Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK PADA PASIEN NY.

A DENGAN DIAGNOSA
GASTRITIS GAMPONG BAK BULOH

BANDA ACEH

Di

Oleh

MAHYUNI

21175015

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA

ACEH BESAR 2022


BAB 1

Pendahuluan

A.GASTRITIS

Gastritis adalah suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang disebabkan
oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola makan, minsalnya telat makan,
makan terlalu banyak, cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas (Priyoto,
2015)

Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung. Sakit maag atau gastritis adalah
peradangan (pembengkakan ) dari mukosa lambung, yang bisa disebabkan oleh faktor iritasi dan
infeksi. Seperti kita ketahui, lambung adalah organ pencernaan dalam tubuh manusia yang
berfungsi untuk menyimpan makanan, mencerna, dan kemudian mengalirkanya ke usus kecil.
Didalam lambung terdapat enzim-enzim pencernaan, seperti pepesin, asam lambung, dan mucus,
untuk melindungi dinding lambung sendiri. Bila terjadi ketidakseimbangan diantara faktor
tersebut, minsalnya asam berlebih atau mucus berkurang, dapat mengiritasi lambung sehinga
terjadi proses peradangan pada lambung (gastritis) (Padmiarson, 2009, )

B.Etiologi

Gastritis akut
Penyebab gastritis akut adalah mengosumsi makanan dan alkohol yang mengiritasi
dalam waktu yang lama. Obat-obatan, seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid
lain (dalam dosis tinggi ), agens sitotosik, kafein, kortikosteroid, anti metabolit,
fenilbutazon, dan indometasin. Menelan racun, khususnya dikloro-difenil-trikloroetana
(DDT), ammnonia, merkuri, karbon tetraklrorida, atau zat korosif. Endotoksik dilepaskan
oleh bakteri yang menginfeksi, seperti stafilokokus, Escherichia coli, dan salmonela dan
komplikasi penyakit akut (Kluwer, 2011,).
C.Manifestasi Klinis

Gastritis akut adalah penyakit lambung yang terjadi karena terdapat peradangan
akut pada dinding lambung, terutama pada lapisan lendir lambung dan pada umumnya
dibagian rongga lambung dekat pylorus (lubang antara lambung ke usus ).
Jenis gastritis ini dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis sebagai berikut

1) Gastritis Eksogenus

Gastritis eksogenus adalah penyakit radang lambung yang pencetusnya berasal dari luar
tubuh penderita. Jenis penyakit ini dapat disebabkan oleh beberapa hal:

a) penyakit tersebut dapat disebabkan oleh bakteri atau virus yang dapat menyebabkan
terserang
gastritis akut yaitu: staphylococcus. Gejala yang dialami oleh penderita yaitu perasaan
gelisah dan rasa terbakar, mual, muntah, diare, dan panas.

b) penyakit gastritis eksogenus dapat disebabkan oleh bahan yang bersifat racun atau bahan
yang bersifat sebagai pegikis jaringan.

2) Gastritis Endogenus

Gastritis endogenus adalah penyakit peradangan lambung yang pencetusnya berasal atau
terbentuk didalam lambung. Penyakit gastritis endogen ini dapat disebabkan oleh hal-hal
berikut:

a) Alergik gastritis

b) Peradangan akut yang bernanah, penderita mengalami peradangan akut akibat bakteri
pyogenik (streptococcus,staphylococcus).

3) Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dalam periode waktu lama
disebabkan oleh stres dan pola makan yang kacau. Sementara itu, penyakit gastritis
kronis
dapat disebabkan oleh infeksi H.pylori, adanya tumor pada lambung dan stres atau faktor
kejiwaan (Wahyu, 2011).

D.PEMERIKSAAN PENUNJANG

Bila pasien didiagnosis terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang
untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.

a. Pemeriksaan darah: Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya anti body H.Pylori dalam
darah. Hasilt tes yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan bahteri
pada suatu waktu dalm hidupnya,tapi itu tidak menunjukan bahwa pasien tersebut terkena
imfeksi.

b. Pemeriksaan pernapasan: Tes ini dapat menetukan apakah pasien terinfeksi oleh bahteri
H.Pylori atau tidak

c. Pemeriksaan feses: Tes ini memeriksa apakah terdapat H.Pylori dalam feses atau tidak.
hasil yang positif mengindikasikan terjadi infeksi

d. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas: Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar X

e. Ronsen Saluran Cerna Bagian Atas: Tes ini akan melihat akan adanya tanda-tanda gastritis
atau penyakit pencernaan lainnya.

E.PENATALAKSANAAN

Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya mungkin memerlukan


perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau dalam kasus yang jarang pembedahan untuk
mengobatinya.
a. Jika penyebabnya adalah infeksi oleh H.pylori, maka diberikan Bismuth, antibiotik (misalnya
amoxcillin &Claritromycin) dan obat anti tukak (misalnya omeprazole).

b. Penderita gastritis karena stres akut banyak mengalami perubahan (penyakit berat, cidera atau
pendarahan) berasil diatasi. Tetapi sekitar 25 % penderita gastritis karena stres akut mengalami
pendarahan yang sering berakhir fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan
antalsit. (untuk menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi
atau menghentikan pembentukan asam lambung). Pendarahan hebat karena gastritis akibat stres
akut bisa diatasi dengan menutup sumber pendarahan dengan tindakan endoskopi. Jika
pendarahan masih berlanjut mungkin seluruh lambang lambung harus diangkat.

c. Penderita gastritis erosif koronis bisa diobati dengan antasida. Penderita sebaiknya menghidari
obat tertentu (misalnya aspirin atau obat anti peradangan non – esteroit lainnya) dan makanan
yang menyebabkan iritasi lambung.

d. Untuk menringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada gastritis eosinofilik, bisa
diberikan kortikostroied atau dilakukan pembedahan
sering berakhir fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan antalsit. (untuk
menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau
menghentikan pembentukan asam lambung). Pendarahan hebat karena gastritis akibat stres akut
bisa diatasi dengan menutup sumber pendarahan dengan tindakan endoskopi. Jika pendarahan
masih berlanjut mungkin seluruh lambang lambung harus diangkat.

e. Penderita meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau seluruh lambung.

f. Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti kulkus yang menghalangi pelepasan asam
lambung.

g. Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit tapi sering.

h. Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan lemak seperti sambal, bumbu
dapur

dan gorengan.

i. Kadisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu pasien dengan gastritis.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian keperawatan
1. Data Biografis
Nama : Ny. M
Umur :57
Tempat/Tahun Lahir : 3-06-1965
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Aceh
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : bak buloh
No. Hp :-

2. Riwayat Keluarga
Pasangan

Hidup Meninggal
ADNAN

Anak

Hidup Meninggal
1.ZUKHAIRANumur38th
2.DARMAWAN umur 28th
3. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Tidak berkerja
Pekerjaan sebelumnya : Tidak berkerja
Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :sumber biaya dari
anaknya

4. Lingkungan Hidup :

5. Rekreasi dan hiburan


Hobi/Minat : Pengajian Al-quran
Liburan/Perjalanan : -
Hiburan : Mengaji

6. Sumber/Sistem Pendukung yang digunakan

7. Status Kesehatan saat ini


Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri pada lambung, pusing, lemas
disaat bangun atau bahkan sampai diare.

8. Status Kesehatan Masa Lalu


Status kesehatan selama setahun yang lalu : gastritis

Status Kesehatan selama 5 tahun yang lalu : Gastritis

9. Riwayat Penggunaan Obat-obatan


Obat-obat
Nama :
Dosis :
Bagaimana/Kapan menggunakannya :

Alergi
Obat-obatan : Tidak
Makanan : Tidak
Kontak substansi : Tidak
Faktor lingkungan : Tidak
10. Riwayat Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga: keluarga tidak memiliki riwayat penyakit lambung

11. Pola Kebiasaan


Pola Nutrisi
Diet khusus pembatasan makanan atau pilihan: Tidak ada
Riwayat peningkatan penurunan berat badan : Tidak ada
Pola konsumsi makanan (frekuensi) : 3 / sehari

Pola istrirahat tidur


Kebiasaan tidur: Cepat

Lama Tidur : 8 jam

Insomnia : Tidak ada

Pola Hygiene/perawatan diri

Mandi

Frekuensi: -

Menyikat gigi: ada

Mencuci Rambut: ada

Berpakaian/Berhias

Menyisir rambut: ya

Kebersihan rambut: ya

Menggunakan bedak: tidak

12. Pengkajian Fisik


a. Keadaan Umum:
b. Tanda-Tanda Vital:

1 Tekanan darah 100/80 mmHg


.
2 Nadi 80 x/mnt
.
3 Respirasi 22 x/mnt
.
4 Temperature 36 ℃
.

c. Umum:
Ya Tidak

1. Kelelahan √ √
2. Deman √ √
3. Keringat malam √
4. Kesulitan makan √
5. Sering Pilek, infeksi √
6. Kemampuan untuk melakukan ADL √

d. Sistem Persarafan:
Ya Tidak

1. Sakit kepala √
2. Kejang √
3. Sinkope/serangan jantung √
4. Paralisis √
5. Masalah Koordinasi √
6. Tremor √
7. Cedera kepala √
8. riasalah memoei √

e. Sistem Kardiovaskuler:
Ya Tidak

1. Nyeri/ketidaknyaman √
2. Palpitasi √
3 Sesak napas √
4. Dispnea pada aktivitas √
5. Murmur √
6. Edema √
7. Varises √
8. Perubahan Warna kaki √
f. Sistem Gastrointestinal:
Ya Tidak

1. Disfagia √
2. Nyeri ulu hati √
3. Mual/muntah √
4. Hematemesis √
5. Perubahan nafsu makan √
6. Diare √
7. Konstipasi √
8. Malena √

g. Sistem genitourinaria:
Ya Tidak

1. Distensi kandung kemih √


2. Disuria √
3. Hematuria √
4. Poliuria √
5. Nokturia √
6. Infeksi √
7. Inkontinensia √
8. Frekuesi √
9. Warna √
10 Bau √
.

h. Sistem Integumen:
Ya Tidak

1. Turgor Turgor menurun karena factor usia


2. Perubahan Pigmen √
3. Jaringan parut √
4. Keadaan kuku bersih
5. Keadaan Rambut Bersih
6. Luka √
7. Diaforesis √

i. Sistem Muskuloskeletal:
Ya Tidak

1. Nyeri persendian √
2. Kekakuan √
3. Pembengkakan sendi √
4. Deformitas √
5. Kram √
6. Kelemahan otot √
7. Masalah cara berjalan √
8. Nyeri punggung √
9. Kekakuan otot √
10 Kifosis √
.

j. Sistem Penginderaan
Pilihatan: Kurang terlalu jelas
Pendengaran: Masih Baik

13. Faktor Resiko Jatuh


Kondisi
Ya Tidak

1. Riwayat Fraktur Tulang √


2. Penggunaan alcohol dan sedative, √
pengobatan psikoaktif
3. Riwayat jatuh sebelumnya, gangguan
keseimbangan dan pusing
4. Penyakit akut √
5. Kondisi patologi, serangan jatuh √
6. Gangguan kognitif, disorientasi √
7. Kelemahan anggota gerak bawah √
8. Abnormalitngan das diri keseimbangan √
dan cara berjalan
9. Masalah pada kaki √
10. Hipotensi postural √
11. Perubahan skeletal dan neuromuscular √
12. Penyakit akut dan kronik berat √
13. Defisit sensori √
14. Kecemasan berhubungan dengan jatuh √
sebelumnya

Situasi:
Ya Tidak

1. Lingkungan yang berbahaya √


2. Permukaan lantai yang licin, basah √
3. Tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi √
4. Kepercayaan yang tidak adekuat √
14. Spiritual
Kegiatan keagamaan : Mengaji, Shalat, Mendengan ceramah
Konsep keyakinan klien tentang kematian :
Harapan – harapan klien :

15. Psikosial

Identifikasi masalah emisional


Pertanyaan Tahap 1

Ya Tidak

1. Apakah klien mengalami sukar tidur ? √


2. Apakah klien sering merasa gelisah ? √
3. Apakah klien sering murung dan menangis sendiri ? √
4. Apakah klien sering was –was dan khawatir ? √

PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK KLIEN LANSIA

A. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan


Beri nilao 0 jika tidak menunjukkan kondisi dibawah ini
Beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini

NO TES UJI KESEIMBANGAN SKOR


0 1
1. Bangun 1
tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan,
tetapi mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau
bergerak kebagian depan kursi dahulu. Tidak stabil
pada saat berdiri pertama kali
2. Duduk ke kursi 0
menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi
3. Menahan dorongan pada stenum (pemeriksa 1
mendorong stenum perlahan-lahan sebanyak 3 kali)
klien menggerakkan kaki keatas, memegang objek
untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
4. Mata tertutup 1
sama seperti diatas (periksa kepercayaan klien tentang
input penglihatan untuk keseimbangan
5. Perputaran leher 1
menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk
dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan
vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil
6. Gerakan menggapai sesuatu 1
tidak mampu menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari kaki,
tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan
7. Membungkuk 0
tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-
objek kecil (mis. Pulpen) dari lantai, memegang objek
untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha
multipel untuk bangun

B. Komponen gaya berjalan atau gerakan satu kondisi dibawah ini


Beri nilai 0 jika tidak menunjukkan kondisi dibawah ini
Beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini

NO TES UJI KESEIMBANGAN SKOR


0 1
1. Minta klien untuk berjalan ketempat yang ditentukan 1
ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk
dukungan
2. Ketinggian langkah kaki (memegang kaki saat 0
melangkah) kaki tidak naik dari lantai secara
konsisiten (menggeser atau menyeret kaki),
mengangkat kaki terlalu tinggi (>5cm)
3. Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari 0
samping klien setelah langkah-langkah awal, langkah
menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat sati
kaki sementari kaki yang lain menyentuh lantai
4. ketidaksimestrisan langkah (lebih baik diobservasi 1
dari belakang klien)
tidak berjalan dalam garis, bergelombang dari sisi
kesisi
5. penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik 1
diobservasi dari belakang klien)
6. Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan 1
semponyongan, bergoyang, memegang objek untuk
dukungan

1. Pengkajian fungsional klien


KATZ index of independence in activities of daily living

Aktivitas Independen Dependen


(1 poin) (0 poin)
Tanpa supervise, arahan dengan supervise, arahan
atau bantuan dan bantuan atau total care
Mandi (1 poin) mampu mandi (0 poin) butuh bantuan
poin : sendiri atau butuh bantuan untuk mandi lebih dari
1 hanya satu bagian tubuh satu anggota tubuh.
seperti punggung, area
genital atau ektermitas
yang cacat/ lumpuh
Berpakaian (1 poin) mampu (0 poin) butuh bantuan
poin: mengambil pakaian dari untuk berpakaian
1 lemari pakaian dan
mengenakannya. Mungkin
perlu bantuan untuk ikat
sepatu
Toileting (1 poin) mampu ketoilet, (0 poin) butuh bantuan
poin: bangun dan duduk, untuk ketoilet,
1 membersihkan area genital membersihkan diri atau
tanpa bantuan. menggunakan bedpan
Berpindah (1 poin) mampu bergerak (0 poin) butuh bantuan
poin: dari tempat tidur/ kursi untuk berpindah dari
1 tanpa bantuan. tempat tidur/ kursi
Kontinent (1 poin) mampu (0 poin) parsial continent
poin: mengontrol miksi dan
1 defekasi
Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan mini mental status
exam (MMSE)

No Aspek kognitif Nilai Nilai klien Kriteria


maksimal
1. Orientasi 5 3 menyebutkan
dengan benar:
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
2. Orientasi 5 4 Dimana kita
sekarang berada:
 Negara
Indonesia
 Provinsi
aceh
 Kota banda
aceh
 Banti social
rumoh
sejahtera
geunaseh
saying
 Rumah
warga
3. Registrasi 3 3 sebutkan nama 3
objek ( oleh
pemeriksa) 1 detik
untuk mengatakan
masing – masing
objek. Kemudian
tanyakan kepada
klien ketiga objek
tadi ( untuk
disebutkan)
 Objek buku
 Objek
piring
 Objek kaca
mata
4. Perhatian dan kalkulasi 5 Minta klien untuk
memulai dari
angka 100
kemudian
dikurangi 7 sampai
5 kali atau tingkat
 93
 86
 79
 72
 65
5. Mengingat 3 2 Minta klien untuk
mengulangi ketiga
objek pada no 2
( registrasi) tadi.
Bila brnar, 1 poin
untuk masing –
masing objek
6. Bahasa 2 2 Tunjukan pada
klien suatu benda
dan tanyakan
namanya pada
klien
 (jam
tangan)
 (pulpen)

Minta klien untuk


mengulangi kata
berikut ”jika tidak,
dan, atau tetapi”
Minta klien untuk
mengikuti perintah
berikut yanag
terdiri dari 3
langkah
“ambil kertas
ketangan anda,
lipat dua dan taruh
di lantai”
Perintahkan pada
klien untuk
membaca dan
mengikuti kalimat
berikut
“ TUTUP MATA
ANDA”
Minta klien untuk
menulis sebuah
kalimat
Gambarkan
kembali objek
berikut.

Interpretasi:
a. > 23 Aspek kognitif dari fungsi mental baik
b. 18-22 Kerusakan aspek fungsi mentL RINGAN
c. < 17 Terdapat kerusakan aspek fungsi mentak berat

B. Diagnose Keperawatan

1. Nyeri

2. Resiko ketidak seimbangan cairan

3. Gangguan pola tidur

Analisa Data

No Data Masalah

1. Ds: Pasien mengatakan Nyeri dibagian ulu Nyeri

hati,nyeri seperti ditusuk-tusuk


Do :

TD : 140/90 mmHg

N : 55 x/ menit

R: 22 x/menit

T: 36 ºC

- Nyeri yang dirasakan dibagian ulu hati

- Pada saat beraktivitas

- skala nyeri 4(sedang)

2. Ds :- Pasien mengatakan mual dan muntah setelah Resiko ketidak seimbangan cairan

habis makan

- Pasien mengatakan lemas, pusing saat

melakukan aktifitas seperti menyapu

- Pasien mengatakan nafsu makan berkurang

ketika sakit

D0:

TD: 140/90 mmHg

N: 55 x/menit

R: 22 x/menit

T: 36 ºC

- Pasien makan dengan menghabiskan ½porsi

makan
- Pasien terlihat pucat dan lesu

3. Ds : -Pasien mengatakan sulit tidur dan sering Gangguan pola tidur

terjaga ditengah malam hari karena nyeri pada

perutnya

Do :

TD : 140/90 mmHg

N : 55 x/menit

R : 22 x/menit

T : 36 ºC

- Tidur Pasien hanya 5 jm dalam sehari

- Pasien tanpak gelisah

- k/u lemah

- Mata pasien tampak sayu dan cekung

Rencana / Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSA kriteria hasil Intervensi

O KEPERAWATA Keperawatan

1. Nyeri Setelah melasanakan - Memonitor TTV, skala

Data Subjektif: tindakan keperawatan nyeri

- Pasien diharapkan nyeri dapat - Memberikan kepada


mengeluh berkurang. pasien terapi air rebusan

nyeri jahe merah yang dicampur

- Pasien Kriteria Hasilnya: dengan madu

mengataka - Mampu - Memberikan pengetahuan

n nyeri di mengontrol kepada pasien dan

bagian nyeri (tahu keluarga tentang gastritis

perut penyebab nyeri, - Memberikan terapi

- mampu relaksasi untuk

Data Objektif: mengunakan mengurangi nyeri

TD: 140/90 mmHg teknik

N: 55 x/menit nonfarmakologi

R: 22x/menit untuk

T: 36 ºC mengurangi

nyeri)

Pengkajian Nyeri: - Melaporkan

P: Nyeri bahwa nyeri

Q: Rasa nyeri berkurang

seperti ditusuk - dengan

tusuk menggunakan

R: Nyeri diperut manajemen

S: 5 (0-10) nyeri

T: Pada saat - Mampu

beraktivitas mengenali nyeri

- Mengatakan
rasa nyama

setelah nyeri

berkurang

- Keluhan nyeri

menurun(SLKI

2017 ,D0074)

2. Resiko ketidak Setelah dilakukan - Monitor status

seimbangan cairan beberapa kali latihan dehidrasi(misalnya

diharapkan Ny. M dapat kekuatan nadi,kelembapan

mengerti mukosa,turgor kulit dan

tekanan darah).

Kriteria Hasilnya: - Monitor berat badan

- TTV dalam harian

batas normal - Memberikan edukasi

- Mual muntah tentang ketidak

berkurang seimbangan cairan

- Diare berkurang - informasi tentang

- Monitor mual pemantauan yang

muntah.(SLKI dilakukan

2019,D0036)

3. Gangguan pola - Keluhan sulit -Modifikasi lingkungan(

tidur tidur meningkat mis,

- Keluhan tidak (pencahayaan,kebisingan,suhu,


puas tidur dan tempat tidur)

meningkat -Batasi waktu tidur siang

- Keluhan -Tetapkan jadwal tidur,

istirahat tidsk -Memberikan penjelasan kepada

cukup pasien untuk supaya mengetahui

meningkat pentingnya tidur cukup selama

(SLKI2019.L.05 sakit

045) -Memberikan penjelsa tentang

faktor-faktor yang berkontribusi

terhadap gangguan pola tidur

-Mengajarkan relaksasisebelum

tidur
LOG BOOK KEGIATAN HARIAN

Nama : MAHYUNI
Nim : 21175015
Gampong: Bak Buloh
Nama Preseptor: Dr Nanda Desrenza

Hari/Tgl Jam Kegiatan Paraf Preseptor


Senin 08.00 - Datang ke kantor camat
14/03/22 11.00 - Menuju ke kampung bak buloh
11.30 - Arahan dari perwakilan camat
12.00 - Pengarahan posko
- -Shalat zuhur
13 30 - Berbincang bincang dengan masyarakat
15.00 - Shalat ashar
16.00 - Absensi kehadiran
16.30 - izin pulang
17.00
Selasa 08.00 - Datang kekampung bak buloh
15/03/22 08.30 -Pertemuan dengan pak geucik
09.00 -Absensi kehadiran
09.30 - Membantu acara posyandu
- TTV
-Cek asam urat
- Cek gula darah
-Melakukan hand hygiene
13.00 - Shalat zuhur
14.00 -Datang ke rumah pak geuchik untuk
musyawarah tentang acara community meeting I
15.45 - Izin pamit dari rumah pak geuchik
16.00 -Shalat sahar
17.00 - Izin pulang
Rabu 08.00 - Datang ke kmpung bak buloh
16/03/22 - Mempersiapkan acara meeting I
- Menyapu halaman meunasah
- Mempersiapkan tempat
-Mempersiapkan konsumsi
13.00 -Shalat zuhur
14.00 - Berlangsungnya acara meeting I
-Pembukaan
-Pembacaan ayat suci al-quran
-Kata sambutan ketua kelompok
-Perkenelan mahasiswa
-Kata sambutan dari dosen
-Kata sambutan dari bapak geuchik
-Sesi identifikasi masalah
-Sesi pembentukan prokjakes
-Peresmian struktur prokjakes
- Pembacaan doa
16.00 -Penutup
16.30 - Acara berakhir
-Musyawarah tentang data pasien lansia
16. 45 - Mengisi absensi
17.00 - Membersihkan meunasah setelah acara
- Izin pulang

Kamis 08.00 - Datang kekampung bak buloh


17/03/22 10.00 - Mendata lansia kampong bak buloh dari satu
rumah kerumah lainnya
- Berbicara dengan dengan masyarakat yang ada
dirumah masing masing
-Membagi pasien masing masing
13.00 -Shalat zuhur
14.00 - Mendatangi rumah lansia
-Melakukan pengkajian
-Wawancara dengan lansia
-TTV
-Cek asam urat
- Cek GDS
-dokumentasi
16.00 - Izin pamit dari rumah pasien
17.00 - kembali keposko
Shalat ashar
-Izin pulang

Jumat 08.00 -Datang ke kampong bak buloh


18/03/22 09.00 -Melakukan acara juamat bersih
- Membersihkan toilet menasah
- Membersihkan halaman meunasah
- Acara jumat bersih selesai
13.00 - Sahalat zuhur
14.00 -Berbincang bincang dengan masyarakat
16.00 -Shalat ashar
16.00 -Mengisi absensi
17.00 -Izin pulang

Dokumentasi Laporan

1. Foto Pengkajian

Anda mungkin juga menyukai