Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DISLOKASI

Dibimbing Oleh:
Bagus Dwi Cahyono, SST., M.Kes

Disusun Oleh :
Dinda Meisindy Hapsari 1801105

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAHAN KOTA PASURUAN

Jl. KH Mansyur No.207, Tembokrejo,Purworejo

Kota Pasuruan, Jawa Timur 67118, Telp.(0343) 426730

TAHUN AJARAN 2020-2021


LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN DISLOKASI

A. DEFINISI
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi
berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi).

Keluarnya kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan


suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.

Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat


menyebabkan patah tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis
lokasi.

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari


kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang
bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang
seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat
mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah
karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi
rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi


sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya,
maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri.
Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya
biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi
lagi.
B. KLASIFIKASI
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Dislokasi congenital: Terjadi sejak lahir akibat kesalahan


pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik: Akibat penyakit sendi dan atau jaringan
sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang.
Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.
3. Dislokasi traumatic : Kedaruratan ortopedi (pasokan darah,
susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian
jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami
pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin
juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system
vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.
Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :

 Dislokasi Akut Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip.


Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi.
 Dislokasi Kronik
 Dislokasi Berulang Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh
frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka
disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan
patello femoral joint.

Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur


yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena
kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
C. ETIOLOGI
Dislokasi disebabkan oleh:

1. Cedera olah raga Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi


adalah sepak bola dan hoki, serta olah raga yang beresiko jatuh
misalnya :
terperosok akibat bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan
pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan
dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari
pemain lain.
2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga
Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya
menyebabkan dislokasi.
3. Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai
yang licin
4. Patologis : terjadinya ‘tear’ligament dan kapsul articuler yang
merupakan
kompenen vital penghubung tulang

D. PATOFISIOLOGI
Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan .Humerus
terdorong kedepan ,merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid
teravulsi.Kadang-kadang bagian posterolateral kaput hancur.Mesti jarang
prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke bawah dan menimbulkan
luksasio erekta (dengan tangan mengarah ,lengan ini hampir selalu jatuh
membawa kaput ke posisi da bawah karakoid).

E. MANIFESTASIKLINIS
Nyeri terasa hebat .Pasien menyokong lengan itu dengan tangan
sebelahnya dan segan menerima pemeriksaan apa saja .Garis gambar
lateral bahu dapat rata dan ,kalau pasien tak terlalu berotot suatu
tonjolan dapat diraba tepat di bawah klavikula.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Dengan cara pemeriksaan Sinar –X ( pemeriksaan X-Rays ) pada


bagian Anteroposterior akan memperlihatkan bayangan yang tumpah-
tindih antara kaput humerus dan fossa Glenoid, Kaput biasanya terletak
di bawah dan medial terhadap terhadap mangkuk sendi.

G. KOMPLIKASI
Dini
 Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat
mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil
yang mati rasa pada otot tesebut
 Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak
 Fraktur disloksi

Komplikasi lanjut

 Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat


mengakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang
berumur 40 tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang
secara otomatis membatasi abduksi
 Dislokasi yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau
kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid
 Kelemahan otot

H. PENATALAKSANAAN
 Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan
menggunakan anastesi jika dislokasi berat.
 Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan
dikembalikan ke rongga sendi.
 Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau
traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.
 Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi
halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran
sendi
 Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa
penyembuhan.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
 Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no.
register, tanggal MRS, diagnosa medis.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
disklokasi yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, serta
penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya yang dapat
memperparah keadaan klien dan menghambat proses penyembuhan.
 Pemeriksaan Fisik
Pada penderita Dislokasi pemeriksan fisik yang diutamakan adalah nyeri,
deformitas, fungsiolesa misalnya: bahu tidak dapat endorotasi pada
dislokasi anterior bahu.

2.      Diagnosa Keperawatan


 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas
jaringan.
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat
mobilisasi.
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk
mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient
yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
 Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit.
 Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan perubahan
bentuk tubuh.

3.      Intervensi Keperawatan


1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas
jaringan.
Tujuan asuhan keperawatan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
diharapkan rasa nyeri teratasi, dengan kriteria hasil :
a. Klien tampak tidak meringis lagi.
b. Klien tampak rileks.
Rencana Tindakan / Rasional:
 Kaji skala nyeri
 Berikan posisi relaks pada pasien.
 Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
 Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktifitas hiburan.
 Kolaborasi pemberian analgesik.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat


mobilisasi.
Tujuan asuhan keperawatan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
diharapkan gangguan mobilitas fisik klien teratasi, dengan kriteria hasil :
a. Klien melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas
sehari-hari).
b. Klien menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi,
pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.
Rencana Tindakan / Rasional:
 Kaji tingkat mobilisasi pasien.
 Berikan latihan ROM.
 Anjurkan penggunaan alat bantu jika diperlukan.
 Monitor tonus otot
3. Membantu pasien untuk imobilisasi baik dari perawat maupun keluarga.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna
makanan/absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah.
Tujuan asuhan keperawatan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan kriteria hasil :
a. Klien menunjukkan peningkatan atau mempertahankan berat badan
dengan nilai laboratorium normal
b. Tidak mengalami tanda mal nutrisi.
c. Klien menunjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk
meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai.
Rencana Tindakan / Rasional:
 Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.
 Observasi dan catat masukkan makanan pasien.
 Timbang berat badan setiap hari.
 Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara
waktu makan.
 Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain
yang berhubungan.
 Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah
makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan
pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka
 Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.
 Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium.
 Kolaborasi; berikan obat sesuai indikasi.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit.
Tujuan asuhan keperawatan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
diharapkan kecemasan pasien teratasi, dengan kriteria hasil :
a. Klien tampak rileks
b. Klien tidak tampak bertanya-tanya.
Rencana Tindakan / Rasional:
 Kaji tingakat ansietas klien.
 Bantu pasien mengungkapkan rasa cemas atau takutnya.
 Kaji pengetahuan pasien tentang prosedur yang akan dijalaninya.
 Berikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan dijalani
pasien.

5. Gangguan body image berhubungan dengan deformitas dan perubahan


bentuk tubuh.
Tujuan asuhan keperawatan : Setelah diberikan tindakan keperawatan
diharapkan gangguan body image teratasi.
Rencana Tindakan / Rasional:
 Kaji konsep diri pasien
 Kembangkan BHSP dengan pasien.
 Bantu pasien mengungkapkan masalahnya
 Bantu pasien mengatasi masalahnya
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansyur, dkk. 2000

Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138

Htpps : //www.academia.edu/Dislokasi

https://images.app.goo.gl/
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KEPERAWATAN
BIODATA
Nama : Tn. A
Jenis kelamin :L
Umur : 45 thn
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Wirawasta
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Pasuruan
No. Register : 175 xxx
Tanggal MRS : 1 oktober 2020
Tanggal pengkajian : 2 oktober 2020

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN

1. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit :


klien mengatakan terjatuh dari tangga dengan posisi tangan kanan menjadi
tumpuan, kemudian tidak lama klien mengeluh nyeri pada bagian lengan
kanan atas dan tidak bisa digerakkan. Lengan atas kanan klien tampak
membengkak.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan sakit pada lengan kanan atas dan tidak bisa digerakkan
dengan disertai nyeri
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien mengatakan tidak ada riwayat sakit tekanan darah tinggi dan penyakit
gula
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada yang menderita pennyakit DM maupun
hipertensi dikeluarga

AKTIVITAS SEHARI-HARI

A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT
1. Waktu tidur : SMRS = 23.00 malam hari
MRS = 21.00 malam hari
2. Waktu bangun : SMRS = 05.00 Pagi hari
MRS = 05.00 Pagi hari
3. Masalah tidur : sering bangun dikarenakan merasakan nyeri
4. Hal-hal yang mempermudah tidur : ketika mengantuk dan lelah
5. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun : saat mendengarkan
keramaian dan merasakan nyeri

POLA ELIMINASI
1. BAB : SMRS = BAB 2 hari sekali
MRS = BAB 2 hari sekali
2. BAK : SMRS = BAK normal 3x sehari
MRS = BAK normal 3x sehari
3. Kesulitan BAB/BAK :
Tidak ada kesulitan BAB \ BAK
4. Upaya/cara mengatasi masalah tersebut :
Tidak ada
B. POLA MAKAN DAN MINUM
1. Jumlah dan jenis makanan :
SMRS = klien mengatakan makan 3x sehari 1 porsi habis yang berisikan
lauk, tempe, nasi, sayur sop atau lodeh
MRS = klien mengatakan makan 3x sehaari sesuai jadwal di rumah sakit
yang isinya, nasi setengah bubur, pentol, sayur, susu
2. Waktu pemberian makan :
SMRS = pagi, siang, malam
MRS = pagi, siang, sore
3. Jumlah dan jenis cairan :
SMRS = air putih kurang lebih 500ml/hari
MRS = air putih kurang lebih 1500ml/hari
4. Waktu pemberian cairan :
SMRS = saat klien merasa haus
MRS = saat klien haus dan cairan infusnya habis
5. Pantangan :
Tidak ada
6. Masalah makan dan minum :
a. Kesulitan mengunyah : Tidak ada kesulitan mengunyah
b. Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan untuk menelan
c. Mual dan muntah : Tidak ada mual muntah
7. Tidak dapat makan sendiri : Klien makan dibantu istri
8. Upaya mengatasi masalah : Tidak ada

C. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE


1. Pemeliharaan badan :
SMRS = mandi 2x sehari
MRS = diseka

2. Pemeliharaan gigi dan mulut :


SMRS = gosok gigi 2x sehari
MRS = jarang gosok gigi
3. Pemeliharaan kuku :
SMRS = dipotong bila panjang
MRS = belum dipotong

D. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN :


SMRS = Berkumpul dengan keluarga diwaktu kosong, menonton tv, kasih
makan burung
MRS = Klien hanya bisa tidur di bed pasien dan keluar duduk-duduk
didepan ruangan pasien

DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi :
Menggunakan bhs Indonesia dan jawa
B. Orang yang paling dekat dengan klien :
Istrinya
C. Rekreasi
Hobby :Memancing
Penggunaan waktu senggang : Menonton TV dengan berkumpul dengan
keluarga, memancing, merawat burung peliharaannya
D. Dampak di rawat di RS : Klien tidak bisa melakukan aktivitas seperti
biasanya
E. Hubungan dengan orang lain/interaksi sosial :
Klien mampu berbicara dengan orang disekitarnya dan menjawab
pertanyaan sesuai dengan yang ditanyakan orang kepadanya
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Istrinya

DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan beribadah :
SMRS = Klien sholat 5 waktu serta mengaji dan mengikuti rutinan ngaji
dimusholla tempat tinggalnya
MRS = klien hanya bisa berdoa supaya cepet diberikan kesembuhan dan
bisa melakukan aktivitasnya seperti biasanya
B. Keyakinan terhadap sehat/sakit : Klien percaya sakit yang dialaminya
sekarang adalah cobaan yang diberikan allah kepadanya
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Klien yakin sakit yang dialaminya
sekarang akan segera sembuh dan bisa melakukan aktivitas seperti
biasanya
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum/Keadaan Umum : Lemah
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,7C Nadi : 87 x/menit
Tekanan Darah : 130/50 mmhg Respirasi : 20 x/menit
Tinggi badan : - Berat badan : 60 kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher :
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : Normal
Ubun-ubun : Menyatu
Kulit kepala : Sedikit bersih

b. Rambut : Lurus
Penyebaran dan keadaan rambut : Merata
Bau : Tidak beraroma
Warna : Hitam

c. Wajah : Simetris normal


Warna kulit : Kuning langsat
Struktur wajah : Lengkap

2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris
b. Kelopak mata (palpebra) : ada edema dieklopak mata sebelah kanan
c. Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva normal
d. Pupil : Normal
e. Kornea dan iris : Normal
f. Ketajaman penglihatan/Visus : Tidak terkaji
g. Tekanan Bola Mata : Tidak terkaji

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal dan simetris
b. Lubang hidung : Normal
c. Cuping hidung : Nornal, tidak ada pernafasan cuping hidung

4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
Ukuran telinga : sedang
Ketegangan telinga : Lentur
b. Lubang telinga : Tidak ada serumen maupun peradangan
c. Ketajaman pendengaran : Dapat mendengar dengan baik

5. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir : Lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : Normal tidak ada pendarahan
c. Keadaan lidah : Normal
d. Orofaring : Normal

6. Leher
a. Posisi trachea : Simetris
b. Tiroid : Normal,tidak ada edema
c. Suara : jelas
d. Kelenjar Limfe : normal, tidak ada edema
e. Vena Jugularis : normal teraba
f. Denyut Nadi Carotis : normal teraba
D. Pemeriksaan Integumen (kulit)
a. Kebersihan : tidak bersih
b. Kehangatan : Hangat
c. Warna : kuning langsat
d. Tekstur : sedikit lembut
e. Kelembaban : lembab
f. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit

E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara : Tidak terkaji
b. Warna payudara dan areola : Tidak terkaji
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : Tidak terkaji
d. Axilla dan Clavicula : Normal tidak ada benjolan, tidak ada fraktur
F. Pemeriksaan Thorax/Dada
1. Inspeksi Thorax
a. Bentuk Thorax : Normal
b. Pernapasan
- Frekwensi : .20 x/menit
- Irama : reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernapas : Tidak ada kesulitan bernafas
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara (Vokal Fremitus) : Normal
b. Perkusi : Sonor

c. Auskultasi :
- Suara napas :Vasikuler
- Suara ucapan : Jelas
- Suara tambahan Tidak ada suara tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan palpasi
- Pulsasi : Tidak ada
- Ictus cordis : teraba
b. Perkusi :
- Batas-batas
jantung : ............................................................................................
...............
c. Auskultasi :
- Bunyi Jantung I : lup
- Bunyi Jantung II : dup
- Bunyi Jantung Tambahan : Tidak ada bunyi jantung tambahan
- Bising/Murmur : Tidak ada mur mur
- Frekwensi Denyut jantung : 87 x/menit
G. Pemeriksaan Abdomen :
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal
- Benjolan/Massa : tidak ada benjolan
- Bayangan Pembuluh darah abdomen : tidak terlihat
b. Auskultasi
- Peristaltik usus : normal
- Bunyi Jantung Anak/BJA :-
c. Palpasi
- Tanda Nyeri Tekan : tidak ada nyeri tekan dibagian
perut
- Benjolan/Massa : tidak ada benjolan
- Tanda-tanda ascites : tidak ada tanda-tanda ascites
- Hepar : tidak ada pembesaran hepar
- Lien : tidak ada pembesaran lien
- Titik McBurney : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen : tympani
- Pemeriksaan ascites : tidak ada ascites

H. Pemeriksaan Kelamin Dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Rambut Pubis : tidak terkaji
b. Meatus Urethra : tidak terkaji
c. Kelainan-kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal : tidak
terkaji
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus : tidak terkaji
b. Kelainan-kelainan pada anus : tidak terkaji
c. Perineum : tidak terkaji
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstremitas)
a. Kesimetrisan otot : simetris
b. Pemeriksaan Oedem : tidak ada oedem
c. Kekuatan otot :
3 5
5 5

d. Kelainan-kelainan pada ektremitas dan kuku : tidak ada kelainan


J. Pemeriksaan Neurologi

a. Tingkat Kesadaran (secara Kwantiatif)/ GCS


Composmentis, 4 5 6
b. Tanda-tanda rangsangan otak
Tidak ada
c. Syaraf otak (nervus cranialis)
Olfaktorius + ,optikus +, okulomotorius +, tregeminus +, fasialis +
d. Fungsi Motorik
Dapat menggerakkan tapi pelan
e. Fungsi Sensorik
Panca indera peka terhadap rangsangan
f. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : patella +, Bisep +, Tricep +, Achilles +
b. Refleks Patologis : babinsky
K. Pemeriksaan Status Mental :
a. Kondisi emosi/perasaan
Emosi stabil terlihat tenang
b. Orientasi
Klien mampu mengenali lingkungan
c. Proses berfikir (ingatan, atensi, keputusan, perhiungan)
Pola berfikir baik
d. Motivasi (kemauan)
Kemauan untuk sembuh tinggi
e. Persepsi
Baik
f. Bahasa
Menggunakan bhs indonesia dan jawa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis :
Dislokasi
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis :
1. Laboraturium : Ot, Pt, Ur, Ure, GDA
2. Rontgen
3. ECG
4. USG :
5. Lain-lain :

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


Infus = Ns

Obat injeksi = 1. Keto 30mg 2x1


2. Cefri 30mg 2x1

Perawat

RESTI AVI DIMAYANTI


NIM : 1801083
ANALISA DATA

NAMA PASIEN : Tn.A


UMUR : 50 thn
NO. REGISTER : 121 xxx
DATA PENUNJANG INTEPRETASI DATA MASALAH
DS : Trauma Nyeri akut
Klien mengatakan sakit
pada lengan kanan atas Dislokasi pada sendi
dan tidak bisa digerakkan
dengan disertai nyeri
Trauma joint dislocation
P = timbulnya nyeri saat
berubah posisi
Q = Nyeri seperti cenat- Deformatis tulang
cenut
R = Nyeri dilengan kanan
atas Gangguan bentuk dan
T = hilang timbul pergerakan

DO :
K/U lemah dan kesakitan Rasa tidak nyaman
TD : 130/50 mmhg karena inflamsi
N : 87x / menit
S : 36,7c
RR : 20x / menit Nyeri akut

Skala nyeri 5

DS : Dislokasi pada sendi Gangguan mobilitas fisik


Klien mengatakan sakit
pada lengan kanan atas
dan tidak bisa digerakkan Trauma joint dislocation

DO :
K/U lemah dan kesakitan Deformatis tulang
TD : 130/50 mmhg
N : 87x / menit
S : 36,7c Gangguan bentuk dan
RR : 20x / menit pergerakan
Kesulitan dalam
menggerakkan sendi

Gangguan mobilitas fisik


DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Tn A
UMUR : 45 thn
NO.REGISTER : 173 xxx

NO TGL.MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL TERATASI TT


. Dx
1. 24 nov 2020 Nyeri akut

2. 25 nov 2020 Gangguan mobilitas fisik


SDKI, SLKI, SIKI

DATA TUJUAN DIAGNOSA SLKI SIKI


KEPERAWATAN
KODE DIAGNOS LUARAN INTERVENSI
A
1.data Setelah D.0077 Nyeri akut Luaran utama: Intervensi
penunjang tindakan Tingkat nyari pertama :
masalah keperawatan Luaran BHSP
individu: 1x24jam tambahan : Dukungan
diharapkan -Mobilitas fisik mobilisasi
DS : nyeri - Identifikasi
Klien menurun Setelah adanya
mengatakan pasca operasi tindakan nyeri atau
sakit pada keperawatan keluhan
lengan kanan 1x24jam fisik
atas dan tidak diharapkan - Fasilitasi
bisa digerakkan nyeri menurun melakukan
dengan disertai pergerakan
nyeri -Pergerakkan - Anjurkan
ekstremitas melakukan
P = timbulnya -Kekuatan otot mobilisasi
nyeri saat -Rentang gerak dini
berubah posisi (ROM) Intervensi
Q = Nyeri pendukung :
seperti cenat- Manajemen
cenut nyeri
R = Nyeri - Berikan teknik
dilengan kanan nonfarmakolo
atas gis untuk
T = hilang mengurangi
timbul rasa nyeri
(mis. Terapi
DO : pijat,
K/U lemah dan kompres
kesakitan hangat/dingin
TD : 130/50 )
mmhg
N : 87x / menit
S : 36,7c
RR : 20x / menit

