Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS MIKROBIOLOGI (AKK)

DISUSUN OLEH :

ILYIN NOVI LATIFAH


P27235020022
4A/ DIII ANAFARMA

JURUSAN ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2021/2022
PRAKTIKUM I

ANALISIS MIKROBIOLOGI (AKK)


I. TUJUAN
Mengetahui jumlah kapang khamir dalam sampel dengan metode AKK
II. DASAR TEORI
Menurut permenkes 220 tahun 1976, kosmetik adalah bahan atau campuran
bahan untuk digosokkan, diletakkan, dituangkan, dipercikkan, disemprotkan,
dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk
membersihkan, memelihara, menambah daya tarik, atau mengubah rupa,dan kosmetik
tidak termasuk golongan obat (Widana, 2014).
Menurut Tranggono dan Latifah (2007) menyatakan, kosmetik dikenal
manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai
mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Produk
kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sejak lahir
hingga meninggalkan dunia ini. Produkproduk itu dipakai secara berulang setiap hari
dan di seluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki, sehingga diperlukan
persyaratan aman untuk dipakai.
Salah satu kosmetik yang banyak diminati saat ini adalah sediaan masker.
Masker adalah sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah yang digunakan untuk
mengencangkan kulit, mengangkat sel-sel tanduk, menghaluskan dan mencerahkan
kulit (Irawati dan Sulandjari, 2013).
Masker yang terdiri dari berbagai basis ini di pasaran dikombinasikan dengan
bahan-bahan dasar yang berasal dari alam seperti buah-buahan, sayur- sayuran, dan
sebagainya. Kombinasi yang dilakukan memiliki berbagai fungsi, salah satunya
adalah sebagai antioksidan untuk kulit wajah. Beberapa tanaman dapat dimanfaatkan
sebagai bahan dasar dalam sediaan kosmetika. Sebagai salah satu contoh adalah buah
alvokat, yang telah diaplikasikan sebagai bahan dasar dalam sediaan masker (Septiani
dkk, 2011).
Kosmetik yang sudah terkontaminasi mikroorganisme biasanya terlihat dari
warna, bau dan kekentalan. jika kosmetik yang sudah terkontaminasi
tersebutdigunakan pada kulit tidak menutupi kemungkinan kulit mengalami iritasi
bahkaninfeksi. Hal tersebut memudahkan mikroorganisme masuk kedalam
produkkosmetik dan berkembang biak menjadi koloni-koloni selama penyimpanan
atau setelah kemasan dibuka (Tranggono dan Latifah,2007).
Menurut Noverita (2009), Kapang dan khamir merupakan kelompok
mikroorganisme yang termasuk filum fungi. Kehadiran mikroorganisme di
lingkungan terutama perairan dapat bersifat menguntungkan, karena kemampuannya
dalam merombak senyawa organik komplek menjadi senyawa sederhana yang sangat
dibutuhkan tanaman sebagai sumber nutriennya. Fungsi lain dari fungi adalah
menghasilkan berbagai jenis enzim, vitamin, hormon tumbuh, asam-asam organik dan
antibiotik. Sementara itu dari segi merugikan, kehadiran fungi ini dapat menimbulkan
berbagai jenis penyakit yang membahayakan bagi organisme lain terutama manusia
karena kapang sangan mudah tumbuh di suhu kamar di daerah yang lembab (Artanti,
2018)
Prinsip uji kapang khamir adalah menumbuhkan kapang khamir dari sampel
terasi pada media yang sesuai. Media yang digunakan harus mempunyai nutrisi yang
dibutuhkan kapang khamir untuk dapat tumbuh. Kapang adalah mikroba yang bersifat
aerobik yaitu membutuhkan oksigen untuk hidup sedangkan khamirbersifat fakultatif
yaitu dapat hidup, tanpa oksigen (anaerobik) maupun aerobik (Fardiaz, 1992).
Media yang digunakan adalah PDA (Plate Dextrose Agar) yang termasuk
dalam media semi sintetik karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan
sintetis (dextrose dan agar). Kentang merupakan sumber karbon (karbohidrat),
vitamin dan energi, dextrose sebagai sumber gula dan energi, selain itu komponen
agar berfungsi untuk memadatkan medium PDA. Masing-masing dari ketiga
komponen tersebut sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroorganisme terutama jamur (Octavia dan Sri, 2017).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Mortar & Stamper
2. Labu Erlenmeyer
3. Cawan petri
4. Hotplate stirrer & stirrer
5. Pembakar Bunsen
6. Laminar air flow
7. Mikropipet/pipet volume
B. Bahan
1. Media PDA
2. NaCl
3. Aquades
4. Sampel makanan uji
5. Etanol 70%
IV. PROSEDUR
Siapkan 4 buah tabung reaksi steril dan pipet ukur, simpan tabung reaksi tersebut dalam rak tabung re
Siapkan 5 buah tabung reaksi steril dan pipet ukur, simpan tabung reaksi tersebut dalam rak tabung re
Siapkan 5 buah tabung reaksi steril dan pipet ukur, simpan tabung reaksi tersebut dalam rak tabung re

Tabung reaksi diisi dengan NaCl 0,9% sebanyak 9 mL, ditutup dengan kapas,
diberi label 10-1-10-4.

Sampel ditimbang 1 gram dimasukkan pada tabung reaksi berlabel 10-1dikockatu


arah atau dengan vorteks hingga homogen, dipepet 1 mL dimasukkan dalam
tabung reaksi berlabel 10-2 , dihomogenkan, diulang hingga pengenceran 10-4

Menyiapkan media PCA ( menimbang sebanyak 4 gr PDA, dilarutkan dalam 100


ml aquades, panaskan diatas hotplate stirrer pada suhu 270°C sampai larutan
jernih. disterilisasi menggunakan autoklaf. )

Media dimasukan dalam cawan petri steril yang telah diberi label 10-1-10-4

Sampel dimasukkan dalam cawan petri sebanyak 1 mL sesuai penanda pada label (
tabung 10-1 ke cawan 10-1 dst.)

Cawan petri diputar searah jarum jam sebanyak 5 kali, kemudian berlawanan arah
jarum jam sebanyak 5 kali, atau membentuk angka 8 sebanyak 5 kali.Inkubasi
pada suhu kamar selama 5-7 hari.
V. HASIL DAN PERHITUNGAN
10-1 10-2 10-3 10-4 Diskusi
Sampel Kel- Rata-
Ke-2 Kel-3 Kel-4 kesimpulan
1 rata
Masker Bengkoang 27 0 0 230
Masker Avokado 19 1 0 0
Masker strawberry 55 33 5 0

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum analisis mikrobiologi Angka Kapang Khamir yang bertujuan
untuk mengetahui mikroorganisme kapang khamir dalam sediaan kosmetika,
digunakan sampel maker bengkoang berbentuk serbuk. Prinsip dari pengujian AKK
adalah menumbuhkan kapang khamir dari sampel kedalam media tertentu.
Hasil yang didapat dari praktikum analisis mikrobiologi AKK kelompok 2
kloter 1 adalah tidak ada kapang khamir yang tumbuh pada media, yang artinya tidak
ada cemaran kapang khamir dalam sediaan masker bubuk yang digunakan sebagai
sampel dan masker tersebut layak digunakan berdasarkan Peraturan Kepala BPOM
Nomor 7 tahun 2014 tentang persyaratan cemaran mikroba dan logam berat dalam
kosmetik selain untuk anak dibawah 3 tahun, area di sekitar mata dan membran
mukosa bahwa Angka Kapang Khamir tidak lebih dari 103 Koloni/gram.
VII.KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum analisis mikrobiologi Angka
Kapang Khamir yaitu pada sampel tidak ditemukan adanya kapang khamir yang
tumbuh dalam media.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Artanti, D. (2018). Pemeriksaan Jumlah Kapang Pada Terasi Dalam Kemasan
Tanpa Merk Di Pasar Kecamatan Tambaksari Surabaya. Surabaya: Universitas
Muhammadiyah Surabaya. Halaman: 4-10 dan 13-14.
Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Halaman: 8-46.
Irawati, L. dan Siti S. 2013. Pengaruh Komposisi Masker Kulit Buah Manggis
(Garcinia Mangostana l.) Dan Pati Bengkuang Terhadap Hasil Penyembuhan Jerawat
Jerawat Pada Kulit Wajah Berminyak. E-Journal. Vol 02. No. 02. Hal. 40-48.
Octavia, A., Sri, W. (2017). Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus
flavus Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media Alternatif dari Singkong
(Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan. Vol. 6(2). Halaman: 625-631.
Septiani,s., n. Wathoni, Dan s. r. Mita. 2011. Formulasi Sediaan Masker Gel
Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum Gnemon l.). Jurnal Unpad.
1(1): 4-24.
Tranggono, R.I., Latifah, F., 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik.Dalam : Djajadisastra, J. (Editor). Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
Indonesia.
Widana, G.A.B., 2014. Analisis Obat, Kosmetik, dan Makanan. Graha Ilmu.
Siangraja,indonesia. Hal 51
LAMPIRAN

Hasil tampak belakang Hasil tampak depan

Anda mungkin juga menyukai