Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA HIPERTENSI PADA NY.

Dosen Pembimbing

Bagus Dwi Cahyono, SST., M.Kes

Oleh

Nama : Resti Avi Dimayanti

NIM : 1801083

AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA KAMPUS PASURUAN

Jl. KH Mansyur No. 207, Tembokrejo, Purworejo

Kota Pasuruan, Jawa Timur 67118, Telp. (0343) 426730

TAHUN AJARAN 2020-2021


KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami


peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka morbiditas dan angka kematian ( mortalitas )
( Adib, 2009 ).
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri (Ruhyanudin, 2007 ).
Definisi TD yang disebut hipertensi sulit ditentukan karena
tersebar di populasi sebagai distribusi normal dan meningkat seiring
bertambahnya usia. Pada dewasa muda TD > 140/90 mmHg bisa
dianggap hipertensi dan terapi mungkin bisa bermanfaat ( Gleadle,
2005 ).
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanann darah di dalaam
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi didalam arteti
menyebabkan meningkatnya resiko tekanan stroke, aneurisma, gagaal
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Faqih, 2007).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya (Sustrani,2006).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan angka
kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas.
Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis dalam waktu
yang lama( Saraswati,2009).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung
dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah. WHO (World Health Organization) memberikan batasan
tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak
membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007).

Tabel I : Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa di Atas 18


Tahun

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Sistolik/Diastolik (mmHg)


Normal < 120 dan < 80
Pre-Hipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi Stadium I 140 - 159 atau 90 – 99
Hipertensi Stadium II > 160 atau > 100

Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka.


Angka yang pertama menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang
dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir saat jantung
memompa darah keluar dari jantung. Angka yang kedua di sebut
diastolic yaitu angka yang menunjukkan besarnya tekanan yang
dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir masuk kembali
ke dalam jantung.
Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan
tekanan diastolic diukur ketika jantung mengendur (relaksasi). Kedua
angka ini sama pentingnya dalam mengindikasikan kesehatan kita,
namun dalam prakteknya, terutama buat orang yang sudah memasuki
usia di atas 40 tahun, yang lebih riskan adalah jika angka diastoliknya
tinggi yaitu diatas 90 mmHg (Adib, 2009).

B. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu
hipertensi essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor keturunan
atau genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang
merupakan akibat dari adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat
hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik.
Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak
(obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan minum
alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua,
maka kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-
faktor lain yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress,
kegemukan (obesitas), pola makan, merokok (M.Adib,2009).

C. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh


darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat
vasomotor itu bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron masing-
masing ganglia melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut
saraf pusat ganglia ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat
bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang
yang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin yang pada akhirnya menyebabkan
vasokonstriksi korteks adrenal serta mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi tersebut juga mengakibatkan penurunan aliran
darah ke ginjal yang kemudian menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I, yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, yaitu suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume Intravaskuler. Semua faktor
tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Tekanan darah tinggi selain dipengaruhi oleh keturunan juga
disebabkan oleh beberapa faktor seperti peningkatan aktifitas tonus
simpatis, gangguan sirkulasi. Peningkatan aktifitas tonus simpatis
menyebabkan curah jantung menurun dan tekanan primer yang
meningkat, gangguan sirkulasi yang dipengaruhi oleh reflek
kardiovaskuler dan angiotensin menyebabkan vasokonstriksi.
Sedangkan mekanisme pasti hipertensi pada lanjut usia belum
sepenuhnya jelas. Efek utama dari penuaan normal terhadap sistem
kardiovaskuler meliputi perubahan aorta dan pembuluh darah
sistemik. Penebalan dinding aorta dan pembuluh darah besar
meningkat dan elastisitas pembuluh darah menurun sesuai umur.
Penurunan elastisitas pembuluh darah menyebabkan peningkatan
resistensi vaskuler perifer, yang kemudian tahanan perifer meningkat.
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap hipertensi yaitu
kegemukan, yang akan mengakibatkan penimbunan kolesterol
sehingga menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa darah. Rokok terdapat zat-zat seperti nikotin dan karbon
monoksida yang diisap melalui rokok, yang masuk ke dalam aliran
darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan
mengakibatkan proses aterosklerosis dan tekanan darah tinggi.
Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar kortisol dan
meningkatkan sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam
menaikan tekanan darah.
Kelainan fungsi ginjal dimana ginjal tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Jika penyebabnya
adalah feokromositoma, maka didalam urine bisa ditemukan adanya
bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan norepinefrin
(Ruhyanudin, 2007).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal
juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi (Rohaendi, 2008).

D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada penderita


hipertensi yaitu: Sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas
setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat, mudah lelah,
penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air
kecil terutama di malam hari, telinga berdenging (tinnitus), vertigo,
mual, muntah, gelisah (Ruhyanudin, 2007).
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak
memiliki gejala khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang
mudah diamati antara lain yaitu : gejala ringan seperti, pusing atau
sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah
marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat
ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar
darah dari hidung).
E. PATHWAYS

Obesitas Merokok Stress Konsumsi Alkohol Kurang olah Usia di atas 50 Kelainan
Feokromositoma
garam berlebih raga tahun fungsi ginjal

Penimbunan Nikotin dan Pelepasan Peningkatan Tidak mampu Menghasilkan


kolesterol karbon adrenalin dan Meningkatnya Penebalan
Retensi cairan kadar kortisol membuang hormon epinefrin
monoksida kortisol tahanan perifer dinding aorta sejumlah garam dan norepinefrin
& pembuluh
masuk aliran arteri dan air di dalam
darah besar
Penyempitan darah Peningkatan Meningkatnya tubuh Memacu stress
Merusak lapisan Vasokonstrik sel darah
pembuluh volume darah Elastisitas
endotel si pembuluh merah Efek
darah dan sirkulasi pembuluh
pembuluh darah darah konstriksi Volume darah
Meningkatnya darah
arteri perifer menurun dalam tubuh
viskositas meningkat
Aterosklerosis Tahanan
perifer
meningkat

Jantung bekerja
keras untuk
memompa
HIPERTENS
I

Otak Ginjal Indera Kenaikan


beban kerja
jantung
Vasokonstriksi Retina Hidung
Suplai O2 ke Retensi Telinga
pembuluh Hipertrofi otot
otak menurun pembuluh
darah ginjal jantung
darah otak Spasme Perdarahan Suara
Sinkope meningkat arteriole berdenging
Blood flow Penurunan
Tekanan menurun fungsi otot
pembuluh Diplopia Gangguan jantung
Resiko darah keseimbanga
tinggi cidera meningkat Respon RAA
n
Nyeri Resiko tinggi Resiko
kepala cidera penurunan
Resiko terjadi Vasokonstriksi
curah jatung
gangguan
perfusi
Gangguan rasa Rangsang
jaringan
nyaman nyeri aldosteron
serebral

Retensi
natrium

Oedem

Gangguan
keseimbangan
volume cairan

Sumber :
Tjokronegoro & Utama, 2001; Smeltzer & Bare, 2002; John, 2003;
Sodoyo, 2006; Ruhyanuddin, 2007.
F. PENATALAKSANAAN

1. Terapi tanpa obat


a. Mengendalikan berat badan
Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan
dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas
normal.

b. Pembatasan asupan garam (sodium/Na)


mengurangi pamakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram
natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai
dengan asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup).

c. Berhenti merokok
Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena
asap rokok diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ
dan dapat meningkatkan kerja jantung.

d. Mengurangi atau berhenti minum minuman beralkohol.


e. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau
kadar kolesterol darah tinggi.
f. Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat.
Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya
selama tekanan darahnya terkendali.

g. Teknik-teknik mengurangi stress


Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan TPR
dengan cara menghambat respon stress saraf simpatis.

h. Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih besar dari
yang kita duga. dengan berlatih organ-organ tubuh yang selama
ini bekerja secara otomatis seperti; suhu badan, detak jantung,
dan tekanan darah, dapat kita atur gerakannya.

2. Terapi dengan obat


a. Penghambat saraf simpatis
Golongan ini bekerja dengan menghambat akivitas saraf simpatis
sehingga mencegah naiknya tekanan darah, contohnya: Metildopa
250 mg (medopa, dopamet), klonidin 0,075 & 0,15 mg (catapres)
dan reserprin 0,1 &0,25 mg (serpasil, Resapin).

b. Beta Bloker
Bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung sehingga pada
gilirannya menurunkan tekanan darah. Contoh: propanolol 10 mg
(inderal, farmadral), atenolol 50, 100 mg (tenormin, farnormin),
atau bisoprolol 2,5 & 5 mg (concor).

c. Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot
pembuluh darah.

d. Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitor


Bekerja dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh:
Captopril 12,5, 25, 50 mg (capoten, captensin, tensikap), enalapril
5 &10 mg (tenase).

e. Calsium Antagonis
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Contohnya:
nifedipin 5 & 10 mg (adalat, codalat, farmalat, nifedin), diltiazem
30,60,90 mg (herbesser, farmabes).
f. Antagonis Reseptor Angiotensin II
Cara kerjanya dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa
jantung. Contoh : valsartan (diovan).

g. Diuretic
Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
urin) sehingga volume cairan tubuh berkurang, sehingga
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
Contoh: Hidroklorotiazid (HCT) (Corwin, 2001; Adib, 2009;
Muttaqin, 2009).

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah


Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau
disebabkan oleh hipertensi.
2. Glukosa darah
Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa.
3. Kolesterol, HDL dan kolesterol total serum
Membantu memperkirakan risiko kardiovaskuler di masa depan.
4. EKG
Untuk menetapkan adanya hipertrofi ventrikel kiri.
5. Hemoglobin/Hematokrit
Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (Viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor
risiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
6. BUN/kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
7. Glukosa Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi)
Dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin
(meningkatkan hipertensi).
8. Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretic.
9. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
10. Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya
pembentukan plak atero matosa (efek kardiovaskuler).
11. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
12. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
13. Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau
adanya diabetes.
14. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya
hipertensi.
15. Foto dada
Dapat menunjukkan abstraksi kalsifikasi pada area katup, deposit
pada dan atau takik aorta, pembesaran jantung.
16. CT Scan
Mengkaji tumor serebral, ensefalopati, atau feokromositama
(Doenges, 2000; John, 2003; Sodoyo, 2006).
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktifitas/Istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : 1) Frekuensi jantung meningkat
2) Perubahan irama jantung
3) Takipnea
b. Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner / katup dan penyakit serebrovaskuler.
Tanda: 1) Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan
darah diperlukan untuk diagnosis.
2) Nadi: Denyutan jelas dari kerotis, jugularis, radialis.
3) Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin
(vasokonstriksi perifer), pengisian kapiler mungkin
lambat/tertunda (vasokonstriksi)
4) Kulit pucat, sianosis dan diaforesis (kongesti,
hipoksemia), kemerahan.
c. Integritas ego
Gejala: 1) Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,
euphoria, atau marah kronik (dapat mengindikasikan
kerusakan serebral)

2) Faktor-faktor stress multiple (hubungan keuangan yang


berkaitan dengan pekerjaan)
Tanda: 1) Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu
perhatian tangisan yang meledak
2) Gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya
sektor mata), gerakan fisik cepat, pernafasan menghela,
peningkatan pola bicara.

d. Eliminasi
Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti
infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa yang
lalu).

e. Makanan/Cairan
Gejala: 1) Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan
tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti
makanan yang digoreng, keju, telur), gula-gula yang
berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
2) Mual, muntah
3) Perubahan berat badan akhir-akhir ini
(meningkat/menurun)
4) Riwayat penggunaan diuretik
Tanda: 1) Berat badan normal atau obesitas
2) Adanya oedema
f. Neurosensori
Gejala: 1) Keluhan pening/pusing

1) Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun


dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
2) Episode kebas, dan atau kelemahan pada satu sisi tubuh
3) Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur)
4) Episode epistaksis
g. Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala: 1) Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
2) Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi
arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah)
3) Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi
sebelumnya
4) Nyeri abdomen atau massa (feokromositoma)
h. Pernafasan
Gejala: 1) dispneu yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja
2) takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal paroksismal
3) batuk dengan atau tanpa sputum
4) riwayat merokok
Tanda: 1) distress respirasi/penggunaan obat aksesori pernafasan
2) bunyi nafas tambahan (krekles/mengi)
3) Sianosis
i. Keamanan
Gejala: 1) gangguan koordinasi atau cara berjalan
2) episode parestesia unilateral transion
3) hipotensi postural
j. Pembelajaran/penyuluhan

Gejala: 1) faktor-faktor risiko keluarga: hipertensi, aterosklerosis,


penyakit jantung, diabetes mellitus, penyakit
serebrovaskuler/ginjal.
2) Pengguaan pil KB atau hormone lain; penggunaan obat
atau alkohol (Doenges, 2000; Ruhyanudin, 2007).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan hipertensi yang muncul menurut (Doenges, 2000 ;


Nathea, 2008) adalah sebagai berikut:

1. Kurang pengetahuan mengenai konndisi penyakitnya berhubungan


dengan kurangnya informasi.
C. RENCANA TINDAKAN

1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan


vasokontriksi pembuluh darah.
Intervensi:
a. Observasi tekanan darah
Rasional : Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang
lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah
vaskuler.
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
Rasional: Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis
mungkin teramati/palpasi. Dunyut pada tungkai
mungkin menurun, mencerminkan efek dari
vasokontriksi.
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
Rasional : S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat
karena adanya hipertropi atrium, perkembangan S3
menunjukan hipertropi ventrikel dan kerusakan fungsi,
adanya krakels, mengi dapat mengindikasikan kongesti
paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung
kronik).
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.
Rasional : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian
kapiler lambat mencerminkan
dekompensasi/penurunan curah jantung.
e. Catat adanya demam umum/tertentu.
Rasional: dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal
atau vaskuler.
f. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi
aktivitas/keributan ligkungan, batasi jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal.
Rasional: membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis,
meningkatkan relaksasi.
g. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi.
Rasional: Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan
stress, membuat efek tenang, sehingga akan
menurunkan tekanan darah.
h. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi anti
hipertensi, diuretik.
Rasional: Menurunkan tekanan darah.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak


seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunakan
parameter: frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat,
catat peningkatan TD, dipsnea, atau nyeri dada, kelelahan berat
dan kelemahan, berkeringat, pusing atau pingsan.
Rasional: Parameter menunjukan respon fisiologis pasien
terhadap stress, aktivitas dan indikator derajat
pengaruh kelebihan kerja/jantung.
b. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh: penurunan
kelemahan/kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan
perhatian pada aktivitas dan perawatan diri.
Rasional: Stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk
memajukan tingkat aktivitas individual.
c. Dorong memajukan aktivitas/toleransi perawatan diri. (Konsumsi
oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan
jumlah oksigen yang ada.
Rasional: Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan
tiba-tiba pada kerja jantung.
d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi
mandi, menyikat gigi/rambut dengan duduk dan sebagainya.
Rasional: teknik penghematan energi menurunkan penggunaan
energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.
e. Dorong pasien untuk partisipasi dalam memilih periode aktivitas.
Rasional: Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap
kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan.
3. Nyeri (akut): nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral.
Intervensi:
a. Pertahankan tirah baring selama fase akut.
Rasional: Meminimalkan stimulasi meningkatkan relaksasi.
b. Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala,
misalnya: kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher.
Rasional: Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral
dengan menghambat/memblok respon simpatik,
efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya.
c. Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala : mengejan saat BAB, batuk panjang,
dan membungkuk.
Rasional: Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatkan
tekanan vakuler serebral.
d. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
Rasional: Meminimalkan penggunaan oksigen dan aktivitas yang
berlebihan yang memperberat kondisi klien.
e. Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam
setelah makan.
Rasional: menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja
pencernaan.
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti
ansietas, diazepam dll.
Rasional: Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan
rangsangan saraf simpatis.
4. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik.
Intervensi:
a. Kaji pemahaman klien tentang hubungan langsung antara
hipertensi dengan kegemukan.
Rasional: Kegemukan adalah resiko tambahan pada darah tinggi,
kerena disproporsi antara kapasitas aorta dan
peningkatan curah jantung berkaitan dengan massa
tumbuh.
b. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi
masukan lemak, garam dan gula sesuai indikasi.
Rasional: Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya
aterosklerosis dan kegemukan yang merupakan
predisposisi untuk hipertensi dan komplikasinya,
misalnya, stroke, penyakit ginjal, gagal jantung,
kelebihan masukan garam memperbanyak volume
cairan intra vaskuler dan dapat merusak ginjal yang
lebih memperburuk hipertensi.

c. Tetapkan keinginan klien menurunkan berat badan.


Rasional: motivasi untuk penurunan berat badan adalah internal.
Individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat
badan, bila tidak maka program sama sekali tidak
berhasil.
d. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.
Rasional: mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam program
diit terakhir. Membantu dalam menentukan kebutuhan
inividu untuk menyesuaikan/penyuluhan.
e. Dorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian
termasuk kapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan
perasaan sekitar saat makanan dimakan.
Rasional: memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi
yang dimakan dan kondisi emosi saat makan,
membantu untuk memfokuskan perhatian pada faktor
mana pasien telah/dapat mengontrol perubahan.
f. Intruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat , hindari
makanan dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es
krim, daging dll) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur,
produk kalengan, jeroan).
Rasional: Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan
kolesterol penting dalam mencegah perkembangan
aterogenesis.
g. Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi.
Rasional: Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi
kebutuhan diet individual.
5. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistik.
Intervensi:
a. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku,
Misalnya: kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian,
keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan.
Rasional: Mekanisme adaptif perlu untuk megubah pola hidup
seorang, mengatasi hipertensi kronik dan
mengintegrasikan terapi yang diharuskan kedalam
kehidupan sehari-hari).
b. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan
konsentrasi, peka rangsangan, penurunan toleransi sakit kepala,
ketidak mampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalah.
Rasional: Manifestasi mekanisme koping maladaptife mungkin
merupakan indikator marah yang ditekan dan
diketahui telah menjadi penentu utama TD diastolik.
c. Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan
kemungkinan strategi untuk mengatasinya.
Rasional: pengenalan terhadap stressor adalah langkah
pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap
stressor)
d. Libatkan klien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan
partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan.
Rasional: keterlibatan memberikan klien perasaan kontrol diri
yang berkelanjutan. Memperbaiki keterampilan
koping, dan dapat menigkatkan kerjasama dalam
regiment terapiutik.
e. Dorong klien untuk mengevaluasi prioritas/tujuan hidup.
Tanyakan pertanyaan seperti: apakah yang anda lakukan
merupakan apa yang anda inginkan?.
Rasional: Fokus perhatian klien pada realitas situasi yang relatif
terhadap pandangan klien tentang apa yang
diinginkan. Etika kerja keras, kebutuhan untuk kontrol
dan fokus keluar dapat mengarah pada kurang
perhatian pada kebutuhan-kebutuhan personal.
f. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan
perubahan hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan
ketimbang membatalkan tujuan diri/keluarga.
Rasional: Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara
realistis untuk menghindari rasa tidak menentu dan
tidak berdaya
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan
dengan kurangnya informasi.
Intervensi:
a. Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko
kardivaskuler yang dapat diubah, misalnya: obesitas, diet tinggi
lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan
minum alcohol (lebih dari 60 cc/hari dengan teratur) pola hidup
penuh stress.
Rasional: Faktor-faktor resiko ini telah menunjukan hubungan
dalam menunjang hipertensi dan penyakit
kardiovaskuler serta ginjal.
b. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang
terdekat.
Rasional: Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena
perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati
mempengaruhi minimal klien/orang terdekat untuk
mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis. Bila
klien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan
pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku tidak
akan dipertahankan.
c. Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut.
Rasional: Mengidentifikasi tingkat pegetahuan tentang proses
penyakit hipertensi dan mempermudah dalam
menentukan intervensi.
d. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi
(pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan,
pengobatan, dan akibat lanjut) melalui pendkes.
Rasional: Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien
tentang proses penyakit hipertensi (Doenges, 2000;
Ncithea, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung


dan Stroke. Edisi I. Yogyakarta: CV. Dianloka.

Gleadle, J. (2005). Anamesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga.

Muttaqin, A. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Ruhyanudin, F. (2007). Asuhan keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang.

Sudoyo, A. W; Bambang, S & Idrus, A, et al. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam.Edisi Keempat Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data Umum
1. Kepala Keluarga (KK) : Tn.S
2. Alamat dan telepon : Kedawung kulon (transad) RT 03 RW 07
kec.grati kab.pasuruan
3. Pekerjaan KK : Wiraswasta
4. Pendidikan KK : SMA
5. Komposisi keluarga :
No Nama JK Hub.kelu Um Pen- Status Imunisasi
arga ur Didikan BCG Polio DPT Hepatitis Campak Ket
dengan
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
KK
1. Tn. S L Suami 55 SMA

2. Ny.E P Istri 51 SMA

3. An.U L Anak 27 Mahasiswa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4. An.R P Anak 20 Mahasiswa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal dalam satu rumah
X : Meninggal
6. Tipe Keluarga : Keluarga dengan tipe nuclear family, dimana di dalam keluarga
tidak ada orang lain selain suami, istri, dan 2 anak kandung yang tinggal.
7. Suku bangsa : Suku jawa
8. Agama : Islam
9. Status social ekonomi keluarga
Jumlah pendapatan perbulan : ± 5.000.000
Sumber pendapatan perbulan : Dagang
Jumlah pengeluaran perbulan : 4.500.000
10. Aktivitas rekreasi keluarga
a. Berkebun
b. Mancing
c. Bersepeda

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja (12
- 20 tahun) yang tugasnya :
- Memberi perhatian lebih
- Bersama – sama mendiskusikan tentang sekolah
- Memberi kebebasan dalam batas tanggung jawab
- Komunikasi dua arah
12. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Rehap rumah
13. Riwayat kesehatan keluarga inti
Sehat
14. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Riwayat hipertensi Ny.E
III. Data lingkungan
15. Karakteristik rumah
- Luas Pekarangan : 1000m2
- Type Rumah : Permanen
- Atap Rumah : Genteng
- Kepemilikian : Sendiri
- Kamar mandi / WC : Ada satu kamar mandi gabung dengan WC
- Kebersihan Lingkungan : Bersih dan Rapi
- Ventilasi/jendela : Ada, tidak tertutup
- Sirkulasi : Bagus, semua jendela terbuka
- Sumber air minum : artesis
- Pencahayaan : Memakai lampu dan pencahayaan dari
matahari
- Kelembaban : tidak lembab, tidak jamuran
- Gudang : ada
- Pembuangan Limbah : melalui selokan
- Lantai : Keramik
- Septic tank : ada, di pekarangan samping Bangunan WC
- Pembuangan Sampah : Dibakar
DENAH RUMAH
U
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Keterangan :

(pagar) (tembok) (kamar) (garasi) (R.keluarga) (kolam) (R.tamu) (dapur)

(mushola)
16. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
bertetangga dengan pekerja swasta, tetangga ada yang beragama Kristen dan
ada yang beragama Islam. Di daerah Keluarga Tn.S tinggal merupakan daerah
mayoritas penduduk pendatang dari dalam Jawa dan dari luar Jawa.

17. Mobilitas geografis keluarga


Semenjak menikah sampai sekarang Tn.S dan Ny.E pernah tinggal dengan
orang tua, lalu tinggal di rumah milik saudara pak sudiarso.

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dalam masyarakat


Biasanya pada malam hari Ny.E berkumpul dengan keluarganya, selalu
meluangkan waktu untuk berkumpul. Keluarga Ny.E dan anak-anaknya juga
berinteraksi sangat baik dengan masyarakat disekitar. Namun Tn.S jarang
berinteraksi dengan masyarakat sekitar rumah karena harus bekerja dari pagi
sampai malam sehingga jarang tinggal dirumah.

19. System pendukung keluarga


Keluarga Tn.S mengatakan jika ada masalah mendiskusikannya dengan
keluarga inti dan keluarga besar dengan komunikasi terbuka satu sama lain.
Ny.E mengatakan jika ada keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas atau
dokter praktik swasta. Tn.S mengatakan jika Ny.E sakit sampai di rawat inap
atau mempunyai acara dirumah saudara – saudaranya ikut membantu
menyumbangkan dananya.

IV. Struktur keluarga


20. Struktur peran
 Tn.S adalah Kepala Keluarga, berperan sebagai suami dan pencari
nafkah yang utama.
 Ny.E adalah seorang Ibu Rumah Tangga
 An.U dan An.R adalah seorang anak berperan sebagai anak yang tugas
utamanya merupakan belajar.
21. Nilai atau norma keluarga
Keluarga Tn.S menerapkan aturan – aturan sesuai dengan ajaran agama
Islam dengan mengharapkan kedua anaknya nanti menjadi anak yang taat
dalam menjalankan ajaran agama.

22. Pola komunikasi keluarga


Dalam keluarga saling terbuka satu sama lain dan dalam keluarga bebas
menyatakan pendapat tetapi pengambil keputusan adalah Tn.S sebagai
Kepala Keluarga

23. Struktur kekuatan keluarga


Keluarga Tn.S saling menghargai satu sama lain, salig membantu serta
mendukung. Tn. S dan Ny.E mampu untuk merawat diri sendiri dan
memenuhi kebutuhan sehari – hari. Apabila Ada masalah Ny.E diskusi
dengan suami dan juga minta nasehat kepada saudara – saudaranya.

V. Fungsi keluarga
24. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk
anak dan biaya untuk berobat.

25. Fungsi mendapatkan status social


Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga
baik dan selalu mentaati norma yang baik.

26. Fungsi pendidikan


Utama keluarga mengembangkan kemampuan dan membentuk watak,
kepribadian, serta peradaban yang bermartabat.
27. Fungsi sosialisasi
Keluarga menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Mereka
membiasakan anak – anaknya bermain dengan teman – temannya dan
menekankan juga anaknya untuk selalu belajar.

28. Fungsi pemenuhan kesehatan


Penyediaan makanan selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk pauk, dan
sayur dengan frekuensi 3 kali sehari dan bila ada anggota keluarga yang
sakit keluarga merawat dan mengantarkan ke rumah sakit atau petugas
kesehatan.

29. Fungsi religious


keluarga berkewajiban dalam memperkenalkan dan mengajak anaknya
serta anggota keluarga lainnya untuk hidup beragama sesuai keyakinan
yang dianut. Keluarga haruslah dapat memberikan ketenangan,
kenyamanan jiwa, dan suasana damai dalam keluarganya.

30. Fungsi rekreasi


Keluarga merupakan pameran yang berfungsi untuk memberikan nilai psikis
dan spiritual sehingga dapat menghibur dan mendapatkan rasa senang,
tenang dan bahagia.

31. Fungsi reproduksi


Tn.S sudah tidak melakukan hubungan seksual karena merasa sudah tua
tidak mampu lagi dan juga sudah tidak mempunyai istri.

32. Fungsi afeksi


Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung
dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit.
VI. Stress dan koping keluarga
33. Stressor jangka pendek dan panjang
- Stresor jangka pendek : Ny.E sering mengeluh pusing
- Stresor jangka panjang : Ny.E khawatir karena tekanan darahnya
tinggi.

34. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas
dengan petugas kesehatan

35. Strategi koping yang dugunakan


Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada.

36. Strategi adaptasi disfungsional


Ny.E bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau istirahat.

VII. Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga


Pemeriksaan Tn.S Ny.E An.U An.R
Fisik
Kepala Rambut hitam Rambut hitam Rambut hitam Rambut hitam
dan bersih dan bersih dan bersih dan bersih
Rontok (+) Rontok (+) Rontok (+) Rontok (+)
TTV TD = 120/800 TD = 160/100 TD = 115/80 TD = 120/80
mmHg mmHg mmHg mmHg
N = 75x/menit N = 80 x/menit N = 80 x/menit N = 76 x/menit
S = 36,2 oC S = 36,5 oC S = 36,4 oC S = 36,2 oC
RR = 20 x/menit RR = 20 x/menit RR = 20 x/menit RR = 20 x/menit
BB/TB BB = 83 kg BB = 56 kg BB = 75 kg BB = 50 kg
TB = 165 cm TB = 150 cm TB = 165 cm TB = 160 cm
Mata Anemis (-) Pandangan Anemis (-) Anemis (-)
Kabur,
Anemis (-)
Hidung Sekret (-) Sekret (-) Sekret (-) Sekret (-)
Epistaksis (-) Epistaksis (-) Epistaksis (-) Epistaksis (-)
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa lembab,
lembab, lembab, lembab, Kesulitan
Kesulitan Kesulitan Kesulitan menelan (-)
menelan (-) menelan (-) menelan (-)
Leher Benjolan (-) Benjolan (-) Benjolan (-) Benjolan (-)
Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran
kelenjar limfe (-) kelenjar limfe (-) kelenjar limfe (-) kelenjar limfe (-)
Dada Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung Bunyi jantung
dan paru dan paru dan paru dan paru normal
normal normal normal
Abdomen Kembung (-), Kembung (-), Kembung (-), Kembung (-),
Peristaltik usus Peristaltik usus Peristaltik usus Peristaltik usus =
= = =
Tangan Bengkak (-), Bengkak (-), Bengkak (-), Bengkak (-),
turgor kulit (-) turgor kulit (-) turgor kulit (-) turgor kulit (-)
Kaki Bengkak (-), Bengkak (-), Bengkak (-), Bengkak (-),
turgor kulit (-) turgor kulit (-) turgor kulit (-) turgor kulit (-)
Keadaan umum CM CM, CM CM
Sakit Hipertensi

VIII. Harapan keluarga


Keluarga mengatakan merasa sangat senang dengan kehadiran perawat dan
berharap bisa sangat membantu keluarga menegah penyakit yang ada pada
keluarganya, Sehat dan panjang umur.

ANALISA DATA

NAMA PASIEN : Ny.E

UMUR :51
NO. REGISTER :

DATA PENUNJANG MASALAH

DS : Defisit pengetahuan

Ny. E mengatakan jarang memeriksa


tekanan darahnya

Ny. E mengatakan menderita hipertensi ±


19 thn yang lalu.

Ny. E mengatakan tensinya kadang naik,


kadang turun, paling tinggi biasanya 180
dan paling rendah 100.

Usia Ny. E sudah 51 tahun

Ny.E mengatakan sering lupa minum obat

Ny. E mengatakan hanya mengandalkan


pengobatan dari dokter dengan minum
amlodipin

Tn. S mengatakan jarang mengantar Ny. E


Kontrol karena sibuk bekerja

DO :

TD:160/100mmHg
N : 80 x/menit

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN :Ny.E

UMUR :51
TGL.MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL TERATASI TT

10 – 10- 2020
1. Kurang pengetahuan
mengenai konndisi
penyakitnya
berhubungan dengan
kurangnya informasi.

NO.REGISTER :

SKOR DATA

No kriteria Nilai Skor Pembenaran

1 Sifat masalah: 3/3 x 1 1 Ketidak mampuan keluarga untuk merawat


(aktual) Ny.E dengan penyakit hipertensi merupakan
No kriteria Nilai Skor Pembenaran

ancaman terjadinya penyakit

2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Lamanya penyakit ±19 tahun yang lalu.


masalah dapat
diubah :
(sebagian)

3 Potensial 3/3 x 1 1 Penyakit hipertensi terjadi bisa diobati dan


masalah untuk dicegah dengan pola makan yang sehat dan
dicegah : (Tinggi) prilaku yang sehat

4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Bila tidak segera di tangani maka bisa terjadi


masalah ( tidak hipertensi berlanjut.
segera
ditangani)

Total Skor 4

SDKI,SLKI,SIKI

DATA TUJUAN DIAGNOSA SLKI SIKI


KEPERAWATAN
KODE DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI

DS : 1. Setelah D.0111 Defisit Luaran utama: Intervensi


dilakukan pengetahu Tingkat utama:
Ny.E mengatakan
intervensi an pengetahuan
jarang BHSP
keperawat
memeriksa Setelah dilakukan Edukasi
an selama
tekanan intervensi kesehatan
2x
darahnya keperawatan
pertemuan - Identifikasi
selama 2x
Ny.E mengatakan persepsi kesiapan dan
pertemuan
sering lupa tentang kemampuan
minum obat hipertensi - Klien menerima
menurun. meminum informasi
Ny.E mengatakan
obat secara
hanya - Jelaskan
teratur
mengandalkan faktor risiko
pengobatan dari - Klien dapat yang dapat
dokter dengan mengulang mempengaru
minum materi yang hi kesehatan
amlodipin telah
- Ajarkan
disampaika
Tn.S mengatakan perilaku
n
jarang hidup bersih
mengantar Ny. E - Persepsi dan sehat
Kontrol karena tentang
- Ajarkan
sibuk bekerja hipertensi
strategi yang
menurun
DO : dapat
digunakan
Keluarga
untuk
bertanya tanya
peningkatan
tentang masalah
PHBS
kesehatan Ny.E
Edukasi program
TD:160/100
pengobatan
mmHg
N : 80 x/menit - Identifikasi
pengetahuan
tentang
pengobatan
yang
direkomenda
sikan

