Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

STERILISASI

Nama : Amalia Rolobessy


NIM : 2018-03-11-135
Sesi : 06
Kelompok :2
Ketua : Monika Anggrainy
Anggota : 1. Amalia Rolobessy (20180311135)
2. Rohaniva Yusniasari (20180311141)
3. Liu Su Na (20180311150)
4. Weno Handriyono (20180311157)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penuis bisa menyelesaikan Laporan praktikum ini tepat
pada waktunya, dengan judul “Sterilisasi”. Laporan ini disusun untuk memenuhi praktikum
mata kuliah Mikrobiologi. Diharapkan laporan praktikum ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua tentang bagaimana proses Pembuatan Media.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Inherni Marti Abna, S.Si, M.Si. selaku Dosen matakuliah Mikrobiologi Farmasi
Universitas Esa Unggul.
2. Teman-teman sesi 06 kelompok 2 yang telah menyemangati satu sama lain dan
memberikan masukan, sehingga laporan ini dapat selesai.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Jakarta,24 Septembar 2019


Penyusun

Amalia Rolobessy
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pelaksanaan
Tanggal Praktikum : Selasa, 10 September 2019
Waktu Praktikum : 13.50 – 16.20
Tempat Praktikum : Laboratorium Terpadu Universitas Esa Unggul

1.2 Topik
1. Sterilisasi

1.3 Tujuan
1. Mengetahui metode sterilisasi
2. Membebaskan alat maupun media dari jasad renik
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika
ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang biak.
Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri
adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung
sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan
mikrobia akan diluluhkan. (Lay, 1992).

Menurut Talaro (2002:321) pembagian jenis mikroorganisme berdasarkan


ketahananya terhadap proses steril adalah sebagai berikut :
a. Resistensi tinggi, contohnya endospora bakteri
b. Resistensi sedang, contohnya Cyst protozoa, spora seksual fungi (zygospora)
c. Resistensi rendah, contohnya sebagian besar sel vegetative bakteri, hifa atau
spora fungi umum, virus, yeast dan tropozoit
Sterilisasi yang paling umum dilakuakan dapat berupa sterilisasi secara fisk
(pemanasan, peggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa
kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau teruarai akibat temperature atau
tekanan tinggi). sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disenfektan).
Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi
atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter
(Suriawiria, 2005)

2.2.Metode Sterilisasi
a. Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah biasanya dilakukan didalam autoclave uap yang mulai
diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 121C selama 15 menit.
Adapun alasan digunakannya suhu 121C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada
ketinggian permukaan laut. Autoclave merupakan alat yang esensial dalam setiap
laboratorium mikrobiologi. Pada umumnya tidak selalu autoclave dijalankan pada
tekanan kira0kira 15-16 per(5kg/cm^2) pada suhu 121C. waktu yang diperlukan
untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang disterilkan.
b. Sterilisasi Kering
Sterilisasi kering merupakan proses pemusnahan bakteri yang terdapat pada
peralatan praktikum dengan menggunakan oven. Hal ini bermanfaat dalam penelitian
mikroorganisme yang membutuhkan peralatan steril agar peralatan tersebut tidak
terkontaminasi oleh mikroorganisme yang tidak diinginkan, sterilisasi harus dapat
membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri. Apabila masih
terdapat pertumbuhan mikroorganisme hal ini menunjukkan pertumbuhan bakteri
masih berlangsung dan proses sterilisasi yang tidak sempurna. Alat sterilisasi kering
ang biasa digunakan adalah oven. Alat yang disterilkan dengan menggunakan
sterilisasi yaitu cawan petri, tabung reaksi, gelas kimia dan Erlenmeyer yang
dibungkus dengan kertas dan dimasukkan kedalam oven selama 1 jam pada
temperature 170C dengan system udara statis. Keuntungan dari sterilisasi kering
yaitu tidak ada uap air yang mebasahi peralatan yang disterilakan.
c. Pemanasan bertahap
Pemanasan bertahap dilakukan bila media atau bahan kimia tahan terhadap uap
1000C (Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan bertahap (tindalisasi) dilakukan dengan
cara memanaskan medium atau larutan menggunakan uao selama satu jam setiap hari
untuk tiga hari berturut-turut. Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja
diadakan supaya spora dapat bergerminasi menjadi sel vegetative sehingga mudah
dibunuh pada pemanasan berikutanya (Fardiaz, 1992)
d. Perebusan
Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap air pada suhu
1000C selama beberapa menit (Fardiaz,1992). Pada suhu ini sel vegetative dimatikan,
sedang spora belum dapat dihilangkan (Lay dan Hastowo, 1992). Digunakan untuk
sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan darutan.
Dapat membunuh bentuk vegetative mikroorganisme tetapi tidak sporanya.

Beberapa bakteri tertentu tahan terhadap suhu perebusan ini, misalnya Clostridium
perfringens dan Clostridium botulinum tetao hidup meskipun direbus selama beberapa
jam (Lay dan Hastowo, 1992)
e. Radiasi ionisasi
Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung energi yang jauh lebih tinggi
dari pada sinar ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai daya desinfektan yang lebih
kuat. Salah satu contoh radiasi ionisasi adalah sinar gamma yang dipancarkan dari
kobalt-10 (Fardiaz, 1992). Kebanyakan peralatan yang berasal dari pabrik telah
disterilisasi dengan metode radiasi ionisasi (kobalt 60)
f. Pemanasan dengan api langsung
Pemijaran dapat langsung membunuh mikroorganisme (termasuk endospora) yang
disterilkan dengan cara membakar mikroorganisme sehingga cara ini adalah cara
paling cepat. Namun kekuranganya adalah sangat terbatasnya cakupan alat yang
disterilkan menggunakan pemijaran dan ketidakpraktisan dalam mensterilisasi alat
berukuran besar. Alat yang dipakai untuk sterilisasi dengan api yaitu:
1) Bunsen burner, loop incinerator dan pembakar spiritus
Bunsen burner dan pembakar spiritus digunakan untuk sterilisasi alat inokulasi
dengan pembakaran seperti sterilisasi jarum inokulum atau spreader. Untuk
memastikan kesterilan jarum inokulum dibakar sampai membara dan spreader
dapat dicelupkan alkohol lalu dibakar. (Ratna 1985)
2) Gas torch
Gas torch atau pembakar api portable berbahan bakar gas sangat berguna saat
dilakukan pengambilan sampel diluar laboratorium. Fungsinya adalah untuk
mensterilkan sampel point yang dapat berupa kran, pipa atau yang lainya
sebelum pengembilan sampel dilakukan. (Ratna 1985)
g. Uap air panas
Cara uap air panas membunuh mikroorganisme adalah bukan dengan
mengeringkannya tetapi dengan menonaktifkan enzim-enzimnya sehingga
metabolisme terhenti bekerja. Alat-alat yang digunakan antara lain :
1) Steamers dan boiling water baths
Steamers dan boiling water baths adalah semua alat yang terdiri dari suatu
wadah untuk menampung air yang memiliki elemen pemanasan dan bertutup.
Uap air yang dihasilkan alat ini berada pada tekanan atmosfer. Penggunaan alat
ini adalah untuk mencairkan media agar atau membuat media tidak tahan panas
pada tekanan. Pencairan kembali media agar steril dapat dilakukan dengan
waterbath suhu 47-500C media diangkat segera setelah semuanya mencair dan
digunakan tidak melebihi waktu simpan 4 jam. (Ratna 1985)
h. Uap air panas bertekanan
Uap air panas bertekanan lebih efisien dan penetratif dalam membunuh
mikroorganisme. Tekanan yang paling efisien yaitu 103 kpa (15 psi) selama 15 menit
yang dapat dilakukan oleh autoklaf.
1) Autoklaf (autoclave)
Menurut Morello et al (2003) tekanan yang digunakan untuk sterilisasi pada
umumnya 15 psi atau sekitar 1 atm dan dengan suku 1210C. lama sterilsiasi
dilakukan adalah 15 menit pada suhu 1210C dengan syarat suhu, tekanan dan
waktu tersebut maka segala bentuk mikroorganisme dapat dimatikan.
i. Sterilisasi dengan penyaringan
1) Sinar ultra violet (UV)
Sinar UV dapat membunuh bakteri patogen, spora, virus, jamur, serta ragi.
Sinar UV dapat bekerja selektif jika langsung disinari pada bahan yang akan
disterilkan.
2) Dengan sinar gamma
Digunakan isotop radioaktif, misalnya Co (kobalt 60) keuntungan yang akan
disterilkan adalah dapat disterilkan oelah wadah/kemasan
3) Dengan sinar X dan sinar katoda
Sinar X dan electron-elektronnya dengan intensitas tinggi mempunyai sifat
mematikan bakteri. (Ratna 1985)
j. Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia
Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan pemanasan kering dan
dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan. Sterilisasi dengan cara
kimia antara lain dengan desinfektan. Contoh desinfektan yang digunakan antara lain:
1) Untuk permukaan meja : lison 5%, formalin 4%, dan alkohol
2) Untuk di udara : natrium hipoklorit 15, lisol 5% atau senyawa fenol lain
Desinfektan kulit atau luka : cuci dengan air sabun, providon yodium dan etil
alkohol 70%. (Ratna 1985)
k. Sterilisasi dengan filtrasi
Cara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan, filtrasi
udara disebut HEPA (High Efficiency Paticulate Air). Tujuanya adalah untuk filtrasi
cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-obatan atau pada sistem
irigasi dalam ruang operasi. Jenis filternya yang penting ialah por-porinya harus lebih
kecil dari jenis kuman. Pori-pori filter ukuranya minimal 0,22 micron. (Ratna 1985)
l. Tyndallisasi
Metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap beberapa menit saja,
karena metode ini untuk mensterilkan medium atau alat yang tidak tahan dengan suhu
tinggi. dengan suhu 1000C selama 30 menit dalam 3 hari berturut-turut. Sehingga
dapat dihasilkan medium yang steril dengan zat-zat organic yang terkandung di
dalamnya tidak mengalami banyak perubahan. (Ratna 1985)
m. Pasteurisasi
Pasteurisasi bukan suatu bentuk sterilisasi. Tetapi metode untuk membinasakan
organisme penyebab penyakit. Kita dapat membinasakan organisme tersebut dengan
cara dipanaskan dengan suhu tinggi sekitar 60-800C selama 1 jam 3 hari berturut-turut.
(Ratna 1985)
n.
Pembakaran
Metode pembakaran digunakan untuk memusnahkan bangkai, hewan-hewan
penelitian yang terinfeksi, dan bahan terinfeksi lainnya yang perlu dibuang.
Pemusnahan mikroorganisme dengan pembakaran juga dilakukan secara rutin di
laboratorium terhadap jarum pindah, yang dipijarkan di atas pembakar Bunsen.
Pembakaran sangat efektif untuk metode sterilisasi. (Ratna 1985)

2.3. Fungsi Sterilisasi


Menurut (Hadioetomo 1993) fungsi dilakukan sterilisasi menggunakan autoklaf tersebut
ialah:
3. Agar terjamin kebersihan alat
4. Menyiapkan peralatan dalam keadaan siap dipakai
5. Mencegah peralatan mudah rusak
6. Mencegah terjadinya infeksi silang
6.1.Sebagai penetapan akhir alat tersebut telah siap dipakai.
BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


a. Alat
1. Ose bulat dan panjang
2. Cawan petri
3. Tabung reaksi
4. Lampu spiritus
5. Erlenmeyer
6. Rak tabung reaksi
7. Botol semprot
8. Autoklaf
9. Oven

b. Bahan
1. Kertas HVS A4 (4 lembar)
2. Alumanium foil
3. Kapas
4. Aquadest
5. Alkohol

3.2 Cara Kerja

1. Sediakan alat-alat yang akan disterilisasikan.


2. Bungkus cawan petri dengan kertas hvs lalu dilipat.
3. Masukkan alat dan bahan yang akan disterilkan kedalam alat sterifikasi yaitu
autoklaf.
4. Sterilisasi dengan alat autoklaf dengan menggunakan suhu 121C selama 15 menit.
5. Jika tekanan pada autoklaf jarum penunjuknya mendekati garis merah, maka segera
tekanannya diturunkan ke LOW, kemudian sebaliknya. Dan tekanan dipertahankan
selama 15 menit.
6. Setelah sterilisasi, dinginkan alat dan bahannya, kemudian matikan autoklaf.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Gambar 1. Sterilisasi Gambar 2. Sterilisasi cawan Gambar 3.Sterilisasi


media NA dan PDA petri media NA dan PDA
miring

Gambar 4. Media PDA Gambar 5. Media NA


setelah sterilisasi setelah sterilisasi

No Jenis Sterilisasi Alat Yang digunakan Yang disterilkan Suhu Waktu

1. Basah autoklaf Media NA dan 121C 15 menit


Media PDA
2. Kering Oven Cawan Petri 160C- Jam
180C
4.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, prakikan melakukan percobaan Sterilisasi alat dan bahan
media yang akan digunakan. Sterilisasi adalah pembebasan suatu material bahan maupun alat
dari berbagai mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Sel-sel vegetative bakteri dan
fungi dapat dimatikan pada suhu 600C dalam waktu 5-10 menit. Namun spora fungi dapat
mati pada suhu di atas 800C dan spora bakteri baru mati di atas suhu 1200C selama 15 menit.
(Achlegel, 1994). Dalam praktikum kali ini praktikan melakukan dua metode sterilisasi yaitu
sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Alat yang disterilkan dengan metode sterilisasi basah
yaitu media NA dan Media PDA. Sedangkan alat yang disterilkan dengan metode sterilisasi
kering yaitu cawan petri.

Sterilisasi Basah

Sterilisasi basah adalah proses pemusnahan bakteri yang terdapat pada peralatan
praktikum yang akan digunakan dengan menggunakan autoklaf. Autoklaf yaitu alat yang
digunkan untuk sterilisasi. Autoklaf termasuk kedalam teknik sterilisasi secara fisika dengan
prinsip arus uap dan tekanan. Alat ini sering digunakan dalam teknik pensterilan karena
tingkat koofisien dan sifat alat yang tidak merusak kandungan dalam media pertumbuhan
yang dipakai yaitu NA, PDA, MEA dan LB (Suriawiria, 2005).

Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh
mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Biasanya menggunakan autoklaf dengan
temperature 121C tekanan 1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung pada volume dan jenis
bahan yang disterilkan. Air biasanya disterilkan selama 1 jam dan media selama 20-40 menit.
Sterilisasi yang terlalu lama dapat mengakibatkan penguraian gula, degradasi vitamin dan
asam amino, inaktivasi sitokinin zeatin riboside, dan perubahan pH yang mengakibatkan
depolimerisasi agar. Apabila waktu sterilisasi media telah selesai, autoklaf tidak boleh
diturunkan tekanannya secara mendadak, karena apabila diturunkan mendadak cairan
didalamnya akan mendidih dan bubbled up atau meluap. Selain itu juga akan berdampak pada
meluapnya cairan yang terdapat didalam tabung reaksi dan Erlenmeyer.

Sterilisasi Kering

Sterilisasi kering merupakan proses pemusnahan bakteri yang terdapat pada peralatan
praktikum dengan menggunakan oven. Hal ini bermanfaat dalam penelitian mikroorganisme
yang membutuhkan peralatan steril agar peralatan tersebut tidak terkontaminasi oleh
mikroorganisme yang tidak diinginkan, sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang
paling tahan panas yaitu spora bakteri. Apabila masih terdapat pertumbuhan mikroorganisme
hal ini menunjukkan pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan proses sterilisasi yang tidak
sempurna. Alat sterilisasi kering ang biasa digunakan adalah oven. Alat yang disterilkan
dengan menggunakan sterilisasi yaitu cawan petri, tabung reaksi, gelas kimia dan Erlenmeyer
yang dibungkus dengan kertas dan dimasukkan kedalam oven selama 1 jam pada temperature
170C dengan system udara statis. Keuntungan dari sterilisasi kering yaitu tidak ada uap air
yang mebasahi peralatan yang disterilakan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Sterilisasi adalah pembebasan suatu material bahan mupun alat dari berbagai
mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya.
b. Metode sterilisasi terdiri sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi basah
menggunakan autoklaf dengan alat media yang digunakan yaitu media NA dan media
PDA. Sterilisasi kering menggunakan oven dengan alat yang disterilkan yaitu cawan
petri, gelas kimia, taung reaksi dan Erlenmeyer.
c. Untuk mebebaskan alat dari jasad renik tergantung dari suhu, tekanan, jenis alat yang
akan disterilkan, serta metode yang tepat yang akan digunakan untuk mensterilakn
alat.
DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz. S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 320 hal
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek: Teknik dan Prosedur Dasar

Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 163 hal.

Hadioetomo, R.S. 1985. Mikrobiologi Dasar-Dasar Praktik. Gramedia, Jakarta


Halver,J,E dan R.W. Hardy. 2002. Fist Nutrition Third Edition. Elsevier Science United State

of America

Lay, B. W. Dan Hastowo. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali Press,1982.

Lucas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril.Yogyakarta. C.V.Andi.Offset

Indra. 2008. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti: Bandung

Lay. B, W. and Hastowo. 1992. Mikrobiologi. Rajawali Press. Jakarta


Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga

Ratna. 1985. Mikrobiologi Dasar. Gramedia. Jakarta


Sandra.E. 2013. Cara Mudah Memahami dan Menguasai Kultur Jaringan Skala Rumah

Tangga. IPB Press, Bogor

Sugianto, 2012, Pembuatan Medium, UGM: Yogyakarta

Talaro. K. P. and Talaro A. 2002. Foundation In Microbiology, 4 ed, USA. The MeGraw-Hill
Companies, 890
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Berat medium NA Gambar 2. Berat medium PDA Gambar 3. Media NA dan
PDA + aquadest

Gambar 4. Media NA dan PDA Gambar 5. Media NA dan PDA Gambar 6. Media NA dan
Miring sudah miring yang akan disterilisasi PDA yang akan
Pemanasan disterilisasi

Gambar 7. Media NA dan PDA Gambar 8. Media NA Gambar 9. Media PDA


miring selesai sterilisasi setelah sterilisasi setelah sterilisasi

Anda mungkin juga menyukai