Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIK PROFESI NERS

STASE KEPERAWATAN ANAK


RS ISLAM BANJARMASIN
LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA

Pembimbing Akademik : Mariani, Ns.,M.Kep

Nama : Arika Noviriana


Npm : 2114901110010
Kelompok : 4

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TA 2021-2022
LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA

A. Definisi
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan
teratur, sehingga dapat meurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang
menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Heardman, 2015).

B. Pathway

Persalinan lama, Paralisis pusat Faktor anestesi, obat- Air ketuban ibu
C. tali pusat,
lilitan pernapasan obatan narkotik (KPD)
presentasi janin
D.
abnormal

ASFIKSIA

Janin kekurangan O2 Paru-paru terisi


dan kadar CO2 cairan
meningkat

Ketidakefektifa
n bersihan jalan
Napas cepat Suplai O2 ke Suplai O2 ke napas
paru menurun paru menurun
Gangguan
E.
Apneu metabolisme &
Kerusakan Ketidakefektifa perubahan
otak n termogulasi asam basa
F.
Tidak
bernapas
G. Asidosis
spontan Kematian bayi
respiratorik
Risiko cedera
Ketidakefektifan Proses keluarga
Gangguan
pola napas terhenti
perfusi
ventilasi
Gangguan
Janin tidak
pertukaran gas
bereaksi terhadap
rangsangan
Etiologi
a. Faktor ibu :Hipoksia ibu, Keracunan CO, Hipotensi akibat pendarahan, Gagal kontraksi
uterus, Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, Hipertensi pada penyakit
eklamsia
b. Faktor plasenta :Plasenta tipis, Plasenta kecil, Plasenta tidak menempel, Solusio plasenta,
Pendarahan plasenta
c. Faktor fetus: Kompresi umbilikus, Tali pusat melilit leher, Kompresi tali pusat antara janin
dan jalan lahir
d. Faktor neonatus: Prematur, Kelainan kongenetal, Pemakaian obat anastesi, Trauma yang
terjadi akibat persalinan
e. Faktor predisposisi: Faktor dari ibu, Gangguan his, Plasenta previa
f. Faktor dari janin: Gangguan aliran darah, Defresi pernafasan akibat obat-obatan, Ketuban
keruh

Tanda Gejala Klasifikasi


Menurut Manuaba (2009) a. Asfiksia ringan (apgar skor 7-
a. Tidak bernapas atau napas 10)
megap-megap atau pernapasan b. Asfiksia sedang (apgar skor 4-
lambat (<30x/menit) 6)
b. Pernapasan tidak teratur, c. Asfiksia berat (apgar skor 0-3)
dengkuran atau retraksi
(pelekukan dada)
c. Tangisan lemah atau merintih
d. Warna kulit pucat atau sianosis
Komplikasi
e. Tonus otot lemas atau
- Hipoksia dan iskemia otak
ektremitas lemah
- Anuria dan oliguria
f. Denyut jantung tidak ada atau
- Kejang
lambat (bradikardi
- Koma
<100x/menit)

C. PemeriksaanPenunjang
No JenisPemeriksaan Nilai Normal Manfaat
1. Analisa gas darah  pHdarah normal Mengukur jumlah O2 dan CO2 dalam darah,
(arteri): 7,38-7,42. menentukan pH darah.
 Bikarbonat (HCO3):
22-28 mEV /l.
 Tekanaparsial O2:
75-100 mmHg.
 Saturasi O2: 94-
100%.
2. Penilaian APGAR 7-10 Mengevaluasi keadaan fisik bayi baru lahir
Skormeliputiwarna dan sekaligus mengenali adanya tanda-
kulit, tandadarurat yang memerlukan dilakukannya
usahabernafas, tindakan segera pada bayi barul ahir.
tonus otot
3. Pemeriksaan EEG Tidakterjadikomplikasiat Mengindentifikasi komplikasi.
dan CT Scan aukeabnormalan.
jkasudahterjadikom
plikasi
4. PengkajianSpesifik Tidakterdapatgangguan. Mengindetifikasi riwayat kesehatan bayi,
masalah kesehatan pada bayi ,tandadan gejala
lain.

D. Penatalaksanaan
Terapi Suportif:
1. Memastikan saluran napas terbuka
2. Memulai pernapasan
3. Mempertahankan sirkulasi darah
4. Koreksi gangguan metabolik (Nurarif & Kusuma, 2015)
E. Diagnosa Keperawatan NOC & NIC

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)

1. ketidakefektifan pola napas Status pernafasan : ventilasi Monitor pernafasan


(0403) (3350)
(hal 228, Domain 4, Kelas 4, Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi
Kode diagnosis 00032) keperawatan selama proses kedalaman napas dan
keperawatan diharapkan pola ekspansi dada
nafas menjadi efektif dengan 2. Catat upaya pernapasan
kriteria hasil : termasuk dengan
a. Menunjukan pernapasan menggunakan otot
ptimal pada saat terpasang pernapasan
ventilator mekanis 3. Memfasilitasi
b. Mempunyai kecepatan dan kepatenan jalan napas
irama pernapasan dalam batas 4. Mengeluarkan secret
normal jalan napas
c. Mempunyai fungsi paru dalam 5. Jika diperlukan
batas normal untuk pasien gunakan alat bantu
d. Meminta bantuan pernapasan untuk membantu klien
saat dibutuhkan bernapas
e. Mampu menggambarkan
perencanaan perawatan
dirumah
f. Mengidentifikasi faktor lain.

2. Hambatan pertukaran gas Status pernafasan : pertukaran Monitor pernafasan


gas (0402) (3350)
(hal 207, Domain 3, Kelas 4, Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji status pernafasan,
Kode diagnosis 00030) keperawatan selama proses perhatikan tanda-tanda
keperawatan diharapkan distres pernafasan
hambatan pertukaran gas teratasi (misalnya, takipnea,
dengan kriteria hasil : pernafasan cuping
a. Mempunyai fungsi paru dalam hidung, mengorok,
batas normal retraksi,ronki, atau
b. Memiliki ekspansi paru yang krekels).
simetris 2. Gunakan pemantauan
c. Menjelaskan rencana oksigen transkutan atau
perawatan dirumah oksimeter nadi. Catat
d. Tidak menggunakan kadar setiap jam. Ubah
pernapasan bibir mencucu sisi alat setiap 3-4 jam.
e. Tidak mengalami napas 3. Pertahankan kenetralan
dangkal suhu tubuh
f. Tidak menggunkan otot
aksesorius untuk bernapas

3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Perawatan demam


termoregulasi berhubungan keperawatan (3740)
dengan peningkatan suhu selama…..diharapkan Pasien akan 1. Pantau dehidrasi
tubuh menunjukkan termoregulasi 2. Pantau warna kulit dan
dengan kriteria hasil : suhu
a. Suhu tubuh normal 3. Gunakan waslap
b. Tidak ada dehidrasi dingin untuk
mengompres
4. Anjurkan asupan
cairan oral sedikitnya 2
liter/har
5. Berikan obat
antipiretik
4. Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
jalan napas keperawatan selama….. jalan (Hal.186-Kode 3140).
nafas paten. 1. Buka jalan nafas
(hal 384, Domain 11, Kelas Kriteria Hasil : dengan teknik chin lift
2, Kode diagnosis 00031)  Status Pernafasan :Kepatenan atau jaw thrust
Jalan Nafas. sebagao mana
mestinya.
2. Posisikan pasien
untuk memaksimalkan
ventilasi.
3. Identifikasi kebutuhan
aktual/potensial pasien
untuk memasukkan
alat pembuka jalan
nafas.
4. Lakukan fisioterafi
dada sebagaimana
mestinya.
5. Buang secret dengan
memotivasi pasien
untuk melakukan
batuk atau menyedot
lendir.
Pengisapan Lendir pada
jalan nafas (Hal.316-
Kode31 60).
1. Lakukan tindakan cuci
tangan.
2. Tentukan perlunya
suksion mulut atau
trachea.
3. Informasikan kepada
pasien dan keluarga
tentang pentingnya
tindakan suksion.
Terapi Oksigen (Hal.444-
Kode3320).
1. Pertahankan
kepatenan jalan nafas.
2. Siapkan peralatan
oksigen dan berikan
melalui sistem
humidifier.
3. Monitor aliran
oksigen.

Monitor Pernafasan
(Hal.236-Kode 3350).
1. Monitor kecepatan
irama, kedalaman dan
kesulitan bernafas.
2. Catat pergerakan
dada, catat
ketidaksimetrisan,
penggunaan otot-otot
bantu nafas.

5. Risiko cedera b.d anomali Setelah dilakukan tindakan 1. Cuci tangan setiap
kongenital tidak terdeteksi keperawatan selama proses sebelum dan sesudah
atau tidak teratasi pemajanan keperawatan diharapkan risiko merawat bayi.
pada agen-agen infeksius cidera dapat dicegah. 2. Pakai sarung tangan
Kriteria hasil : steril.
1. Bebas dari cidera/ komplikasi. 3. Lakukan pengkajian
2. Mendeskripsikan aktivitas yang fisik secara rutin
tepat dari level perkembangan terhadap bayi baru
anak. lahir, perhatikan
3. Mendeskripsikan teknik pembuluh darah tali
pertolongan pertama pusat dan adanya
anomali.
4. Ajarkan keluarga
tentang tanda dan
gejala infeksi dan
melaporkannya pada
pemberi pelayanan
kesehatan.
5. Berikan agen
imunisasi sesuai
indikasi
(imunoglobulin
hepatitis B dari
vaksin hepatitis

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather. (2015). Nanda Internasional Inc.Diagnosa Keperawatan:


Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
Mediaction.
Mansjor, Arif. (2008). Kapita selekta kedokteran ed. III. Jakarta: EGC
Manuaba, IBG, dkk. (2009). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:
EGC.
Saiffudin, Abdul, B. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta: JHPIEGO
Banjarmasin, 27 Desember 2021

Preseptor Akademik Ners Muda

(Mariani, Ns.,M.Kep) (Arika Noviriana,S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai