OLEH :
KELOMPOK : 5 (LIMA)
TRANSFER A 2018
ALFIA SAFUTRI 1801301
ERA BUDIASIH 1801282
INDAH SYAHRANI A 1801288
KURNIA HR 1801294
NURSUCIATI RAHMADHANI M 1801308
NIKETUT SUDIARTINI 1801301
SANTI KARTIKA PUJI RAHAYU 1801320
SRI WAHYUNI 1801314
SYAFIA ADJARA 1801326
JUNITA RUSLI 1801395
5. Bebas pirogen
Syarat dari sediaan steril salah satunya adalah bebas pirogen.
Pirogen atau endotoksi adalah produk metabolisme mikroorganisme
hidup, ataupun mati yang menyebabkan respon piretik sfesifik setelah
penyuntikan sediaan steril. Pirogen dapat bersumber dari air yang
digunakan sebagai pelarut, wadah yang digunakan dalam produksi,
pengemasan, penyimpanan, dan penghantaran obat dan zat kimia
yang digunakan untuk membuat larutan.
Dalam pembuatan sediaan steril perlu dilakukan pencegahan
agar tidak terdapat pirogen yang terkandung utamanya pada produk
steril. Berikut cara pencegahan terhadap pirogen:
Ada beberapa langkah yang dpat diambil untuk mencegah
pemasukan dan peningkatan pirogen dalam cairan parenteral. Hal
paling penting adalah dengan tepat merancang pengoperasian
penyulingan, dicocokan untuk mencegah tetsan dari air mendidih
kedalam destilat. Destilat harus dikumpulkan dalam wadah yang telah
dibilas dengan air destilat segar. Perlakuan untuk menghilangkan
tetesan-tetesan air yang terakumulasi yang dapat mengandung
pirogen atau untuk menghilangkan bahan pirogenik yang dapat
mengering dan melekat pada bagian dalam permukaan wadah. Usaha
perlindungan menghindarkan kontaminasi destilat oleh bakteri tahan
udara harus dilatih. Air destilat harus terlindung selama pengumpulan
dan harus digunakan sesegera mungkin setelah didestilasi untuk
mencegah perkembangbiakan bakteri yang mungkin ada. Larutan
seharusnya disaring dikemas disegel, dan disterilkan dengan secepat
mungkin (Scoville’s, 1957).
6. Metode dan Cara Sterilisasi
a. Metode dan Cara Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi panas kering biasanya dilakukan dengan oven pensteril
yang dirancang khusus untuk tujuan ini. Oven dapat dipanaskan dengan
gas atau listrik dan umumnya temperatur diatur secara otomatis.
Cara sterilisasi : Sterilisasi panas kering, biasanya ditetapkan pada
temperatur 1600 -1700 C dengan waktu tidak kurang dari 2 jam.
Sterilisasi panas kering umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa
yang tidak efektif disterilkan dengan uap air panas. Senyawa–senyawa
tersebut meliputi minyak lemak, gliserin, berbagai produk minyak tanah
seperti petrolatum, petrolatum cair (minyak mineral), paraffin dan berbagai
serbuk yang stabil oleh pemanasan seperti ZnO. Juga efektif untuk
sterilisasi alat-alat gelas, dan alat-alat bedah. Dan merupakan metode
pilihan bila dibutuhkan peralatan yang kering atau wadah yang kering
seperti pada pengemasan zat-zat kimia kering atau larutan bukan air
(Ansel, 1989).
Prinsip : Melalui mekanisme konduksi, panas diabsorbsi ole
permukaan dari peralatan yang disterilkan. Lalu merambat kebagian yang
lebih dalam dari peralatan tersebut sampai suhu untuk sterilisasi tercapai
secara merata. Mikroba terbunuh dengan cara oksidasi, dimana protein
mikroba akan mengalami koagulasi.
Cara sterilisasi : Sterilisasi menggunakan udara panas pada sebuah
alat yang disebut oven, sebuah bejana yang udara didalamnya harus
dipanaskan dengan cara sebagai berikut :
1. Pemanasan udara di oven dengan memanfaatkan gas atau listrik,
suhu dapat mencapai 160-180°C.
2. Durasi / waktu untuk proses sterilisasi 1-2 jam, lebih lama dari pada
menggunakan autoclave karena daya penetrasinya tidak sebaik
uap panas.
3. Digunakan untuk sterilisasi alat-alat dari gelas seperti tabung
reaksi, labu, cawan petri, dan sebagainya (Darmadi, 2008).