GASTRITIS
D
OLEH:
NIM: 18010023
PENDAHULUAN
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Secara umum, tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri (Suprajitpno, 2004 hal 27).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang daerah tersebut.Gastritis
merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi
menjadi beberapa macam Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi,Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang
lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau malignadari lambung, atau oleh bakteri
Helicobacter pylory. (Soeparman, 2001, hal. 127)
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada penderita gastritis ialah Perdarahan saluran
cerna bagian atas.Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin.
(Mansjoer, 1999, hal : 493).
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara (2012), bahwa jumlah pasien
Gastritis yang berobat ke Puskesmas dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara dari bulan juni 210-
Juni 2011 adalah 16174 orang penderita ISPA. dan pada tahun 2011-2012 terhitung dari juni
2011– Mei 2012 terdapat 7163 orang yang berobat dengan penyakit gastritis. Dan bila dilihat
data dari Puskesmas blang managat (2012), di mulai dari Bulan juni 2011- Mei 2012 terdapat
9194 pasien yang berobat Gastritis.
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka penulis tertarik untuk lebih mengenal, menangani dan
memberi asuhan keperawatan serta langsung kepada keluarga dengan gastritis dalam karya tulis
ilmiah berjudul “Asuhan Keperawatan Pada keluarga Ny. A Dengan Gastritis pada An.T di
gampong asan kareung kecamatan blang mangat”
Untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman yang nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada keluarga Ny.A dengan gastritis pada An. T.
a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan secara komprehensif pada keluarga dengan
masalah atritis rematoid.
b. Dapat merumuskan dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga, dengan masalah
gastritis.
e. Dapat melakukan evaluasi terhadap keberhasilan proses keperawatan pada keluarga dengan
masalah gastritis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang daerah tersebut.Gastritis
merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi
menjadi beberapa macam :
a. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi.
b. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau malignadari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman, 2001, hal. 127)
2. Etiologi
Gastritis dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar kasus, gastritis
erosive menyertai timbulnya keadaan klinis yang berat.keadaan klinis yang sering menimbulkan
gastritis erosive misalnya trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal napas, penyakit
hati yang berat, renjatan, luka bakar yang luas, trauma kepala, dan septicemia. Kira-kira, 80-90%
pasien yang dirawat diruang intensif menerita gastritis akut erosive ini.Gastritis akut jenis ini
sering disebut gastritis akut stress. (Soeparman, 2001, hal 127)
3. Patofisiologi
b. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anorexsia.
Mungkin terjadi muntah dan cegukan.
d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makan yang mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi malah
mencapai usus.
e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu makan mungkin akan hilang
selama 1 sampai 3 hari.
5. Komplikasi
b. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin. (Mansjoer,
1999, hal : 493).
6. Penatalaksanaan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian
dari keluarga, seperti yang dijelaskan oleh Friedmen (1998) dalam Suprajitno (2004, hal 1).
Keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar pernikahan antara orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan
yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal
dalam sebuah rumah, seperti yang dikemukakan oleh Sayekti (1994) dalam Suprajitno (2004, hal
1).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau anaknya,
atau ibu dan anaknya (UU No. 10 tahun 1992 Suprajitno, 2004, hal 1). Dari ketiga definisi diatas
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti dengan ditambah anggota keluarga
lain yang masih hubungan darah (kakek, nenek, paman, dan bibi)
c. Keluarga bentukan kembali (dyaic family) adalah keluarga baru yang terbentuk dari
pasangan yang telah cerai atai kehilangan pasangannya.
d. Orang tua tunggal (singgle parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang
tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangan
f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the
single adult living alone)
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmatrial hetesexual cohabiting
family)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family)
Secara umum fungsi keluarga menurut friedman (1998) dalam Suprajitno (2004, hal 13) adalah
sebagai berikut :
a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mepersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
di hubungkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi asosialisasi dan tempat untuk bersosialisasi (socialization and social placement
function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak berkehidupan sosial sebelum
meninggal rumah untuk berhubungan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi (the economic function) adalah fungsi untuk mempertahankan kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu,
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
d. Fungsi perawatan / memelihara kesehatan (the healht care funcion) yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi,
fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
2) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual
dan kegiatan sosial
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal kebutuhan tempat tinggal, privasi dan aras
aman.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga
harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun diluar keluarga (keluarga lain
dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (biasanya keluarga mempunyai tingkat
kerepotan yang tinggi).
7) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi tumbuh kembang anak.
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih
luas.
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah
seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.
1) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan hubungan yang suasana kehidupan rumah yang serasi dan dengan
memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya.
1) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangannya.
2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan
penghasilan keluarga.
Menurut Suprajitno (2004, hal 17), fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga mempunyai tugas di
bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan meliputi :
Menurut Effendy (1998, hal 46).Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan
oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma
kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan
keluarga untuk megatasinya.
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga adalah, seperti yang
dijelaskan oleh Effendy (1998, hal 46) dan tambahan isi format pengkajian keluarga :
Data umum, yaitu meliputi nama keluarga, alamat dan telepon, komposisi kleuarga
(dilengkapi dengan genogran keluarga), tipe keluarga, suku (dikaji data yang berhubungan
dengan suku kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan suku seseorang atau keluarga),
agama (dikaji tentang agama yang dianut), aktifitas rekreasi keluarga (dikaji data tentang
kebiasaan dan pendapatan keluarga), status ekonomi keluarga (dikaji data tentang besarnya
penghasilan atau pendapatan keluarga).
Dikaji tentang tahap perkembangan tertinggi yang saat ini dicapai oleh keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini. Dikaji tentang maladaptif dari
tengah pertumbuhan dan perkembangan keluarga yang terpenuhi.
Menjelaskan riwayat kesehatan diatas orang tentang riwayat penyakit keturunan, upaya generasi
tersebut tentang upaya peanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang di pertahankan sampai
saati ini.
c. Lingkungan
Dikaji tentang ukuran rumah, jumlah kamar, ventilasi, sumber air, jumlah keliarga, saluran
pembuangan limbah, jamban keluarga, pembuangan sampah dan kandang ternak.
Meliputi tentang jenis pekerjaan yang dominan dari tetangga diawali yang terdekat dengan
kleuarga.
4) Perkumpulan keluarga dan nteraksi dengan masyarakat meliputi data keefketifan dalam
berinteraksi dengan masyarakat.
Meliputi data tentang peran anggota keluarga misalnya, ayah berperan sebagai kepala keluarga.
Meliputi data tentang nilai dan aturan yang ada dalam keluarga.
Meliputi sikap dan perhatian masing-masing keluarga terhadap anggota keluarga yang lain.
Meliputi bagaimana keluarga mengajarkan anak-anak untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Meliputi mekanisme pertanahan diri yang digunakan oleh keluarga jika mendapatkan
masalah/stressor.
Meliputi data tentang mekanisme pertahanan diri (koping) keluarga yang maladaptif.
Meliputi pemeriksaan head to toe untuk semua anggota keluarga baik sehat maupun yang sakit.
Menurut Seitawan dan Dermawan (2008, hal 40) diagnosa keperawatan adalah kumpulan
pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung, dan pengukuran dengan
menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.
Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka diagnosa keperawatan keluarga yang
mungkin terjadi pada keluarga dengan masalah gastritis menurut klasifikasi NANDA dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Menurut ANA (1995) intervensi sebagai rencana tindakan perawat untuk kepentingan klien atau
keluarga.Perencanaan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu
pada penyebab, selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria
dan standar.
a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan
kondisi klien.
b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan pancaindra
perawat yang objektif.
c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki ketergantungan
dapat diminimalisasi.
4. Implementasi
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Prinsip
yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain (Setaiwan dan Dermawan, 2008,
hal 47) :
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga. Eveluasi merupakan
tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan
direncanakan keperawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada
beberapa kemungkinan yang ditinjau kembali yaitu (Setiawan dan Dermawan, 2008, hal 47) :
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
KEPALA KELUARGA
PEKERJAAN KK
PENDIDIKAN KK
KOMPOSISI KELUARGA
TIPE KELUARGA
SUKU BANGSA
AGAMA
Keluarga Ny. A sekarang pada tahap keluarga dengan anak usia dewasa dan belum menikah,
dengan tugas perkembangan antara lain:
2. Menjaga agar keluarga terhindar dari segala macam bahaya termasuk menjaga kesehatan
anggota keluarga.
An. T belum menikah dan keluarga berharap agar An. T segera menikah.
An. T mengatakan sering merasa sakit perut dan malas makan akibat dari sakit perut.
An. T sudah lama sering sakit-sakit perut sudah sejak 2 tahun yang lalu.
Rumah keluarga Ny.A berukuran 6 x 10 m2 terdiri dari ruang tamu,3 buah kamar tidur,1 ruang
keluarga,1 kamar mandi dan dapur, WC terletak di bagian belakang rumah,lantai rumah dari
plaster,setiap kamar ada jendela.
b. denah rumah
Tetangga keluarga Ny.A rata rata ber mata pencarian sebagai petani lahan persawahan,ada
kebiasaan kurang baik dari lingkungan Ny.A dimana di belakang rumah sering di gunakan untuk
buang sampah
Keluarga Ny.A hidup serumah dengan anggota keluarga nya ,keluarga belum pernah berpindah
rumah ketempat lain.
Interakasi dengan masyarakat baik,terlihat dari ke ikut sertaan anggota keluarga dalam kegiatan
ke agamaan kampung yang dilaksanakan setiap hari jumat.
Yang merupakan system pendukung keluarga adalah adik daripada Ny. A yang sudah ber rumah
tangga.
Ny. A berperan sebagai kepala rumah tangga, ibu rumah tangga dan juga mencari nafkah dengan
bekerja sebagai petani sawah, An. T juga berperan sebagai petani sawah.
Keluarga cukup taat dalam melaksankan kewajiban agama nya yaitu ibadah sholat 5 waktu dan
mengikuti pengajian.
Komunikasi yang digunakan adalah menggunakan bahasa aceh, Komunikasi keluarga sifatnya
terbuka satu sama lain, Sehingga apabila ada masalah akan cepat terselesaikan dengan adanya
partisipasi seluruh anggota keluarga.
Angota keluarga saling menyayangi, memiliki dan mendukung. Persoalan dalam rumah tangga
selalu dibicara kan bersama sehingga tidak memicu terjadinya masalah komunikasi.
Diantara anggota keluarga berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya, begitu pula
berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
c. Fugsi ekonomi:
Ny.A seorang petani sawahan begitu pula anaknya yaitu An. T. penghasilan perbulan kurang
lebih 2-4 juta per kali panen.keluarga menganggap penghasilan ini sudah cukup untuk
mencukupi kehidupan sehari hari.
Keluarga mengatakan tidak mengenal tentang masalah kesehatan baik yang diderita oleh
anggota keluarganya yaitu gastritis pada An. T dan juga masalah kesehatan yang lain.
Keluarga mengatakan tidak tau cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan benar
Keluarga mengatakan masih memasak dengan menggunakan bahan penyedap rasa seperti royko,
masako, ajino moto dll.
Keluarga telah menggunakan fasilitas kesehatan yaitu dengan pergi ke puskesmas setempat.
Keluarga mengatakan tidak akan pernah berpaling dari agama yang di anut nya yaitu agama
islam, dan selalu rajin melakukan ibadah sholat 5 waktu.
Keluarga mengatakan bahwa dengan menonton TV dirumah dan berkumpul dengan tetangga di
depan rumah dengan berbincang-bincang sambil ketawa-ketiwi sudah termasuk rekreasi yang
indah.
Keluarga Ny.A adalah keluarga single parent sehingga tidak mungkin lagi untuk mempunyai
anak.
Stress bila belum panen memikir kan uang untuk membeli keperluan rumah tangga seperti ikan
dan juga pakaian
Stressor jangka panjang bagi keluarga adalah An. T yang sudah usia dewasa belum menikah.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap streesor (maslah):
Respon keluarga terhadap stressor baik,dengan cara merawat seluruh padinya yang disawah
dengan baik dan An. T tetap sabar menunggu ada orang yang melamarnya.
Belum ada strategi adaptasi yang disfungsinal di keluarga Ny.A karena Ny.A juga taat beribadah
Efendy Nasrul. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Edisi 2).Jakarta : EGC
Baughman, D, C & Hackley, J, C. (2000). Keperawatan medical bedah, alih bahasa : yasmin
asih. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.Menurut ANA
(1995)