Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN
NAPAS TIDAK EFEKTIF DI DESA KEDAWUNG KULON
PASURUAN

OLEH
RESTI AVI DIMAYANTI
NIM 1801083

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Nama : Resti Avi Dimayanti


Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK
EFEKTIF DI DESA KEDAWUNG KULON PASURUAN

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Proposal


pada tanggal:.............2021
Oleh:

Pembimbing 1
pembimbing 2

Evy Aristawati, S.Kep. Ns., M.Kep Mokhammad Sujarwadi, S.Kep. Ns., M.Kep

NIDN. 3430058001 NIDN. 3430127601

Mengetahui,
Direktur
Politeknik kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S.Kep., M,Kes


NIDN. 0703087081
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdullilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-nya, sehinggga dapat
menyelesaikan Proposal dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Asma Dengan Masalah Keperawatan Bersihan Jalan Napas
Tidak Efektif di Desa Kedawung kulon Pasuruan” ini dengan tepat
waktu sebagai persyaratan akademik dalam menyelesaikan program D3
Keperawatan di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.
Penulisan Proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan
Proposal ini.
2. Untuk orang tua Ayah Sudiarso dan Erni Wiyanti Ulfah, kakak saya
Ujik Prayugo yang telah memberikan dukugan dan motivasi dalam
pembuatan Proposal ini dari awal hingga akhir
3. Selaku direktur Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo yang
yang telah mengesahkan.
4. Selaku pembimbing 1 yang selalu bijaksana memberikan bimbingan,
mencurahkan perhatian, doa, dan nasehat serta yang selalu meluangkan
waktunya untuk membantu penulis menyelesaikan penulisan Proposal
ini.
5. Selaku pembimbing 2 yang selalu memberikan bimbingan, nasehat serta
waktunya selama penulisan Proposal ini.
6. Para sahabat yang telah mendukung untuk terselesaikannya Proposal ini
tepat waktu, teman-teman seperjuangan yang telah menemani selama
saya menepuh pendidikan di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia
Sidoarjo.
7. Pihak pihak yang turut berjasa dalam penyusunan Proposal ini yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulisan sadar bahwa Proposal ini belum mencapai kesempurnaan, sebagai


bekal perbaikan, penulis akan berterimakasih apabila para pembaca berkenan
memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi
kesempurnaan Proposal ini.
Penulis berharap Proposal ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi
keperawatan.

Pasuruan, januari 2021


Yang menyatakan

Resti Avi Dimayanti


Nim. 1801083
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
BAB 1....................................................................................................................................................v
1.1 latar belakang.........................................................................................................................v
1.2 Rumusan masalah................................................................................................................vii
1.3 Tujuan penelitian.................................................................................................................vii
1.4 Manfaat penelitian..............................................................................................................viii
1.5 Metode penulisan...............................................................................................................viii
1.6 Sistematika Penulisan...........................................................................................................ix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Asma asma merupakan salah satu penyakit saluran nafas yang banyak
dijumpai, baik pada anak-anak maupun dewasa. Kata asma (asthma) berasal
dari bahasa yunani yang berarti “terengah-engah”. Lebih daro 200 tahun
lalu, hippocratus menggunakan istilah asma untuk menggambarkan
kejadian pernapasan yang pendek-pendek (shortnes of breath). Sejak itu
istilah asma sering digunakan untuk menggambarkan gangguan apa saja
yang terkait dengan kesulitan bernafas, termasuk ada istilah asma kardiak
dan asma bronchial. Global Initiative for Asthma (GINA) tahun 2008
menerangkan bahwa, asma didefinisikan sebagai penyakit inflamasi kronis
pada saluran pernafasan di mana berbagai sel dan elemen seluler berperan,
terutama sel mast, eosinofil, limfosit, makrofat dan sel epithelial. Asma
mempunyai tingkat kefatalan yang rendah, namun angka kejadianya cukuo
tinggi ditemukan pada masyarakata (Katerine et al., 2014).
Berdasarkan perbandingan hasil Riskesdas 2007 dan 2018, terdapat 6
provinsi yang prevalensi sebelumnya berada di bawah angka nasional
menjadi di atas angka nasional yaitu Provinsi DI Yogyakarta, Jawa Timur,
Banten, Sulawesi Selatan, Bengkulu, dan Kepulauan Riau.
Hasil Riskesdas 2018 terdapat 4 provinsi yang prevalensi asmanya
mengalami penurunan dibandingkan dengan Riskesdas 2007, dimana
sebelumnya berada diatas angka nasional menjadi di bawah angka nasional
yaitu Provinsi Aceh, Papua Barat, Sumatera Barat, dan Papua.
Kasus asma rawat inap terbesar ada di Provinsi Jawa Timur (7.942 kasus),
sedangkan Papua memiliki kasus rawat inap terendah (15 kasus). Pada
kasus asma rawat jalan, yang tertinggi ada di Provinsi Jawa Barat (369.108
kasus) dan terendah di Papua Barat (31 kasus).
Hasil Riskesdas tahun 2007 prevalensi asma tertinggi ada pada kelompok
umur lansia yaitu 75 tahun ke atas (12,4%). Hal yang sama didapatkan juga
pada hasil Riskesdas 2018, dimana prevalensi asma tertinggi ada pada
kelompok lansia, yaitu umur 75 tahun ke atas (5,1%).
Hasil data Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2015 - 2017 menunjukan
prevalensi tertinggi asma ada pada kelompok umur 45-64 tahun, dengan
angka prevalensi berkisar antara 26,7-31,3%.
Jumlah laki-laki yang menjadi pasien asma rawat inap dari tahun 2015
hingga tahun 2017 selalu lebih rendah dibandingkan perempuan (data
SIRS).
Selama tahun 2015-2017 jumlah pasien asma rawat jalan selalu lebih
banyak dibandingkan dengan pasien yang rawat inap. Total pasien rawat
jalan selama tahun 2015-2017 juga bertambah lebih dari empat kali lipat
selama perode waktu tersebut.
Penyebab utama penyakit Asma belum diketahui sampai saat ini.
Faktor risiko paling utama untuk memicu asma adalah kombinasi dari
kecenderungan genetik dengan paparan lingkungan terhadap zat dan
partikel yang dihirupyang dapat memicu reaksi alergi atau mengiritasi
saluran udara, seperti:
 alergen dalam ruangan (misalnya tungau, debu rumah, polusi, dan
bulu hewan peliharaan)
 alergen luar ruangan (contohnya serbuk sari dan jamur)
 asap rokok
 iritasi kimia ditempat kerja
Pemicu lain dapat termasuk udara dingin, kondisi emosional yang ekstrem
seperti kemarahan atau ketakutan, dan latihan fsik. Bahkan obat-obatan
tertentu dapat memicu asma, seperti aspirin dan obat anti inflamasi non-
steroid lainnya, dan beta-blocker (yang digunakan untuk mengobati tekanan
darah tinggi, kondisi jantung, dan migrain).
Batuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak
memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk
membersihakan laring, trakea, dan bronchioles dari secret atau benda asing
dijalan nafas, menurut Ambarawati & Nasution, (2015).
Fisioterapi dapat membantu mengatasi permasalahan yang ditimbulkan
akibat asma. Fisioterapi membantu penderita asma untuk dapat tetap aktif
dan mendapatkan kebugaran tubuh yang optimal. Dari berbagai macam
modalitas fisioterapi untuk mengatasi asma secara umum yang sering
digunakan adalah dengan menggunakan modalitas nebulizer untuk
memperlancar dan mengurangi obstruksi jalan nafas dan diagfragma
breathing untuk mengatur dan mengontrol pernafasan ketika terjadi seragan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan secara rinci, maka
permasalahan utama dalam proses pelaksanaan penelitian ini adalah
mengenai “ Asuhan Keperawatan Asma Dengan Masalah Keperawatan
Bersihan Jalan Nafas”.

