hiperpneu, sianosis karena saturasi O2 yang menurun karena vena arteri dalam paru
atau jantung, retraksi suprasternal, epigastrum, interkostal dan respiratory grunting.
Selain tanda gangguan pernapasan ditemukan gejala lain misalnya bradikardi (sering
ditemukan pada penderita penyakit membrane hyalin yang berat), hipotensi,
kardiomegali, pitting oedema terutama daerah dorsal tangan/kaki, hipotermia, tonus
otot yang menurun, gejala sentral dapat terlihat bila terjadi komplikasi.
D. Patofisiologi
Bayi prematur
Alveoli masih kecil, dinding thorax masih lemah
Pengembangan paru kurang kurang sempurna
Produksi surfaktan kurang sempurna
(penurunan produksi surfaktan)
Ketidakseimbangan inflasi saat inspirasi, dan
kolaps alveoli saat ekspirasi
Paru-paru kaku
Perubahan fisiologis paru
Daya pengembangan paru (compliance) menurun
Ventilasi pulmonal terganggu
Metabolisme anaerob dengan penimbunan
Asam laktat dan asam organik
Asidosis metabolik
Pernafasan berat
Shunting
intrapulmonal
meningkat
Bayi kelelahan
Respon menggigil bayi (-)
Ateletaksis
Paru tidak mampu
Mengeluarkan CO2
Bayi kehilangan
panas tubuh
Thermoregulasi tidak efektif
Ventilasi menurun
Gangguan
pertukaran gas
3. Pemberian cairan dan elektrolit sangat perlu untuk mempertahankan homeostatis dan
menghidarkan dehidrasi. Pada permulaan diberikan glukosa 5-10% dengan jumlah
yang disesuaikan dengan umur dan berat badan 60-125 ml/kg BB/hari. Asidosis
metabolik yang selalu dijumpai harus segera dikoreksi dengan memberikan NaHCO3
secara intravena.
4. Pemberian antibiotic untuk mencegah infeksi sekunder. Dapat diberikan penisilin
dengan dosis 50.000-100.000 u/kgBB/hari atau ampisilin 100 mg/kgBB/hari, dengan
atau tanpa gentamisin 3-5 mg/kgBB/hari.
5. Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien HMD adalah pemberian surfaktan
eksogen (surfaktan dari luar).
G. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama, tanggal
pengkajian.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat maternal
Menderita penyakit seperti diabetes melitus, kondisi seperti perdarahan
plasenta, lamanya persalinan, stress fetal atau intrapartus.
b. Status infant saat lahir
Prematur, umur kehamilan, apgar score, bayi lahir melalui operasi caesar atau
normal.
3. Data dasar pengkajian
a. Cardiovaskular
Bradikardi (< 100 kali/menit) dengan hipoksemia berat
Murmur sistolik
Denyut jantung normal
b. Integumen
Pallor yang disebabkan oleh vaskontriksi peripheral
Pitting oedema pada tangan dan kaki
Moltting (bintik-bintik seperti cat yang ada pada kulit bayi)
c. Neurologis
Immobilitas, kelemahan
Penurunan suhu tubuh
d. Pulmonary
Takipnea ( > 60 kali/menit)
Nafas grunting
Pernapasan cuping hidung
Pernapasan dangkal
Retraksi suprasternal dan subternal
Sianosis
Penurunan suara napas, crackles, episode apnea
H. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan pertukaran gas b/d ketidakadekuatan kadar surfaktan, ketidakseimbangan
perfusi ventilasi.
2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan energi atau kelelahan, keterbatasan dan
pengembangan otot.
3. Termoregulasi tidak efektif b/d lemak subkutan dan peningkatan upaya pernapasan
sekunder akibat HMD
I. Intervensi Keperawatan
1. Kerusakan pertukaran gas b/d ketidakadekuatan kadar surfaktan, ketidakseimbangan
perfusi ventilasi.
Tujuan
: setelah dilakukan intervensi 3x24 jam pertukaran gas adekuat
Kriteria hasil :
Sianosis (-)
Bayi tampak tenang
Ronchi (-)
RR30-60 x/menit
GDA dalam batas normal PaO2 80-100 mmhg, PaCo2 35-45 mmhg, Ph 7,35-7,45
Nadi 120-140 x/menit
Intervensi
2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan energi atau kelelahan, keterbatasan dan
pengembangan otot.
Tujuan
: setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam pola nafas efektif
Kriteria Hasil :
Bayi tampak tenang
Apnea (-)
Pernapasan efektif
Intervensi :
a. Kaji frekuensi pernapasan dan pola pernapasan, perhatikan adanya apnea dan
perubahan frekuensi jantung, tonus otot dan warna kulit
R/ membantu dalam membedakan perputaran pernapasan normal dari serangan
apnetic.
b. Posisikan bayi pada abdomen atau terlentang dengan gulungan popok di bawah
bahu untuk menghasilkan sedikit hiperekstensi.
R/ posisi ini memudahkan pernapasan dan menurunkan episode apneu,
khususnya hipoksia, asidosis metabolic atau hiperkapnea.
c. Baerikan rangsangan taktil segera (misalnya : gosokkan punggung bayi bila
terjadi apneu, perhatikan adanya sianosis, bradikardi.
R/ merangsang SSP untuk meningkatkan gerakan tubuh dan kembali
pernapasan spontan.
d. Berikan oksigen sesuai indikasi
R/ hipokalsemia mempredisposisikan bayi pada apneu.
3. Termoregulasi tidak efektif b/d lemak subkutan dan peningkatan upaya pernapasan
sekunder akibat HMD
Tujuan
: setelah dilakukan intervensi 2x24 jam termoregulasi adekuat
Kriteria Hasil :
Suhu tubuh normal (36,5-37 C)
Sianosis (-)
Bradikardi (-)
Hipoglikemia (-)
Apneu (-)
Intervensi :
a. Kaji suhu dengan menggunakan termometer
R/ hipotermia cenderung membuat bayi pada stress, penggunaan lemak tidak
dapat diperbaharui apabila ada penurunan.
b. Tempatkan bayi pada penghangat (inkubator)
R/ mempertahankan lingkungan termonetral dan membantu mencegah stress
dingin.
c. Pantau sistem pengatur suhu tubuh inkubator (pertahankan batas pada 98,6 F,
tergantung pada ukuran atau usia bayi)
R/ hipertermia dengan akibat peningkatan laju metabolisme kebutuhan oksigen
dan glukosa dapat terjadi apabila suhu lingkungan yang dikontrol terlalu tinggi.
d. Perhatikan adanya takipnea atau apneu
R/ tanda ini menandakan stress dingin yang dapat meningkatkan konsumsi
oksigen.
e. Pantau pemeriksaan laboratorium misalnya GDA, glukosa serum, elektrolit dan
kadar bilirubin.
R/ stress dingin dapat meningkatkan kebutuhan terhadap glukosa dan oksigen
serta dapat mengakibatkan masalah asam basa.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermik, 2005. Buku ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC.
Doenges. 2001. Rencana Perawatan Maternal Untuk Perencenaan dan dokumentasi
Perawatan Klien Edisi 2. Jakarta : EGC.
Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Volume I Edisi 15. Jakarta : EGC
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2005. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI.
Surasmi A, dkk. 2003 Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : EGC.
Suriadi. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1. Jakarta : PT Fajar Interpratama.