Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS MIKROBIOLOGI pada KOSMETIK

TUGAS KELOMPOK
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi Pathogen yang Dibina oleh
Ibu Dra. Sulistyastutik, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Alfira Eptikawati (P17120171010)
2. Risky Fitriaana Sophia (P17120171004)
3. Muthia Rizqy Fadhilah (P17120174027)
4. Zenleni Fadilah (P17120174028)
5. Dian Maharani (P17120173037)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI D-III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
MALANG
APRIL 2019
KOSMETIKA

Berdasarkan Permenkes RI No.445/MenKes/Per/V/1998 yang dimaksud dengan


Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar
badan (epidemis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap
dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibedakan menjadi 13
golongan , yaitu :
1. Preparat untuk keperluan Bayi
Penggolongan kosmetik kedalam preparat untuk bayi mencakup berbagai produk
kosmetik yang dibutuhkan untuk bayi seperti minyak bayi, bedak khusus untuk bayi, dan
serta produk lainnya.
2. Preparat untuk keperluan mandi
Jenis penggolongan kosmetik juga mencakup berbagai produk untuk keperluan mandi,
yaitu seperti sabun mandi, produk bath capsule, serta yang lainnya.
3. Preparat untuk mata
Jenis kosmetik ini digolongkan berdasarkan fungsinya yang digunakan bagi mata, seperti
mascara, eye shadow, eye liner.
4. Preparat untuk keperluan wangi-wangian
Preparat untuk kebutuhan akan wangi-wangian seperti parfum, toilet water, body
cologne, dan lain-lain dikelompokkan secara terpisah. Terdapat berbagai jenis produk
kosmetik wangi-wangian.
5. Preparat untuk urusan rambut
Penggolongan kosmetik berikutnya adalah segala produk kosmetik yang digunakan
untuk rambut. Produk tersebut misalnya cat rambut, hair spray, dan lain-lain.
6. Preparat untuk pewarna rambut
Penggolongan kosmetik juga dilakukan terhadap berbagai produk seperti pewarna
rambut dan lain-lain. Kosmetik tersebut termasuk dalam golongan preparat pewarna
rambut.
7. Preparat make up (selain) mata
Penggolongan kosmetik lainnya adalah pengelompokan berdasarkan fungsinya yang
digunakan untuk make-up kecuali mata. Contoh dari golongan ini adalah bedak, lipstick,
dan lain-lain.
8. Preparat untuk menjaga kebersihan mulut
Berbagai produk seperti pasta gigi, produk mouth washes, serta produk-produk lain yang
berfungsi untuk membantu menjadga kebersihan mulut.
9. Preparat untuk menjaga kebersihan badan
Produk ksometik yang memiliki kegunaan dan manfaat untuk membantu menjaga
kebersihan badan termasuk dalam golongan preparat ini seperti deodorant dan lain-lain.
10. Preparat untuk kuku
Preparat kuku merupakan salah satu golongan kosmetik yang sangat umum dikenal oleh
banyak orang seperti cat kuku, lotion kuku, pembersih kuku dan lan-lain.
11. Preparat untuk perawatan kulit
Kosmetik-kosmetik yang digunakan untuk membantu menjaga dan merawat kesehatan
atau kecantikan kulit digolongkan dalam preparat ini, seperti pembersih, pelindung,
pelembab, dan lain-lain.
12. Preparat untuk cukur
Penggolongan alat kosmetik yang termasuk dalam preparat cukur adalah sabun cukur,
dan lain-lain.
13. Preparat untuk suncscreen serta suntan
Penggolongan kosmetik ini meliputi produk-produk kosmetik seperti sunscreen
foundation, dan produk lainnya.
ANALISIS KOSMETIKA

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik


Indonesia Nomor Hk.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 tentang Metode Analisis Kosmetika,
yang dimaksud Metode Analisis adalah prosedur teknis tertentu yang ditujukan untuk
pelaksanaan analisis kosmetika. Ruang lingkup metode yang ditetapkan dalam Peraturan
tersebut yaitu :
1. Pengujian cemaran mikroba
Penetapan Angka Kapang Khamir dan Uji Angka Lempeng Total dalam Kosmetika serta
Uji Efektivitas Pengawet dalam Kosmetika
2. Pengujian logam berat,
Metode Analisis Penetapan Kadar Logam Berat (Arsen, Kadmium, Timbal, dan Merkuri)
dalam Kosmetika
3. Pengujian beberapa bahan yang dilarang digunakan dalam Kosmetika,
Identifikasi Asam Retinoat, Identifikasi Bahan Pewarna yang Dilarang, Identifikasi dan
Penetapan Kadar Hidrokinon, serta Identifikasi Senyawa Kortikosteroid dalam
Kosmetika secara KLT dan KCKT
4. Pengujian beberapa bahan pengawet yang digunakan dalam Kosmetika.
Metode Analisis Identifikasi dan Penetapan Kadar Pengawet dalam Kosmetika secara
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).

Cemaran adalah sesuatu yang masuk ke dalam produk secara tidak disengaja dan
tidak dapat dihindari yang berasal dari proses pengolahan, penyimpanan dan/atau terbawa
dari bahan baku. Kosmetika yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan
keamanan, kemanfaatan dan mutu. Selain itu, juga harus memenuhi persyaratan cemaran
mikroba dan logam berat. Persyaratan cemaran mikroba yang diatur dalam Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor hk.03.1.23.07.11.6662
Tahun 2011 tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat dalam Kosmetika ini
meliputi Angka Lempeng Total, Angka Kapang dan Khamir, Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus, dan Candida albicans.
METODE ANALISA KOSMETIKA
PENETAPAN ANGKA KAPANG KHAMIR DAN UJI ANGKA LEMPENG TOTAL
DALAM KOSMETIKA

A. Penetapan Angka Kapang Dan Khamir


1. Prinsip
Penetapan angka kapang dan khamir dalam kosmetika dengan cara menghitung koloni
dalam media agar selektif setelah inkubasi secara aerobik. Apabila diperkirakan contoh
dapat menghambat pertumbuhan mikroba maka contoh harus dinetralkan supaya
mikroba yang masih hidup dapat terdeteksi dan prosedur netralisasi harus divalidasi
2. Metode
Penghitungan lempeng dengan Cara tuang atau sebar dilakukan dengan
menginokulasikan secara langsung sejumlah tertentu dari suspensi awal atau yang telah
diencerkan secara desimal ke dalam media spesifik dengan cara tuang atau sebar, dan
diinkubasi secara aerob pada suhu yang sesuai dalam waktu tertentu. Jumlah mikroba
dinyatakan dalam koloni atau cfu (colony forming units) per mL atau per g produk.
3. Pengencer, penetral dan media kultur
Pengencer penetral yang digunakan adalah media Fluid Casein Digest Soy Lecithin
Polysorbate 20 atau Soy Casein Digest Lecithin Polysorbate 20 Broth (SCDLP 20
Broth). Pengencer untuk suspensi khamir yang digunakan adalah larutan Tryptone
Sodium Chloride. Media untuk penghitungan adalah Media Soybean Casein Digest Agar
(SCDA). Media agar untuk kultivasi galur pembanding adalah media Sabouroud
Dextrose Agar (SDA).
4. Peralatan dan alat gelas
Inkubator 22,5 ± 2,5 ºC, Alat hitung koloni, Perlengkapan laboratorium, peralatan dan
alat gelas yang umum digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.
5. Penanganan produk kosmetik
Produk yang akan diuji disimpan pada suhu ruang, tidak diinkubasi,
didinginkan atau dibekukan sebelum dan sesudah analisis.
6. Metode perhitungan
Metode Penghitungan Lempeng Cara tuang dilakukan dalam cawan Petri berdiameter
85-100 mm, diinokulasikan dengan 1 mL suspensi awal dan/atau pengenceran contoh
kemudian dituangkan 15-20 mL media agar (suhu tidak lebih dari 48°C). Suspensi awal
dan/atau pengenceran contoh dicampur dengan media, digoyang dengan hati-hati atau
dimiringkan secukupnya supaya terdispersi dengan baik. Campuran dalam cawan Petri
dibiarkan memadat pada suhu ruang.
Metode Penghitungan Lempeng Cara sebar permukaan dilakukan dalam cawan Petri
berdiameter 85-100 mm, dimasukkan 15-20 mL media agar (suhu tidak lebih dari 48°C),
dibiarkan dingin dan memadat di dalam inkubator, selanjutnya tidak kurang dari 0,1 mL
suspensi awal dan/atau pengenceran contoh disebarkan pada permukaan media.
Selanjutnya, cawan Petri yang telah diinokulasi kemudian diinkubasi pada 25 ºC±2,5
ºC selama 3-5 hari pada posisi dibalik.
7. Pengamatan dan pernyaaan hasil.
Setelah inkubasi, jumlah koloni dihitung pada cawan Petri yang mengandung 15-150
koloni.
1. Jika jumlah cfu lebih dari 15 dan kurang dari 150, Jika S minimal 1 g atau 1 mL dan
V minimal 1 mL, Jumlah khamir dan kapang per mL atau per g adalah = N/S
2. Jika jumlah cfu < 15, Jika S minimal 1 g atau 1 mL dan V minimal 1 mL Jumlah
perkiraan khamir dan kapang per mL atau per g contoh adalah = N/S
3. Jika tidak ada koloni yang diamati, hasilnya dilaporkan sebagai Kurang dari atau ≤
(1/d) x V x S cfu khamir dan kapang per g atau mL produk (S minimal 1 g atau 1
mL).

B. Penetapan Angka Lempeng Total


1. Prinsip
Penghitungan koloni bakteri pada media agar non selektif maupun ada atau tidaknya
pertumbuhan bakteri setelah pengkayaan. Apabila diperkirakan contoh dapat menghambat
pertumbuhan mikroba maka contoh harus dinetralkan supaya mikroba yang masih hidup
dapat terdeteksi dan prosedur netralisasi harus divalidasi.
2. Metode
Penghitungan angka lempeng total dengan cara tuang atau sebar dilakukan dengan
menginokulasikan secara langsung sejumlah tertentu suspensi awal atau yang telah
diencerkan secara desimal ke dalam media spesifik dengan cara tuang atau sebar, dan
diinkubasi secara aerob pada suhu yang sesuai dalam waktu tertentu. Jumlah mikroba
dinyatakan dalam koloni atau cfu per mL atau per g produk.
3. Pengencer, penetral dan media kultur
Pengencer penetral yang digunakan adalah media Fluid Casein Digest Soy Lecithin
Polysorbate 20 atau Soy Casein Digest Lecithin Polysorbate 20 Broth (SCDLP 20 Broth).
Media untuk penghitungan adalah Media Soybean Casein Digest Agar (SCDA) atau Tryptic
Soy Agar (TSA).
4. Peralatan dan alat gelas
Inkubator 32,5 ± 2,5 ºC, Alat hitung koloni, Perlengkapan laboratorium, peralatan dan alat
gelas yang umum digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.
5. Penanganan produk kosmetik
Produk yang akan diuji disimpan pada suhu ruang, tidak diinkubasi,
didinginkan atau dibekukan sebelum dan sesudah analisis.
6. Metode perhitungan
Metode Penghitungan Lempeng Cara tuang dilakukan dalam cawan Petri berdiameter 85-100
mm, diinokulasikan dengan 1 mL suspensi awal dan/atau pengenceran contoh kemudian
dituangkan 15-20 mL media agar (suhu tidak lebih dari 48°C). Suspensi awal dan/atau
pengenceran contoh dicampur dengan media, digoyang dengan hati-hati atau dimiringkan
secukupnya supaya terdispersi dengan baik. Campuran dalam cawan Petri dibiarkan memadat
pada suhu ruang.
Metode Penghitungan Lempeng Cara sebar permukaan dilakukan dalam cawan Petri
berdiameter 85-100 mm, dimasukkan 15-20 mL media agar (suhu tidak lebih dari 48°C),
dibiarkan dingin dan memadat di dalam inkubator, selanjutnya tidak kurang dari 0,1 mL
suspensi awal dan/atau pengenceran contoh disebarkan pada permukaan media.
Selanjutnya, cawan Petri yang telah diinokulasi kemudian diinkubasi pada 32,5 ºC±2,5 ºC
selama 72 ± 6 jam pada posisi dibalik. Segera diamati, jika tidak maka dapat disimpan dalam
lemari pendingin selama tidak lebih dari 24 jam.
7. Pengamatan dan pernyaaan hasil.
Setelah inkubasi, jumlah koloni dihitung pada cawan Petri yang mengandung 30-300 koloni.
1. Jika jumlah koloni lebih dari 30 dan kurang dari 300, Jika S adalah sedikitnya 1 g
atau 1 mL, V sedikitnya 1 mL Jumlah bakteri aerob mesofil per mL atau per gram
contoh adalah = N/S
2. Jika jumlah koloni < 15, Jika S paling sedikit 1 g atau 1 mL dan V paling sedikit 1
mL Jumlah perkiraan bakteri per mL atau per g contoh adalah = N/S
3. Jika tidak ada koloni yang diamati, hasilnya dilaporkan sebagai Kurang dari atau ≤
(1/d) x V x S bakteri per g atau mL produk (S minimal 1 g atau 1 mL).
PROSEDUR UJI ANGKA LEMPENG TOTAL
PENGENCERAN SAMPEL
1. Kosmetik cair, produk digunakan secara langsung untuk uji.
2. Krim dengan dasar air dan losion, dilarutkan menggunakan larutan dapar klorida
dengan perbandingan sama (1:1). Panaskan pada 40-450C dan homogenkan
menggunakan vortex mixer dengan bantuan butir kaca
3. Padat dan serbuk, dicampurkan produk dengan larutan dapar klorida dengan
perbandingan yang sama. Panaskan pada 40-450 C dan homogenkan menggunakan
vortex mixer dengan bantuan butir kaca.
4. Produk berbasis minyak/lemak, dicampurkan 100 g contoh dengan 20 g minyak
mineral sehingga terbentuk pasta. Tambahkan 80 mL larutan dapar klorida. Panaskan
pada 40-450C dan homogenkan menggunakan vortex mixer dengan bantuan butir
kaca.
5. Aerosol, disimpan seluruh wadah dalam refrigerator (2-80C) selama 30 menit.
Pindahkan 50 g aerosol ke dalam wadah yang berisi 50 mL larutan dapar klorida.
Homogenkan menggunakan vortex mixer dengan bantuan butir kaca
a) Pengenceran Sampel

5 gram sampel 5 ml tween 80 steril

 Dimasukkan dalam botol pengencer


steril

 Diaduk sampai homogen

 Ditambahkan pengencer 45 ml


Pengenceran 10-1 9 ml pengencer

Dipipet 1 ml dimasukkan tabung reaksi Ditambahkan

9 ml pengencer Pengenceran 10-2

Dipipet 1 ml dimasukkan
Ditambahkan tabung reaksi

Pengenceran 10-3 9 ml pengencer

Dipipet 1 ml dimasukkan tabung reaksi Ditambahkan

9 ml pengencer Pengenceran 10-4

Ditambahkan Dipipet 1 ml dimasukkan


tabung reaksi

Pengenceran 10-5
Penentuan Angka Lempeng Total (ALT) Bakteri secara Standart Plate Count (SPC)

ALAT BAHAN
Tabung reaksi Autoklaf Sampel 5 gram
Pipet ukur berskala Timbangan analitik Tryptic Soy Agar + 1% Tween 80 60 ml
(TSAt) atau NA (nutrient agar)
Jarum Ose / Cawan petri Larutan Dapar Klorida -
inokulasi
Pembakar Bunsen Incubator 0,1% Peptone dalam NaCl 0,9% 85 ml
(larutan pengencer steril)
Colony counter Gelas ukur
Biosafety Cabinet Oven
Botol sampel

1 ml Pengenceran 10-3 , 20 ml NA (Nutrien Agar)

10-4,10-5

Dimasukkan cawan petri

Ditambahkan lalu dihomogenkan


dan dibiarkan memadat
Diinkubasikan dalam inkubator
pada suhu 37°C selama 1 x 24
jam
Hasil

Diamati ada tidaknya koloni bakteri yang tumbuh


serta dihitung jumlahnya dan dilakukan secara
duplo. Dicatat pertumbuhan antara 30-300 koloni.
Total koloni merupakan hasil penjumlahan koloni
cawan Petri, dikalikan faktor pengenceran
Penentuan Angka Kapang Kamir secara SPC (Standart Plate Count)

ALAT BAHAN
Tabung reaksi Autoklaf Sampel 5 gram
Pipet ukur berskala Timbangan analitik PDA 60 ml
(Potato Dextrose Agar)
Jarum Ose / Cawan petri Larutan Dapar Klorida -
inokulasi
Pembakar Bunsen Incubator 0,1% Peptone dalam NaCl 0,9% 85 ml
(larutan pengencer steril)
Colony counter Gelas ukur
Biosafety Cabinet Oven
Botol sampel