1.2 Rumusan masalah


Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka
penulis akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan
keperawatan pada pasien Asma dengan membuat rumusan masalah “
Bagaimana Asuhan Keperawatan Asma Dengan Masalah Keperawatan
Bersihan Jalan Nafas?”.

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien Asma
dengan diagnosa keperawatan bersihan jalan tidak efektif
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengkaji pasien dengan diagnosa bersihan jalan nafas di desa
kedawung.
2. Merumuskan diagnosa pada pasien asma dengan diagnosa bersihan
jalan napas di desa kedawung.
3. Merencanakan asuhan keperawatan pada pasien asma dengan diagnosa
bersihan jalan napas di desa kedawung.
4. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Asma dengan diagnosa
bersihan jalan napas.
5. Mengidentifikasi pasien asma dengan diagnosa bersihan jalan napas.
6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien Asma dengan
diagnosa bersihan jalan napas.
1.4 Manfaat
terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi
manfaat :
1.4.1 Akademis
Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam hal asuhan keperawatan dengan kasus Asma.
1.4.2 Secara praktis, tugas akhir ini berfungsi bagi:
1. Bagi pelayanan kesehatan
Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di
masyarakat agar dapat melakukan asuhan keperawatan dengan kasus
Asma dengan baik.
2. Bagi peneliti
Menjadi masukan dalam pengembangan asuhan keperawatan dengan
Asma
3. Bagi profesi kesehatan
Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada kasus
Asma.

1.5 Metode penulisan


1.5.1 Metode
Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa
atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang studi kepustakaan yang
mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan studi pendekatan
proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Data diambil/diperoleh melalui percakapan baik dengan klien, keluarga
maupun tim kesehatan lain.
2. Observasi
Data yang diambil melalui pengamatan kepada klien.
3. Pemeriksaan
Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat menunjang
menggakkan diagnosa dan penanganan selanjutnya.
1.5.3 Sumber Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari klien

2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang
terdekat klien, catatan medis, hasil-hasil pemeriksaan dan tim
kesehatan lain.
1.5.4 Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan
dengan judul kasus dan masalah yang dibahas.

1.6 Sistematika Penulisan


Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi
kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1.6.1 Bagian awal
Memuat halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, kata
pengantar, daftar isi.
1.6.2 Bagian inti
Bagian ini terdiri dari tiga bab, yang masing-masing bab terdiri dari bab
berikut:
1. Bab 1: Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan,manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan studi kasus.
2. Bab 2: Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis dan
asuhan keperawatan klien dengan diagnosa Asma, serta kerangka masalah.
3. Bab 3: Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil pegkajian, diagnosa,
perencana, pelaksanaan, dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai