Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

SUB KREDENSIAL KOMITE KEPERAWATAN RSUD KELAS B

KABUPATEN SUBANG

KOMITE KEPERAWATAN

RSUD KELAS B KABUPATEN SUBANG

2022

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan arti

hidup sehat berdampak terhadap tuntutan pelayanan keperawatan dimana

keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan

Komite Keperawatan dibentuk atas dasar UU No 23 tahun 1992

tentang Kesehatan, Permenkes No. 1045/ Menkes/Per/ XI/2006 tentang

Pedoman Organisasi Rumah Sakit di lingkungan Departemen Kesehatan,

Kepmendagri No. 1 tahun 2002 tentang pedoman Susunan Organisasi dan

Peraturan Menteri Kesehatan No 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan

Rumah Sakit.

Pelayanan Keperawatan mempunyai peranan yang besar dalam

menentukan keberhasilan pelayanan Kesehatan terutama di rumah sakit –

rumah sakit karena pelayanan keperawatan dilaksanakan secara terus menerus

selama 24 jam, maka dari itu kita perlu melakukan pengembangan sistem dan

standar keperawatan secara dinamis dengan dibentuknya bidang kerja

keperawatan dan panitia yang bersifat fungsional dan berfungsi memberikan

konseptual dan pemikiran kepada penentu kebijakan Rumah Sakit , badan

fungsional yang dimaksud disebut KOMITE KEPERAWATAN.

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


Komite Keperawatan dibentuk oleh direktur rumah sakit dan

bertanggungjawab kepada direktur rumah sakit. Susunan organisasi komite

Keperawatan rumah sakit terdiri dari ketua komite keperawatan, sekretaris

komite keperawatan dan subkomite. Untuk subkomite terdiri dari subkomite

(1) kredensial, (2) mutu profesi dan (3) etika dan disiplin profesi. Keanggotaan

komite keperawatan ditetapkan oleh direktur RS dengan mempertimbangkan

sikap profesional, kompetensi, pengalaman kerja, reputasi dan perilaku.

Sedangkan untuk jumlah personil keanggotaan komite keperawatan

disesuaikan dengan jumlah tenaga keperawatan di rumah sakit.

Wewenang Komite Keperawatan sesuai pasal 12 meliputi (1)

memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis, (2) memberikan

rekomendasi perubahan rincian kewenangan klinis, (3) memberikan

rekomendasi penolakan kewenangan klinis tertentu, (4) memberikan

rekomendasi surat penugasan klinis, (5) memberikan rekomendasi tindak

lanjut audit keperawatan dan kebidanan, (6) memberikan rekomendasi

pendidikan keperawatan dan pendidikan kebidanan berkelanjutan, dan (7)

memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi

pemberian tindakan disipllin.

Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau

profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada

kepala/direktur Rumah Sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Komite Keperawatan bertugas membantu

kepala/direktur Rumah Sakit dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


dan etika profesi keperawatan dan kebidanan serta pengembangan profesional

berkelanjutan termasuk memberi masukan guna pengembangan standar

pelayanan dan standar asuhan keperawatan dan kebidanan.

Proses Kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam

memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai

dengan standar profesi. Proses kredensial mencakup tahapan review, verifikasi

dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja

tenaga keperawatan.

Sub komite kredensial mempunyai kewenangan memberikan

rekomendasi rincian kewenangan klinis untuk memperoleh surat penugasan

klinis. Untuk melaksanakan tugasnya, sub komite kredensial perlu

menyiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik

yang ditetapkan oleh RS dan menyusun kewenangan klinis dengan kriteria

sesuai dengan persyaratan kredensial. Kebijakan dan perubahan yang terjadi

mempengaruhi jenjang karir antara lain Peraturan Presiden RI no.8 tahun 2012

tentang kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), rumusan

kompetensi perawat oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan

perubahan kebijakan tentang jabatan fungsional perawat serta ditetapkannya

system akreditasi rumah sakit yang mensyaratkan perawat memiliki

kewenangan dan penugasan klinis yang jelas sesuai area praktiknya.

Oleh karena itu Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah

Kelas B kabupaten Subang merasa perlu membuat panduan untuk sub komite

kredensial dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


B. TUJUAN

1. Untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan

2. Untuk melindungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang

dilakukan

3. Untuk menetapkan standar pelayanan keperawatan

4. Untuk menilai boleh tidaknya melakukan praktik keperawatan

5. Untuk menilai kesalahan dan kelalaian

6. Untuk melindungi masyarakat dan perawat

7. Untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan

8. Untuk membatasi pemberian kewenangan dalam melaksanakan praktik

keperawatan hanya bagi yang kompeten

9. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek

mempunyai kompetensi yang diperlukan.

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


BAB II

PERSIAPAN

A. KONSEP DASAR KREDENSIAL PERAWAT DI RUMAH SAKIT

Kredensial merupakan bahasa serapan berasal dari bahasa Inggris

Credentialing yang artinya mandat. Kredensial Keperawatan adalah proses

untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi Perawat. 

Sedangkan menurut Peraturan Mentri Kesehatan (PMK) Nomor 49

Tahun 2013, Kredensial adalah suatu proses menjamin tenaga keperawatan

kompeten dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada

pasien sesuai dengan standar profesi. Menurut Robert Priharjo, dalam buku

berjudul Praktik Keperawatan Profesional (1995) , Proses Kredensial adalah

salah satu cara profesi keperawatan mempertahankan standar praktik dan

akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya.

Peraturan Menteri Kesehatan No 49 tahun 2013 tentang Komite

Keperawatan, khususnya Pasal 15 mengamanatkan agar setiap rumah sakit –

dalam hal ini Komite Keperawatan – wajib menyusun peraturan internal

keperawatan atau Nursing Staff Bylaws, yang merupakan peraturan

penyelenggaraan profesi staf keperawatan dan mekanisme tata kerja Komite

Keperawatan. Nursing Staff Bylaws dapat dijadikan sebagai acuan atau dasar

hukum yang sah bagi Komite Keperawatan dan Direktur Rumah Sakit dalam

pengambilan keputusan tentang staf keperawatan, karena di dalamnya

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


mengatur mekanisme pertanggungjawaban Komite Keperawatan kepada

Direktur tentang profesionalisme tenaga keperawatan di rumah sakit.

Fungsi Komite Keperawatan adalah meningkatkan profesionalisme tenaga

perawat di rumah sakit melalui proses kredensial bagi seluruh tenaga

keperawatan yang akan melakukan pelayanan keperawatan dan kebidanan di

rumah sakit. Dalam implementasinya, salah satu yang menjadi tugas Komite

Keperawatan adalah menyusun rincian Kewenangan Klinis Perawat, yang

didapat setelah melalui proses kredensial yang dilakukan oleh Sub Komite

Kredensial Komite Keperawatan.

Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk

menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis. Sedangkan re-

kredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah

memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian

kewenangan klinis tersebut. Kewenangan Klinis itulah yang dijadikan dasar

bagi Direktur Rumah Sakit untuk memberikan Penugasan Klinis.

Masih menurut Robert Priharjo, Ada 4 tahap proses Kredensial Keperawatan,

diantaranya:

1. Lisensi. Seperti Surat Izin Kerja ( SIK), dan Surat Izin Praktek Perawat

(SIPP).

2. Registrasi. Seperti Surat Tanda Registrasi (STR).

3. Sertifikasi. Seperti Surat Uji Kompetensi profesi, dan sertifikat

pelatihan.

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


4. Akreditasi. Terkait ijazah, sertifikat dan dokumen seperti di atas

apakah sudah terakreditasi atau belum.

Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan

tanggungjawabnya untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah dengan

menjaga standar profesi dan kompetensi para perawatyang melakukan

tindakan medis dan / Keperawatan terhadap pasien di rumah sakit.Upaya ini

dilakukan kompeten. Persyaratan dengan cara mengatur agar setiap tindakan

keperawatan yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh tenaga

paramedis yang benar – benar kompeten. Persyaratan kompetensi ini meliputi

dua komponen (1) komponen kompetensi keprofesian yang terdiri dari

pengetahuan, ketrampilan dan perilaku professional ; dan (2) komponen

kesehatan yang meliputi kesehatan fisik dan mental. Walaupun seorang

perawat telah mendapatkan pendidikan selama kuliah, namun rumah sakit

wajib melakukan verifikasi kembali kompetensi seseorang untuk melakukan

tindakan perawat dalam lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal dengan

istilah credentialing.

Proses credentialing ini dilakukan dengan dua alasan utama.Alasan

pertama, banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi setelah seseorang

mendapatkan pendidikan.Perkembangan ilmu dibidang keperawatan untuk

suatu tindakan medi dan / Keperawatan tertentu sangat pesat, sehingga

kompetensi yang diperoleh dapat berubah sewaktu waktu, bahkan dapat

dianggap sebagai tindakan yang tidak aman bagi pasien.. Alasan kedua,

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


kesehatan seseorang dapatsaja menurun akibat penyakit tertentu atau

bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan tindakan medis yang

dilakukan. Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelayakan

kesehatan baik fisik maupun mental.Tindakan verifikasi kompetensi profesi

medis tersebut oleh rumah sakit disebut sebagai mekanisme Re-credentialing,

dan hal ini dilakukan demi keselamatan pasien. Tindakan verifikasi

kompetensi ini juga dilakukan pada profesi lain untuk keamanan kliennya.