Skala nyeri 5
DATA TUJUAN DIAGNOSA SLKI SIKI
KEPERAWATAN
KODE DIAGNOS LUARAN INTERVENSI
A
2.Data Setelah D.0054 Gangguan Luaran utama : Intervensi
penunjang tindakan mobilitas Mobilitas fisik utama:
masalah keperawatan fisik Luaran Dukungan
individu: 1x24jam tambahan : ambulasi
diharapkan - Koordinasi - Indentifikasi
DS : kekuatan pergerakan adanya nyeri
Klien otot atau keluhan
mengatakan meningkat Setelah fisik lainnya
mengalami pasca operasi tindakan - Libatkan
kelemahan keperawatan keluarga
pada anggota 1x24jam untuk
gerak lengan diharapkan membantu
sebelah kanan kekuatan otot pasien dalam
meningkat meningkatka
pasca operasi n ambulasi
DO : - Jelaskan
TD : 130/50 - Kekuatan otot tujuan dan
mmhg - Kontrol prosedur
N : 87x / menit gerakan ambulasi
S : 36,7c - Keseimbanga Intervensi
RR : 20x / menit n gerakan pendukung:
- Berikan posisi
tubuh
optimal untuk
gerakan sendi
pasif atau
aktif

SDKI, SLKI, SIKI


IMPLEMENTASI, EVALUASI
NO. TANGGAL WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
Dx
1. 24nov 09.00  Mengkaji skala nyari 4-5 S : klien
2020  Memberikan posisi mengatakan
relaks pada nyerinya
klien(posisi fowler) berkurang saat
 Memberikan beberapa saat
lingkungan yang setelah
nyaman, dan aktifitas diberikan obat
hiburan (menutup anti nyeri
sampiran)
 Mengajarkan teknik O : posisi klien
relaksasi dan distraksi fowler
(dengan cara nafas Klien diberikan
dalam dan distraksi obat anti
imaginary) nyeri(analgesik)
 Mengolaborasikan TD : 130/50
pemberian analgesik. mmhg
N : 87x / menit
S : 36,7c
RR : 20x / menit
Skala nyeri 5

A : Masalah
teratasi
sebagian

P : Melanjutkan
intervensi
25nov 09.00  Mengkaji skala nyari 4-5 S : klien
2020  Melakukan rentang gerak mengatakan
(ROM) nyerinya
 Memberikan lingkungan berkurang saat
yang nyaman, dan aktifitas beberapa saat
hiburan (menutup setelah
sampiran) diberikan obat
 Mengolaborasikan anti nyeri
pemberian analgesik.
O : klien
melakukan
gerakan
(ROM)pasif,
Klien diberikan
obat anti
nyeri(analgesik)
TD : 120/60
mmhg
N : 80x / menit
S : 36c
RR : 22x / menit
Skala nyeri 3

A : Masalah
teratasi
sebagian

P : Intervensi
dihentikan.

2 24 nov 2020 10.00  Mengkaji keluhan S : klien


. klien mengatakan
 Mengkaji ttv kelemahan
 Memposisikan pada
nyaman anggota
 Mengkaji kekuatan gerak lengan
otot sebelah
 Mengolaborasikan kanan.
pemberian
analgesik. 3 5
O: 5 5

Klien
diberikan
obat anti
nyeri(analges
ik)
TD : 130/50
mmhg
N : 87x /
menit
S : 36,7c
RR : 20x /
menit
Skala nyeri 5

A : Masalah
teratasi
sebagian

P :
Melanjutkan
intervensi
10.00  Mengkaji S : klien
keluhan klien mengatakan
 Melakukan nyerinya
rentang gerak berkurang
(ROM) beberapa
 Memberikan saat setelah
lingkungan yang diberikan
nyaman, dan obat anti
aktifitas hiburan nyeri
(menutup
sampiran) O : klien
 Mengolaborasik melakukan
an pemberian gerakan
analgesik. (ROM)pasif,
Klien
diberikan
obat anti
nyeri(analges
ik)
TD : 120/60
mmhg
N : 80x /
menit
S : 36c
RR : 22x /
menit
Skala nyeri 3

A : Masalah
teratasi
sebagian

P : Intervensi
dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai