Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn.

R Dengan
Dengan Diagnosa Post OP Close Fraktur of the
left proximal humerus neer 3 part Diruang
Cendana 1 RSUP Sardjito Yogyakarta
Fraktur adalah terputusnya tulang dan ditentukan
sesuai dengan jenis dan luasnya. adalah Close fraktur adalah patah tulang yang tidak
terputusnya kontinuitas tulang, letak atau patahnya menyebabkan robeknya kulit
tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh
trauma/rudapaksa atau tenaga fisik yang
ditentukan jenis dan luasnya (Brunner & Suddrath,
2015).

Fraktur humerus adalah fraktur pada tulang


humerus yang disebabkan oleh benturan atau
trauma langsung maupun tidak langsung
Klasifikasi Fraktur
Jenis-jenis fraktur (Brunner & Suddrath, 2015):
-Complete fracture (fraktur komplit), patah pada seluruh garis tengah tulang, luas dan
melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
-Closed fracture (simple fraktur), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas kulit masih
utuh.
-Open fracture (compound fraktur/ komplikata/ kompleksi), merupakan fraktur dengan luka
pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit) atau
membrane mukosa sampai kepatahan tulang.
Pengkajian

Identitas
a. Pasien
1) Nama Pasien : Tn. R
2) Tempat Tgl Lahir : Sleman, 23 September 1974
3) Umur : 49
4) Jenis Kelamin : Laki-laki
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMA
7) Pekerjaan : Wiraswasta
8) Suku / Bangsa : Jawa
9) Alamat : Sleman
10) Diagnosa Medis : Close fraktur of the left proximal neer 3 part
Keluhan Utama saat Pengkajian
Pasien mengatakan nyeri daerah fraktur, Pasien mengatakan bahwa ia merasa cemas
karena merasakan sakit pada post operasi humerus, pasien mengatakan pusing dan
lemas, Pasien tampak gelisah dan tegang,
P : Post ORIF Humerus
Q: Tersayat-sayat
R : Pada tangan kanan
S:5
T : Hilang timbul i

Alasan masuk RS :
Pasien masuk RSUP Dr Sardjito karena terjadi kecelakaan sehingga terjadi fraktur
humerus proximal sinistra
Riwayat Kesehatan Pasien ;
Pasien mengatakan sebelumnya ingin kontrol penyakitnya ke rumah sakit sardjito,
ketika diperjalanan mengalami kecelakaan dan langsung dirawat terkait fraktur yang di
alaminya sekarang.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : Sadar (compos mentis)
Status Gizi :
TB = 166 cm
BB = 58 Kg
IMT = 21,0 (Normal)
Tanda Vital i
TD : 136/83 mmHg
N : 123 x/menit
RR : 20 x/menit
SpO2 : 99%
Skala Nyeri : 5
Hasil pemeriksaan radiologi tanggal 30/10/2023

No Pemeriksaan Kesan
Humerus Sinistra Fraktur Kompleta caput os
i
(AP+LAT) humerus sinistra, aposisi dan
alignment kurang.
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Pasien mengatakan Krisis situasional (Post Ansietas (D.0080)


cemas karena merasakan Operasi ORIF humerus)
sakit pada post operasinya ,
DO : i
Pasien tampak gelisah dan
tegang
TTV:
TD : 136/83 mmHg
N : 123 x/menit
RR : 20 x/menit
SpO2 : 99%
DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Agen cidera fisik (prosedur invasif) Nyeri akut


Pasien mengatakan nyeri daerah
operasi
P : Post ORIF Humerus
Q: Tersayat-sayat
R : Pada tangan kanan
S:5
T : Hilang timbul
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan
dan gelisah

Hasil radiologi
Humerus sinistra 30/10/2023
Kesan :
Fraktur Kompleta caput os humerus
sinistra, aposisi dan alignment
kurang.
Data Etiologi Masalah
DS : Kondisi pasca operasi Risiko Jatuh
Pasien mengatakan pusing
dan lemas
DO :
Pasien post ORIF Humerus
Terpasang side rail di sisi
tempat tidur pasien

DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera fisik (D.0077)


2. Ansietas b.d Krisis situasional (D.0080)
3. Risiko jatuh b.d Kondisi pasca operasi (D.0143)
Perencanaan Keperawatan
Nama pasien/No CM : Tn.M /0220xxxxRuang : Cendana 1
Hari/Tgl/ DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN
Jam

Manajemen Nyeri (I.08238)


Observasi
Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
keperawatan selama (3x24 2. Identifikasi skala nyeri
jam) Diharapkan Nyeri akut Terapeutik
Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi

dengan kriteria hasil : nyeri (mis: kompres hangat/dingin)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Tingkat nyeri L.08066 (mis: suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
1. Keluhan nyeri menurun Edukasi
(5) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Meringis menurun (5) 
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Sikap protektif menurun Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
(5) 
1. Nyeri akut  Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
Senin 4. Gelisah menurun
berhubungan dengan  Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri
30-10-2023 5. Kesulitan tidur menurun Kolaborasi
agen pencedera (5)  Kolaborasi pemberian analgetik,
13.00 6. Frekuensi nadi membaik
fisiologis (5)
Perawat

Dinda Tassya, alfian


Reduksi ansietas I.09314
Observasi
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda ansietas
keperawatan selama 15 (verbal dan nonverbal)
menit diharapkan masalah
keperawatan ansietas dapat Terapeutik
teratasi dengan kriteria hasil: 2. Ciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
Tingkat Ansietas L.09093 kepercayaan
1. Verbalisasi khawatir
akibat kondisi yang 3. Temani pasien untuk
Ansietas berhubungan dihadapi menurun (5) mengurangi kecemasan, jika
dengan rencana operasi 2. Perilaku gelisah menurun memungkinkan
ditandai dengan pasien (5)
30-10-2023 merasa cemas akan 3. Perilaku tegang menurun 4. Gunakan pendekatan yang
dilakukan operasi (5) tenang dan meyakinkan

4. Frekuensi nadi menurun Edukasi


(5) 5. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
Tekanan darah menurun 6. Anjurkan mengungkapkan
(5) perasaan dan presepsi
7. Latih tekhnik relaksasi
Setelah dilakukan tindakan Pencegahan jatuh (I.14540)
keperawatan selama 30 Observasi
menit maka masalah 1. Identifikasi faktor resiko
keperawatan risiko jatuh jatuh
dapat teratasi, dengan
kriteria hasil: Terapeutik
Pencegahan jatuh 2. Pastikan roda tempat tidur
Risiko jatuh (I.14540) selalu dalam keadaan
1. Jatuh dari tempat tidur terkunci
berhubungan dengan menurun (5)
kondisi pre/post operasi 3. Pasang handrail tempat tidur
09-10-2023 2. Jatuh saat dipindahkan
ditandai dengan pasien (5) 4. Atur tempat tidur pada
posisi rendah
mengatakan pusing dan
Edukasi
lemas Anjurkan memanggil
perawat jika membutuhkan
bantuan
NO Diagnosa IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Nyeri akut b.d Tgl: 01/11/2023, Jam 09.21 wib Tgl: 01/11/2023, Jam 09.55 wib
agen cedera fisik Identifikasi skala nyeri S:
Berikan Teknik nonfarmakologis Pasien mengatakan nyeri pada area operasi
untuk mengurangi nyeri Kontrol berkurang
lingkungan yang memperberat P : Post ORIF Humerus
rasa nyeri (mis: suhu ruangan, Q: Tersayat-sayat
pencahayaan, kebisingan) R : Pada tangan kanan
Jelaskan strategi meredakan S:3
nyeri T : Hilang timbul
Anjurkan menggunakan O:
analgesik secara tepat Pasien sedikit tampak meringis kesakitan
Ajarkan Teknik farmakologis A:
untuk mengurangi nyeri Masalah nyeri akut teratasi sebagian
Kolaborasi pemberian Keluhan nyeri sedang (3)
analgetik, Meringis sedang (3)
(Ceftriaxone inj.1g iv, Ranitidine Gelisah sedang (3)
inj 50mg iv)

P:
-Intervensi manajemen nyeri dilanjutkan
- latih tekhnik relaksasi nafas dalam
krisis 01/11/2023/ 12.09
30/1 2023/ 12.18
2
Ansietas b.d S:
1. Memonitor tanda-tanda ansietas (verbal dan - Pasien mengatakan merasa
situasional nonverbal) lebih tenang, dan sudah lebih
rileks karena telah operasi
2. Menciptakan suasana terapeutik untuk
O:
menumbuhkan kepercayaan - Pasien tampak lebih tenang,
dan tidak terlalu tegang
3. Menemani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan A: Masalah teratasi sebagian
1. Verbalisasi khawatir akibat
4. Menggunakan pendekatan yang tenang dan kondisi yang dihadapi cukup
menurun (4)
meyakinkan
2. Perilaku gelisah sedang (4)
5. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
3. Perilaku tegang sedang (3)
mungkin dialami
4. Frekuensi nadi menurun (5)
6. Menganjurkan mengungkapkan perasaan dan
presepsi 5. Tekanan darah menurun (5)

7. Memindahkan pasien dari ruang penerimaan P: Intervensi dihentikan


ke ruang operasi
Risiko
3 jatuh berhubungan 30 – 10- 2023 30 – 10- 2023
13.55 wib
dengan kondisi pre 13.40 wib S:
operasi ditandai dengan 1. Mengidentifikasi faktor resiko jatuh - Pasien mengatakan masih
pasien mengatakan pusing lemas
dan lemas 2. Memastikan roda tempat tidur dalam keadaan O:
terkunci - Pasien Post ORIF Humerus
- Terpasang hand rail
3. Memasang handrail tempat tidur
A:
4. Mengatur tempat tidur pada posisi rendah Masalah keperawatan risiko jatuh
teratasi
1. Jatuh dari tempat tidur
5. Menganjurkan memanggil perawat jika menurun (5)
membutuhkan bantuan
2. Jatuh saat dipindahkan
menurun (5)
P:
- Pastikan roda bed selalu
terkunci
- Pasang handrail bed

Pertahankan intervensi
ANALISIS JURNAL

Berdasarkan analisis jurnal Sastra lenni et.,al (2018) dengan judul penurunan terapi nyeri pada fraktur
ekstermitas tertutup . Fraktur terjadi dikarenakan hantaman langsung sehingga sumber tekanan lebih besar
dari pada yang bisa diserap, ketika tulang mengalami fraktur maka struktur sekitarnya akan ikut terganggu
(Sastra et al., 2018)
Penanganan terhadap fraktur dapat dengan pembedahan atau tanpa pembedahan, meliputi: Imobilisasi,
Reduksi, Proteksi saja, Reposisi, Traksi dan Rehabilitation. Pembedahan atau operasi merupakan langkah
penyembuhan yang menerapkan metode invasif dengan menunjukkan sel tubuh yang akan diatasi. Objek
pembedahan yang dilaksanakan agar memulihkan fungsi dengan menormalkan kembali gerakan, stabilitas,
menurunkan rasa nyeri tingkat dan keparahan nyeri paska operasi terletak kepada fisiologis serta psikologis
masing-masing dan toleransi yang ditimbulkan nyeri . Penatalaksanaan nyeri meliputi terapi farmakologis dan
nonfarmakologis. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam
menurunkan nyeri pasca operasi (Aini & Reskita, 2018). Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri dengan
merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri.
Berdasarkan hasil jurnal dan implementasi yang dilakukan pada pasien ini didapatkan hasil
yang signifikan bahwa adanya pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur,dikarenakan dengan relaksasi nafas dalam
dapat merileksasikan ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri, sehingga nyeri yang
dirasakan oleh responden dapat berkurang.
Te r i m a k a s i h

Anda mungkin juga menyukai