Misalnya kompetensi profesi penerbang (pilot) yang senantiasa diperiksa

secara teratur dalam periode tertentu oleh perusahaan penerbangan. Setelah

seorang Perawat dinyatakan kompeten melalui suatu proses kredensial, rumah

sakit menerbitkan suatu ijin bagi yang bersangkutan untuk melakukan

serangkaian tindakan – tindakan medis tertentu di rumah sakit tersebut, hal ini

dikenal sebagai kewenangan klinis (clinical privilege). Tanpa adanya

kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut seorang perawat tidak

diperkenankan untuk melakukan tindakan medis dan / Keperawatan dirumah

sakit tersebut.Kewenangan klinik ini akan dievaluasi oleh komite keperawatan

dan panitia kredensial setiap 3 tahun sekali

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


BAB III

TAHAP PELAKSANAAN

A. Kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang

Proses Kredensial  menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam

memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai

dengan standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review,

verifikasi  dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan kinerja tenaga keperawatan.

Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan

merekomendasikan kepada kepala/direktur Rumah  Sakit untuk menetapkan

Penugasan Klinis  yang akan diberikan kepada  tenaga keperawatan berupa  

surat  Penugasan  Klinis.  Penugasan Klinis tersebut berupa  daftar

Kewenangan Klinis  yang diberikan oleh kepala/direktur Rumah Sakit kepada

tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan

kebidanan dalam lingkungan Rumah Sakit untuk suatu periode tertentu.   

B. Tujuan   dibentuknya sub komite kredensial di Rumah Sakit

1. Memberi kejelasan  Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga

keperawatan; 

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


2. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga

keperawatan yang memberikan  asuhan keperawatan dan kebidanan

memiliki kompetensi dan Kewenangan Klinis yang jelas;

3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada

di semua level pelayanan. 

C. Tugas sub komite Kredensial adalah: 

1. menyusun  daftar rincian Kewenangan Klinis;

2. menyusun buku  putih (white paper) yang merupakan dokumen

persyaratan terkait kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis

pelayanan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar

kompetensinya. Buku putih disusun oleh Komite Keperawatan dengan

melibatkan Mitra Bestari  (peer group) dari berbagai unsur organisasi

profesi keperawatan dan kebidanan, kolegium keperawatan, unsur

pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan;  

3. menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM

meliputi: 

o ijazah; 

o Surat Tanda Registrasi (STR); 

o sertifikat kompetensi; 

o logbook yang berisi uraian capaian kinerja; 

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


o  surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi

Rumah Sakit atau orientasi di unit tertentu bagi tenaga

keperawatan baru; 

o surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan. 

4. merekomendasikan tahapan proses Kredensial:

o perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk

memperoleh Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite

Keperawatan; 

o ketua Komite Keperawatan menugaskan Subkomite

Kredensial untuk  melakukan proses  Kredensial (dapat

dilakukan secara individu atau kelompok); 

o sub komite membentuk panitia  adhoc untuk melakukan

review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode:

porto folio, asesmen kompetensi; 

o sub  komite memberikan laporan hasil  Kredensial

sebagai bahan rapat menentukan Kewenangan  Klinis

bagi setiap tenaga keperawatan. 

5. merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga

keperawatan.

6. melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang

ditetapkan. 

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


7. sub komite membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua

Komite Keperawatan untuk diteruskan ke kepala/direktur Rumah

Sakit. 

D. Kewenangan  Sub komite Kredensial 

Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan  memberikan rekomendasi

rincian Kewenangan Klinis  untuk memperoleh  surat Penugasan Klinis

(clinical appointment).   

E. Mekanisme Kerja Sub komite kredensial

Untuk melaksanakan tugas sub komite Kredensial, maka ditetapkan

mekanisme sebagai berikut:

1. mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area

praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit; 

2. menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan

persyaratan Kredensial dimaksud;  

3. melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode

yang disepakati; 

4. memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi

memperoleh Penugasan Klinis kepala/direktur Rumah Sakit;  

5. dari memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh

Penugasan Klinis  dari kepala/direktur Rumah Sakit dengan cara:

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


o tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk

memperoleh Kewenangan Klinis  kepada Ketua Komite

Keperawatan;   

o ketua Komite Keperawatan menugaskan  sub komite

Kredensial untuk  melakukan proses  Kredensial (dapat

dilakukan secara individu atau kelompok); 

o sub komite melakukan  review,  verifikasi dan evaluasi

dengan berbagai metode: porto folio, asesmen

kompetensi; 

o sub komite memberikan laporan hasil Kredensial

sebagai bahan rapat menentukan Kewenangan  Klinis

bagi setiap tenaga keperawatan. 

6. melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara

berkala ( Re Kredensial )

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


BAB IV

PENUTUP

Demikian panduan sub komite kredensial Komite Keperawatan Rumah

Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang ini di buat untuk kepentingan

kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Adapun beberapa hal yang terkait dengan

kredensial dilampirkan dari buku panduan ini.

RSUD Kelas B Kabupaten Subang


Direktur

dr.Achmad Nasuhi
Nip.19690726 200212 1 005

|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang


|Sub kredensial Komite Keperawatan RSUD Kelas B Kabupaten Subang

Anda mungkin juga menyukai