- Indentifikasi
penggunaan
obat
tradisional

- Anjurkan
mengkonsum
si obat sesuai
indikasi

- Libatkan
keluarga
untuk
memberikan
dukungan
pada klien
selama
pengobatan

- Informasikan
fasilitas
kesehatan
yang dapat
digunakan
selama
pengobatan
IMPLEMENTASI,EVALUASI

NO TANGGAL/W IMPLEMENTASI EVALUASI


DX AKTU

1. 10-10-2020 - Mengucapkan salam S:


10.00 wib - Nemvalidasi keadaan
- Keluarga Tn. S
keluarga
mengatakan
- Menjelaskan tujuan dan
pengertian
kontrak waktu
hipertensi adalah
Edukasi kesehatan tensi yang
melebihi 140 / 90
- Mengumpulkan data dan
kesiapan keluarga sebelum
- Ny. E mengatakan
memberi edukasi
penyebabnya bisa
- Menjelaskan tentang penyakit karena faktor
hipertensi keturuann, pola
makan yang tidak
- Mengajarkan keluarga untuk
sehat, karena
dapat menolong dirinya
penuaan, dan
sendiri di bidang kesehatan .
karena berat
Edukasi program pengobatan badan berlebih

- Memberitahu pengetahuan
- Keluarga Tn. S
tentang pengobatan
mengatakan Tanda
tradisional beserta efek
gejalanya bisa
sampingnya
muncul sakit
- Memberitahu untuk sering kepala, kelelahan,
berobat kepuskesmas tangan gemetar,
terdekat sakit di sekitar
leher
- Menganjurkan membagi
tugas untuk saling terlibat
- Keluarga
dalam masa pengobatan
mengatakan akan
kontrol setiap
minggu ke
puskesmas atau
pelayanan
kesehatan
O:

- Keluarga Tn. S
mengucapkan
salam balik dan
menerima
keberadaan
perawat
- Keluarga
kooperatif
- Keluarga aktif
bertanya saat
diskusi
- Keluarga dan klien
mampu
menyebutkan
penyebab
terjadinya
peningkatan
tekanan darah
A: tujuan tercapai
P: intervensi dilanjutkan
1. 12-10-2020 Edukasi kesehatan S:
13.00 wib
- Mengumpulkan data dan - Keluarga Tn. S
kesiapan keluarga sebelum mengatakan akan
memberi edukasi membawa Ny. E ke
dokter
- Menjelaskan tentang penyakit
langganannya
hipertensi
untuk selalu
- Mengajarkan keluarga untuk kontrol
dapat menolong dirinya - Keluarga Tn. S
sendiri di bidang kesehatan . mengatakan akan
merawat Ny. E
Edukasi program pengobatan
dengan baik
- Memberitahu pengetahuan karena mereka
tentang pengobatan sayang Ny. E
tradisional beserta efek - Ny. E mengatakan
sampingnya sekarang sudah
- Memberitahu untuk sering mengetahui menu
berobat kepuskesmas makanan yang baik
terdekat untuk dirinya dan
keluarganya
- Menganjurkan membagi
tugas untuk saling terlibat
dalam masa pengobatan O:

- Keluarga
kooperatif
- Keluarga mampu
untuk
memutuskan
tindakan yang
tepat untuk
mengatasi
masalah hipertensi
dengan membawa
anggota keluarga
yang sakit berobat
ke puskesmas atau
dokter praktik
swasta
- Keluarga mampu
menentukan
status nutrisi /gizi
sesuai dengan
standar kesehatan
yang mengalami
hipertensi

A :Tujuan Tercapai

P :Lanjutkan intervensi
15-10-2020 Edukasi kesehatan S:
10.00 wib
- Mengumpulkan data dan - Keluarga Tn. S
kesiapan keluarga sebelum mengatakan sudah
memberi edukasi mempunyai jadwal
rutin setelah kontrol ke
- Menjelaskan tentang penyakit
puskesmas
hipertensi
- Keluarga Tn. S
- Mengajarkan keluarga untuk mengatakan sudah
dapat menolong dirinya membuat jaminan
sendiri di bidang kesehatan . kesehatan
O:
Edukasi program pengobatan
- Keluarga kooperatif
- Memberitahu pengetahuan
- Keluarga mampu untuk
tentang pengobatan
memutuskan tindakan
tradisional beserta efek
yang tepat untuk
sampingnya
mengatasi masalah
- Memberitahu untuk sering hipertensi dengan
berobat kepuskesmas membawa Ny.E kontrol
terdekat rutin
- Keluarga mampu
- Menganjurkan membagi
merawat anggota
tugas untuk saling terlibat
keluarga yang sedang
dalam masa pengobatan
sakit.

A :Tujuan Tercapai

P :Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

 
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6 
. Jakarta : EGCDoenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000.
 Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan 
Pendokumentsian Perawatan Pasien
. Jakarta : EGCGuyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai