Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KELOMPOK 1

MAKALAH TUTORIAL KMB III


SKENARIO 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2021
PENYUSUN

1. Adelta Apriyanti : 04194814 Ketua


2. Dewi Wahyuni Amrin : 04194820 Sekretaris

Anggota :
1. Alifah Nur Wasilah : 04194815
2. Amwalina Maysah : 04194816
3. Asyifa Suci Lestari : 04194817
4. Cici Ramayana Djahilape : 04194818
5. Cicik Yulio Nur Cahyani : 04194819
6. Evanisa Mei Anggraeni : 04194821
7. Fahriza Alifah Ukar : 04194822
BAB I
PENDAHULUAN

A. Penulisan Kasus
“Bahuku Sangat Nyeri…..!”
Perempuan 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan utama nyeri dan bengkak pada
bahu kiri dan lengan atas. Keluhan dirasakan setelah pasien terjatuh dari motor akibat
KLL yang terjadi satu hari yang lalu. Pada saat terjatuh, posisi pasien tengkurap dengan
tangan kirinya menopang tubuh. Hasil pengkajian nyeri menunjukan bahwa pasien
merasakan intensitas nyeri yang terus menerus, adanya nyeri tekan, dan mobilitas yang
terbatas. Berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaaan penunjang lainnya, perawat dan
dokter lalu melakukan penatalaksanaan dengan mengimobilisasi bahu pasien. Sebelum
pasien pulang kerumah, perawat mengajarkan mengelola alat imobilisasi dan bagaimana
cara melindungi sendi dari cedera ulang.
B. Daftar Kata Sulit
 Imobilisasi
 Intensitas nyeri
C. Daftar Pertanyaan
1. Jelaskan pertolongan dan tindakan pertama yg dilakukan saat dislokasi terjadi

2. Jelaskan alat-alat imobilisasi

3. Cara mengajarkan pengelolaan alat imobilisasi dn cara melindungi sendi dari cedera
ulang

4. Faktor yang mempengaruhi nyeri pada perempuan usia 50 tersebut.

5. Pendidikan kesehatan pada dewasa tentang musculoskeletal

6. Tatalaksana pada imobilisasi bahu Pasien

7. Pengertian dislokasi

8. Faktor penyebab dislokasi


9. Pengobatan dan penanganan dislokasi

BAB II

HASIL

A. Klarifikasi Istilah

 Imobilisasi : Cedera pada sendi

 Intensitas nyeri : Gambaran seberapa parah nyeri yang dirasakan

B. Jawaban Pertanyaan
1. Pertanyaan Dari Kasus

1. Jelaskan pertolongan dan tindakan pertama yg dilakukan saat dislokasi terjadi

Pertolongan dan tindakan pertama yang harus Anda lakukan adalah metode RICE
(Rest, Ice, Compression, and Elevation). Pada beberapa kasus, sendi yang
bergeser dapat kembali normal ke posisi semula setelah tindakan RICE ini
dilakukan.

 Rest (istirahat): dianjurkan untuk hentikan aktivitas apapun sesegera mungkin.

 Ice (kompres es): area yang cedera dikompres dengan air dingin selama 10
menit.

 Compression (tekanan): teknik ini dilakukan dengan cara memberikan tekanan


dengan perban.

 Elevation (mengangkat): kaki atau tangan yang cedera diangkat dengan posisi
atau tinggi melebihi kepala kita saat berbaring.

2. Jelaskan alat-alat imobilisasi

 Nekaler (fraktur di leher)


 Papan Bidai (tangan )

 Pergelangan tangan dan kaki (bidai elastis)

 Panggung yang tidak bisa bergerak (tandu)

 Gips

3. Cara mengajarkan pengelolaan alat imobilisasi dn cara melindungi sendi dari


cedera ulang

Pasien datang ke puskesmas atau RS terdekat untuk bertemu dengan tenaga


kesehatan untuk dilakukan pengajaran imonilisasi akan di ajarkan cara memasang
alatnya agar terpasang dengan baik. Di ajarkan cara penggunaan alatnya.

4. Faktor yang mempengaruhi nyeri pada perempuan usia 50 tersebut.

 Factor Usia

Usia lanjut juga dapat mempengaruhi nyeri dan kecelakan pa di pasien juga
mempengaruhi juga

 Pembengkakan

 Cedera atau trauma

 Jenis pekerjaan atau profesi

5. Pendidikan kesehatan pada dewasa tentang musculoskeletal

 Anjurkan orang tua untuk tetap mngonsumsi vitamin, susu, ajarkan untuk
olahraga sesuai usia, makan makanan sehat.

 Konsumsi vitamin tulang, konsumsi makanan yang bergizi, olahraga ringan


yang tidak memberatkan sendi

6. Tatalaksana pada imobilisasi bahu Pasien


 Diberikan reduksi tertutup untk mengurangi nyeri dan menstabilkan sendi
karena akam ada kimungkinan dislokasi terulang, dan juga terapi

 Di lakukan rehabilitasi pemasangan selama 1-3 minggu

7. Pengertian dislokasi

Dislokasi adalah gangguan lengkap dalam hubungan normal dua tulang di mana
tidak ada lagi kontak dari permukaan artikular. Dislokasi biasanya disebabkan
oleh trauma, biasanya ada kerusakan pada ligamen, kapsul sendi dan jaringan
lunak. Arah dislokasi digambarkan oleh posisi tulang distal (misalnya, pada
dislokasi anterior bahu, humerus dislokasi anterior terhadap scapula.

8. Faktor penyebab dislokasi

 Cedera atau trauma yg tertimpa benda keras

 Jatuh dari motor sehingga tangan terlebih dahulu menongka tubuh sehingga
terjadi dislokasi

 Cedera akibat olahraga

 Adanya tekanan berlebihan pada sendi tertentu yang menyebabkan dislokasi

 Kebiasaan postur tubuh yg buruk dan pasif dalam melakukan olahraga fisik

9. Pengobatan dan penanganan dislokasi

 Memanipulasi rasa nyeri pada sendi (berikan obat-obat) pereda nyeri

 Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk


mengetahui secara pasti dislokasi tersebut.

2. Pertanyaan LO
1. IRK

Surah At-Taghabun ayat 11

‫ص ۡيبَ ٍة اِاَّل بِا ِ ۡذ ِن هّٰللا ِ‌ؕ َو َم ۡن ي ُّۡؤ ِم ۡۢن بِاهّٰلل ِ يَ ۡه ِد قَ ۡلبَهٗ‌ؕ َوهّٰللا ُ بِ ُك ِّل َش ۡى ٍء َعلِ ۡي ٌم‬
ِ ‫اب ِم ۡن ُّم‬
َ ‫ص‬َ َ‫َم ۤا ا‬

“Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin
Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi
petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu

2. Defenisi dislokasi
 Dislokasi sendi adalah cedera yang menyebabkan ujung tulang mengalami
perubahan posisi dari posisi normal dan artikulasi sendi hilang. Dislokasi
biasanya mengikuti trauma seperti terjatuh atau pukulan. Meskipun
dislokasi dapat terjadi pada semua sendi, mereka terjadi paling sering di
bahu dan sendi akromioklavikular (Brunner, 2001; Kneale, Julia, 2011).

Referensi : Ir - Perpustakaan Universitas Airlangga

 Dislokasi adalah cedera pada sendi di mana ujung dari tulang pada sendi
tersebut lepas dari posisi normalnya. Sering terjadi pada bahu dan jari,
lokasi lain meliputi siku, lutut maupun pinggul. Dislokasi pada sendi besar
erat kaitannya dengan adanya cedera pada jaringan saraf dan pembuluh
darah di sekitarnya (Bucholz et al., 2006).

Referensi:http://repository.unair.ac.id/95073/3/Buku%20Gawat%20Darurat
%20Medis%20dan%20Bedah.pdf#page=56

 Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.


Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tulang yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengakutupkan mulutnya
kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahanya terlepas
dari tempatnya. Dengan kata lain : sendi rahanya telah mengalami
dislokasi. (Wahid, 2013)
 Referensi:http://repository.unair.ac.id/95073/3/Buku%20Gawat%20Darurat
%20Medis%20dan%20Bedah.pdf#page=56

 Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang


membentuk persendian terhadap tulang lain. Dislokasi sendi adalah suatu
keadaan dimana permukaan sendi tulang yang membentuk sendi tak lagi
dalam hubungan anatomis. Dislokasi sendi adalah menggambarkan
individu yang mengalami atau beresiko tinggi untuk mengalami perubahan
posisi tulang dari posisinya pada sendi. Dislokasi sendi adalah fragmen
fraktur saling terpisah dan menimbulkan deformitas. Dislokasi adalah
deviasi hubungan normal antara rawan yang satu dengan rawan yang
lainnya sudah tidak menyinggung satu dengan lainnya. Jadi, Dislokasi
adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi
ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk
sendi). Sebuah sendi yang ligamen-ligamennya pernah mengalami
dislokasi, biasanya menjadi kendor. Akibatnya sendi itu akan gampang
mengalami dislokasi kembali. Apabila dislokasi itu disertai pula patah
tulang, pembetulannya menjadi sulit dan harus dikerjakan di rumah sakit.
Semakin awal usaha pengembalian sendi itu dikerjakan, semakin baik
penyembuhannya.

Referensi : Suriya, Melti, et al. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah


Gangguan Pada Sistem Muskuloskeletal Aplikasi Nanda Nic & Noc. Pustaka
Galeri Mandiri, 2019.

 Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kestuan sendi


dislokasi terdapat komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya. (Irawan, 2011 : 17)

Referensi : 1661 Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 12, Bln Desember, Thn 2017, Hal
1656—1661
 Dislokasi adalah Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang dari sendi runner
Keluarnya sendi dari mangkuknya dislokasi merupakan suatu kedaruratan
yang membutuhkan pertolongan segera.(Arif mansyur Dkk, 2000)

Referensi : https://id.scribd.com/document/332900112/PENGERTIAN-dislokasi

3. Faktor penyebab dislokasi


 Faktor Penyebab dislokasi sendi yang paling sering dialami adalah terjatuh.
Cedera olah raga biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan
hoki serta olahraga yang beresiko jatuh, misalnya: terperosok akibat
bermain ski, senam, volley, basket, dan pemain sepak bola paling sering
mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja
menangkap bola dari pemain lain.Trauma yang tidak berhubungan dengan
olah raga benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya
menyebabkan dislokasi, terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa
diatas lantai yang licin. Terjadinya ‘tear’ligament dan kapsul articuler yang
merupakan kompenen vital penghubung tulang (Brunner, 2001; Kneale,
Julia, 2011).

Referensi : https://repository.unair.ac.id/85163/4/full%20text.pdf

 Faktor Penyebab tersering didapatkan 58,8% akibat jatuh. Kasus fraktur


penyerta komponen sendi 16% terjadi pada kasus dislokasi sendi bahu
(Zachilli dan Owens,2010).

Referensi : Zachilli, M. A., Owens, B. D., 2010. Epidemiology of shoulder


dislocation. Bone Joint Surgery, from www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20194311 ,
diakses 8 September 2014.

 Dislokasi sendi dapat disebabkan oleh :

a) Cedera Olahraga
Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan
hoki, serta olahraga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat
bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan keeper pemain sepak bola
paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara
tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.

b) Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga.

Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan


dislokasi.

c) Terjatuh

Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.

d) Patologis

Terjadinya ‘tear’ ligament dan kapsul articuler yang merupakan komponen vital penghubung
tulang.

Referensi : Suriya, Melti, et al. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah


Gangguan Pada Sistem Muskuloskeletal Aplikasi Nanda Nic & Noc. Pustaka
Galeri Mandiri, 2019.

