Anda di halaman 1dari 4

A.

Definisi
Program Keluarga Berencana menurut UU No. 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. (Handayani,
2010).

IUD (Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama
periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang, dapat dipakai
oleh semua perempuan usia reproduktif ( Saefudin, 2003 ). IUD adalah salah satu
alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran,
bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang diletakkan dalam cavum uteri
sebagai usaha kontrasepsi.AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa
unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan
ke dalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif. AKDR adalah alat kontrasepsi
yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari
plastic (polyethylene). Ada yang dililit tembaga, ada yang dililit tembaga bercampur,
dan yang berisi hormone progesterone.

AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang
lentur,mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke
dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN, 2003)
B. Jenis-jenis IUD
Jenis IUD yang dipakai diindonesia antara lain adalah :
1. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethylenimine pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini
mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik (Imbarwati,
2009).
2. Copper - 7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan
ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya
sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T(Imbarwati, 2009)
3. Multi Load
IUD ini terbuat dari palstik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6
cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250
mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi
load yaitu standar, small, dan mini( Imbarwati, 2009)
4. Lippes Loop
Terbuat dari polyethylene, berbentuk spiral atau huruf S bersambung. Untuk
memudahkan kontrol diberi benang pada ekornya. Lippes Loop Mempunyai
angka kegagalan yang rendah, keuntungan lain dari AKDR/IUD jenis ini
adalah jarang terjadi luka atau perforasi, sebab terbuat dari bahan plastik
(Maryani, 2004).
C. Keuntungan & Kerugian IUD
Keuntungan IUD diantaranya :
1. Efektivitasnya tinggi 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam tahun
pertama, 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan.
2. Dapat efektif segera setelah pemasangan.
3. Metode jangka panjang (10 th).
4. Sangat efektif (tidak perlu mengingat-ingat).
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6. Tidak ada efek samping hormonal.
7. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
8. Dapat dipasang segera setelah melhirkan/sesudah abortus.
9. Dapat digunakan sampai dengan menopause.
10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
11. Membantu mencegah kehamilan ektopik.
Kerugian IUD diantaranya :
1. Efek samping yang umum terjadi :
1) Perubahan siklus haid. (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkurangsetelah 3 bulan)
2) Haid lebih lama dan banyak.
3) Perdarahan antar menstruasi (spotting).
4) Saat haid lebih sakit
2. Komplikasi lain
● Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
● Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab anemia
● Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)4.
3. Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual)
4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS/perempuan yang sering
bergantian pasangan.6.
5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS (Infeksi
MenularSeksual) memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
6. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvis diperlukan dalam pemasangan IUD
7. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD.
Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
8. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatihyang
harus melepas AKDR

9. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUDdipasang
segera setelah melahirkan)
10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD
mencegahkehamilan normal
11. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu
D. Kontraindikasi
Yang  tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
a.  Belum pernah melahirkan
b. Hamil atau di duga hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal
dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker Rahim
d. Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus septik
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
h. Penyakit trofoblas yang ganas
i. Di ketahui menderita TBC pelvik
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
l. Miom submokosum
m. Sering ganti pasangan  (Notoadmodjo: 2010)

E. Waktu  pemasangan
a. Sewaktu haid sedang berlangsung Dilakukan pada hari-hari pertama atau
pada hari-hari terakhir haid. Keuntungan IUD pada waktu ini antara lain ialah :
- Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak
terbuka dan lembek.
- Rasa nyeri tidak seberapa keras.
- Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa
dirasakan.
- Kemungkinan pemasangan IUD pada uterus yang sedang hamil tidak
ada.

Kerugian IUD pada waktu haid sedang berlangsung antara lain :


- Infeksi dan ekspulsi lebih tinggi bila pemasangan dilakukan saat haid.
- Dilatasi canalis cervikal adalah sama pada saat haid maupun pada
saat mid - siklus (Hartanto, 2008).
b. Sewaktu pasca salin
Bila pemasangan IUD tidak dilakukan dalam waktu seminggu setelah
bersalin, menurut beberapa pakar, sebaiknya IUD ditangguhkan sampai 6 - 8
minggu 24 postpartum oleh karena jika pemasangan IUD dilakukan antara
minggu kedua dan minggu keenam setelah partus, bahaya perforasi atau
ekspulsi lebih besar.
c. Sewaktu post abortum
Sebaiknya IUD dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi
fisiologi dan psikologi waktu itu adalah paling ideal. Tetapi, septic abortion
merupakan kontraindikasi.
d. Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal yang terakhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk
bersenggama sebelum IUD dipasang. Sebelum pemasangan IUD dilakukan,
sebaiknya diperlihatkan kepada akseptor bentuk IUD yang dipasang, dan
bagaimana IUD tersebut terletak dalam uterus setelah terpasang. Dijelaskan
bahwa kemungkinan terjadinya efek samping seperti perdarahan, rasa sakit,
IUD keluar sendiri (Sarwono, 2005)

F. Kunjungan ulang IUD


1. 1 bulan pasca pemasangan
2. 3 bulan kemudian
3. Setiap 6 bulan berikutnya
4. 1tahun sekali
5. Bila terlambat haid 1 minggu
6. Pendarahan banyak dan tidak teratur.

G. Hal-hal yang menjadi perhatian


1. Nyeri haid hebat
2. Riwayat kehamilan ektopik
3. Gejala penyakit katup jantung
4. Penderita nyeri kepala / migrain
5. Penyakit jantung
6. Stoke
7. Riwayat stroke.

https://id.scribd.com/doc/247102038/Satuan-Acara-Penyuluhan-Iud

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57602/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai