Anda di halaman 1dari 2

.1.

3Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Tidur dan Istirahat

a.Sakit

b.Lingkungan

c.Letih

d.Gaya Hidup

e.Stress Emosional

f.Stimulan dan Alkohol

g.Diet

Penurunan berat badan telah dihubungkan dengan pengurangan waktu tidur total serta tidur yang
terputus dan bangun tidur lebih awal. Di sisi lain, pertambahan berat badan tampak berhubungan
dengan peningkatan total waktu tidur, berkurangnya tidur yang terputus, dan bangun tidur lebih
lambat. L-triptofan dalam makanan, misalnya, dalam keju dan susu dapat menginduksi tidur,
sebuah bukti yang mungkin dapatmenjelaskan mengapa susu hangat membatu seseorang untuk
tidur.

h.Merokok

i.Motivasi

j.Obat-obatanBeberapa obat memengaruhi kualitas tidur. Hipnotik dapat memengaruhi tahap III
dan IV tidur NREM dan menekan tidur REM. Penyekat-beta diketahui menyebabkan insomnia dan
mimpi buruk. Narkotik, seperti meperidin hidroklorida (Demerol) dan morfin, diketahui menekan
tidur REM dan menyebabkan sering terbangun dan rasa ngantuk. Obat penenang
memengaruhi tidur REM. Amfetamin dan antidepresan menurunkan tidur REM secara tidak
normal. Seorang klien yang putus obat dari setiap obat-obatan ini mendapatkan lebih banyak
tidur REM dibandingkan biasanya dan akibatnya dapat mengalami mimpi buruk yang mengganggu.

1.4Macam-macam Gangguan yang Mungkin Terjadi Pada Kebutuhan Tidur dan Istirahata.

Insomnia

Insomnia adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur,
sering terbangun dari tidur, dan atau tidur singkat atau tidur nonrestoratif. Penderita insomnia
mengeluhkan rasa kantuk yang berlebihan disiang hari dan kuantitas dan kualitas tidurnya tidak cukup.
Namun, seringkali klien tidur lebih banyak yang disadarinya. Insomnia dapat menandakan
adanya gangguan fisik atau psikologis.

b.Somnambulisme
Somnabulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya
otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di
tempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam
beberapa menit dan kembali tidur.

c.Apnea Tidur

Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan
mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur.

d.Narkolepsi

Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. Di siang hari
seseorang dapat merasakn kantuk berlebihan yang datang secara mendadak dan jatuh tertidur.
Masalah signifikan untuk individu yang menderita narkolepsi adalah bahwa orang tersebut jatuh
tertidur tanpa bisa dikendalikan pada waktu yang tidak tepat.

e.Deprivasi Tidur

Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat disomnia. Penyebabnya
dapat mencakup penyakit (mis, demam, sulit bernapas, atau nyeri), stress emosional, obat-obatan,
gangguan lingkungan (mis, asuhan keperawatan yang sering dilakukan), dan keanekaragaman
waktu yang terkait dengan waktu kerja. Dokter dan perawat cenderung mengalami deprivasi tidur
karena jadwal kerja yang panjang dan rotasi jam di dinas.

Hospitalisasi, terutama di unit perawatan intensif, membuat klien rentan terhadap gangguan tidur
ekstrinsik dan sirkadian. Deprivasi tidur melibatkan penurunan kuantitas dan kualitas tidur serta
ketidakkonsistenan waktu tidur. Apabila tidur mengalami gangguan atau terputus-putus, dapat
terjadi perubahan urutan siklus tidurnormal. Terjadi deprivasi tidur kumulatif.

f.Parasomnia

Parasomnia adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak dari pada orang
dewasa. Sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome ,SIDS) dihipotesis
berkaitan dengan apnea, hipoksia, dan aritmia jantung yang disebabkan oleh abnormalitas dalam
system saraf otonom yangdimanifestasikan selama tidur.the American Acadeny of Pediatrics
menganjurkan agar bayi yang sehat ditempatkan pada posisi miring atau telentang disaat tidur
karena adanya hubungan antara posisi telungkup dengan terjadinya SIDS.

Anda mungkin juga menyukai