 Kelemahan ligamen, kapsul dan kelainan otot merupakan faktor


predisposisi untuk kejadian dislokasi akut maupun kronik.Kapsul dan
ligamen yang kendor dapat terjadi dari penyembuhan yang tidak adekuat
setelah trauma, hipermobiliti dan dari penyakit sendi degeneratif. Kelainan
oklusal dan hilangnya dimensi vertikal dapat juga berperan menimbulkan
kelemahan dan terjadinya dislokasi rekuren

Referensi : MKGK. Desember 2016; 2(3): 120-125 ISSN: 2460-0059 (online)

 Penyebab utama dislokasi adalah cedera atau trauma yang disebabkan oleh
benturan keras. Contohnya ketika seseorang terjatuh tertabrak atau bentuk
trauma lainnya yang bisa menyebabkan benturan keras.
Referensi : https://id.scribd.com/document/332900112/PENGERTIAN-dislokasi

4. Resiko dislokasi
 Setidaknya ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya
dislokasi, sehingga menyebabkan cedera. Misalnya:

a) Olahraga, seperti basket, sepak bola, senam, atau gulat Kecelakaan


kendaraan bermotor

b) Keturunan, yang dipengaruhi kondisi ligamen yang lebih lemah sejak lahir

c) Orang lanjut usia, oleh karena lebih cenderung mudah jatuh

d) Anak-anak, karena melakukan aktivitas fisik yang tinggi.

Referensi : https://www.herminahospitals.c

 Melakukan olahraga yang melibatkan kontak fisik. Berkendara dengan


kendaraan bermotor. Memiliki otot dan keseimbangan yang lemah,
misalnya akibat menderita distrofi otot. Berusia lanjut atau masih anak-
anak.

Referensi : Fahrizal. (2011).Cedera olahraga pada cabang olahraga pencaksilat.


Jurnal ILARA, Volume I I, Nomor 1, Juni 2011, hlm. 55 – 62. Subali, B. (2016).
Prinsip assissmen dan evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: UNYpress. Sudaryono.
(2012). Dasardasar evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

5. Penatalaksanaan dislokasi
 Penatalaksanaan dislokasi sendi adalah:

a) Melakukan reposisi segera.

Memanipulasi secara hati – hati permukaan sendi yang diluruskan kembali.Tindakan ini sering
dilakukan anastesi umum untuk melemaskan otot - ototnya.

b) Dislokasi sendi :
Dislokasi sendi kecil dapat direposisi ditempat kejadian tanpa anastesi, misalnya dislokasi jari
(pada fase shock), dislokasi siku, dislokasi bahu.

Dislokasi sendi besar, misalnya panggul memerlukan anastesi umum.

c) Fisioterapi harus segera mulai untuk mempertahankan fungsi otot dan


latihan yang aktif dapat diawali secara dini untuk mendorong gerakan sendi
yang penuh, khususnya pada sendi bahu.

d) Tindakan pembedahan harus dilakukan bila terdapat tanda - tanda


gangguan neuromuskular yang berat atau jika tetap ada gangguan vaskuler
setelah reposisi tertutup berhasil dilakukan secara lembut. Pembedahan
terbuka mungkin diperlukan, khususnya kalau jaringan lunak terjepit
diantara permukaan sendi. Persendian tersebut disangga dengan
pemasangan gips. Misalnya pada sendi pangkal paha untuk memberikan
kesembuhan pada ligamentum yang teregang.

e) Dislokasi reduksi yaitu dikembalikan ke tempat semula dengan


menggunakan anastesi jika dislokasi berat. Kaput tulang yang mengalami
dislokasi dimanipulasi atau dikembalikan ke rongga sendi. Sendi kemudian
dimobilasasi dengan bidai, gips, atau traksi dan dijaga agar tetap dalam
posisi stabil, setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3- 4 kali sehari
yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi (Brunner, 2001).

Referensi : IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

 Penatalaksanaan Dislokasi Sendi

a) MEDIS

1. Farmakologi (ISO Indonesia 2011-2012)

a. Pemberian obat-obatan : analgesik non narkotik

Analsik yang berfungsi untuk mengatasi nyeri otot, sendi, sakit kepala,
nyeri pinggang. Efek samping dari obat ini adalah agranulositosis.
Dosis: sesudah makan, dewasa: sehari 3×1 kapsul, anak: sehari 3×1/2
kapsul.

- Bimastan yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau


sedang, kondisi akut atau kronik termasuk nyeri persendian, nyeri
otot, nyeri setelah melahirkan. Efek samping dari obat ini adalah
mual, muntah, agranulositosis, aeukopenia. Dosis: dewasa; dosis
awal 500mg lalu 250mg tiap 6 jam.

2. Pembedahan

a. Operasi ortopedi

Operasi ortopedi merupakan spesialisasi medis yang mengkhususkan pada pengendalian medis
dan bedah para pasien yang memiliki kondisi-kondisi arthritis yang mempengaruhi persendian
utama, pinggul, lutut dan bahu melalui bedah invasif minimal dan bedah penggantian sendi.
Prosedur pembedahan yang sering dilakukan meliputi Reduksi Terbuka dengan Fiksasi Interna
atau disingkat ORIF (Open Reduction and Fixation). Berikut dibawah ini jenis-jenis pembedahan
ortopedi dan indikasinya yang lazim dilakukan :

- Reduksi Terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang


yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan
tulang yang patah.

- Fiksasi Interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan


skrup, plat, paku dan pin logam.

- Graft Tulang : penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun


heterolog) untuk memperbaiki penyembuhan, untuk menstabilisasi atau
mengganti tulang yang berpenyakit.

- Amputasi : penghilangan bagian tubuh.

- Artroplasti: memperbaiki masalah sendi dengan artroskop(suatu alat


yang memungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa
irisan yang besar) atau melalui pembedahan sendi terbuka.
- Menisektomi : eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak.

- Penggantian sendi: penggantian permukaan sendi dengan bahan logam


atau sintetis.

- Penggantian sendi total: penggantian kedua permukaan artikuler dalam


sendidengan logam atau sintetis.

b) NON MEDIS

Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan


anastesi jika dislokasi berat. RICE

- R : Rest (istirahat)

I : Ice (kompres dengan es)

C : Compression (kompresi atau pemasangan pembalut tekan)

E : Elevasi (meninggikan bagian dislokasi)

Referensi : Suriya, Melti, et al. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal


Bedah Gangguan Pada Sistem Muskuloskeletal Aplikasi Nanda Nic &
Noc. Pustaka Galeri Mandiri,
2019.https://www.academia.edu/11892322/Dislokasi

6. Pengobatan dislokasi
 Pengobatan Dislokasi

- Reduksi, yaitu suatu tindakan untuk mengembalikan tulang ke posisi semula.

- Imobilisasi, yaitu suatu tindakan untuk menghambat gerak sendi dengan


menggunakan penyangga sendi, seperti gips, selama beberapa minggu.
Tindakan ini dilakukan setelah tulang dikembalikan ke posisi semula.

- Operasi, yaitu suatu tindakan yang dilakukan jika tulang tidak dapat
dikembalikan ke posisi semula atau jika terdapat kerusakan pembuluh darah,
saraf, atau ligamen yang berdekatan dengan sendi yang mengalami dislokasi.
- Rehabilitasi, prosedur ini akan dilakukan setelah peyangga sendi sudah boleh
dilepas. Rehabilitasi ini bertujuan untuk memulihkan jangkuan gerak,
sekaligus kekuatan sendi.

Referensi : Campagne, D. MSD Manuals (2019). Injuries & Poisoning.


Overview of Dislocations.

 Penanganan patah tulang dibedakan berdasarkan patah tulang terbuka dan


tertutup. Penanganan pada patah tulang terbuka dilakukan sebagai tindakan
emergency, dimana harus dilakukan pemberian antibiotic yang adekuat dan
evaluasi keadaan pasien yang menimbulkan kegawatan kelangsungan hidup.
Setelah itu lakukan debridement dan irigasi serta stabilisasi pada tulang yang
patah.Pada patah tulang terbuka penutupan luka yang baik juga merupakan
tindakan yang perlu dilakukan bahkan bila perlu cancellous bone grafting.
Penanganan pada patah tulang tertutup harus dilakukan dengan seksama, patah
tulang tertutup pada tulang panjang dapat mengakibatkan perdarahan yang
cukup banyak. Perdarahan yang tidak dapat mengalir keluar menimbulkan
tekanan pada compartment otot, sehingga memberikan gejala compartment
syndrome. Pengenalan yang terlambat terhadap compartment syndrome dapat
berakhir dengan kematian jaringan distal dari patah tulang dan perlu tindakan
amputasi. Tindakan sederhana yang dapat menyelamatkan adalah fasciotomi.

Referensi :
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/download/1371/pdf

 Lima metode dasar bedah telah dianjurkan untuk perawatan dislokasi


mandibula rekuren, yaitu dengan:

- Mengencangkan mekanis kapsul,mengikat bagian sendi atau mandibula ke


struktur yang terfiksasi, membuat hambatan mekanis pada jalur kondilus,
menghilangkan hambatan jalur kondilus, mengurangi tarikan otot.

Refeensi : MKGK. Desember 2016; 2(3): 120-125

ISSN: 2460-0059
7. Pencegahan dislokasi
- Cedera Akibat Olahraga
a. Gunakan peralatan yang diperlukan seperti sepatu untuk lari

b. Latihan atau exercise

c. Conditioning

- Trauma Kecelakaan

a. Kurangi kecepatan

b. Memakai alat pelindung diri seperti helm, sabuk pengaman

c. Patuhi peraturan lalu lintas buku asuhan keperawatan medikal bedah


gangguan pada sistem muskuloskeletal aplikasi nanda nic & noc

Referensi : Melti Suriya & Zuriyati

 Untuk melihat keberhasilan pencegahan cedera muskuloskeletal tentu saja tidak


terlepas dari pemantauan perilaku seseorang. Walaupun perilaku seseorang
tidak semua dapat kita amati, seperti perilaku pasif yang terjadi didalam diri
manusia dan tidak secara langsung tidak terlihat oleh orang lain yang dapat
diukur menggunakan kusioner, namun seorang terapis olahraga
dapatmmemantau perilaku aktif yang dapat diobservasi secara langsung
(Notoatmodjo, 2012)

Referensi : Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VII No. 1 April 2019

8. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan diagnostik yang dapat menunjang diagnosa adalah sebagai
berikut :

 Sinar-X (Rontgen)

Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk


membantu menegakkan diagnosa medis. Pada pasien dislokasi sendi
ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi dimana tulang dan
sendi berwarna putih.

 CT scan

CT-Scan yaitu pemeriksaan sinar-X yang lebih canggih dengan bantuan


komputer, sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat
gambaran secara 3 dimensi. Pada psien dislokasi ditemukan gambar 3
dimensi dimana sendi tidak berada pada tempatnya.

 MRI

MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan


frekuensi radio tanpa menggunakan sinar-X atau bahan radio aktif,
sehingga dapat diperoleh gambaran tubuh (terutama jaringan lunak) dengan
lebih detail. Seperti halnya CT-Scan, pada pemeriksaan MRI ditemukan
adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi.

Referensi : https://www.academia.edu/11892322/Dislokasi

9. Gejala Dislokasi

Dislokasi bisa menimbulkan beragam gejala pada setiap orang yang


mengalaminya. Berikut beberapa gejala dislokasi yang mungkin muncul:

- Kejanggalan bentuk sendi.

- Pembengkakan, lebam, atau kemerahan pada sendi.

- Sulit atau tidak dapat menggerakkan sendi.

- Nyeri saat sendi berusaha digerakkan.

- Mati rasa atau rasa kesemutan pada daerah sekitar sendi.

Referensi : Mayo Clinic.Diakses pada 2019.Diseases and Conditions. Dislocation.


Healthline. Diakses pada 2019. Dislocation. Diperbarui pada 27 November 2019
Gejala dan tanda pasien yang mengalami dislokasi jari tangan adalah nyeri,
bengkak dan adanya deformitas pada jari nya dan tentu ada riwayat benturan
keras pada jarinya bisa ketika pasien sedang berolahraga ataupun karena pasien
mengalami kecelakaan.

Referensi : Tobing S. Dohar. Pemeriksaan Fisik Orthopaedi . Jakarta : Sagung


Seto 2015.

Dislokasi bisa sangat menyakitkan dan melumpuhkan sendi. Contoh daerah yang
terpengaruh mencakup bahu, siku, jari, pergelangan kaki, lutut, pinggul, dan
rahang. Orang mungkin mengalami:

- Area nyeri: sendi, bahu, jari, kaki, lengan, lutut atau siku Juga umum: nyeri,
memar, otot tegang atau pembengkakan

Referensi : https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=gejala+dislokasi&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DYb22mqEHH4gJ

10. Manifestasi klinis dislokasi


Manifestasi klinis dislokasi sendi adalah nyeri akut yaitu nyeri yang sering
terdapat pada dislokasi sendi bahu, sendi siku,metakarpal phalangeal dan sendi
pangkal paha servikal, kemudian terjadi perubahan kontur sendi,perubahan
panjang ekstremitas, mengalami deformitas pada persendiaan, perubahan sumbu
tulang yang mengalami dislokasi, dan kehilangan mobilitas normal, serta terjadi
gangguan gerakan otot-otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut.
Pembengkakan dan kekakuan juga menjadi manifestasi klinis dari dislokasi sendi
(Brunner, 2001; Kneale,Julia, 2011).
Referensi : IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Ir - Perpustakaan Universitas Airlangga

http://repository.unair.ac.id/95073/3/Buku%20Gawat%20Darurat%20Medis%20dan
%20Bedah.pdf#page=56

http://repository.unair.ac.id/95073/3/Buku%20Gawat%20Darurat%20Medis%20dan
%20Bedah.pdf#page=56

Suriya, Melti, et al. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Pada Sistem
Muskuloskeletal Aplikasi Nanda Nic & Noc. Pustaka Galeri Mandiri, 2019
1661 Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 12, Bln Desember, Thn 2017, Hal 1656—1661

https://id.scribd.com/document/332900112/PENGERTIAN-dislokasi

https://repository.unair.ac.id/85163/4/full%20text.pdf

Zachilli, M. A., Owens, B. D., 2010. Epidemiology of shoulder dislocation. Bone Joint
Surgery, from www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20194311 , diakses 8 September 2014.

https://www.herminahospitals.c

Fahrizal. (2011).Cedera olahraga pada cabang olahraga pencaksilat. Jurnal ILARA, Volume
I I, Nomor 1, Juni 2011, hlm. 55 – 62. Subali, B. (2016). Prinsip assissmen dan evaluasi
pembelajaran. Yogyakarta: UNYpress. Sudaryono. (2012). Dasardasar evaluasi
pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/download/1371/pdf

Mayo Clinic.Diakses pada 2019.Diseases and Conditions. Dislocation. Healthline. Diakses


pada 2019. Dislocation. Diperbarui pada 27 November 2019
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=gejala+dislokasi&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DYb22mqEHH4gJ
Lampiran 2

FORM PENILAIAN LAPORAN / PAPER

Nama Kelompok : 1B
Hari/Tanggal : Jum’at 15-`10- 2021 Mata Kuliah : KMB III

Nama Mahasiswa :
1. Adelta Apriyanti
2. Alifah Nur Wasilah
3. Amwalina Maysah
4. Asyifa Suci Lestari
5. Cici Ramayana Djahilape
6. Cicik Yulio Nur Cahyani
7. Dewi Wahyuni Amrin
8. Evania Mei Anggraeni
9. Fahriza Alifah Ukar

NO. ITEM PENILAIAN 5 4 3 2 1


1. Penulisan laporan sesuai format yang diberikan
2. Menjelaskan kelengkapan data terkait topic dengan
penunjang
3. Kesesuaian topic dengan data penunjang
4. Menjelaskan isi topic dengan jelas dan rinci
5. Menampilkan data terbaru
6. Menampilkan kritikan analisis terhadaptopic
7. Memberikan literature / referensi yang adekuat
berdasarkan evidence
8. Menyimpulkan topic secara jelas dan rinci
9. Menggunakan penulisan yang benar (EYD) dan
kesalahan penulisan
10. Menampilkan konsistensi penulisan ( topic, tujuan,
dan evaluasi )
Total skor
Nilai akhir

Keterangan Angka :
5 : Eexcellent
4 : Good
3 : Average
2 : Below Average
1 : Unsatisvied
Comments :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai