DI INSTALASI DIALISIS
Oleh :
EMILIYA DWI ARISMA
NIM : 2230015
PROGRAM KEPERAWATAN
2023
LAMPIRAN PENGESAHAN
NIM : 2230015
Hari :
Tanggal :
Kepanjen,
Mengetahui,
(.............................................) (...........................................)
POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF
a) Subyektif : Ortopnea
b) Obyektif :
1) Pernapasan pursed-lip
2) Pernapasan cuping hidung
3) Diameter thorax anterior-
posterior meningkat
4) Ventilasi semenit menurun
5) Kapasitas vital menurun
6) Tekanan ekspansi menurun
7) Tekanan inspirasi menurun
8) Ekskursi dada berubah
4. PATOFISIOLOG
Patofisiologi penyakit CKD pada awalnya tergantung pada penyakit
yang mendasarinya, tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang
terjadi kurang lebih sama. Penyakit CKD dimulai pada fase awal
gangguan, keseimbangan cairan, penanganan garam, serta penimbunan
zat-zat sisa masih bervariasi dan bergantung pada ginjal yang sakit
(Muttaqin & Sari, 2011).
Berdasarkan proses perjalanan penyakit dari berbagai penyebab yaitu
infeksi, vaskuler, zat toksik, obstruksi saluran kemih yang pada akhirnya
akan terjadi kerusakan nefron sehingga menyebabkan penurunan GFR
dan menyebabkan CKD, yang mana ginjal mengalami gangguan dalam
fungsi eksresi dan fungsi non-eksresi (Nursalam,2007). Fungsi renal
menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan
mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk
sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak masalah muncul pada
CKD sebagai akibat dari penurunan jumlah glomeruli yang berfungsi,
yang menyebabkan penurunan kliresn (substansi darah yang seharusnya
dibersihkan oleh ginjal). Menurunnya filtrasi glomerulus (akibat tidak
berungsinya gromeruli) klirens kreatinin akan menurun dan kadar
kreatinin serum akan meningkat. Selain itu, kadar nitrogen urea darah
(BUN) juga meningkat (Smeltzer & Bare, 2015)
Ginjal juga tidak mampu untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan
urin secara normal pada penyakit ginjal tahap akhir. Terjadi penahanan
cairan dan natrium, sehingga beresiko terjadinya edema, gagal jantung
kongestif, dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi akibat aktivasi
aksis renin-angiotensin dan kerjasama keduanya meningkatkan sekresi
aldosteron. Sindrom uremia juga bisa menyebabkan asidosis metabolik
akibat ginjal tidak mampu menyekresi asam (H+) yang berlebihan.
Penurunan sekrsi asam akibat tubulus ginjal tidak mampu menyekresi
ammonia (NH3-) dan megapsorbsi natrium bikarbonat
(HCO3-). Penurunan eksresi fosfat dan asam organik yang terjadi,
maka mual dan muntah tidak dapat dihindarkan (Smeltzer & Bare,
2015). Penurunan sekresi eritropoetin sebagai faktor penting
dalam stimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum
tulang menyebabkan produk hemoglobin berkurang dan terjadi
anemia sehingga peningkatan oksigen oleh hemoglobin
berkurang maka tubuh akan mengalami keletihan,angina
dan napas sesak
5. KONDISI KLINIS TERKAIT
Kondisi Klinis Terkait menurut PPNI (2016) sebagai berikut :
a. Depresi sistem saraf pusat
b. Cedera kepala
c. Trauma thorax
d. Gullian barre syndrome
e. Multiple sclerosis
f. Myasthenia gravis
g. Stroke
h. Kuadriplegia
i. Intoksikasi alcohol
Gangguan asam-
basa tubuh Aliran ke jaringan
Ureum bersifat basa Kelebihan volume cairan perifer menurun
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Pasien
2) Penanggung jawab
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan saat pengkajian
2) Riwayat kesehatan sekarang
Mulai kapan sesak napas yang dirasakan
3) Riwayat kesehatan masa lalu
Pengalaman sesak napas di masa lalu
4) Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit menular atau menahun yang disebabkan
karena sesak napas
c. Pola pengkajian fungsional
a) Pola oksigenasi
Keluhan sesak napas, bersihan jalan napas, pola napas
b) Pola nutrisi
c) Asupan nutrisi, pola makan, kecukupan gizi, pantanga
makanan
d) Pola eliminasi
Pola BAB dan BAK
e) Pola aktivitas
Meliputi gerakan/ mobilitas, aktivitas yang dapat
menimbulkan sesak napas
f) Pola istirahat
Meliputi kebiasaan tidur/ istirahat pasien
g) Personal hygiene
Meliputi kebiasaan menjaga kebersihan pasien
h) Pola nila keyakinan
i) Pola seksualitas
d. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan umum
a. Kesadaran umum
b. Kesadaran
c. Tekanan darah
d. Tekanan nadi
e. Suhu
f. Respirasi rate
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
c. Hidung
d. Telinga
e. Mulut
Bibir kering atau tidak, gigi bersih atau tidak. Fungsi dari
pemeriksaan mulut untuk mengetahui adanya infeksi
mulut atau ada gigi kotor dan berlubang.
f. Leher
g. Dada
h. Abdomen
i. Intergumen Kulit
Warna : Sawo matang
Keadaan: Kering
Turgor : Normal
j. Genetalia
- Dispnea
- Pernapasan pursed-lip
- Ortopnea
- Ansietas
- Keletihan
- Hiperventilasi
- Obesitas
- Nyeri
6. EVALUASI