Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

Pengujian Keamanan Sediaan Kosmetika Yang Beredar


Dibeberapa Pasar Tradisional dan Mall Dikota Makassar
Dengan Menggunakan Metode Uji Efektivitas Pengawet Anti
Mikroba Dalam Kosmetik (93/MIK/06)

Diusulkan oleh :

Santi Kartika Puji Rahayu

1801320

PROGRAM STRATA SATU FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR

MAKASSAR

2020
Pengujian Keamanan Sediaan Kosmetika Yang Beredar
Dibeberapa Pasar Tradisional dan Mall Dikota Makassar
Dengan Menggunakan Metode Uji Efektivitas Pengawet Anti
Mikroba Dalam Kosmetik (93/MIK/06)

Diusulkan oleh :

Santi Kartika Puji Rahayu

Nomor Induk Mahasiswa : 1801320

Disetujui Oleh :

Kepala Balai Besar POM Dosen Pembimbing


di Makassar

Drs. Abdul Rahim, Apt., M.Si Andi Nur Aisyah, S.Si.,M.Si.,Apt


NIP. 19641028 199103 1 002 NIDN. 0921048402
A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan produksi kosmetik berkembang pesat seiring dengan

peningkatan kebutuhan masyarakat akan mamfaat kosmetik itu sendiri.

Resiko sosial yang tidak bisa dihindari dari peningkatan produksi tersebut

adalah persaingan pasar meliputi merek, kegunaan, kulaitas, bahkan

harga menjadi sedimikian ketat. Dampak sosial ini menyebabkan terbuka

lebarnya kemungkinan-kemungkinan akan munculnya produk kosmetik

yang tidak layak, tidak aman, bahkan berbahaya. Setidaknya, ada 2 hal

utama yang menjadi penyebab muncul dan beredarnya produk kosmetik,

seperti yang disebutkan diatas, antara lain :

1. Pihak produsen mencari keuntungan besar dengan menyepelekan

beberapa aspek produksi sehingga harga produksi dapat ditekan

sekecil mungkin.

2. Tuntutan konsumen terhadap kualitas tinggi dan harga yang paling

murah. Hal ini didukung oleh masih rendahnya edukasi terhadap

masyarakat akan pentingnya memperhatikan legalitas kualitas produk

kosmetik yang digunakan.

Dari dua poin diatas, dapat dilihat bahwa ternyata terdapat

keterkaitan erat antara pihak produsen dan konsumen sehubungan

dengan maraknya produk kosmetik yang tidak layak dan berbahaya

ditengah masyarakat. Untuk itu diperlukan hadirnya pihak ketiga, dalam

hal ini diperankan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai
aparatur sipil negara dengan membawa regulasi dalam pengawasan dan

pengujian terhadap produk-produk kosmetik yang beredar dimasyarakat,

untuk memastikan legalitas, kemanan dan kulaitas dari setiap produk

kosmetik yang beredar di NKRI.

Berdasarkan hal tersebut, maka peningkatan kualitas setiap sumber

daya yang terkait dalam hal pengawasan, pemeriksaan dan pengujian di

Badan POM RI pun merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa

ditawar. Peningkatan berkaitan dengan sumber daya manusia, alat serta

metode yang digunakan menjadi kebutuhan primer yang tidak bisa

disekunderkan lagi, mengingat tantangan dan tingkat kesulitan didalam

pengujian legalitas dan keamanan produk kosmetik juga senantiasa

meningkat seiring waktu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana efektivitas pengawet antimikroba pada beberapa sediaan

kosmetik yang beredar di pasar tradisional dan mall di makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui berapa lama produk yang beredar dipasaran

khususnya sediaan kosmetik memiliki daya hambat terhadap

pertumbuhan bakteri.

D. Mamfaat Penelitian
1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang efektivitas

pengawet antimikroba pada sediaan kosmetik.

2. Untuk menambah ruang lingkup parameter uji, khususnya di

Laboratorium Mikrobiologi BPOM Makassar.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Balai Besar

POM di Makassar. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Januari

sampai Februari 2020.

F. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah autoklaf,

Biohazard cabinet, butir kaca, botol media, cawan petri, coloni counter,

inkubator, hemositometer, jarum inokulasi, Mc. Farland (BaSO 4) no.2,

mikroskop fase-kontras,oven, pH meter, pembakar bunsen, pipet ukur

berskala, spektrofotometer/kolorimetri, tangas air, timbangan top-loading,

tabung reaksi, vortex mixer.

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah aquadest,

antibiotik, letheen agar, larutan dapar klorida, natrium agar (NA), natrium

klorida (NaCl), mycophil agar, mikroba uji (Aspergillus niger ATCC 16404,

Candida albicans ATCC 10231, Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027,

Staphylococcus aureus ATCC 6538, dan Enterobacter aerogenes ATCC

13048), peptone, potato dextrose agar (PDA), Triyptic soy agar (TSA),

tween 80, sabouraud dextrose agar (SDA).


G. Metode Penelitian

a. Sterilisasi Alat

Alat yang akan digunakan disterilkan terlebih dahulu. Alat plastik

dan alat kaca yang memiliki skala disterilkan menggunakan autoklaf

pada suhu 121°C selama 15 menit, alat yang terbuat dari kaca yang

tidak memiliki skala disterilkan menggunakan oven pada suhu 170°C-

180°C selama 2 jam dan ose bulat disterilkan dengan cara dipijarkan

menggunakan lampu spiritus.

b. Penyiapan Mikroba Uji

1. Mikroba hidup yang digunakan dalam uji harus tidak boleh lebih

dari turunan kelima biakan asli ATCC.

2. Goreskan stok biakan Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus

aureus, dan Enterobacter aerogenes pada agar miring TSA dan

inkubasi pada 35 ± 2°C selama 18-24 jam.

3. Goreskan stok biakan Candida albicans pada agar miring SDAa

dan inkubasi pada 25 ± 2°C selama 48 jam.

4. Goreskan stok biakan Aspergillus niger pada agar miring SDAa dan

inkubasi pada 25 ± 2°C selama 7-14 hari atau sampai sporulasi

sempurna.

c. Pemanenan Biakan Mikroba Uji


1. Cuci setiap biakan bakteri dan khamir dengan 2 × 2,5 mL larutan

pengencer 1; dan biakan kapang dengan 2 × 2,5 mL larutan

pengencer 2, lepaskan biakan dari permukaan agar dengan

bantuan butir kaca steril. pindahkan suspensi kedalam tabung

reaksi steril dan campur menggunakan vortex mixer agar tersebar

merata.

2. Sesuaikan setiap pencucian dengan pengencer yang sama untuk

menghasilkan 108 cfu/mL suspensi bakteri dan 10 7 cfu/mL suspensi

khamir dan kapang. bandingkan suspensi dengan larutan standar

Mc. Farland (BaSO4) no.2, pengukuran absorbansi atau metode

lain yang berkaitan dengan angka lempeng total (ALT).

d. Penentuan Jumlah Bakteri Uji dengan Metode ALT-Cara Sebar

Permukaan

1. Tuang sekitar 15-20 mL TSA yang telah dicairkan pada cawan petri

steril dan biarkan memadat.

2. Isi masing-masing dari 10 tabung steril dengan 9 mL larutan

pengencer 1.

3. Inokulasi 1 mL dari masing-masing suspensi bakteri (Pseudomonas

aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Enterobacter aerogene)

kedalam tabung reaksi pertama yang mengandung 9 mL pengencer

1 (tandai sebagai 10-1). Ulangi proses pengenceran 10-kali hingga

10-10. Campur menggunakan vortex mixer untuk menjamin distribusi

yang homogen.
4. Pipet 0,5 mL suspensi dari pengenceran 10 -4 hingga 10-10 dan

sebarkan kepermukaan TSA, dilakukan secara duplo.

5. Setelah suspensi diserap oleh media, dibalikkan cawan dan

inkubasi pada 35 ± 2°C selama 24-48 jam.

6. Catat pertumbuhan antara 30-300 koloni. Total koloni merupakan

hasil penjumlaham koloni dari kedua cawan petri, dikalikan faktor

pengenceran. Gunakan suspensi mengandung 10 8 cfu/mL bakteri

uji.

7. Gunakan bakteri segera atau simpan dikulkas pada 2-8°C selama

tidak lebih dari 72 jam.

e. Penentuan Jumlah Kapang dan Khamir Uji dengan Metode

ALT-Cara Tuang

1. Cairkan SDAa dan juga suhu pada 45-50°C dalam tangas air.

2. Isi masing-masing 10 tabung reaksi steril dengan 9 mL pengencer

(pengencer 1 untuk Candida albicans dan pengencer 2 untuk

Aspergillus niger).

3. Inokulasi 1 mL Candida albicans kedalam tabung reaksi pertama

yang berisi pengencer 1 dan Aspergillus niger kedalam tabung

reaksi pertama berisi pengencer 2. ulangi proses dengan

menginokulasi 1 mL suspensi dari tabung reaksi pertama kedalam

tabung reaksi kedua. Lakukan seri pengenceran kelipatan 10

hingga 10-10. Campur menggunakan vortex mixer untuk menjamin

homogenitas contoh.
4. Pipet 1 mL suspensi dari pengenceran 10 -4 hingga 10-10 kedalam

cawan petri steril, lakukan secara duplo. Tuang sekitar 15-20 mL

SDAa yang telah dicairkan kedalam setiap cawan, tutup, goyang

perlahan dan biarkan memadat.

5. Inkubasi pada 25 ± 2°C selama 48 jam (khamir) dan 72 jam

(kapang) dalam posisi cawan dibalik.

6. Catat pertumbuhan antara 30-300 koloni. Total koloni merupakan

rata-rata koloni dari kedua cawan petri, dikalikan faktor

pengenceran.

7. Gunakan suspensi yang mengandung 10 7 cfu/mL khamir dan

kapang untuk uji.

8. Gunakan mikroba segera atau simpan dikulkas pada 2-8°C selama

tidak lebih dari 72 jam.

f. Penyiapan Contoh

1. Siapkan 5 × 100 g contoh dalam 5 wadah gelas yang sesuai. tandai

dengan tepat (3 wadah untuk mikroba uji bakteri dan 2 wadah untuk

kapang dan khamir).

2. kosmetik cair

Gunakan produk secara langsung untuk uji

3. krim dengan dasar air dan losion

larutkan menggunakan larutan dapar klorida dengan perbandingan

sama (1:1), Panaskan pada 40-45°C dan homogenkan

menggunakan vortex mixer dengan bantuan butir kaca.


4. Padat dan serbuk

Campur produk dengan larutan dapar klorida dengan perbandingan

yang sama. Panaskan pada 40-45°C dan homogenkan

menggunakan vortex mixer dengan bantuan butir kaca.

5. Produk berbasis minyak/lemak

Campur 100 g contoh dengan 20 g minyak mineral sehingga

terbentuk pasta. Tambahkan 80 mL larutan dapar klorida.

Panaskan pada 40-45°C dan homogenkan menggunakan vortex

mixer dengan bantuan butir kaca.

6. Aerosol

Simpan seluruh wadah dalam refrigerator (2-8°C) selama 30 menit.

pindahkan 50 g aerosol kedalam wadah yang berisi 50 mL larutan

dapar klorid. Homogenkan menggunakan vortex mixer dengan

bantuan butir kaca.

g. Prosedur Uji

1. Contoh harus di verifikasi tidak adanya pertumbuhan bakteri,

khamir dan kapang menggunakan metode uji “Penetapan Angka

Kapang Khamir dan Uji Angka Lempeng Total dan Kosmetika”. Hal

ini harus dilakukan sebelum melangkah ke proses lebih lanjut.

2. Inokulasi masing-masing wadah contoh dengan dengan 1 mL

suspensi dari tiap mikroba uji yang mengandung 1,0 hingga 9,9 ×

106 cfu/mL (untuk bakteri) atau 1,0 hingga 9,9 × 10 5 cfu/mL (untuk

khamir dan kapang) [volume suspensi sebaiknya tidak melebihi 1%


dari jumlah contoh yang diuji]. Homogenkan menggunakan vortex

mixer.

3. Pindahkan masing-masing 20 g dari contoh yang telah diinokulasi

(sebagaimana tercantum dalam no.2) kedalam 4 wadah yang

berbeda untuk diuji dalam jangka waktu 2, 7, 14 dan 28 hari

H. Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisa menggunakan metode statistik yang

sesuai.

I. Kesimpulan

Pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan analisa data.

Anda mungkin juga menyukai