Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN SGD

BLOK SISTEM MUSKULOSKELETAL

OLEH:

KELOMPOK I

1. Catherine Ilona (0606011910001)


2. Teguh Prasetia Lakukua (0606011910008)
3. Agnes Anjariana (0606011910015)
4. Lidya Anin (0606011910020)
5. Atalya Riawani Iring (0606011910022)
6. Reviola Celly Sidharta (0606011910027)
7. Zefanja Andera Gondo (0606011910028)
8. WB Iqbal Tendi Alam (0606011910032)

Nama Tutor: dr. Minarni Wartiningsih, M. Kes.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CIPUTRA
SURABAYA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 1

SKENARIO ...................................................................................................................... 2

TABEL .............................................................................................................................. 3

LEARNING ISSUES ....................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5

A. Definisi Nyeri ..............................................................................................................5


B. Klasifikasi Nyeri .........................................................................................................5
C. Differential Diagnosis ............................................................................................ 5
D. Anatomi Extremitas Bawah dari regio, tulang, dan persendian........................ 6
E. Histologi ................................................................................................................. 14
F. Menjelaskan Mekanisme Biokimia dalam Jaringan Otot ................................. 17
G. Eksitasi,kontraksi, dan relaksasi ....................................................................... 19
H. Embriologi Ekstremitas Inferior ....................................................................... 21
MIND MAP AKHIR ........................................................................................................ 24

KESIMPULAN ......................................................................................................................25

REFERENSI ..................................................................................................................... 26

1
SKENARIO

Chandra, 30 tahun, mengeluh nyeri dipergelangan kaki kanan sejak pagi ini. Chandra
mengeluhkan bahwa kemarin malam jatuh dari tangga, dengan posisi kaki adduksi. Pagi ini
kaki kanan terasa nyeri bila digerakkan.

2
TABEL

Keywords 1. Laki-laki
2. Umur 30 tahun
3. Nyeri pergelangan kaki kanan
4. Jatuh, posisiadduksi
Masalah Nyeri pergelangan kaki kanan
Utama
Hipotesa
Awal
Mind Map
Awal

Learning 1. Menjelaskan definisi nyeri, klasifikasi nyeri, dan etiologi nyeri otot.
Issues 2. Menjelaskan diferensial diagnosa.
3. Menjelaskan anatomi ekstremitas inferior.
4. Menjelaskan ultra struktur sel otot bergaris.
5. Menjelaskan metabolisme otot saat kontraksi dan relaksasi.
6. Menjelaskan eksitasi, kontraksi, dan relaksasi otot.
7. Menjelaskan embriologi ekstremitas bawah.

3
LEARNING ISSUES

Dalam kasus ini, penulis menentukan learning issues sebagai berikut.


1. Menjelaskan definisi nyeri, klasifikasi nyeri, dan etiologi nyeri otot.
2. Menjelaskan diferensial diagnosa.
3. Menjelaskan anatomi ekstremitas inferior.
4. Menjelaskan ultra struktur sel otot bergaris.
5. Menjelaskan metabolisme otot saat kontraksi dan relaksasi.
6. Menjelaskan eksitasi, kontraksi, dan relaksasi otot.
7. Menjelaskan embriologi ekstremitas bawah.

4
PEMBAHASAN

A. Definisi Nyeri
Nyeri adalah rasa menyakitkan atau kurang nyaman yang jelas atau kurang jelas
lokasinya, akibat stimulus pada ujung-ujung nervus khusus, yang berguna sebagai respons
perlindungan karena mengakibatkan penderitanya menghindari atau menghilangkan
sumbernya.
B. Klasifikasi Nyeri:
1. Berdasarkan tempat terjadinya
a. Nyeri somatic superficial adalah nyeri yang muncul pada permukaan tubuh atau
kulit.
b. Nyeri somatic dalam adalah nyeri yang muncul pada sekitar permukaan tubuh,
seperti fasia, otot rangka, dan tendon
c. Nyeri visceral adalah nyeri yang muncul pada organ dalam tubuh yang mengalami
kerusakan.
2. Berdasarkan sifatnya
a. Nyeri cepat adalah nyeri yang muncul dengan sela waktu yang sangat cepat, yaitu
sekitar 0,1 detik setelah rangsangan diterima.
b. Nyeri lambat adalah nyeri yang muncul dengan sela waktu yang lebih lama
disbanding dengan nyeri cepat, sekitar beberapa detik setelah rangsangan
diterima.
c. Nyeri Incedental adalah nyeri yang muncul pada waktu tertentu kemudian hilang
3. Berdasarkan berat ringannya
a. Nyeri ringan adalah nyeri dengan ukuran rasa sakit yang tergolong rendah, pasien
masih dapat berinteraksi dengan baik.
b. Nyeri sedang adalah nyeri dengan ukuran rasa sakit lebih tinggi sehingga
menghasilkan reaksi, seperti menjerit dan menyeringai.
c. Nyeri berat adalah nyeri dengan ukuran rasa sakit yang tergolong tinggi. Pasien
tidak dapat berinteraksi dengan baik, tetapi masih merespons suatu aksi.
C. Differential Diagnosis
1. Dislokasi: Dislokasi merupakan suatu kondisi dimana terjadi kehilangan hubungan
yang normal antara kedua permukaan sendi secara lengkap.
2. Sublokasi: Sublokasi adalah dislokasi parsial permukaan pesendian.

5
3. Sprain: Sprain adalah cidera struktur ligamen di sekitas sendi, akibat gerakan menjepit
atau memutar.
4. Strain: Streain merupakan tarikan otot akibat penggunaan yang berlebihan,
peregangan berlebihan, atau stress lokal yang berlebihan.
5. Ruptur: Ruptur atau putus merupakan istiah dari hilangnya kontinuitas tendon baik
yang bersifat total maupun sebagian.
6. Fraktur: Fraktur merupakan istilah dari hilangnya konstinuitas tulang, tulang rawan,
baik yang bersifat total maupun sebagian.
a. Fraktur Tertutup (Close Fracture)
Fraktur tertutup adalah fraktur di mana kulit tidak ditembus oleh fragmen tulang,
sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh lingkungan/tidak mempunyai
hubungan dengan dunia luar.
b. Fraktur Terbuka (Open Fracture)
Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar
melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk dari dalam atau dari
luar.
c. Fraktur dengan Komplikasi (Complicated Fracture)
Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi
misalnya malunion, delayed union, nonunion, dan infeksi tulang.
d. Kontusi
Kontusi merupakan suatu istilah dari cedera pada jaringan lunak yang diakibatkan
oleh kekerasan atau trauma tumpul langsung mengenai jaringan, seperti pukulan,
tendangan, atau jatuh. (Helmi, 2012, hlm.414-415)
D. Anatomi Extremitas Bawah dari regio, tulang, dan persendian
Regio extremitas bawah di bagi menjadi 5, yaitu regio perinealis, regio glutealis, regio
femoralis, regio crualis, dan regio pedis.
Regio perinealis
Regio perinealis / pelvis adalah daerah-daerah yang saling berhubungan
dengan tulang-tulang pelvicum dan bagian-bagian akhir columna vertebralis.
Tulang utama pada regio ini adalah tulang pelvicum.
Regio glutealis
Regio femoralis
Regio crualis

6
Regio pedis
1. Regio glutealis / bokong
Terletak posterolateral dan di antara crista iliaca dengan lapisan kulit bokong
(gluteal fold).
2. Regio Femoralis / paha
a. Tulang
Femur adalah tulang yang menopang regio femoralis.
1) Femur (ujung bagian proksimal femur ditandai oleh caput ossis femoris dan
collum ossis femoris dan dua penonjolan besar (trochanter major dan minor)
2) Trochanter major dan minor (trochanter major membentang kearah superior
dari corpus ossis femoris tepat di later terhadap daerah bergabungnya corpus
ossis femoris tepat di lateran terhadap daerah bergabungnya corpus dengan
collum ossis femoris, tepat di inferior dari pertemuan dengan colllum)
3) Linea intertrochanterica (rigi tulang di permukaan anterior tepi atas corpus
yang turun kearah medial)
4) Crista intertrochanterica (di permukaan posterior femur lalu turun ke medial
meleintasi tulang dari tepi posterior major sampai ke pangkal trochanter
minor)
5) Corpus ossis femoris (serong dari collum ossis femoris menuju distal)
6) Patella (tulang sesamoidea terbesar, terbentuk di dalam tendo musculus
quadriceps femoris)
7) Ujung proximal tibia (sebuah condylus medialis dan sebuah condylus lateralis,
memiliki tuberositas tibiae)
8) Ujung proximal fibula (tidak ikut menahan berat badan, di ujung proksimal
ada perluasan capitupulum fibulae)
b. Sendi genus
Merupakan sendi synovialis terbesar pada tubuh manusia. Terdiri dari:
1) Persendian antara femur dan tibia berfungsi untuk menopang berat tubuh.
2) Persendian antara patella dan femur yang memungkinkan tarikan musculus
quadriceps femoris terarah ke anterior melalui genus menuju tibia tanpa
melelahkan tendon.
3. Region Crualis/tungkai bawah
a. Tulang
b. Corpus tibiae dan ujung distal tibia

7
c. Corpus fibulae dan ujung distal fibula
4. Regio Pedis/ kaki
a. Tulang
Tujuh tulang tarsi/tarsilia (membentuk kerangka tulang di region
talocruralis).
1) Kelompok proximal : talus dan calcaneus
Kelompok intermedius: naviculare (terletak di medial pedis)
Kelompok distal: cucoideum, 3 buah cuneidorme (Laterale, intermedium,
mediale).
2) Metatarsi/metatarsalia (I-V) (tulang di telapak kaki)
metatarsalis memiliki basis metatarsalis di bagian proximalis corpus
metatarsalis memanjang di bagian tengah dan di ujung distal ada caput
metatarsale.
3) Phalanges/digitorum (tulang di jari kaki)
Digitus pedis memiliki 3 buah phalanges (proximalis,media,distalis) di
setiap digitus.
b. Sendi
1) Sendi talocruralis
2) Sendi intertasales
3) Sendi subtalaris
4) Sendi calcaneocuboidea
5) Sendi tarsometatarsales
6) Sendi metatarsophalanges.
5. Sendi
a. Coxae (Merupakan sendi synovialis antara caput ossis femoris dan acetabulum
tulang pelvicum)
b. lumbosacralis (di superior sacrum yang bersendi dengan bagian lumbalis columna
vertebralis)
c. sacroiliaca (memindahkan kekuatan dari extremitas inferior menucu columna
vertebralis)
d. Symphysis pubica (di anterior di antara permukaan yang berdekatan dari tulang
pubis)

8
6. Tulang Pelvicum
Tulang Pelvicum berbentuk tidak beraturan dan mempunyai dua bagian utama
yang dipisahkan oleh garis obliq/serong pada permukaan medial tulang. Terdiri dari:
a. Linea arcuata (membentuk bagian linea teminalis dan apertura pelvis/ tepi pelvis
b. Linea teminalis (2/3 bagian bawah garis obliq berkontribusi terhadap batas
arpetura pelvis superior)
c. Ilium (spina iliaca anterior superior/SIAS adalah puncak crista iliaca berakhir di
anterior dan spina iliaca posterior superior/SIPS di posterior)
d. Pubis (satu corpus dan dua lengan, ramus ishiopubicum dan tulang pubis
menyadiakan tempat perlekatan untuk musculi)
e. Ischium (bagian postero inferior dari tulang pelvicum. Ciri: tuber ischiadicum)
f. Sacrum (berbentuk seperti segitiga terbalik, di bentuk oleh penyatuan lima
vertebrae)
g. Acetabulum (terletak di lateral tulang pelvicum, berbentuk mangkok besar untuk
bersendi dengan caput ossis femoris)
h. Coccyx (Bagian akhir kecil dari columna vertebralis)
7. Ligamenta
Ligamenta terbagi menjadi tiga yaitu:
a. Ligamentum Iliofemorale
1) Terletak di anterior terhadap sendi caxae.
2) Berbentuk segitiga (6.14).
3) Apexnya melekat pada ilium di antara SIAI.
4) Basisnya melekat di sepanjang linea intertrochanterica ossis femoris.
5) Bagian ligamentum yang melekat di atas dan di bawah linea intertrochanterica
lebih tebal dari pada yang melekat pada bagian tengah linea intertrochanterica.
6) Ligamentum iliofemorale memiliki bentuk seperti huruf Y.
b. Ligamentum Pubofemorale
1) Terletak anteroinferior terhadap sendi coxae (6.14B).
2) Bentuknya juga segitiga.
3) Basis melekat di medial dari eminentia iliopubica, tulang di dekatnya.
c. Ligamentum Ischiofemorale
1) Memperkuat aspectus posterior membrana fibrosum (6.14C).
2) Ligamentum ischiofemorale ke arah medial melekat pada ischium tepat di
posteroinferior dari acetabulum.

9
Gambar 1: Membran Inferior

Sumber : Drake, 2014

8. Suplai Darah dan Persarafan


a. Suplai vaskuler bagi sendi coxae di dominasi melalui cabang-cabang:
1) Arteria obturatoria
2) Arteria circumllexa femoris medialis
3) Arteria circumllexa femoris lateralis
4) Arteria glutea superior
5) Arteria glutea inferior
6) Arteria perforans pertama

Gambar 2: Cabang articularis pembuluh darah ini membentuk anyaman di sekitar sendi

Sumber : Drake, 2014

b. Sendi coxae dipersarafi oleh cabang-cabang:


1) Articularis nervus femoralis

10
2) Nervus obturatorius
3) Nervus gluteus superior
4) Nervus untuk musculus quadratus femoris.
c. Gerbang menuju extremitas inferior
Terdapat 4 rute utama yang dapat dilewati oleh struktur-struktur dari abdomen
dan pelvis memasuki dan keluar dari extremitas inferior (Gambar 6:17):
1) Canalis obturatorius: terletak pada tepi foramen obturatum.
2) Foramen ischiadicum majus:terletak pada dinding posterolateral pelvis dan
merupakan rute utama bagi struktur-struktur untuk lewat diantara pelvis dan
regio glutealis extremitas inferior (Gambar 6.17).
3) Foramen ischiadicum minus:terletak di inferior dari foramen ischiadicum
majus pada dinding posterolateral pelvis (Gambar 6.17).

Gambar 3: Foramen ekstremitas inferior

Sumber : Drake, 2014

d. Suplai Arterial:
1) Arteria femoralis
2) Arteria glutea superior dan arteri glutea inferior

11
3) Arteri obturatoria (Gambar 6.19).

Gambar 4: Suplai arteri ekstremitas inferior

Sumber : Drake, 2014

e. Persarafan
Plexus lumbalis dibentuk dari rami anterior nervi spinales L1-L3 dan sebagian
L4. Sisa ramus anterior L4 dan ramus anterior L5 bergabung membentuk truncus
lumbosacralis, yang memasuki cavitas pelvis dan bergabung dengan rami anterior
S1-S3 dan sebagian S4 untuk membentuk plexus sacralis.

Gambar 5: Cabang-cabang plexus lumbosacralis

Sumber : Drake, 2014

12
f. Drainase Venaitu dibedakan menjadi dua:
1) Venae Superficialis
a) Terletak di jaringan ikat subcutaneus dan saling berhubungan dan akhirnya
bermuara ke dalam venae profundae.
b) Membentuk 2 saluran vena yaitu vena saphena magna dan vena saphena
parva.
2) Venae Profundae yang melakukan drainase extremitas adalah vena femoralis
(Gambar 6.20)

Gambar 6: Drinase vena pada ektremitas inferior

Sumber : Drake, 2014

g. Musculi
Terdiri dari 2 kelompok yaitu:
1) Kelompok musculi kecil di sebelah dalam, yang merupakan rotator lateral
utama femur pada sendi coxae dan berisi:

13
a) Piriformis
b) Obturator internus
c) Gemellus superior
d) Gemellus inferior
e) Quadratus femoris
2) Kelompok musculi yang lebih besar, yang lebih superficial, terutama
mengabdusikan dan mengextensikan pelvis dan meliputi gluteus minimus,
gluteus medius, dan gluteus maximus.

Gambar 7. A : Musculi bagian dalam pada regio glutealis

Gambar 7. B : Fungsi

Sumber : Drake, 2014

E. Histologi
Sel adalah satuan struktural dan fungsional dasar dalam jaringan dan merupakan
bagian terkecil dari tubuh yang hidup. Pada mikroskop cahaya, isi dari sel tidak dapat
terlihat. Isi dari sel baru bisa terlihat sejak adanya mikroskop elektron. Organ hewan
multiselular, termasuk manusia disusun oleh jaringan yang terbentuk dari sel dan materi
ekstrasel. Berdasarkan strukturnya, sel dibagi menjadi dua jenis yaitu prokariotik dan
eukariotik. Sel otot dan rangka pada tubuh manusia termasuk dalam jenis eukariotik.
Adapun perbedaan antara sel prokariotik dan eukariotik adalah sebagai berikut.

14
Tabel 1. Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik

No Keterangan Prokariotik Eukariotik


1 Membran Inti Sel Tidak ada Ada
2 Inti Sel Tersebar pada Teratur
sitoplasma
3 Nukleolus Tidak ada Ada
4 Mitokondria Tidak ada Ada
5 Protein Histon Tidak ada Ada
6 Kromosom Tunggal dan sirkuler Banyak dan linier
7 Pembelahan Amitosis Mitosis dan meiosis
8 Lokasi Transkripsi dan Transkripsi di
translasi di nukleus dan translasi
sitoplasma di sitoplasma
9 Ukuran 0,1-1 um 10-100 um

Terdapat 3 bagian utama dalam sel, yakni sitoplasma, membran sel, dan nukleus.

1. Sitoplasma
Sitoplasma tersusun oleh sitoskeleton dan komponen cair (sitosol) dimana di
dalamnya terdapat struktur metabolik aktif (organel).
a. Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan komponen yang menentukan bentuk dan motilitas
sel dan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu mikrotubula, mikrofilamen, dan filamen
antara (intermediate). Salah satu contoh dari mikrofilamen adalah filamen aktin
tipis beserta protein yang berkaitan, miosin tebal, dimana memiliki peran dalam
kontraksi otot.
b. Sitosol/ Cairan Intra Seluler (CIS)
Sitosol memiliki bentuk yang menyerupai jeli dan transparan. Sitosol
memiliki kandungan ratusan enzim. Selain itu, di dalam sitosol juga terdapat
garam, ribosom bebas, protein larut, ion, dan nutrient. Melalui sitosol juga terjadi
difusi oksigen, karbondioksida, ion elektrolitik, zat dengan berat molekul rendah,
metabolit, produk buangan, dan lain-lain secara bebas atau terikat dengan protein

15
untuk menuju ataupun meninggalkan organel dimana zat-zat tersebut telah dipakai
atau dihasilkan.
c. Organela
Pada sitoplasma, terdapat 5 organel, yaitu retikulum endoplasma, badan
golgi, lisosom, peroksisom, dan mitokondria. Organela mempunyai fungsi-fungsi
spesifik untuk mendukung aktivitas sel. Untuk melihat organela sel, dibutuhkan
mikroskop elektron jenis TEM. Adapun organela dibagi menjadi 2 macam yaitu
organela tidak bermembran yang merupakan salah satu jenis ribosom dan organela
bermembran. Organela yang termasuk dalam organela bermembran adalah
retikulum endoplasma kasar, retikulum endoplasma halus, badan golgi, dan
mitokondria. Pada sel otot, retikulum endoplasma halus (retikulum sarkoplasma)
merupakan organela paling penting karena berfungsi untuk melakukan
depolarisasi dan melepas ion Ca2+ untuk melakukan kontraksi otot.
d. Inklusi/ Paraplasma
Inklusi merupakan partikel-partikel yang tidak larut. Contohnya adalah
pigmen, kristal, dsb.
2. Membran Sel
Membran sel atau disebut juga sebagai membran plasma atau plasmalemma
adalah bagian yang berfungsi melindungi isi sel dan membungkusnya. Membran
plasma memiliki 2 lapisan atau disebut bilayer. Membran sel berperan penting dalam
mempertahankan lingkungan intrasel supaya konstan, yang berbeda dengan
lingkungan ekstrasel. Fosfolipid dan protein merupakan komponen utama yang
menyusun membran plasma. Fosfolipid sendiri adalah molekul amfipatik, dimana ia
memiliki daerah hidrofilik dan hidrofobik. Pada sel otot manusia, membran sel dapat
disebut sarkolema.
3. Nukleus / Inti Sel
Nukleus merupakan bagian dari sel yang terlihat menyerupai bola besar di dalam
sel. Di dalam nukleus terdapat DNA yang berfungsi menyimpan materi genetik yang
diwariskan serta mengendalikan aktivitas sel. Di dalam nukleus juga terkandung
cairan inti atau disebut nukeoplasma dan anak inti yang disebut nukleolus.

16
F. Menjelaskan Mekanisme Biokimia dalam Jaringan Otot
1. Metabolisme energi
Tingkat konsumsi ATP berhubungan erat dengan kontraksi otot karena tanpa
resistensi yang konstan, jumlah ATP yang ada pada saat keadaan istirahat akan habis
kurang dari 1 detik.
Metabolisme Energi Serat Otot Merah-Putih
a. Serat Otot Merah Tipe I
Serat ini mengandung myoglobin dan mitokondria sehingga tampak berwarna
merah. Menggunakan oksigen sehingga jenis metabolisme aerobik, dan karena
dapat melakukan kontraksi yang relatif konstan sehingga bekerja lambat yang
mengakiatkan serat otot merah tidak cepat lelah.
b. Serat Otot Putih Tipe II
Serat ini tidak mengandung myoglobin dan hanya mengandung sedikit
mitokondria sehingga tampak berwarna putih. Tidak memerlukan oksigen
sehingga jenis metabolisme anaerobik. Kontraksinya relative singkat dan bekerja
cepat sehingga mengakibatkan serat otot putih cepat lelah.
2. Proses Biokimia Satu Siklus Kontraksi dan Relaksasi Otot
Pada fase relaksasi, ATP dihidrolisis menjadi ADP dan P oleh kepala S-1 pada
myosin sehingga terbentuk kompleks ADP-P-miosin yang disebut konformasi
berenergi tinggi. Saat kontraksi, kepala myosin S-1 mengikat aktin dn membentuk
kompleks aktin-miosin-ADP-P. Pembentukan kompleks tersebut menyebabkan ADP
dan P terlepas dan menyebabkan Power Stroke. Setelah ADP dan P terlepa, kompleks
menjadi kopleks aktin-miosin dan selanjutnya kepala S-1 akan diikat oleh molekul
ATP lain sehingga akan terbentuk kompleks aktin-miosin-ATP. Proses terakhir aktin
akan terlepas karena afinitas yang rendah dari myosin-ATP.

