Disusun Kelompok 2 :
1. Novan korneawan (2019012195)
2. Nur nafi’ah (2019012197)
3. Puput setia widianingsih (2019012199)
4. Putri arum sari (2019012200)
5. Reni ambar wati (2019012201
AFEKSIAN NEONATUM
• Pengertian
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.
Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul
dalam kehamilan, persalinan atau segera lahir (Prawiro Hardjo, Sarwono, 2007).
Persalinan lama, lilitan tali pusat Paralisis pusat pernafasan faktor lain : anestesi,
resentasi janin abnormal obat-obatan narkotik
ASFIKSIA
Kerusakan otak
hipotermia Gg.meta
Bolisme &
perubahan
DJJ & TD Kematian bayi asam basa
Asidosis
Proses keluarga
terhenti Resiko
respiratorik Gg.perfusi ventilasi
infeksi
Janin tdk bereaksi
Terhadap rangsangan
Gangguan
Nafsu makan pemenuhan
kebutuhan
tidak adekuat oksigen
• Komplikasi
Komplikasi yang mungkin muncul akibat asfiksia adalah:
a. Sembab Otak
b. Pendarahan Otak
c. Anuria atau Oliguria
d. Hyperbilirubinemia
e. Obstruksi usus yang fungsional
f. Kejang sampai koma
g. Komplikasi akibat resusitasinya sendiri : Pneumothorax
• Prognosa
a. Asfiksia ringan / normal : Baik
b. Asfiksia sedang tergantung kecepatan penatalaksanaan bila cepat prognosa baik.
c. Asfiksia berat dapat menimbulkan kematian pada hari-hari pertama, atau kelainan syaraf permanen. Asfiksia dengan
pH 6,9 dapat menyebabkan kejang sampai koma dan kelainan neurologis yang permanent misalnya cerebal palsy,
mental retardation.
Konsep Asuhan Keperawatan Asfiksia Neonatorum
Ada beberapa pengkajian yang harus dilakukan yaitu :
• Pengkajian
1. Sirkulasi
2. Eliminasi
3. Makanan/ cairan
4. Neurosensori
5. Pernafasan
6. Keamanan
• Analisa Data
1. Data Subyektif 7. Data Obyektif
2. Riwayat kesehatan 8. Data Penunjang
3. Pola nutrisi
4. Pola eliminasi
5. Latar belakang sosial budaya
6. Hubungan psikologis
• Analisa data dan Perumusan Masalah
Kemungkinan Penyebab Masalah
Sign / Symptoms
1. Pernafasan tidak teratur, pernafasan - Riwayat partus lama Gangguan pemenuhan
cuping hidung, cyanosis, ada lendir - Pendarahan peng-obatan. kebutuhan O2
pada hidung dan mulut, tarikan inter- - Obstruksi pulmonary
costal, abnormalitas gas darah arteri. - Prematuritas
1. Akral dingin, cyanosis pada - lapisan lemak dalam kulit tipis hipotermia
ekstremmitas, keadaan umum lemah,
suhu tubuh dibawah normal
1. Suhu tubuh diatas normal, tali pusat - Sistem Imunitas yang belum sempurna Resiko infeksi
layu, ada tanda-tanda infeksi, abnormal - Ketuban mekonial
kadar leukosit, kulit kuning, riwayat - Tindakan yang tidak aseptik
persalinan dengan ketuban mekonial
• Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien asfiksia antara lain:
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 sehubungan dengan post asfiksia berat.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek menghisap lemah.
3. hipotermia
4. Resiko infeksi
Berwarna kemerahan (pink variable). 2. Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung bila 2. Jalan nafas harus tetap dipertahankan bebas dari
- Gas darah normal perlu. lendir untuk menjamin pertukaran gas yang
PH = 7,35 – 7,45 sempurna.
PCO2 = 35 mm Hg
PO2 = 50 – 90 mmHg
2. Resiko terjadinya hipotermi Tujuan 1. Letakkan bayi terlentang diatas 1. Mengurangi kehilangan panas pada suhu
sehubungan dengan adanya Tidak terjadi hipotermia pemancar panas (infant warmer) lingkungan sehingga meletakkan bayi
roses persalinan yang lama Kriteria menjadi hangat
dengan ditandai akral Suhu tubuh 36,5 – 37,5°C
Akral hangat
dingin suhu tubuh dibawah 36° Warna seluruh tubuh kemerahan 2. Singkirkan kain yang sudah 2. Mencegah kehilangan tubuh melalui
C dipakai untuk mengeringkan konduksi.
tubuh, letakkan bayi diatas
handuk / kain yang kering dan
hangat.
No. Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
3. Observasi suhu bayi tiap 6 jam. 3. Perubahan suhu tubuh bayi dapat
menentukan tingkat hipotermia
3. Gangguan pemenuhan Tujuan 1. Lakukan observasi BAB dan 1. Deteksi adanya kelainan pada eliminasi
kebutuhan nutrisi sehubungan Kebutuhan nutrisi terpenuhi BAK jumlah dan frekuensi serta bayi dan segera mendapat tindakan /
dengan reflek menghisap Kriteria konsistensi. perawatan yang tepat.
lemah. - Bayi dapat minum pespeen /
personde dengan baik.
- Berat badan tidak turun lebih dari 2. Monitor turgor dan mukosa 2. Menentukan derajat dehidrasi dari turgor
10%. mulut. dan mukosa mulut.
- Retensi tidak ada.
No. Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
4. Resiko terjadinya infeksi Tujuan: 1. Lakukan teknik aseptik dan 1. Pada bayi baru lahir daya tahan tubuhnya
Selama perawatan tidak terjadi antiseptik dalam memberikan kurang / rendah.
komplikasi (infeksi) asuhan keperawatan
Kriteria
- Tidak ada tanda-tanda infeksi. 2. Cuci tangan sebelum dan 2. Mencegah penyebaran infeksi
- Tidak ada gangguan fungsi tubuh. sesudah melakukan tindakan. nosokomial.
No. Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
3. Pakai baju khusus/ short waktu 3. Mencegah masuknya bakteri dari baju
masuk ruang isolasi (kamar bayi) petugas ke bayi
• Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang merupakan realisasi rencana tindakan
yang telah ditentukan dalam tahap perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal
• Tahap Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu proses penilaian pencapaian tujuan
dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan.