3) Kehamilan multijanin
4) Persalinan SC
5) Persalinan cepat
6) Asfiksia
7) Stress dingin
Kekurangan nutrisi
E. Pemeriksaan penunjang
1. Kultur darah
2. Analisa gas darah
3. Glukosa darah
4. Rontgen thorak
5. Darah rutin dan jenis
6. Pulse oximetri
F. Penata laksanaan medis
1. Memberikan lingkungan yang optimal
2. Pemberian oksigen
3. Pemberian cairan dan elektrolit
4. Pemberian antibiotic
5. Kemajuan terakhir dalam pengobatan
G. Penatalaksaan keperawatan
1. Pasang jalur infus intravena
2. Pantau tanda-tanda vital
3. Jaga kepatenan jalan nafas
4. Berikan oksigen
5. Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang di perlukan
6. Periksa kadar gula
7. Pemberian nutrisi edekuat
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama,
tanggal pengkajian.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat maternal
Menderita penyakit seperti diabetes mellitus, kondisi seperti
intrapartus.
b. Status infant saat lahir
Prematur, umur kehamilan, apgar score (apakah terjadi asfiksia), bayi
maturitas paru
Phospatidyglicerol : meningkat saat usia gestasi 35 minggu
Tingkat phospatydylinositol
AGD : PaO2 < 50 mmHg, PaCO2 > 50 mmHg, saturasi oksigen
92%-94%, pH 7,3-7,45.
Level potassium : meningkat sebagai hasil dari release potassium
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler-alveolar
2. Pola napas tidak efektif berhubungandengan kelelahan otot pernapasan.
C. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Intervensi
Tujuan/Kriteria
No Keperawatan (NIC)
Hasil (NOC)
(NANDA)
Gangguan Status Manajemen Jalan Napas
1 pertukaran gas Pernapasan : 1. Buka jalan napas dengan teknik chin lift atau jaw thrust,
Definisi: Pertukaran sebagaimana mestinya
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Kelebihan atau Gas
3. Identifikasi kebutuhan actual/potensial pasien untuk
deficit oksigenasi Tidak adanya memasukkan alat membuka jalan napas
dan/atau eliminasi Diaphoresis 4. Masukkan alat nasopharyngeal (NPA) atau oropharingeal
karbondioksida Tidak adanya airway (OPA), sebagaimana mestinya
Dispnea 5. Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya
pada membran
Tidak adanya 6. Buang secret dengan menyedot lender
alveolar-kapiler. 7. Auskultasi suara napas, catat area yang ventilasinya menurun
Gangguan
Berhubungan atau tidak ada dan adanya suara tambahan
penglihat 8. Lakukan penyedotan melalui endotrakea atau nasotrakea,
dengan perubahan Gas darah
sebagaimana mestinya
membran kapiler- arteri normal 9. Kelola pemberian bronkodilator, sebagaimana mestinya
alveolar ditandai Tidak 10. Kelola pengobatan aerosol, sebagaimana mestinya
Gelisah 11. Kelola nebulizer ultrasonic, sebagaimana mestinya
dengan:
Tidak adanya 12. Kelola udara atau oksigen yang dilembabkan, sebagaimana
Batasan
Hiperkapnia mestinya
karakteristik: 13. Ambil benda asing dengan forcep McGill, sebagaimana
Tidak adanya
Diaphoresis mestinya
Dispnea Hipoksemia
14. Regulasi asupan cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan
Gangguan Tidak adanya
cairan
penglihatan Hipoksia
15. Posisikan untuk meringankan sesak napas
Gas darah Tidak adanya 16. Monitor status pernapasan dan okseigenasi, sebagaimana
arteri Iritabilitas mestinya
Tidak adanya
abnormal
Gelisah Konfusi Terapi Oksigen
Hiperkapnia Tidak adanya
1. Bersihkan mulut, hidung, dan sekresi trakea dengan tepat
Hipoksemia Napas 2. Pertahankan kepatenan jalan napas
Hipoksia
cuping 3. Siapkan peralatan oksigen dan berikan melalui system
Iritabilitas
Konfusi hidung humidifier
Napas cuping Tidak adanya 4. Berikan oksigen tambahan seperti yang diperintahkan
5. Monitor aliran oksigen
hidung Penurunan 6. Monitor posisi perangkat (alat) pemberian oksigen
Penurunan
kabondioksid 7. Periksa perangkat (alat) pemberian oksigen secara berkala
kabondioksida untuk memastikan bahwa konsentrasi (yang telah) ditentukan
a
pH arteri pH arteri sedang diberikan
abnormal 8. Monitor efektifitas terapi oksigen (misalnya, tekanan
normal
Pola Pola oksimetri, ABGs) dengan tepat
pernapasan 9. Pastikan penggantian masker oksigen/kanul nasal setiap kali
pernapasan
abnormal perangkat diganti
normal (mis.,
(kecepatan, 10. Rubah perangkat pemberian oksigen dari masker ke kanul
kecepatan,
irama, saat makan
irama, 11. Amati tanda-tanda hipoventilasi induksi oksigen
kedalaman) 12. Pantau adanya tanda-tanda keracunan oksigen dan kejadian
kedalaman)
Sakit kepala Tidak adanya atelektasis
saat bangun 13. Monitor peralatan oksigen untuk memastikan bahwa alat
Sakit kepala
Somnolen
saat bangun tersebut tidak mengganggu upaya pasien untuk bernapas
Takikardia
Tidak adanya 14. Monitor kecemasan pasien yang berkaitan dengan kebutuhan
Warna kulit
Somnolen mendapatkan terapi
abnormal
Tidak adanya 15. Monitor kerusakan kulit terhadap adanya gesekan perangkat
(mis., pucat,
Takikardi oksigen
kehitaman) 16. Sediakan oksigen ketika pasien dibawa/dipindahkan
Warna kulit
17. Konsultasi dengan tenaga kesehatan lain mengenai
normal
penggunaan oksigen tambahan selama kegiatan dan atau tidur
18. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai penggunaan oksigen
di rumah
19. Rubah kepada pilihan peralatan pemberian oksign lainnya
untuk meningkatkan kenyamanan dengan tepat
Monitor Pernapasan
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernapas
2. Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, penggunaan
otot-otot bantu napas dan retraksi pada supraclaviculas dan
interkosta
3. Monitor suara tambahan seperti ngorok atau mengi
4. Monitor pola napas (misalnya, bradipneu, takipneu,
hiperventilasi, pernapasan kusmaul, pernapasan 1:1,
apneustik, respirasi biot, pola ataxic
5. Monitor saturasi oksigen pada pasien tersedasi (seperti SaO₂,
SvO₂, SpO₂) sesuai dengan protocol yang ada
6. Pasang sensor pemantauan oksigen non-invasif (misalnya,
pasang alat pada jari, hidung, dan dahi) dengan mengatur
alarm pada pasien berisiko tinggi sesuai dengan prosedur
tetapo yang ada
7. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
8. Perkusi torak anterior dan posterior, dari apeks ke basis paru,
kanan dan kiri
9. Catat lokasi trakea
10. Monitor kelelahan otot-otot diapragma dengan pergerakan
parasoksikal
11. Auskultasi suara napas, catat area dimana terjadi penurunan
atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan suara napas
tambahan
12. Kaji perlunya penyedotan jalan napas dengan auskultasi suara
nafas ronki di paru
13. Auskultasi suara napas setelah tindakan, untuk dicatat
Pola nafas tidak Status Manajemen Jalan Napas
2 efektif Pernapasan : 1. Buka jalan napas dengan teknik chin lift atau jaw thrust,
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Definisi: Inspirasi Ventilasi
3. Identifikasi kebutuhan actual/potensial pasien untuk
dan/atau ekspirasi
memasukkan alat membuka jalan napas
yang tidak Tidak adanya 4. Masukkan alat nasopharyngeal (NPA) atau oropharingeal
memberi ventilasi Bradipnea airway (OPA), sebagaimana mestinya
5. Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya
adekuat.
Tidak adanya 6. Buang secret dengan menyedot lender
Berhubungan 7. Auskultasi suara napas, catat area yang ventilasinya menurun
Dispnea
dengan keletihan atau tidak ada dan adanya suara tambahan
8. Lakukan penyedotan melalui endotrakea atau nasotrakea,
otot pernafasan Fase
sebagaimana mestinya
ditandai dengan: ekspirasi 9. Kelola pemberian bronkodilator, sebagaimana mestinya
tidak 10. Kelola pengobatan aerosol, sebagaimana mestinya
11. Kelola nebulizer ultrasonic, sebagaimana mestinya
Batasan memanjan 12. Kelola udara atau oksigen yang dilembabkan, sebagaimana
karakteristik: Tidak adanya mestinya
13. Ambil benda asing dengan forcep McGill, sebagaimana
Ortopnea
Bradipnea mestinya
Tidak adanya 14. Regulasi asupan cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan
Dispnea cairan
Penggunaan
15. Posisikan untuk meringankan sesak napas
Fase ekspirasi otot bantu 16. Monitor status pernapasan dan okseigenasi, sebagaimana
Pola napas
normal (mis.,
irama,
frekuensi,
kedalaman)
D. Implementasi
1. Gangguan pertukaran gas
a. Identifikasi bayi, kemungkinan adanya resiko-resiko yang muncul
b. Monitor status pernafasan
c. Monitor analisa gas darah
d. Posisikan bayi dengan tepat agar ada upaya bernafas
e. Pertahankan suhu lingkungan
f. Pemberian oksigen sesuai program
2. Pola nafas tidak efektif
a. Monitor analisa gas darah
b. Gunakan alat bantu pernafasan sesuai instruksi
c. Pantau ventilator setiap jam
d. Berikan lingkungan yang kondusif
e. Kaji adanya usaha bayi dalam bernafas
E. Evaluasi
1. Subjective adalah informasi berupa ungkapan yang di dapat dari pasien
setelah tindakan di lakukan
2. Objective adalah informasi yang di dapat berupa hasil pengamatan,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan
3. Analisis adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian di ambil kesimpulan bahwa
masalah teratasi, teratasi sebagian, tidak teratasi
4. Planning adalah rencana tindak lanjut keperawatan yang akan di lakukan
berdasarkan analisa.
FORMAT PENGKAJIAN NEONATAL
ANALISA DATA
N DATA MASALAH
O
1 Ds : - Gangguan
Do : pertukaran gas
k/u bayi lemah T : 37,3
HR : 172x/i RR: 51x/i
Spo2: 90%
Cpap terpasang flow : 6 FiO2 : 25% peep : 6
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas
2. Pola nafas tidak efektif
3. Gangguan rasa nyaman
Monitor Pernapasan
11. Monitor kecepatan, irama, kedalaman
dan kesulitan bernapas
12. Catat pergerakan dada, catat
ketidaksimetrisan, penggunaan otot-
otot bantu napas dan retraksi pada
supraclaviculas dan interkosta
2, Pola nafas tidak Mendemonstrasikan batuk 1. Buka jalan napas dengan teknik chin
efektif efektif dan suara nafas yang lift atau jaw thrust,
2. Posisikan pasien untuk
bersih, tidak ada sianosis,
memaksimalkan ventilasi
dan dyspnea 3. Identifikasi kebutuhan
Menunjukkan jalan nafas
actual/potensial pasien untuk
yang paten
Tanda tanda vital dalam memasukkan alat membuka jalan
rentang normal napas
4. Lakukan fisioterapi dada,
sebagaimana mestinya
5. Buang secret dengan menyedot lender
6. Auskultasi suara napas, catat area
yang ventilasinya menurun atau tidak
ada dan adanya suara tambahan
7. Lakukan penyedotan melalui
endotrakea atau nasotrakea,
sebagaimana mestinya
8. Kelola pemberian bronkodilator,
sebagaimana mestinya
9. Kelola pengobatan aerosol,
sebagaimana mestinya
10. Kelola nebulizer ultrasonic,
sebagaimana mestinya
11. Kelola udara atau oksigen yang
dilembabkan, sebagaimana mestinya
12. Posisikan untuk meringankan sesak
napas
13. Monitor status pernapasan dan
okseigenasi, sebagaimana mestinya
Terapi Oksigen
14.Bersihkan mulut, hidung, dan sekresi
trakea dengan tepat
15. Pertahankan kepatenan jalan napas
16. Siapkan peralatan oksigen dan
berikan melalui system humidifier
17. Berikan oksigen tambahan seperti
yang diperintahkan
18. Monitor aliran oksigen
19. Monitor posisi perangkat (alat)
pemberian oksigen
20. Periksa perangkat (alat) pemberian
oksigen secara berkala untuk
memastikan bahwa konsentrasi (yang
telah) ditentukan sedang diberikan
21. Monitor efektifitas terapi oksigen
(misalnya, tekanan oksimetri, ABGs)
dengan tepat
22. Pastikan penggantian masker
oksigen/kanul nasal setiap kali
perangkat diganti
23. Rubah perangkat pemberian oksigen
dari masker ke kanul saat makan
24. Amati tanda-tanda hipoventilasi
induksi oksigen
25. Pantau adanya tanda-tanda keracunan
oksigen dan kejadian atelektasis
26. Monitor peralatan oksigen untuk
memastikan bahwa alat tersebut tidak
mengganggu upaya pasien untuk
bernapas
27. Monitor kecemasan pasien yang
berkaitan dengan kebutuhan
mendapatkan terapi
28. Monitor kerusakan kulit terhadap
adanya gesekan perangkat oksigen
29. Sediakan oksigen ketika pasien
dibawa/dipindahkan
30. Konsultasi dengan tenaga kesehatan
lain mengenai penggunaan oksigen
tambahan selama kegiatan dan atau
tidur
31. Anjurkan pasien dan keluarga
mengenai penggunaan oksigen di
rumah
32. Rubah kepada pilihan peralatan
pemberian oksign lainnya untuk
meningkatkan kenyamanan dengan
tepat
ANALISA DATA
N DATA MASALAH
O
1 Ds : - Gangguan
Do : pertukaran gas
k/u bayi lemah T : 37,3
HR : 172x/i RR: 51x/i
Spo2: 90%
Cpap terpasang flow : 6 FiO2 : 25% peep : 6
2 Ds : - Pola nafas tidak
Do : efektif
Keadaan umum lemah
Perubahan gerakan dada
Cuping hidung
Adanya retraksi dada
Ekspirasi berlangsung sangat lama
Pasien menggunakan otot pernafasan tambahan
2 Ds : - Gangguan rasa
Do : nyaman
Pasien rishi dengan adanya alat spo2 yang terpasang di bagian
kaki nya
Pasien terlihat rishi dengan terpasang nya cpap di bagian
hidung
Pasien menangis jika perawat memperbaiki posisi cpap
Pasien menangis jika pempers nya sudah penuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN
6. Gangguan pertukaran gas
7. Pola nafas tidak efektif
8. Gangguan rasa nyaman
Monitor Pernapasan
23.Monitor kecepatan, irama, kedalaman
dan kesulitan bernapas
24. Catat pergerakan dada, catat
ketidaksimetrisan, penggunaan otot-
otot bantu napas dan retraksi pada
supraclaviculas dan interkosta