpun kambing, sehingga terdapat perbedaan sistem

pemeliharaan dan pertumbuhan yang dapat mempengauhi performa seekor ternak,

pertumbuhan merupakan perubahan bentuk atau ukuran seekor ternak yang

dinyatakan dalam panjang, volume, atau massa yang dapat dinilai sebagai

peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar, dan bobot badan.

4.4 Rataan Lebar Dada Kambing Pote Jantan Umur < 1, 1 – 2 dan > 2

Tahun.

Lebar dada adalah jarak penonjolan sendi bahu kanan dan sendi bahu kiri

ukuran lebar dada sangat penting untuk memberikan informasi tentang kapsitas

tubuh ternak dalam memanfaatkan pakan menjadi daging dan otot. semakin

meningkatnya ukuran lebar dada maka bobot badan akan meningkat pula, hal ini

disebabkan karena ternak berada masa pertumbuhan, sehingga ukuran tuubuhnya

akan bertambah kearah samping hal ini sejalan dengan (Alipah, 2002) yang

menyatakan lebar dada menggambarkan pertumbuhan tulang bahu dan rongga

dada, pertumbuhan tulang dada dipengaruhi oleh perkembangan organ–organ

dalam dan perlekatan daging pada tulang bahu dan dada yang menekan kapasitas

tubuh.
25

Hasil pengukuran ukuran tubuh Kambing Pote Jantan umur > 2 tahun di

Desa Arosbaya Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan, disajikan pada Tabel

3.

Tabel 3. Rataan Lebar Dada Kambing Pote Jantan Umur < 1, 1 – 2 dan > 2 Tahun.
Umur Rata-rata Lebar Min Max Koevisien
Dada ( cm ) Variasi (%)

<1 tahun 9,27 ± 2,12 cm 5,67 cm 14,07 22,83 %


cm
1-2tahun 14,80 ± 2,27 cm 10,33 cm 17,33 15,35 %
cm
< 2tahun 16,58 ± 1,55 cm 13,17 cm 19,67 9,35 %
cm

Tabel 3 menunjukan hasil rataan Lebar Dada Kambing Pote Arosbaya

Jantan umur < 1 - > 2 tahun di Desa Arosbaya Kecamatan Arosbaya Kabupaten

Bangkalan memiliki Lebar Dada 9,27 ± 2,12 cm, 14,80 ± 2,27 cm dan 16,57 ±

1,59 cm. Kambing Pote umur < 1 tahun memiliki lebar dada 9,27 cm, sedangkan

penelitian (Nur Rismanati 2013) menyatakan bahwa Kambing PE cempe memiliki

lebar dada 15,5 cm, hasil ini sangat jauh berbeda, sedangkan untuk umur < 1 – 2
tahun Kambing Pote memiliki ukuran lebar dada 14,80 cm tidak jauh berbeda

dengan penelitian Ashari, dkk. (2017) menyatakan bahwa lebar dada 13,68 ± 1,62

cm. Haliajah (2014), Novitawati (2014) dan Ilham (2015) mengungkapkan bahwa

Kambing PE dan Kambing Kacang berumur 1 - 2 tahun memiliki rataan lebar

dada 17,7 cm, sedangkan untuk lebar dada Kambing Pote Umur > 2 tahun

memiliki lebar dada 16,68 sedangkan menurut Ashari. dkk. (2015) menyatakan

bahwa Kambing PE memiliki lebar dada 22 cm. Sifat-sifat pada bangsa ternak

akan menjadi ciri khas pada ternak tersebut dan menjadi pembeda dari setiap

bangsa.
26

Secara keseluruhan Kambing Pote dilokasi penelitian diarosbaya memiliki

karakteristik kuantitatif mungkin bereada dengan karakteristik didesa lainnya hal

ini disebabkan karena perbedaan wilayah, inbreeding dan pemeliharaan, Kambing

Pote Jantan di Desa Arosbaya Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

pengukuran ukuran tubuh rata-rata Kambing Pote Arosbaya Jantan pada tiga

kelompok umur yang dipelihara oleh peternak yaitu umur < 1 tahun sampai > 2

tahun di Desa Arosbaya Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan mempunyai

tinggi pundak 40,72 ± 4,97 cm, 60,83 ± 6,76 cm dan 67,48 ± 6,88 cm, dalam

dada 12,24 ± 3,43 cm, 22,35 ± 4,67 cm dan 24,34 ± 3,19 cm dan lebar dada 9,27 ±
2,12, 14,80 ± 2,27 cm dan 16 ± 1,55 cm.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti kepada para peternak khususnya untuk

peternak di Desa Arosbaya yang setelah dilihat ternyata harusnya memperbaiki

sistem management pemeliharaan terutama pada sistem pakan dan sistem

reproduksinya untuk menghindari penurunan kualitas dan genetik pada Kambing

Arosbaya.

DAFTAR PUSTAKA

27
28

Audisi. O. D., Heriyadi. D., Nurrachma. S. 2016. Sifat Kuantitatif Domba Ekor
Tipis Jantan Yearling Pada Manajemen Pemeliharaan Secara
Tradisional Dipesisir Pantai Selatan Kabupaten Garut. Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran. Vol 5 No 4 Hal 4.

Anggaraeny, Y. N., U. Umiyasih dan D. P amungkas. 2005. Pengaruh


Suplementasi Multinutrien Terhadap Performans Sapi Potong Yang
Memperoleh Pakan Basal Jerami Jagung. Pros. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan veterniner. Bogor. Hal 147 – 152.

Alipah, S. 2002. Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan


kambing peranakan ettawa jantan umur 6-10 bulan di Kecamatan
Kaligesing Kabupaten Purworejo. Skripsi. Hal. 6 (diakses pada tanggal
23 februari 2019, pukul 22.20).

Arraushany,A.2017. Kambing Pote Arosbaya Si”Uranium”Kabupaten Bangkalan


Yang Perlu Segera Dikelola. http://www.blogspot.com/2017/02/kambing-
pote-arosbaya-si-uranium.html.(diakses pada tanggal 13 September 2017,
pukul 20:00 wib ).

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan. 2012. Jumlah Penduduk dan


Kepadatan Penduduk Kabupaten Bangkalan.
https://bangkalankab.bps.go.id/publication/2013/01/28/9a1f095f282ca954
5f89f193/kecamatan-bangkalan-dalam-angka-2012.html (diakses pada
tanggal 20 November 2018, pukul 16.40 wib).

Badan Nasional Indonesia (BSN).7325. 2008. Bibit Kambing Peranakan Ettawa


(PE).). Standar Nasional Indonesia. Hal 1

Bukhori, I. Aka., R. dan Saili T., 2017. Pola Pertumbuhan Kambing Kacang
Jantan di Kabupaten Konawe Selatan. Jitro Vol 4 No 3. Hal 37

Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan 2019 Balai Pembibitan


Ternak Unggul dan Hijauan isroPakan Ternak Pelaihari - Kalimantan
Selatan. http:/bptupelaihari.ditjenpkh.pertanian.go.id. (diakses pada
tanggal 13 Maret 2019, 01.46 wib)

Diwyanto, K., dan I. Inounu. 2001. Ketersediaan Teknologi Dalam


devenPengembangan Ruminansia Kecil. Makalah pada Seminar Domba
Kambing di IPB, 22 September 2001. Hal 7
29

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak edisi keemepat. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. Hal 4

Haliajah. 2014. Identifikasi Sifat dan Grade Kambing Peranakan Ettawa Jantan
Sebagai Standar Bibit Pada Kelompok Peternak Desa Geres
Kecamatan Gerung Lombok Barat. http://
uhudabdullah.blogspot.co.id/2014/09 identifikasi-sifat-kuantitatif-
dan.html [Diakses pada 20 November 2018]

Ilham, Fahrul. 2015. Karakteristik Fenotif Sifat Kualitatif dan Kuantitatif


Kambing Lokal di Kabupaten Bone Bolango.
http://unhas.ac.id/semnas_peternakan/wp-content/uploads/2015/05_fahrul
_gorontalo_hal%2041-50.pdf [Diakses pada 20 November 2018].

Isroli. 2001. Evaluasi terhadap pendugaan bobot badan domba Priyangan


berdasarkan ukuran tubuh. Jurnal Ilmiah SAINTKES (Universitas
Semarang). Hal 8.

Martawidjaja. M. 2003. Pemanfaatan Jerami Padi Sebagai Pengganti Rumput


Untuk Ternak Ruminansia Kecil. Jurnal Wartazoa Vol 13 No 13 Hal 126.

Mihrani. 2008. Evaluasi penyuluhan penggunaan bokashi kotoran sapi terhadap


pertumbuhan dan produksi rumput gajah. Jurnal agrisistem. Vol 4 No 1

Mulyono. S. dan B. Sarwono. 2008. Penggemukan Kambing Potong. Penebar


Swadaya, Jakarta. Hal 12.

Nora D., Astuti, T., Wahid D. 2017. Efektivitas daun nangka dalam ransum
ruminansia terhadap, kecernaan bahan kering, bahan organik dan
kandungan tannin. Jurnal Bibiet Vol 2 No 1 Hal 21

Novitawati, dan Gusti.A.P. 2014. Identifikasi Sifat Kuantitatif dan Grade Kambing
Peranakan Ettawa Betina pada Kelmpok Peternak di Desa Geres
Kecamatan Gerung, Lombok Barat http://uhudabdullah.blogspot
.co.id/2014/09/identifikasi-sifat-kuantitatif-dan_14.html [Diakses pada 20
November 2018].

Paath, R. H., Kaligis, D. A., dan Kaunang, C. L. 2012. Produksi Dan Kualitas
Jerami Jagung Sebagai Pakan Ternak Sapi Di Kabupaten Minahasa
Selatan. Eugenia Vol 18 No 1 Hal 33.

Pamungkas, F.A., Aron B., Meruwald W., dan Erwin S., 2009. Potensi Beberapa
Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan. Hal 23-27.
30

Rasminati. N. Grade Kambing Peranakan Ettawa pada Kondisi Wilayah yang


Berbeda. Saint Peternakan Vol. 11 (1), Maret 2013: 43-48. Hal 46

Septian, A. D., M. Arifin, dan E. Rianto. 2015. Pola pertumbuhan kambing


Kacang jantan di Kabupaten Grobogan. J. Anim. Agriculture. 4 (1) : 1 –
6. Hal 38.

SNI 7325:2008,2006 Bibit Kambing Peranakan Ettawa (PE). Badan Standarisasi


Nasional. Jakarta. 3-5

Soenarjo. 1988. Buku Pegangan Kuliah Ilmu Tilik Ternak. CV. Baru, Jakarta.
Hal 126

Sudono, A. & I. K. Abdulgani. 2002. Budidaya Aneka Ternak Perah. Diktat


Kuliah. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hal 5

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Penerbit Tarsito. Bandung. Hal
66,72, 93, 101, 202

Sulastri dan Sumadi. 2012. Pendugaan Umur Berdasarkan Kondisi Gigi Seri
Pada Kambing Peranakan Ettawa di Unit Pelaksanaan Teknis Ternak
Singosasri, Malang, Jawa Timur. Majalah Ilmiah Peternakan. Hal 2.

