Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN


(Salmonella sp. dan Staphylococcus aureus)

DISUSUN OLEH :

ILYIN NOVI LATIFAH

P27235020022

4A/ DIII ANAFARMA

JURUSAN ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


2021/2022

PRAKTIKUM IDENTIFIKASI BAKTERI PATOGEN


(Salmonella sp. dan Staphylococcus aureus)

A. TUJUAN
1. Mengidentifikasi bakteri Salmonella sp.
2. Mengidentifikasi bakteri Staphylococcus aureus
B. DASAR TEORI
Pada tahun 1885 bakteri Salmonella pertama kali ditemukan pada tubuh babi oleh
Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis), namun Salmonella dinamai dari
Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika (Ryan KJ dan Ray CG, 2004). Bakteri Salmonella
sp tumbuh pada suhu dalam kisaran 7 sampai 47ºC dan pH antara 4,0-9,5. Nilai minimum a w
untuk tumbuh adalah 0,96 dan dapat bertahan dalam waktu yang lama pada bahan makanan yang
mengandung lemak dan mempunyai aw yang rendah. Salmonella sp. mudah mati dengan cara
pemanasan (Tindall, 2005).

Klasifikasi Salmonella adalah sebagai beriku (Tindall., 2005) :

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma proteobacteria

Ordo : Enterobacteria

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

Species : Salmonella sp

Salmonella sp adalah bakteri Gram negatif yang bergerak (motil) dengan menggunakan
flagella, bersifat anaerob fakultatif, katalase positif dan oksidase negatif. Terdapat lebih dari
2500 serotypes berbeda yang diketahui dan tersebar pada hewan terutama unggas dan babi.
Salmonella sp juga bersumber pada lingkungan termasuk air, tanah, serangga dan kotoran hewan
(Tindall, 2005).

Jenis spesies dari Salmonella sp. adalah terdiri dari Salmonella bongori dan almonella
enterica. Jenis spesies Salmonella enterica merupakan tipe Salmonella yang sering dilaporkan
sebagai penyebab penyakit Salmonellosis. Tiga serovar utama dari Salmonella enterica adalah
Thypimurium, entridis dan thypi. Di Amerika Serikat sendiri sekitar 50% kejadian salmonellosis
pada manusia disebabkan diantaranya oleh S. entridis dan S. thypimurium (Pascual et al., 1999).

Salmonella tidak dapat dibedakan dengan E. coli jika dilihat dengan mikroskop ataupun
dengan menumbuhkannya pada media yang mengandung nutrien umum. Salmonella dapat
tumbuh optimum pada media pertumbuhan yang sesuai dan memproduksi koloni yang tampak
oleh mata dalam jangka waktu 24 jam pada suhu 37°C. Salmonella sensitif terhadap panas dan
tidak tahan pada suhu lebih dari 70°C dan pasteurisasi pada suhu 71,1°C selama 15 menit (Cox
et al, 2000). Salmonella menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon disaat genus
lainnya membutuhkan sumber karbon kompleks sebagai sumber nutrisinya. Beberapa Salmonella
kecuali S. typhi memproduksi gas selama proses fermentasi. Salmonella mampu mengubah
Nitrat menjadi Nitrit dan tidak membutuhkan NaCl untuk pertumbuhannya (Hanes, 2003).

Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri patogen yang sering terdapat dalam
susu yang terkontaminasi (Oktaviantris, 2007). Staphylococcus aureus sering menyebabkan
mastitis subklinis maupun mastitis kronis, sehingga kejadian mastitis sering dihubungkan dengan
infeksi Staphylococcus aureus (Swart et al., 1984). Pengalaman tentang proses pemerahan susu
dari peternak yang kurang, berpotensi menyebabkan terjadinya mastitis, seperti yang terjadi pada
peternakan kambing Peranakan Etawah (PE) di Kelurahan Kalipuro, Banyuwangi. Peternak
mengalami kerugian yaitu produksi air susu turun dan kematian anak kambing karena
kekurangan kolostrum.

C. ALAT DAN BAHAN


Bahan yang digunaka adalah aquades, media BSA, media SSA, media MSA, media
mannitol, NaCl, crystal violet, larutan lugol, zat warna safranin, sampel.

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, inkubator, pipet tetes, vortex, cawan petri
steril, Objek glass, bunsen, mikroskop, jarumose.
D. PROSEDUR
A. Identifikasi Salmonella sp.
Isolasi Bakteri

Sampel ditimbang sebanyak 1 gr lalu dimasukkan ke dalam tabung yang berisi


aquades 9 ml dan dihomogenkan menggunakan vortex, lalu sediaan tersebut dituangkan
ke dalam cawan petri steril sebanyak 1 ml. Kemudian dituangkan media BSA ke dalam
petri yang berisi sediaan, lalu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 48 jam. Diamati pada
media BSA, koloni terlihat keabu- abuan atau kehitaman, selanjutnya koloni yang
dicurigai positif (+) dilanjutkan dengan memindahkan ke media SSA dengan metode
gores, lalu diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Diamati pada media SSA, koloni
yang dicurigai positif (+) dengan koloni terlihat transparan dengan bintik hitam
ditengahnya, dilanjutkan ke pewarnaan Gram dan uji biokimia.

Pewarnaan Gram

Objek glass diteteskan aquades atau NaCl 1 tetes, kemudian koloni bakteri pada
media SSA diletakkan pada kaca objek dan difiksasi di atas bunsen. Preparat yang telah
difiksasi kemudian ditetesi dengan crystal violet lalu didiamkan selama 1 – 2 menit. Sisa
zat warna dibuang, kemudian dibilas dengan air mengalir. Seluruh reparat ditetesi dengan
larutan lugol dan biarkan selama 30 detik. Buang larutan lugol dan bilas dengan air
mengalir. Preparat dilunturkan dengan alkohol 96 % sampai semua zat warna luntur, dan
segera cuci dengan air mengalir. Teteskan dengan zat warna safranin, biarkan selama 2
menit lalu bilas dengan air mengalir kemudian dibiarkan kering, amati di bawah
mikroskop dengan pembesaran objektif 100x memakai emersi. Hasil pewarnaan bakteri
Gram positif adalah ungu, dan pewarnaan bakteri Gram negatif adalah merah.

B. Identifikasi Staphylococcus aureus


Isolasi Bakteri
Isolasi bateri pada media MSA dilakukan dengan mengambil 1 ose inokulum dari
sampel yang terindikasi mastitis, kemudian inokulasikan ke dalam media mannitol,
inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C (Dewi, 2013). Hasil positif ditunjukkan
perubahan warna pada medium dari warna merah menjadi kuning dan hasil negatif tidak
ada perubahan warna Toelle dan Lenda, 2014).

Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram berfungsi untuk melihat sifat Gram dan morfologi bakteri.
Buatlah sediaan ulas diatas object glass lalu difiksasi di atas Bunsen, kemudian ditetesi
dengan crystal violet lalu didiamkan selama 1-2 menit. Sisa zat warna dibuang, kemudian
dibilas dengan air mengalir. Seluruh preparat ditetesi dengan larutan lugol dan biarkan
selama 30 detik. Buang larutan lugol dan bilas dengan air mengalir. Preparat dilunturkan
dengan alkohol 96% sampai semua zat warna luntur, dan segera cuci dengan air
mengalir. Teteskan dengan zat warna safranin, biarkan selama 2 menit lalu bilas dengan
air mengalir kemudian dibiarkan kering, amati di bawah mikroskop dengan pembesaran
lensa objektif 100x memakai emersi (Sarudji, dkk., 2017). Staphylococcus aureus
merupakan bakteri Gram positif dan berbentuk kokus bergerombol (Ibrahim, 2017).

E. HASIL
A. Identifikasi Salmonella sp.
Identifikasi Mikroskopis Identifikasi Makroskopis

Pewarnaan Gram Salmonella sp Salmonella sp pada Media BSA


(Bismuth Sulfite Agar)

B. Identifikasi Staphylococcus aureus


Identifikasi Mikroskopis Identifikasi Makroskopis
Pewarnaan Gram Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus pada Media
MSA (Manitol Salt Agar)

F. PEMBAHASAN
Bakteri Salmonella dapat tumbuh dengan baik pada BSA dengan tampakan morfologi
warna koloni hitam mengkilat adalah Salmonella typhimurium dan warna hitam disekitarnya
metalik adalah Salmonella typhi. Hasil pengamatan morfologi koloni Salmonella sp. pada
medium BSA (Bismuth Sulifite Agar) koloni berwarna hitam, dan bentuk bulat. Pada media BSA
dengan adanya bismuth sulfite dan brilliant green pada media BSA akan menghambat
pertumbuhan bakteri Gram positif. Selain itu dengan adanya Ferro Sulfite dalam media BSA
akan diubah menjadi H2S yang berperan mengendapkan besi, sehingga koloni berwarna hitam,
dan cenderung memperlihatkan kilau metalik (Srianta dan Rinihapsari, 2003)

Bakteri Salmonella sp. merupakan bakteri Gram negatif, dinding sel bakteri Gram negatif
mempunyai dua lapisan dinding sel, yaitu lapisan luar yang tersusun dari lipopolisakarida dan
protein, dan lapisan dalam yang tersusun dari peptidoglikan tetapi lebih tipis dari pada lapisan
peptidoglikan pada bakteri Gram positif (Timotius,1982). Berdasarkan hasil uji, penampakan
dibawah mikroskop sampel merupakan Gram negatif yang dibuktikan dengan warna merah dan
memiliki bentuk morfologi basil yang merupakan salah satu morfologi dari salmonella sp.

Staphylococcus aureus memiliki kemampuan untuk memfermentasikan manitol. Dapat


dibuktikan bila Staphylococcus aureus dibiakkan dalam agar Manitol, dimana terjadi perubahan
perubahan warna dari merah ke kuning (Arif, 2017). Menurut Sarudji dkk. (2017), MSA
merupakan media selektif dan diferensial untuk identifikasi Staphylococcus sp. Media ini
mengandung garam natrium klorida 7.5% sehingga media ini menjadi media selektif. Karena
sebagian besar bakteri tidak dapat tumbuh pada konsenterasi garam 7.5% kecuali
Staphylococcus.

Hasil isolasi bakteri yang positif memfermantasi mannitol kemudian dilakukan


pewarnaan Gram. Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif dan berbentuk kokkus
yang menghasilkan warna ungu pada pewarnaan Gram. Warna ungu disebabkan karena bakteri
mempertahankan warna pertama, yaitu Kristal violet. Perbedaan sifat Gram dipengaruhi oleh
kandungan pada dinding sel, yaitu bakteri Gram positif kandungan peptidoglikan lebih tebal jika
dibanding dengan Gram negatif (Dewi, 2013).

G. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini didapatkan kesimpulan yaitu:
1. Bakteri Salmonella dapat tumbuh dengan baik pada BSA yang ditunjukkan adanya
warna hitam disekitarnya metalik pada media. Salmonella yang ditemukan adalah
Salmonella typhi.
2. Bakteri Salmonella sp. merupakan bakteri Gram negatif yang dibuktikan dengan warna
merah dan memiliki bentuk morfologi basil yang merupakan salah satu morfologi dari
salmonella sp.
3. Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif dan berbentuk kokkus yang
menghasilkan warna ungu pada pewarnaan Gram.
4. Staphylococcus aureus memiliki kemampuan untuk memfermentasikan manitol. Dapat
dibuktikan bila Staphylococcus aureus dibiakkan dalam agar Manitol, dimana terjadi
perubahan perubahan warna dari merah ke kuning
H. DAFTAR PUSTAKA
Risna Wahyu. A.P. 2016. Identifikasi Bakteri Eschericia coli dan Salmonella sp. Pada Jajanan
Batagor Di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Pisangan, Cirendeu, Dan Cempaka Putih
Keecamatan Ciputat Timur. SKRIPSI. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai