Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Aulia Fitriyani WOC ASFIKSIA

NIM : P1337420619048 MANIFESTASI KLINIS :

 Asfiksia ringan :
Poltekkes Kemenkes Semarang
Napas >60x/s , sianosis, bayi merintih, kurang aktif.
Ronchi,rales & wheezing
ETIOLOGI :
 Asfiksia sedang :
PATOFISIOLOGI :  Faktor Ibu HR 60-80x/s, tonus otot lemah, respon rangsangan
lemah, sianosis
1. Adanya hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan  Faktor plasenta
 Asfiksia berat :
perubahan fungsional dan biokimia pada janin  Faktor Persalinan HR <40x/s, tonus otot lemah hampir tidak ada, respon
2. Janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, tmbul  Faktor Janin dan Neonatus rangsang tidak ada, bayi pucat bahkan kelabu
rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ
menjadi lambat
3. Kekurangan O2 berlanjut, nervus vagus tidak dapat
dipengaruhi lagi, timbul rangsangan dari nervu
ASFIKSIA
simpatikuss sehingga DJJ menjadi lebih cepat dan
akhirnyaireguler dan menghilang PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :
4. Banyak air ketuban dan mekonium dalam paru,
1. AGD
broncus tersumbat dan terjadi atelektasis
PENGERTIAN : 2. Elektrolit darah
5. Bayi menunjukkan pernapasan dalam, denyut jantung
Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas 3. BB bayi
menurun, tekanan darah menurun, bayi terlihat lemas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir, Keadaan ini 4. APGAR Score
6. Pernapasan makin lemah, bayi apneu sekunder
biasanya disertai dengan hipoksia dan hiperkapnu serta 5. EGC dan CT-Scan
7. Bayi tidak merespon rangsangan dan tidak
menunjukkan pernapasan secara spontan. sering berakhir dengan asidosis ( Marwyah, 2016)

KOMPLIKASI : PENATALAKSANAAN MEDIS :


PROGNOSIS : 1. Edema otak & pendarahan otak  Asfiksia ringan :
Semakin kecil nilai APGAR Score, 2. Anuragia & onoksia Bungkus bayi dengan kain hangat, Bersihkan jalan
semakin memburuk prognosisnya 3. Hyperbilirubinemia napas, observasi TTV & Apgar score
4. Kejang
 Asfiksia sedang :
5. Koma
Bersihan jalan napas, Berikan O2 2lt/s, rangsang napas
dengan mnepuk telapak kaki
 Asfiksia berat :
Bersihkan jalan napas & pompa ambubag, Berikan O2
4-5lt/s
Bersihan jalan napas tidak efektif Risiko Infeksi Resiko Defisit Nutrisi
D.0001 D.0142 D.0032
Tanda Mayor : Sputum berlebih
Tanda Minor : Dispnea, Sianosis,
Frekuensi napas berubah, Pola napas
berubah
SLKI SLKI
Tingkat Infeksi ( L.14137) Status Nutrisi ( L.03030)
Demam menurun, Kemerahan menurun. Porsi makan yang dihabiskan meningkat,
(NB: Semua dalam skor 5) Kekuatan otot menelan meningkat, BB membaik.
SLKI (NB: Semua dalam skor 5)
Bersihan Jalan Napas ( L.01001)
Produksi sputum menurun, Dispnea
menurun, Sianosis menurun, Frekuensi SIKI
napas membaik, Pola napas membaik Pencegahan Infeksi (I.14539)
SIKI
(NB: Semua dalam skor 5)
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik, Manajemen Nutrisi (I.103119)
Batasi jumlah pengunjung, Cuci tangan sebelum dan Identifikasi status nutrisi, Monitor asupan makanan,
seudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien, Monitor BB, Monitor hasil pemeriksaan
Pertahankan teknik aeptik pada pasien berisiko tinggi, laboratorium, berikan makanan tinggi kalori dan
SIKI Jelaskan tanda dan gejala infeksi, ajarkan cuci tangan tinggi protein, Hentikan pemberiaan makan melalui
Manajemen Jalan Napas (I.01011) yang benar, anjurkan meningkatkan asupan nutrisi, selang nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi,
anjurkan meningkatkan asupan cairan. kolaborasi dengan ahli gizi untuk mnentukan jumlah
Monitor pola napas, Monitor bunyi napas kalori dengan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika
tambahan, Monitor sputum, Pertahankan perlu.
kepatenan jalan napas, Posisikan semi-fowler Manajemen gangguan makan (I.03111)
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat
badan, kebutuhan kalori dan pilihan makanan.
REFERENSI :
1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI
2. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
3. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standart Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
4. Sudarti & Fauziah. (2013). Asuhan Neonatus Resiko Tinggi dan Kegawatan. Cetakan I.
Yogyakarta: Nuha medika.
5. Sudarti, Yongki, Judha M., Rodiyah. (2012). Asuhan pertumbuhan kehamilan, persalinan,
neonatus,bayi, dan balita. Yogyakarta : Nuha medika
Pathway

Persalinan lama, lilitan tali pusat Faktor lain : Anestesi, obat-


Paralisis pusat pernafasan
Presentai janin abnormal obatan narkotik

ASFIKSIA

Janin kekurangan O2 dan kadar CO2 meningkat Paru-paru terisi cairan

Bersihan Jalan
Nafas Cepat
Suplai O2 dalam darah Napas tidak efektif
Suplai O2 ke paru menurun
menurun
G3 Metabolisme &
Apneu perubahan asam basa
Resiko Cedera Kerusakan Otak
Resiko
ketidakseimbangan
DJJ & TD Pola nafas tidak suhu tubuh Asidosis espiratorik
menurun efektif Kematian bayi

G3 perfusi ventilase
Proses keluarga terhenti
Janin tidak bereaksi
terhadap rangsangan
Kerusakan Pertukaaran gas

Anda mungkin juga menyukai