1 ml Pengenceran 10-3 , 20 ml PDA


10-4,10-5

Dimasukkan cawan petri

Ditambahkan lalu dihomogenkan dan dibiarkan


memadat
Diinkubasikan dengan posisi terbalik pada suhu
kamar selama 3 x 24 jam

Hasil

Diamati ada tidaknya koloni kapang yang tumbuh


serta dihitung jumlah koloni tiap gramnya
Catat pertumbuhan antara 30-300 koloni. Total
koloni merupakan rata-rata koloni dari kedua
cawan Petri, dikalikan faktor pengenceran
Pewarnaan Gram
1. Pewarnaan gram pada bakteri
A. Pembuatan preparat olesan bakteri
1. Bersihkan kaca benda dengan alkohol 70% sampai bebas lemak dan lalu
lewatkan diatas nyala api (pastikan alkohol kering)
2. Teteskan 1-2 tetes NaCl fisiologis diatas permukaan kaca benda
3. Secara aseptik ambillah dengan menggunakan ose, koloni bakteri yang
akan diperiksa, lalu letakkan diatas tetesan NaCl fisiologis tersebut.
Kemudian ratakan perlahan-lahan sampai kira-kira 1 cm2 dan tunggulah
sampai kering (hembusan angin)
4. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut diatas nyala api
spiritus dengan cepat (3-4 kali)
B. Pewarnaan
1. Siapkan preparat olesan bakteri
2. Letakkan sediaan diatas kawat penyangga yang berada diatas baki
pewarnaan. Lalu teteskan larutan karbo gentian violet sebanyak 2-3 tetes
pada olesan bakteri. Tunggulah selama 1 menit
3. Buanglah kelebihan zat warna tersebut kedalam baki pewarnaan dan
bilaslah dengan air
4. Teteskan larutan lugol diatas sediaan itu, lalu tunggulah selama 1 menit
5. Buanglah kelebihan larutan lugol kedalam baki dan bilaslah sediaan
dengan air
6. Teteskan alkohol 95% diatas sediaan, biarkan selama 30 detik
7. Buanglah sisa alkohol kedalam baki dan bilaslah sediaan dengan air
8. Teteskan larutan fuschine diatas sediaan, biarkan selama 30 detik
9. Buanglah kelebihan larutan fuschine itu kedalam baki, dan bilas dengan
air
10. Keringkan sediaan dengan hati-hati dengan kertas penghisap, lalu
periksalah dibawah mikroskop
11. Pengamatan di mikroskop dengan perbesaran 100x menggunakan minyak
emersi
1 ose Biakan bakteri 1 tetes NaCl fisiologis
staphylococcus aureus
Ditetes kan pada kaca objek dibuat
se aseptic mungkin , dikeringkan dan
di fiksasi diatas nyala api spiritus

Preparat ditetes dengan pewarna


karbo gentian violet selama 2 menit
dan kelebihan zat warnanya dibuang
dengan akuadest

Ditetesi pewarna dengan lugol selama 1


menit

Preparat apus dilunturkan dengan alcohol 95% selama


1 menit ,lalu kelebihan warna dibuang

Preparat dicuci dengan akuades dan diberi


pewarna fuschine selama 2 menit
Warna dibuang dan dibersihkan dengan
akuades

Dikeringkan dan diamati morfologi sel


dan warnanya dibawah mikroskop

Bakteri dikelompokkan sebagai Gram positif


apabila selnya terwarnai keunguan, dan Gram
negatif apabila selnya terwarnai merah.
Pewarnaan gram pada olesan biakan bakteri
Alat Bahan
Jarum Ose Pembakar Bunsen Akuadest Larutan karbol gentian
violete
Kaca preparat Pipet tetes Alcohol 95% Larutan pewarna
Kaca penutup fuschine
Kertas hisap Mikroskop NaCl Fisiologis Lugol
Botol semprot Baki pewarnaan Minyak emersi

Analisis mikroskopis pada kapang dan khamir


1. Bersihkan kaca benda dengan alkohol 70% sampai bebas lemak
2. Teteskan sedikit larutan Lactophenol Cotton Blue/ Methylen blue diatas
permukaan kaca benda
3. Ambil sedikit koloni dari biakan dengan jarum inokulasi
4. Letakkan dalam tetesan Lactophenol Cotton Blue/ Methylen blue dan uraiakan
perlahan-lahan dengan ose
5. Usahakan seluruh miselium basah terkena lactophenol/ methylen blue
6. Tutup dengan kaca penutup, usahakan tidak ada gelembung udara dalam
preparat
7. Bersihkan kelebihan lactophenol/ methylen blue dengan kertas hisap
8. Amati dengan mikroskop, dengan perbesaran 10x, kemudian 40x

1 ose Biakan Lactophenol Cotton


kapang/khamir Blue/ Methylen blue

Preparat ditetes dengan reagen Lactophenol


Cotton Blue/ Methylen blue, diuraikan
perlahan dan kelebihan zat reagen dibuang
dengan kertas hisap

Dikeringkan dan diamati morfologi sel


dibawah mikroskop
ANALISIS MIKROBIOLOGI PADA KOSMETIK

1. Tujuan: Menganalisis kosmetik secara mikrobiologis dengan mendeteksi adanya


kapang, khamir dan bakteri Staphylococcus aureus.

2. Alat dan Bahan

- Autoklaf (1 buah) - Media Manitol Salt Agar (6,6612


gram dalam 60 mL)
- Laminar Air Flow (1 buah)
- Tween 80 steril
- Mikroskop (1 buah)
- Akuades steril (46 mL)
- Inkubator (1 buah)
- NaCl fisiologis steril (46 mL)
- Oven (1 buah)
- Reagen karbol gentian violet
- Gelas arloji (1 buah)
- Alkohol 95%
- Pipet tetes (2 buah)
- Reagen fuschine
- Pipet ukur (10 buah)

- Tabung reaksi (10 buah)

- Rak tabung reaksi (1 buah)

- Batang ose (2 buah)

- Cawan petri (6 buah)

- Kaca objek (6 buah)

- Lampu spiritus (1 buah)

- Mikropipet (1 buah)
Skema Kerja

a) Identifikasi Staphylococcus aureus

1 ml Pengenceran 10-1 10 ml Pepton Water (PW)

Ditambahkan, lalu diinkubasi pada inkubator pada suhu 37°C


selama 1 x 24 jam
Diamati koloni yang tumbuh ditandai dengan adanya
kekeruhan
Jika muncul kekeruhan, dilanjutkan dengan cara
diinokulasikan 1 ose dengan cara digores pada medium
Manitol Salt Agar (MSA)
Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam

Hasil

Pertumbuhan koloni berwarna putih kekuningan


dikelilingi zona kuning (MSA)
b) Pewarnaan Gram

1 ose dari biakan 1 tetes NaCl fisiologis


Staphylococcus aureus

Diteteskan pada kaca objek


Dibuat apus setipis mungkin, dikeringkan,
dan difiksasi diatas lampu spiritus

Preparat ditetesi dengan pewarna karbol


gentian violet selama 2 menit
Warna dibuang

Ditetesi pewarna dengan lugol selama 1


menit

Preparat apus dilunturkan dengan alcohol


95% selama 1 menit lalu warna dibuang

Preparat dicuci dengan akuades dan diberi


pewarna fuschine selama 2 menit
Warna dibuang dan dibersihkan dengan
akuades

Dikeringkan dan diamati morfologi sel


dan warnanya dibawah mikroskop

Bakteri dikelompokkan sebagai Gram positif


apabila selnya terwarnai keunguan, dan Gram
negatif apabila selnya terwarnai merah.
c) Uji Katalase

1 ose dari biakan 1 tetes NaCl fisiologis


Staphylococcus aureus

Biakan dioleskan pada gelas


objek dengan menggunakan
ose dan ditambah H2O2 3%

Hasil

Hasil yang positif ditandai oleh terbentuknya


gelembung-gelembung udara

d) Uji Koagulase

1. Uji slide

1 ose dari biakan 1 tetes NaCl fisiologis


Staphylococcus aureus

Diteteskan pada kaca objek kemudian


disuspensikan

Setetes plasma diletakkan di dekat suspensi biakan


tersebut, keduanya dicampur dengan menggunakan ose
dan kemudian digoyangkan

Hasil

Reaksi positif terjadi apabila dalam waktu 2-3


menit terbentuk presipitat granuler
2. Uji Tabung

200 µl plasma dimasukkan secara Sebanyak 3-4 koloni biakan


aseptis ke dalam tabung reaksi steril Staphylococcus sp. yang diuji

Dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu


37°C
Pengamatan dilakukan pada 4 jam pertama,
dan sesudah 18-24 jam

Hasil

Reaksi positif akan terjadi apabila terbentuk clot


atau jelly dan ketika tabung dimiringkan jelly
tetap berada di dasar tabung
ANALISIS MIKROBIOLOGI PADA KOSMETIK

3. Tujuan: Menganalisis kosmetik secara mikrobiologis dengan mendeteksi adanya


bakteri Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa).

4. Alat dan Bahan

- Autoklaf - Kertas coklat

- Laminar Air Flow - Media CN-agar/Pseudomonas agar


base
- Mikroskop
- Kertas oksidase/pereaksi oksidase
- Inkubator
- Media King’s B
- Oven
- Asetamide Broth
- Gelas arloji
- Media setengah padat Motil
- Pipet tetes
- Media Simmon Citrate
- Pipet ukur
- Akuades steril
- Tabung reaksi

- Rak tabung reaksi

- Batang ose

- Cawan petri

- Kaca objek

- Lampu spiritus

- Mikropipet
a. Isolasi Bakteri

1 ml Pengenceran 10-3 ,10-4,10-5 CN-agar

Dimasukkan cawan petri

Ditambahkan lalu dihomogenkan dan


dibiarkan memadat
Diinkubasikan dalam inkubator pada suhu
37°C selama 1 x 24 jam. Atau dilanjutkan
48 jam jika pertumbuhan bakteri lambat

Hasil

- Dihitung semua koloni


- Koloni warna biru/hijau terkonfirmasi P.aeruginosa.
Berpendar tapi tidak bewarna biru/hijau dilakukan uji
konfirmasi. Bewarna coklat kemerahan dilakukan uji
konfirmasi

Uji Konfirmasi

b. Uji Oksidase
2 atau 3 tetes pereaksi
1 ose dari biakan
oksidase segar
Pseudomonas aeruginosa

Biakan dioleskan pada gelas


objek dengan menggunakan ose
dan diamati
Hasil

Hasil yang positif ditandai oleh terbentuknya


warna biru-ungu dalam 10 detik
c. Media King’s B

1 ose dari biakan Media King’s B


Pseudomonas aeruginosa

Dibiakkan kemudian diinkubasi selama 5


hari pada suhu 370C

Hasil dicatat adanya pendaran dan diamati


pertumbuhan dibawah UV

d. Acetamide Broth

1 ose dari biakan Acetamide broth

Pseudomonas aeruginosa

Diinokulasikan
Diinkubasikan dalam inkubator
pada suhu 37°C selama 1 x 24
jam
Ditambahkan pereaksi nessler

Hasil positif terjadi perubahan


Hasil
warna bervariasi dari kuning
sampai merah bata.
e. Uji Motil

1 ose dari biakan Media setengah padat motil


Pseudomonas aeruginosa

Diambil biakan menggunakan ose lurus.


Satu ose koloni bakteri ditusukkan dalam
media setengah padat motil.

Diinkubasi pada suhu 370C selama 20 jam.


Dilakukan pengamatan

Hasil

Reaksi positif terjadi apabila terdapat


kekeruhan di sekitar tusukan

f. Uji sitrat

1 ose dari biakan Media setengah padat motil


Pseudomona aeruginosa

Diambil biakan menggunakan ose.


Satu ose koloni bakteri digoreskan pada
media simmon citrate dengan teknik gores
zig-zag
Diinkubasi pada suhu 370C selama 20 jam.

Hasil

Reaksi positif terjadi ditunjukkan dengan warna


media menjadi hijau.
Pembuatan media
1. Media NA

1 gram media NA 50 ml akuadest steril

Ditambahkan akuadest

Larutan Media NA

 Dipanaskan
 Diaduk hingga homogeny
Larutan agak jernih
 di masukkan dalam tabung reaksi (@20 ml)
 disterilisasi dengan autoclave

Media NA

2. Media PDA

3,9 gram media PDA 100 ml akuadest steril

Ditambahkan akuadest

Larutan Media PDA

 Dipanaskan
 Diaduk hingga homogen
 di masukkan dalam tabung reaksi
masing-masing 20 ml
 disterilisasi dengan autoclave

Media PDA

Anda mungkin juga menyukai