Trisnawanto, Adiwinarti R, dan DilagaWS. 2012. Hubungan antara ukuran-


ukuran tubuh dengan bobot badan Dombos jantan. J Anim Agric. Vol, 1
No. 1, 2012 Hal 9

Vivin W., L. O Nafiu, dan Muh. Amrullah Pagala. 2016 Karakteristik Fenotip
Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kambing Kacang Di Kabupaten Muna
Barat. Jitro 1 Vol 1 . Hal 26

Widagdo, D. 2010. Untung Ganda Ternak Peranakan Etawah. Cetakan pertama.


Penerbit dan Percetakan Sahabat, Klaten. Hal 5.
31
Lampiran 1. Data Hasil Penelitian Kambing Pote Arosbaya

NO PEUBAH <1 1-2 2>

1 TINGGI PUNDAK 40,72 CM 60,83 CM 67,48 CM

2 DALAM DADA 12,24 CM 22,35 CM 24,34 CM

3 LEBAR DADA 9,27 CM 14,80 CM 16,58 CM


33

UMUR UKURAN TUBUH


TP DD LD
1 2 3 JML 1 2 3 JML 1 2 3 JML
<1 49 48 48,5 145,5 48,5 18 18,5 18,5 55 18,33 8,3 8,5 9,2 26 8,67
41 41 40 122 41,67 17,6 18 16,4 51,6 17,2 10,8 11 10,3 32,1 10,7
37,6 37 38,8 113,4 37,8 9,5 10 9,3 28,8 9,6 7,8 8 11 26,8 8,93
39,5 39 38 116,5 38,83 9,5 9 9 27,5 9,167 8 7,8 7,5 23,3 7,77
36 35,4 36,5 107,9 35,97 7 8,6 9 24,6 8,2 9 9 10 28 9,33
40,5 41,3 42 123,8 41,27 12 13 11,5 36,5 12,17 11 11 10 32 10,67
41,5 42 41,5 125 41,67 12,7 13 11,8 37,5 12,5 9,5 11 10 30,5 10,17
41 40 41,5 122,5 40,83 12,1 12 13 37,1 12,37 10 9 10,5 29,5 9,83
41,7 41,5 42 125,2 41,73 13 13,5 14 40,5 13,5 10 11 11,5 32,5 10,83
41,7 40 42 123,7 41,23 13 14 14 41 13,67 11,5 11,5 12 35 11,67
42,9 41 40,6 124,5 41,5 13,8 13 12 38,8 12,93 11 11,5 10 32,5 10,83
55,7 54 53 162,7 54,23 17,5 17,8 17 52,3 17,43 12,3 11 11,6 34,9 11,63
36 35,5 36 107,5 35,83 10,5 9 9,5 29 9,67 7 6 7 20 6,67
35 36 36 107 35,67 9 10 10 29 9,67 7 6 6 19 6,33
36 35 36 107 35,67 9 8 9 26 8,67 7 6 6 19 6,33
35 34 34 103 34,33 8 7 7 22 7,33 7 5 5 17 5,67
36,7 36 37 109,7 36,57 9 8 8 25 8,33 8 8 7 23 7,67
36 36,2 36 108,2 36,07 10 8,3 9 27,3 9,1 8 7 8 23 7,67
34 34 33 101 33,67 9 8 9 26 8,67 7 6 7 20 6,67
34

38 38,5 38 114,5 38,17 10 9,4 9,8 29,2 9,73 7 7 8 22 7,33


49 48 48 145 48,33 12 11,4 11,8 35,2 11,73 9 9 8 26 8,67
47 48 48 143 47,67 13 13 12 38 12,67 10 11 10 31 10,33
40 39 39 118 39,33 11 10 10 31 10,33 8 7 7 22 7,33
34 35 34 103 34,33 9 8 9 26 8,67 7 6 7 20 6,67
42 43,5 44 129,5 43,17 14 14,5 15 43,5 14,5 11 11 12 34 11,33
43 44 42,7 129,7 43,23 15 15 16 46 15,33 12 11 11 34 11,33
42 42 41 125 41,67 15 15 14 44 14,67 11 11,8 11 33,8 11,27
48 49 48 145 48,33 20 21 19,5 60,5 20,17 14 15,2 13 42,2 14,07
42 41 42 125 41,67 16 15 15 46 15,33 11,6 10 12 33,6 11,2
43 43 42 128 42,67 16 16 15 47 15,67 11 11 10 32 10,67

MIN 33,67 7,33 5,67


MAX 54,23 20,17 14,07
RATA -
RATA 40,72 12,24 9,27
STD DEVI 4,97 3,43 2,12
KV 12,22 28,03 22,83
35

UKURAN TUBUH
NO UMUR TP DD LD
1-2Thn 1 2 3 JML 1 2 3 JML 1 2 3 JML
31 63 63 64 190 63,33 29 29 29,5 87,5 29,17 16 16 16,5 48,5 16,17
32 61 61 60 182 60,67 23 23 22,5 68,5 22,83 15 15 16 46 15,33
33 62 61 62 185 61,67 24 23 24 71 23,67 14 15 15 44 14,67
34 59 59 58 176 58,67 20 20,5 19 59,5 19,83 15 15,5 14 44,5 14,83
35 57 57 58 172 57,33 18 18 17 53 17,67 14 14 15 43 14,33
36 47 46 47 140 46,67 16 16 17 49 16,33 11 11 10 32 10,67
37 70 70 71 211 70,33 27,5 28 28 83,5 27,83 17 17 16,5 50,5 16,83
38 68 69 68 205 68,33 29 29 28 86 28,67 17 17 16 50 16,67
39 63 64 64 191 63,67 28 29 29 86 28,67 17,5 16 16 49,5 16,50
40 63 63 64 190 63,33 28 27 28 83 27,67 17 17 18 52 17,33
41 52 51 52 155 51,67 14 13 14 41 13,67 10 10 11 31 10,33
42 62 61,5 61,3 184,8 61,60 15 14 15 44 14,67 11 10,5 11 32,5 10,83
43 65 65 67 197 65,67 27 26 27 80 26,67 15 15,7 16 46,7 15,57
44 67 66 68,5 201,5 67,17 27 26 27 80 26,67 17 17 18 52 17,33
45 59 59 57 175 58,33 25 24 25,5 74,5 24,83 17 17 18 52 17,33
46 49 49 50 148 49,33 19 18 19 56 18,67 15 15 16 46 15,33
47 64 63 63 190 63,33 25 25 24 74 24,67 15 14,5 14,5 44 14,67
48 67 67 66 200 66,67 25 25 24,5 74,5 24,83 17 17 16 50 16,67
49 55,9 54 53,5 163,4 54,47 18 17,5 17,5 53 17,67 12 11 11 34 11,33
50 52 52 53 157 52,33 17 17 17,5 51,5 17,17 11 11,5 12,5 35 11,67
51 54 53 54,5 161,5 53,83 17 18 18 53 17,67 12,5 12,5 13 38 12,67
52 72 72 73 217 72,33 26 26 27 79 26,33 17 17 18 52 17,33
36

53 70 71 70 211 70,33 23 24 23 70 23,33 16,5 17,2 16 49,7 16,57


54 66 66 67 199 66,33 23 23 24 70 23,33 17 16 17 50 16,67
55 59 59 58 176 58,67 18 18 17 53 17,67 14 14 13 41 13,67
56 62 62 63 187 62,33 25 25 26 76 25,33 17 17 18 52 17,33
57 59 59 60 178 59,33 19 19 20 58 19,33 14,8 14 14 42,8 14,27
58 65 64 65 194 64,67 26 25 26 77 25,67 15,5 14 16 45,5 15,17
59 65 64 64 193 64,33 24 23,8 23,4 71,2 23,73 15 14,5 15 44,5 14,83
60 47,5 48 49 144,5 48,17 16 16 17 49 16,33 10,7 11 12 33,7 11,23

MIN 46,67 13,67 10,33


MAX 72,33 29,17 17,33
RATA -
RATA 60,83 22,35 14,80
STD DEVI 6,76 4,67 2,27
KV 11,11 20,88 15,34
37

UKURAN TUBUH
NO UMUR TP DD LD
>2
THN 1 2 3 JML 1 2 3 JML 1 2 3 JML
61 59 58 58 175 58,33 17,8 17,6 17,5 52,9 17,63 13 13 13,5 39,5 13,17
62 63 64 64 191 63,67 24 24 23 71 23,67 16 17 16 49 16,33
63 80 81 81 242 80,67 25 26 26 77 25,67 18 19 19 56 18,67
64 71 70 71 212 70,67 24 23 24 71 23,67 17,5 17 16 50,5 16,83
65 64 64 63 191 63,67 22 22 23 67 22,33 15 16 15 46 15,33
66 64 63 63 190 63,33 26 26 25 77 25,67 18 18 17 53 17,67
67 63,3 63 64 190,3 63,43 24 24 25 73 24,33 16 16,7 17 49,7 16,57
68 68 67 67 202 67,33 26 25 25 76 25,33 18 18 17 53 17,67
69 67 67 66 200 66,67 25 25 24,5 74,5 24,83 17 18 18 53 17,67
70 60 61 60 181 60,33 23 24 23 70 23,33 16 15,5 16 47,5 15,83
71 64 64 63 191 63,67 23 23 22 68 22,67 15 14 15 44 14,67
72 83 84 83 250 83,33 28 29 28 85 28,33 18,9 19 18 55,9 18,63
73 58 57 57 172 57,33 23 22 22 67 22,33 15 15 14 44 14,67
74 60 61 61 182 60,67 24 25 25 74 24,67 17 18,4 17 52,4 17,47
75 69 68 69 206 68,67 23 22 22 67 22,33 16,3 16 17,6 49,9 16,63
76 61 60 61 182 60,67 21 22 22 65 21,67 14 14 15 43 14,33
77 64 64 63 191 63,67 21 21 20 62 20,67 15 15 14 44 14,67
78 68 68 67,5 203,5 67,83 19 19 18 56 18,67 15 15 14 44 14,67
79 67 67 68 202 67,33 24 25 25 74 24,67 18 18 18,5 54,5 18,17
80 88 88 87 263 87,67 30 30 31 91 30,33 20 19 20 59 19,67
81 70 71 70 211 70,33 26 25,5 27 78,5 26,17 17 16 17 50 16,67
38

82 73 72 73 218 72,67 25,5 24 26 75,5 25,17 18 19 18 55 18,33


83 70 70 69 209 69,67 30 30 29 89 29,67 16 17 16 49 16,33
84 72 71 71 214 71,33 30 32 30 92 30,67 16 17 17 50 16,67
85 67 68 67 202 67,33 23 24 24 71 23,67 18 19 19 56 18,67
86 68 69 69 206 68,67 23 23 24 70 23,33 18 18 17 53 17,67
87 68 67 68 203 67,67 23 22 23 68 22,67 15 15 16 46 15,33
88 62 64 63,5 189,5 63,17 21 22 22 65 21,67 16 16 17 49 16,33
89 63 64 63 190 63,33 24 23 24 71 23,67 16 15 16 47 15,67
90 71 72 71 214 71,33 30 32 30 92 30,67 16 17 16 49 16,33

MIN 57,33 17,63 13,17


MAX 87,67 30,67 19,67
RATA -
RATA 67,48 24,34 16,58
STD DEVI 6,88 3,19 1,55
KV 10,20 13,12 9,35
39

1. Pengukuran Tinggi Pundak 3. Pengukuran Dalam Dada

2. Pengukuran Lebar Dada


40

Anda mungkin juga menyukai