17
1 2

3 4

Gambar 8 : Proses biokimia satu siklus kontraksi dan relaksasi otot

Sumber : Saladin, 2018

3. Tahapan Kontraksi Otot


Terjadinya pelepasan impuls neuron motoric dan asetilkolin di motor endplate.
Asetilkolin diikat pada reseptor asetikoli nikotinik, dan hantaran Na+ dan K+
meningkat di membrane endplate. Potensial endplate dan potensial aksi akan
terbentuk dan depolarisasi akan menyebar ke arah dalam sepanjang tubulus T. Ca2+
akan dilepas dari sisterna terminal reticulum endoplasma dan akan di difusi ke
filament tebal dan filament tipis. Selanjutnya Ca2+ akan diikat pada troponin C dan
ikatan silang antara aktin dan myosin akan terbentuk dan terjadi pemendekan otot
karena pemendekan filament tipis pada filament tebal yang disebut kontraksi.

18
4. Tahapan Relaksasi
Setelah kontraksi, Ca2+ akan dipompa kembali ke reticulum sarkoplasma
sehingga Ca2+ akan terlepas dari troponin. Setelah Ca2+ terlepa dari troponin,
interaksi antara aktin dan myosin akan berhenti sehinga menyebabkan otot kembali ke
ukuran semula.
5. Asal ATP
Jalur glikolisis, memerlukan oksigen sehingga saat oksigen yang dibutuhkan
kurang, akan dibantu glikolisis anaeribik.
a. Jalur glikogenolisis, memerlukan oksigen sehingga saat oksigennya kurang, akan
menjadi anaerobik dan menghasilkan asam laktat.
b. Jalur gluconeogenesis, merupakan asam laktat yang dilepaskan ke dalam darah
dan akan dirubah menjadi glukosa dihati dengan siklus cori.
c. Creatin fosfat, merupakan reaksi tambahan untuk menyediakan tambhan ATP saat
keadaan darurat dan bersifat sebagai buffer untuk ATP.
d. Reaksi suplai ATP yang dikatalisis adenylate kinase merupakan sintesis ATP dari
2 molekul ADP kedalam ATP dan AMP.
6. Metabolisme Creatin
Pada metabolism creatin, creatin mengalami fosforilasi dan membentuk creatin
fosfat. Creatin fosfat berfungsi sebagai buffer ATP. Karena residu fosfat yang tinggi
potensi kimia sehingga mudah dipindahkan ke ADP. Saat ATP yang dibutuhkan
berlebih, ATP dan creatin akan timbul dari creatin fosfat dan creatin fosfat akan
mengkatalisasi proses tersebut.
7. Sumber creatin
Creatin didapat dari hasil sintesis di ginjal dan hati dengan proses, Kelompok
guanidino arginine ditransfer ke ginjal sehingga guanidine asetat dihasilkan, N-
metilasi guanidine asetat mengarah ke pembuatan kreatin di hati dan S-adenosyl
methionine (SAM) merupakan koenzim dalam reaksi ini.
G. Eksitasi,kontraksi, dan relaksasi
1. Otot rangka adalah otot yang membentuk bagian terbesar massa tubuh yaitu sekitar
40% dari berat badan total.
2. Otot rangka melekat pada tulang rangka sehingga otot tersebut dapat mengatur
pergerakan tubuh.
3. Otot rangka dilekatkan pada tulang oleh tendon yang terbentuk dari kolagen.

19
4. Origo otot adalah ujung otot yang melekat pada tulang yang tidak bergerak atau dekat
dengan batang tubuh.
5. Insersi otot adalah bagian otot yang jauh dari batang tubuh atau melekat pada tulang
yang dapat bergerak.
6. Apabila tulang yang melekat pada otot dihubungkan dengan tulang lain melalui suatu
persendian, kontraksi otot akan menggerakkan tulang tersebut.
7. Relaksasi adalah pelepasan kembali tegangan yang ditimbulkan oleh kontraksi.
(Silverthorn, 2014, P415)

Rangkaian Eksitasi-Kontraksi dan Relaksasi otot

1. Sebuah potensial aktif yang tiba di tombol terminal taut neuromuscular merangsang
pelepasan asetilkolin, yang berdifusi menembus celah dan memicu potensial aksi
diserat otot.
2. Potensial aksi berpindah menembus membrane permukaan dan ke dalam serat otot
melalui tubulus T. satu potensial aksi di tubulus T memicu pelepasan Ca2+ dan
retikulum sarkoplasma ke dalam sitosol.
3. Ca2+ berikatan dengan troponin pada filamen tipis
4. PengikatanCa2+ ke troponin menyebabkan tropomiosin berubah bentuk, secara fisik
memindahkannya menjauh dari posisi menghambatnya; ini membuka tempat ikatan
pada aktin untuk jembatan silang miosin.
5. Jembatan silang miosin melekat pada aktin ditempat ikatan yang terpajan
6. Pengikatan ini memicu jembatan silang menekuk, mendorong filamen tipis pada
filamen tebal ke arah pusat sarkomer. Kayuhan kuat ini ditenagai oleh energi yang
disediakan oleh ATP
7. Setelah kayuhan kuat , jembatan silang terlepas dari aktin. Jika Ca2+ masih ada,
jembatan silang kembali ke langkah 5 untuk terjadinya kayuhan kuat lainnya
8. Ketika potensial aksi berhenti Ca2+ diambil oleh retikulum sarkoplasma. Dengan tidak
adanya Ca2+ troponin, tropomiosin bergerak kembali ke posisi awalnya, menghambat
tempat ikatan jembatan silang miosin pada aktin. Kontraksi berhenti dan filamen tipis
secara pasif bergeser kembali ke posisi awalnya dan terjadilah relaksasi.

20
H. Embriologi Ekstremitas Inferior

Gambar 9: Perkembangan Janin


Sumber : https://id.scribd.com/document/397795369/perkembangan-ekstremitas-docx
1. Akhir Minggu ke 4 dan awal minggu ke 5
Ekstremitas bawah memiliki kemampuan membentuk lebih lambat daripada
ektremitas atas, pada mulanya ekstremitas muncul sebagai kantong-kantong yang
keluar dari dinding tubuh ventrolateral yang berada disebelah medial. Kemudian
untuk tunas awalnya hanya suatu inti mesenkim yang berasal dari lapisan parietal
(somatik) mesoderm lempeng lateral yang akan berdiferensiasi menjadi tulang dan
jaringan ikat . Lapisan ektoderm kuboid sebagai lapisan inti mesenkim. Dari lapisan
ektoderm membentuk Apical Ectodermal Ridge (AER). Apical Ectodermal Ridge
(AER) ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan di mesenkim sekitar dimana
dapat beradaptasi sebagai sel yang mampu berploferasi yang disebut progres zone.
Perkembangan ekstremitas itu berlangsung melalui cara proksimodistal atau dari arah
proksimal menuju ke distal. Seiring dengan perkembangan ekstremitas, sel-sel yang
terkena pengaruh AER mulai berdeferensiasi menjadi kartilago dan otot.

21
Gambar 10: Pertumbuhan Tunas
Sumber: http://www.mun.ca/biology/desmid/brian/BIOL3530/DEVO_11/ch11f09.jpg
2. Minggu ke 6
Dalam minggu ke 6 ini terminal tunas ekstremitas jadi pipih untuk membentuk
lempeng tangan dan lempeng kaki . Di minggu ke enam ini terjadi dua kali konstriksi.
Yang pertama konstriksi sirkular yang akan memisahkan dari bagian proksimal dan
yang kedua membagi bagian proksimal menjadi dua bagian. Disaat konstriksi kedua
inilah struktur tubuh ekstremitas bisa dibedakan satu sam lain. Untuk jari tangan dan
jari kaki sendiri terbentuk saat kematian sel di AER yang selanjutnya akan terpisah
menjadi lima bagian. Untuk penyempurnaan jari-jari selanjutnya bergantung pada
lapisan ektoderm dan matinya sel-sel antara jari-jari tersebut. Lebih rincinya bisa
dilihat disetiap hari perkembangan berikut.
a. Hari ke 48
Kematian sel di AER menciptakan bubungan pemisah untuk setiap jari. Dihari
ke 48 ini belum terlihat masing-masing bentukan jari.
b. Hari ke 51
Kematian sel di ruang antar jari menyebabkan pemisahan antar jari.
c. Hari ke 56
Pemisahan jari sudah tuntas.

Gambar 11: Perkembangan kaki


Sumber : https://id.scribd.com/doc/255830304/EMBRIOLOGI-EKSTREMITAS

22
3. Minggu ke 7
Ekstremitas berputar dalam arah berlawanan.
a. Ekstremitas atas berputar 90o ke lateral sehingga otot-otot ekstensor terletak di
lateral dan posterior, ibu jari terletak di lateral.
b. Ekstremitas bawah berputar 90o ke medial sehingga otot-otot ekstensor berada di
permukaan anterior dan ibu jari berada di medial. Diminggu yang ke tujuh ini
perkembangan hanya berfokus pada arah perkembangan janin, sehingga pada saat
melahirkan bayi tidak salah posisi.
4. Minggu ke 8
Minggu kedelapan ini merupakan lanjutan proses perkembangan minggu ke enam
akan tetapi perkembangan ekstremitas bawah tertinggal dibandingkan dengan
ekstremitas atas selama 1-2 hari.
5. Minggu ke 9 – 12
Didalam minggu ini terjadi pembentukan persendian dengan cara pemadatan
kartilaginosa dan akhirnya terbentuk suatu sendi anatarzona. Sel-sel di regio ini mulai
berkembang dan memadat sehingga terbentuk rongga-rongga dengan cara mematikan
selnya. Penulangan tulang ekstremitas atau osifikasi endokondral dimulai akhir
periode mudigah. Mudigah sendiri adalah hasil dari pembuahan sprema dan sel telur
sampai umur 2 bulan. Pusat osifikasi sendiri berposisi disepanjang tulang panjang
ekstremitas bawah dengan minggu ke 12 perkembangan janin. Pembentukan
endokondral lama kelamaan akan berjalan menuju unjung bentukan kartilago Dan
pada saat bayi lahir tentunya sudah mengalami osifikasi yang kompleks. Untuk tulang
rawan pada bayi masih bisa ditemukan.Pada tulang panjang, lempeng epifisis
ditemukan disetiap ujung tulang yang lebih kecil , seperti falang. Epifisis hanya
ditemukan di salah satu ujungnya. Dan pada tulang irregular seperti vertebrata,
terdapat satu atau lebih pusat osifikasi primer dan biasanya beberapa pusat osifikasi
sekunder.

23
MIND MAP AKHIR

24
KESIMPULAN

Chandra, 30 tahun dengan keluhan nyeri pergelangan kaki kanan bila digerakkan sejak
tadi pagi kemarin malam jatuh dari tangga. Melihat posisi telapak kaki Chandra yang
menghadap ke medial atau adduksi ditambah oleh tekanan dari beban tubuh, maka
kemungkinan besar terjadi sebuah kesalahan posisi otot. Jadi, dengan mengacu pada kejadian
yang dialami, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi sebuah sprain otot. Sprain otot sendiri
terjadi karena adanya otot yang terjepit atau memutar.

25
REFERENSI

Drake, R. L,. Vogl, A. W,. & Mitchell, A. W. (2014). Gray Dasar-dasar Anatomi. Singapore:
Elsevier.
Helmi, Z,N., 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
Mescher, A. L. (2007). Histologi Dasar Junquiera Teks dan Atlas., edisi 12. Jakarta: EGC
Murray R, Granner D, et al (2003). Harper’s Illustrated Biochemistry 26th Ed. New York: Mc
Graw Hill
Sadler, T.W. 2014. Embriologi Kedokteran.Langman. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Saladin, K.S. (2018). Anatomy & Physiology : The Unity of Form and Function (8th ed.).
New York: McGraw-Hill
Silverthorn, D, U. 2014. Fisiologi Manusia Sebuah Pendekatan Terintegrasi (Human
Physiology: An Integrated Approach). Penerbit BukuKedokteran EGC.
Adrianto, H. 2017. Buku Ajar Biologisel dan Molekuler. Deepublish, Sleman. Indonesia.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20600/Chapter%20II.pdf;jsessionid=
E9DF92EFA93C8C94D541E4FCC1536B78?sequence=4

26

Anda mungkin juga menyukai