Anda di halaman 1dari 6

Cindy Amelia 210210246

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL:


FRAKTUR DAN DISLOKASI
1. Anatomi dan fisiologi dari sistem musculoskeletal
Adalah sistem tubuh sebagai penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan, komponen utama nya adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri drai tulang, sendi,
otot, rangka, tendn, ligament, bursa dan jaringan jaringan khusus yang menghubungkan
struktur struktur tubuh, komponen utama dari sistem musculoskeletal adalah tulang dan
jaringan ikat yang Menyusun kurang lebih 25 % berat badan dan otot Menyusun kurang lebih
50 %.
Banyak nya tulang kurang lebih 206 buah tulang yang berhubungan satu dengan yang lain,
terdiri atas:
1) Tulang kepala
2) Tulang wajah
3) Tulang telinga
4) Tulang lidah
5) Tulang dada
6) Tulang belakang dan tulang panggul
7) Tulang anggota gerak bawah
8) Tulang anggota gerak atas
Ada 3 macam otot
1) Otot polos: terletak di organ dalam, cara kerjanya tanpa sadar dan sifat nya tidak
mudah lelah
2) Otot lurik/rangka: terletak di rangka berbentuk silindris dan sifat nya mudah Lelah
3) Otot jantung: terletak di jantung, bekerja tanpa sadar dan bersifat tidak mudah Lelah

A. FRAKTUR
 Pengertian
Adalah terputus nya kontinuitas tulang, tulang sendi, tulang rawan, yang
bersifat total atau parsial.
Fraktur adalah patah tulang yang dapat berkisar dari retakan tipis hingga
patah, patah tukang bisa melintang memanjang di beberapa tempat atau jadi
beberapa bagian, biasanya patah tulang terjadi Ketika tulang di pengaruhi
oleh kekuatan atau tekanan lebih.
Fraktur adalah kondisi dimana tulang bisa patah, missal nya patah tulang
yang tidak merusak jaringan di sekitarnya atau merobek kulit yang dikenal
sebagai fraktur tertutup dan yang menembus kulit di kenal dengan fraktur
kompon atau fraktur terbuka. Fraktur kompon biasanya lebih serius karena
patah tulang ini bisa sebabkan infeksi.
Jenis jenis fraktur : fraktur avulsi, kominutif, kompresi, dislokasi, greenstick,
impaksi, longitudinal, oblik, patologis, spiral, stress, torus, transversal.
 Etiologic
Jatuh, benturan menyerang langsung ke tubuh, pristiwa traumatis seperti
kecelakaan atau luka tembak dan cedera karena olahraga
 Tanda dan gejala
1) Bunyi kertak Ketika cedera terjadi
2) Bengkak, kemerahan, dan memar di area yang terbuka
3) Kesulitan menopang berat badan dengan area yang luka
4) Kelainan bentuk di tempat cedera
5) Jika fraktur terbuka mungkin ada pendarahan
6) Angulation
7) Bisa ada tulang patah yang menembus kulit
8) Terlihat pucat
9) Perasaan sakit dan mual
 Patofisiologi
Menurut Black, joyce & hawks, 2014
Fraktur biasanya di sebabkan karena trauma, cedera, rudapaksa dimana
penyebab utama nya adalah trauma langsung yang mengenai tulang seperti
kecelakaan mobil, olahraga, jatuh/Latihan berat. Tingkat keparahannta
tergantung pada gaya yang menyebabkan fraktur.
 Pathway

 Pemeriksaan penunjang
1) Rontgen
Untuk menentukan lokasi/ luasnya fraktur /trauma
2) Pemeriksaan darah lengkap
HT mungkin meningkat atau menurun
3) Ct/mri
Untuk memperlihatkan fraktur dan juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
 Penatalaksanaan
1) Menstabilkan patahan tulang
Dokter akan mengembalikan potongan tulang yang patah ke posisi
semula dan menstabilkan tulang tersebut untuk menjaga agar tulang
tidak bergerak sampai mereka sembuh
2) Penggunaan gips
Untuk menjaga area yang cidera agar stabil dan mencegah potongan
tulang yang rusak bergerak saat tulang sembuh
3) Penggunaan katrol
Untuk menstabilkan area yang cidera akan mempergunakan sistem
katrol yang akan menghasilakan tarikan lembut yang dapat
digunakan untuk mentsabilkan area yang cidera
4) Pembedahan
Untuk fraktur kompleks diperlukan pembedahan, cara ini dilakukan
dengan menggunakan skrup, pelat logam atau keduanya sehingga
batang ini aka menahan tulang di tempatnya saat penyembuhan
5) Obat patah tulang
Akan di resepkan obat untuk mengontrol rasa sakit, melawan infeksi,
atau mengelola gejala atau komplikasi lain
 Askep

Pengkajian Diagnose Intervensi


Mayor Gangguan rasa 1. berikan posisi
Subjektif nyaman nyeri relaksasi pada pasien
1. mengeluh tidak berhubungan dengan 2. ajarkan teknik
nyaman discontuinitas jaringan distraksi dan relaksasi
Objektif 3. berikan lingkungan
1. gelisah yang nyaman dan
Minor aktifitas hiburan
Subjektif 4. kolaborasi
1. mengeluh sulit tidur pemberian analgesic
2. tidak mampu rileks
3. mengeluh
kedinginan atau
kepanasan
4. merasa gatal
5. Mengeluh mual
6. mengeluh Lelah

Objektif
1. menunjukan gejala
stress
2. tampak
merintig/menangis
3. pola eliminasi
berubah
4. postur tubuh berubah
5. iritabilitas
B. DISLOKASI
 Pengertian
Adalah kondisi Ketika tulang di sendi bergeser atau keluar dari posisi normal
nya, dislokasi dapat terjadi Sebagian atau total, kondisi ini dapat tejadi di
semua sendi.
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari satu kesatuan
sendi. Dislokasi ini hanya komponen tulang nya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya.
Dislokasi dapat di kelompokan jadi 2
1) Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi ex: tumor,
infeksi atau osteoporosis tulang
2) Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi terjadi karena trauma yang kuat sehaingga
dapat mengeluarkan tulang dari jaringan di sekeliling nya
3) Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan
 Etiologic
1) Cedera olahraga
2) Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga
3) Terjatuh
a. Terjatuh dari tangga
b. Factor predisposisi
c. Akibat kelainan tumbuh sejak lahir
d. Trauma akibat kecelakaan
e. Terjadi infeksi di sekitar sendi
 Tanda dan gejala
1) Sakit dan nyeri pada sendi yang cedera
2) Sendi bengkak dan memar
3) Bagian sendi yang cedera kemerahan atau menghitam
4) Bentuk sendi jadi tidak normal
5) Sakit Ketika bergerak
6) Mati rasa di bagian sendi yang cedera
 Patofisiologi
Biasanya di sebabkan oleh jatuh tangan. Humerus mendorong kedepan,
merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid tervulsi. Kadang bagian
posterolateral kaput hancur.
 Pathway
 Pemeriksaan penunjang
1) Rontgen untuk memastikan ada nya dislokasi atau kerusakan lain
yang mungkin terjadi
2) Mri untuk memeriksan struktur jaringan lunak di sekitar sendi yang
mengalami dislokasi
 Penatalaksanaan
1) Obat obatan untuk mengatasi nyeri
2) Tindakan reduksi untuk mengembalikan tulang pada posisi normal
3) Imobilisai untuk menyangga tulang
4) Operasi untuk mengatasi dislokasi yang tidak bisa diperbaiki dengan
reduksi atau bila telah terjadi kerusakan pada saraf, pembuluh darah
atau ligament di sekitar sendi
5) Rehabilitasi untuk memperkuat sendi dan melatih pasien agar bisa
bisa bergerak seperti sedia kala
6) Dikompes dengan es atau air hangat selama 15-20 menit
7) Mengistirahatkan sendi dan menghindari Gerakan yang
menyebabkan nyeri
8) Melatih sendi dengan Gerakan ringan dan dilakukan secara perlahan
 Askep

Pengkajian Diagnose Intervensi


Mayor Gangguan rasa 1. pertahaknkan
Subjektif nyaman nyeri immobilisasi bagian
1. mengeluh tidak berhubungan dengan yang sakit dengan tirah
nyaman spasme otoy baring, gips pembebat,
Objektif traksi
1. gelisah 2. tinggikan dan
Minor dukung ekstrimitas
Subjektif yang terkena
1. mengeluh sulit tidur 3. evaluasi keluhan
2. tidak mampu rileks nyeri/ketidaknyamanan
3. mengeluh 4. berikan alternatif
kedinginan atau tindakan kenyamanan
kepanasan 5. dorong dengan
4. merasa gatal menggunakan teknik
5. Mengeluh mual manajemen stress
6. mengeluh Lelah 6. identifikasi aktifitas
terapeutik yang teopat
Objektif untuk usia pasien
1. menunjukan gejala 7. lakukan compress
stress dingin
2. tampak 8. berikan obat sesuai
merintig/menangis indikasi
3. pola eliminasi
berubah
4. postur tubuh berubah
5. iritabilitas

Anda mungkin juga menyukai