Asfiksia ringan :
Poltekkes Kemenkes Semarang
Napas >60x/s , sianosis, bayi merintih, kurang aktif.
Ronchi,rales & wheezing
ETIOLOGI :
Asfiksia sedang :
PATOFISIOLOGI : Faktor Ibu HR 60-80x/s, tonus otot lemah, respon rangsangan
lemah, sianosis
1. Adanya hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan Faktor plasenta
Asfiksia berat :
perubahan fungsional dan biokimia pada janin Faktor Persalinan HR <40x/s, tonus otot lemah hampir tidak ada, respon
2. Janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, tmbul Faktor Janin dan Neonatus rangsang tidak ada, bayi pucat bahkan kelabu
rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ
menjadi lambat
3. Kekurangan O2 berlanjut, nervus vagus tidak dapat
dipengaruhi lagi, timbul rangsangan dari nervu
ASFIKSIA
simpatikuss sehingga DJJ menjadi lebih cepat dan
akhirnyaireguler dan menghilang PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :
4. Banyak air ketuban dan mekonium dalam paru,
1. AGD
broncus tersumbat dan terjadi atelektasis
PENGERTIAN : 2. Elektrolit darah
5. Bayi menunjukkan pernapasan dalam, denyut jantung
Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas 3. BB bayi
menurun, tekanan darah menurun, bayi terlihat lemas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir, Keadaan ini 4. APGAR Score
6. Pernapasan makin lemah, bayi apneu sekunder
biasanya disertai dengan hipoksia dan hiperkapnu serta 5. EGC dan CT-Scan
7. Bayi tidak merespon rangsangan dan tidak
menunjukkan pernapasan secara spontan. sering berakhir dengan asidosis ( Marwyah, 2016)
ASFIKSIA
Bersihan Jalan
Nafas Cepat
Suplai O2 dalam darah Napas tidak efektif
Suplai O2 ke paru menurun
menurun
G3 Metabolisme &
Apneu perubahan asam basa
Resiko Cedera Kerusakan Otak
Resiko
ketidakseimbangan
DJJ & TD Pola nafas tidak suhu tubuh Asidosis espiratorik
menurun efektif Kematian bayi
G3 perfusi ventilase
Proses keluarga terhenti
Janin tidak bereaksi
terhadap rangsangan
Kerusakan Pertukaaran gas