Anda di halaman 1dari 42

SALMONELLA POLLURUM

A. Media penyubur
1. Selenit
Media ini digunakan untuk isolasi spesies dari salmonella pada
spesimen-spesimen seperti urin dan veses. Sodium selenit merupakan
inhibator terhadap Eschericia coli dan beberapa spesies dari Shigella.
Media ini mengandung pepton dari daging, laktosa, sodium selenitte,
dipotassium hydrogen phospatase, potassium dihidrogen phospatase,
selenite menghambat pertumbuhan bakteri coliform enteric dan
enterocccus,sebagian besar pada saat 6-12 jam pertama dari inkubasi.
1. gram negative broth ( GN broth)
Media selektif gram negatif digunakan untuk pembiakan bakteri
patogen saluran pencernaan ( salmonella spp dan shigella spp) dari
spesimen faeces dan rectal swab.

https://id.wikipedia.org/wiki/salmonella
B. Media selektif
1. Ss agar
Salmomella shigella agar adalah media selektif untuk mengisolasi
kuman Salmonella sp dan Shigella sp dari sampel feses,urin, dan
makanan. Untuk khusus isolasi kuman shigella Media ini tidak

1
disarankan karena beberapa strain shigella akan terhambat. Media ini
tersusun dari beberapa bahan :
a. Campuran ekstrat daging dan pepton menyediakan bahan
nitrogen
b. Vitamin, mineral dan asam amino diperlukan untuk
pertumbuhan
c. Campuran bile salt, sodium sitrat dan briliant green
menghambat bacteri gram positif, sebagian besar bacteri
ciliform dan pertumbuhan swarming dari proteus sp. Sehingga
kuman salmonella sp dan shigella sp dapat tumbuh dengan
baik.
d. Neutral red sebagai inhibator
e. feric citrate mendeteksi adanya H2S yang dihasilkan bakteri
seperti Proteus dan beberapa strain dari Salmonella akan
terbentuk koloni dengan titik hitam ditengah.

Hasil pertumbuhan

 Morfologi koloni : Ukuran kecil


 Warna : Kuning bening
 Bentuk : Bulat
 Sifat : Berbau menyengat dan tidak ada lender
 Pada media Mac Conkey :
 Pada media Mac Conkey tidak ditemukan adanya koloni
bakteri yang tumbuh. ( hasil negative )
C. Uji biokimia
1. Uji biokimia awal
Koloni tipikal yang tumbuh pada ketiga media spesifik XLD Agar,
HE Agar, SS Agar, BRG Agar dan BS Agar masing-masing
diinokulasikan menggunakan jarum ose steril pada TSI agar dan LIA
agar. Inokulasi pada media TSI Agar miring dilakukan terlebih dahulu
dengan jarum ose digores dan ditusuk dalam inkubator 35 ± 2 °C.
Inokulasi pada LIA agar miring dilakukan setelah melihat apakah ada
tanda pada TSI Agar menghasilkan warna hitam. Inokulasi pada LIA

2
dilakukan dengan cara jarum ose ditusuk dan digores. Reaksi positif
indikasi adanya Salmonella dapat dilihat pada perubahan warna media.
TSI Agar dan LIA menunjukkan perubahan warna menjadi hitam
searah dengan tusukan. Reaksi spesifik Salmonella pada TSI agar
miring adalah bagian permukaan miring (slant) berwarna
merah/alkaline (reaksi basa), memproduksi H2S (kehitaman pada agar
kadang hingga menutupi warna agar dasar, dengan atau tanpa
memproduksi gas). Reaksi spesifik Salmonella pada LIA agar miring
adalah bagian permukaan miring (slant) berwarna ungu/alkaline
(reaksi basa), bagian agar dasar/butt atau agar tusuk berwarna
ungu/alkaline (reaksi, memproduksi H2S (kehitaman pada agar kadang
hingga menutupi warna agar dasar, dengan atau tanpa memproduksi
gas).
2. uji biokimia lanjut
Koloni yang memperlihatkan reaksi spesifik pada kedua agar atau
salah satu agar miring tersebut diambil untuk analisa menggunakan
media Simmon’s Citrate, urease, Methile Red Voges Proskoner
(MRVP), gula-gula (adonitol, arabinose, cellobiose, dulcitol, glycerol,
inositol, lactose, maltose, mannitol, raffinose, rhamnose, salicin,
sorbitol, sucrose, trehalose, xylose) dan uji serologi.

STAPHYLOCCUS AEREUS

Staphylococcus adalah sel yang berbentuk bola dengan diameter 1 µm


yang tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur. Kokus tunggal,
berpasangan, tetrad, dan berbentuk rantai juga tampak dalam biakan cair.
Staphylococcus bersifat nonmotil dan tidak membentuk spora. Dibawah pengaruh
obat seperti penisilin, Staphylococcus mengalami lisis (Brooks, dkk, 2005).

Staphylococcus adalah bakteri coccus gram positif, yang cenderung


muncul bergerombol menyerupai seikat anggur. Nama Staphylococcus berasal
dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata staphyle dan kokkos, yang masing-

3
masing berarti ’seikat anggur’ dan ’buah berry’. Kurang lebih terdapat 30 spesies
Staphylococcus secara komensal terdapat di kulit dan membran mukosa; beberapa
diantaranya dapat bersifat patogen oportunis menyebabkan infeksi
pyogenik(http://anisahida. Wordpress.com.2011/04/08/bactrei-staphylococcus-
aereus)

www.generssibiologi:com/2016/10/ciri-ciri-morfologi:bacteri-
stahylococcus aereus.html

A. media penyubur
1. geolliti
a. Kegunaan : Enrichment media khusus staphylococcus
(terutama bakteri Staphylococcus aureus)
b. Prinsip kerja : Pertumbuhan staphylococcus dinaikan oleh
piruvat, glysin, dalam konsentrasi manitol yang tinggi,
kontaminasi dari gram negative dihambat lithium
clorida,sementara kontaminasi gram positif lain dihambat oleh
tellurit. Micrococcus di cegah sampai derajat tertentu karena
kondisi anaerob.pertumbuhan Staphylococcus dapat diketahui
denangan timbulnya warna hitam pada media karena reduksi
tellurit menjadi methalik tellurium.

4
c. Kandungan : potassium tellurit trihidrat
Hasil pertumbuhannya :
Hasil positif : warna media berubah menjadi hitam.
B. Media selektif
1. Bird Parker Agar (BPA)
BPA digunakan sebagai medium selektif dalam pengujian
mikrobiologi bakteri Staphylococcus Aureus. Dalam medium ini
terkandung lithium klorida dan tellurit untuk menumbuhkan
mikroba-mikroba yang ada dalam sample juga mengandung
piruvat dan glisin yang berfungsi untuk mendukung pertumbuhan
bakteri Staphylococcus.
Hasil pertumbuhannya :
Koloni bakteri Staphylococcus yang terjadi memiliki dua kenampakan
pada medium buram ini (buram karena mengandung kuning telur)
yaitu :
a. Zona bening berbentuk cincin terbentuk dari lipolisis dan
proteolisis
b. Reduksi dari telurit menjadi tellurium menghasilkan warna
hitam
2. Manitol Salt Agar (MSA)
Koloni yang tumbuh berukuran kecil-sedang,smooth,koloni
berwarna kuning dengan zone yang berwarna kuning juga.Media
selektif ini mengandung 7,5% NaCl,mannitol,fenol red sebagai
indikator pH yang berguna untuk mendeteksi adanya asam yang
dihasilkan oleh staphylococcus,yang memfermentasikan mannitol
dapat menghasilkan zona berwarna kuning di sekitar
pertumbuhannya, sedangkan yang tidak dapat memfermentasikan
manitol tidak akan menimbulkan perubahan warna.
Hasil pertumbuhannya :

5
koloni terlihat berwarna putih-kuning dengan zona kunig di
sekitarnya menandakan bakteri mampu memfermentasikan
mannitol yang kemudian mengubah indicator yang terdapat dalam
media dari warna merah menjadi kuning hingga pH asam.
C. Uji biokimia
1. TSIA ( tripel sugar iron agar)
Digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif batang,
untuk melihat kemampuan meragi glukosa dan sukrosa atau
laktosa.
Hasil pertumbuhannya :
Dasar pada media TSIA mengalami perubahan dari warna
merah menjadi warna kuning. Hal tersebut menandakan bahwa
bakteri mampu memfermentasikan glukosa pada media sehingga
terbentuk suasana asam. Sedangkan pada lereng media tidak
mengalami perunahan (tetap berwarna merah) . hal tersebut
menandakan bahwa bakteri tidak mampu menfermentasikan
laktosa atau sukrosa atau keduanya sehingga tidak tercipta suasana
asam.
Tidak ada endapan hitam pada media yang menandakan
bahwa bakteri tidak memiliki enzim desulfurase. Enzim tersebut
digunakan menghidrolisis asam amino dengan gugus samping –SH
sehingga akan menghasilkan H2S yang bereaksi dengan FeSO4
dan membentuk endapan hitam FeS.
Adanya ruangan kosong atau udara pada media
menandakan bahwa bakteri mampu menghasilkan gas. Namun
pada media ini gas bersifat negative karena tidak terbentuk gas.

2. Fermentasi karbohidrat/gula-gula
Uji gula-gula dilakukan untuk menentukan kemampuan
dari bakteri untuk menfermentasikan beberapa jenis gula-gula
seperti glukosa, laktosa, maltose, manitol dan sukrosa.

6
Hasil pertumbuhannya :
Hasil positif didapatkan pada glukosa, sukrosa, dan
fruktosa dengan adanya perubahan warna indicator yang terdapat
dalam media ini yaitu dari biru menjadi kuning. Perubahan warna
tersebut disebabkan karena bakteri yang tumbuh di dalamnya
mampu memfermentasikan gula-gula tersebut berupa produk asam.
Namun pada laktosa, tidak terjadi reaksi apapun karena bakteri
tidak mampu meragikan gula dari laktosa tersebut.
3. MR/VP (methyl red /voges proskauer)
Uji ini dilakukan untuk menentukan organisme yang
memproduksi dan mengelola asam dan produk-produknya dari
hasil fermentasi glukosa, memperlihatkan kemampuan sistem
buffer dan menentukan organism yang menghasilkan prosuk netral
(asetil metal karbinol atau aseton) dari hasil fermentasi glukosa.

Hasil pertumbuhannya :

setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media


berubah menjadi merah (positif). Berarti terjadi fermentasi asam
campuran (asam laktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh
bakteri. setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media
berubah menjadi merah (positif). Berarti terjadi fermentasi asam
campuran (asam laktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh
bakteri.

4. SIM(sulfur, indol, motility)


Uji ini untuk mengetahui pergerakkan bakteri, produksi
indol dan pembentukkan gas H2S.
Hasil pertumbuhannya :

7
a. S (sulfur) : Adanya sulfur dapat dilihat ketika media berubah
menjadi hitam. Namun pada hasil pertumbuhan bakteri pada
media ini, tidak terjadi perubahan warna tersebut. Hal ini
menandakan bakteri yang tumbuh tidak mampu
mendesulfurasi cysteine yang terkandung dalam media SIM.
b. I (indol) : Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan
bakteri pada media ini ditambahkan dengan reagen Covac’s.
Indol dikatakan positif jika terdapat cincin merah pada
permukaannya. Warna merah dihasilkan dari resindol yang
merupakan hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi
indol dengan penambahan Covac's. Bakteri yang mampu
menghasilkan indol menandakan bakteri tersebut
menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber carbon.
Pada hasil pengamatan diperoleh Indol negative sehingga
dapat disimpulkan bakteri yang tumbuh tidak menggunakan
asam amino tryptopan sebagai sumber carbonnya.
c. M (motility) : Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media
ini berupa berkas putih di sekitar tusukan. Adanya pergerakan
ini bisa dilihat karena media SIM merupakan media yang semi
solid. Pada hasil pengamatan diperoleh motility positif. Hal ini
menandakan bakteri mempunyai alat gerak dalam proses
pertumbuhannya.
5. Simon Citrate (SCA)
Uji ini dilakukan untuk menentukkan bakteri yang
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon.
Hasil pertumbuhannya :
Hasil negatif : tidak tumbuh bakteri di daerah goresan dan tidak
berubah warna.

8
VIBRIO CHOLERAE

Bakteri ini bersifat gram negatif(-) , fakultatif anaerobik, bentuk sel batang
dengan ukuran panjang antara 2-3 um, menghasilkan katalase dan oksidase ,dan
bergerak dengan satu flagel pada ujung sel. Tidak memiliki kapsul dan tidak
berspora.

https://id.wikipedia.org/wiki/vibrio-cholerae

Vibrio cholerae dengan pengecatan gram Sifat Biakan Pada media TCBS
Vibrio cholerae membentuk koloni yang konvek , halus dan bulat ,berwarna
kuning. Bersifat aerobe dan tumbuh pada media sederhana(biasa). pH optimum
7.8-8.0 dan tumbuh subur pada pH 9.2, tetapi mati dengan cepat oleh asam. Oleh
karena itu , biakan yang mengandung karbohidrat yang dapat diragikan dengan
cepat menjadi steril. pH alkalis dimaksudkan agar kuman-kuman enterik yang lain
tidak dapat tumbuh. Suhu optimum 37.5⁰C
A. Media penyubur

9
Media yang menguntungkan pertumbuhan mikroorganisme tertentu karena
mengandung bahan-bahan tambahan ataupun bahan penghambat yang
menekan tumbuhnya kompetitor. Jenis media ini juga bertujuan untuk
meningkatkan jumlah mikroorganisme yang diduga terlalu sedikit dalam
bahan sampel, sehingga akan mudah untuk dihitung atau dianalisa lebih
lanjut. Misalnya APW 1%,KPD,BHI

https://id.wikipedia.org/wiki/vibrio-cholerae
B. Media selektif
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan
merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah
TCBS,Thayer Martin,SS,BSA.
1. TCBS Agar
Plate Biasanya koloni Vibrio yang tumbuh pada media ini berwarna
kuning,koloni sedang - besar, smooth, keping,jernih,tepinya tipis,
dilingkari olehzone berwarna kuning, ada yang koloninya berwarna hijau.
2. .Mac Conkey Agar
Koloni Vibrio yang tumbuh pada media Mac conkey berukuran kecil-
kecil, tidak berwarna atau merah muda dan sedikit cembung.Beberapa test
yang biasa dilakukan yaitu sebagai berikut (Soemarno,1962):
Hasil pertumbuhan
 TSIA : Lereng : Alkali : Dasar : kuning

10
Pada pengamatan, terlihat lereng yang berwarna merah sedangkandasarnya
berwarna kuning (alkali-acid). Hal ini menandakan bakteri yangtumbuh
pada media ini hanya mampu memfermentasi glukosa (bagian dasar)dan
tidak mampu memfermentasi laktosa dan sukrosa (bagian lereng).
Gas : (+) positif
 SIM:
 Sulfur(-) negative
 Indol : (+/-) positif/negative
 Motility : aktif
 SC : (+/-) positif/negatif
 Oxidase test ; (+)
 Glucose OF : Fermentative
 String test : (+)
 Catalase test : (-)negative
 Pewarnaan :
Bakteri terlihat berbentuk basil bengkok berwarna merah, hal
inimenandakan bahwa bakteri tersebut mengikat zat warna merah dari
safranin.
C. Tes biokimia
a. Diinokulasi koloni tersangka dari TCBS agar ke media KIA
b. Diinkubasi pada suhu 35 - 37°C selama 24 jam
c. Diinokulasi koloni dari KIA
d. Diinkubasi pada suhu 35 - 37°C KIA lereng Alkali Dasar Asam (kuning)
Gas
e. Negatif H2S Negatif
1. SIM :
 S (sulfur)Adanya sulfur dapat dilihat ketika media berubah menjadi
hitam. Namun pada hasil pertumbuhan bakteri pada media ini, tidak terj
adi perubahan warna tersebut. Hal ini menandakan bakteri yang tumbuh
tidakmampu mendesulfurasi cysteine yang terkandung dalam media
SIM.

11
 I (indol)Reaksi indol hanya bisa dilihat ketika pertumbuhan bakteri
padamedia ini ditambahkan dengan reagen Covac’s. Indol dikatakan
positif jikaterdapat cincin merah pada permukaannya. Warna merah
dihasilkan dariresindol yang merupakan hasil reaksi dari asam amino
tryptopan menjadiindol dengan penambahan Covac's. Bakteri yang
mampu menghasilkan indolmenandakan bakteri tersebut menggunakan
asam amino tryptopan sebagaisumber carbon. Pada hasil pengamatan
diperoleh Indol negative sehingga dapat disimpulkan bakteri yang
tumbuh tidak menggunakan asam aminotryptopan sebagai sumber
carbonnya.
 M (motility)Pergerakan bakteri dapat terlihat pada media ini berupa
berkas putih disekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa dilihat
karena media SIMmerupakan media yang semi solid. Pada hasil
pengamatan diperoleh
motility positif. Hal ini menandakan bakteri mempunyai alat gerak dala
m proses pertumbuhannya.
 MR (Methyl Red)Setelah ditambahkan dengan indicator metil red,
media berubahmenjadi merah (positif). Berarti terjadi fermentasi asam
campuran (asamlaktat, asam asetat, dan asam formiat) oleh bakteri.
Hasil pertumbuhannya
 Diinokulasi koloni tersangka dari TCBS agar ke media KIA
 Diinkubasi pada suhu 35 - 37°C selama 24 jam
 Diinokulasi koloni dari KIA
 Diinkubasi pada suhu 35 - 37°C KIA lereng Alkali Dasar Asam
(kuning) Gas
 Negatif H2S Negatif

12
NEISSERIA GONORRHOE

A. Media penyubur
1. BAP (plat agar darah)
2. Agar liventhal
B. Media selektif
Media selektifnyang digunakan untuk kuman neisseria gonorrhoe
adalah thayer martin, biasa bjuga dengan media mueller hilton.
Komposisi tyayer martin :
a. Vankomisin, media yang mampu menghambat pertumbuhan kuman
bentuk coccus gram (+), meskipun untuk beberapa organisme gram-
positif seperti laccobacillus dan pediococcus secara instrinsik tahan:
 Colistin, yang ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan
kuman bentuk tahan gram (-), kecuali organisme neisseria,
meskipun beberapa organisme gram-negatif lainnya seperti
legionella juga tahan
 Nistatin, yang dapat membunuh sebagian jamur
 Kotri, yang menghambat organisme gram-negatif, terutma
mengeruminu proteus.

Koloni gonococci pada media diperkaya ( misalnya mueller-hinton,


modified thayer-martin) berbentuk cembung, berkilau meninggi dan sifatnya
mukoid berdiameter 1-5 mm. Koloni transparan atau pekat, tidak berpigmen dan
tidak bersifat hemolitik.

13
https://mariadeline36.wordpress.com,2011/04,14,bacteri-neisseria

C. Uji biokimia

Isolasi dan Identifikasi bakteri Neisseria gonorrhoeae


Bahan yang digunakan pada pemeriksaan laboratorik untuk Gonococcus adalah
berupa pus atau secret yang diambil dari urethra dan vagina, mata, serviks,
prostat, mukosa, pharyng, rectum, mukosa tenggorokan dan kadang-kadang cairan
urine dan darah bila ada gejala sistemik.

Pemeriksaan yang dilakukan :

Hasil pertumbuhan

1. Pemeriksaan langsung dengan pengecatan gram


2. Kultur
3. Biokimia
Hari I :
 Pengambilan sampel secret vagina dan urethra.
 Secret vagina
1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan

14
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Memasang sampiran
4. Membuka atau menganjurkan pasien menanggalkan pakaian bawah
(tetap jaga privacy pasien)
5. Memasang pengalas dibawah bokong pasien
6. Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
7. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan
8. Memakai sarung tangan
9. Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak
dominan
10. Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dan tangan yang dominan
sesuai kebutuhan
11. Menghapuskan sekret vagina pada gelas obyek yang disediakan atau
diberikan pada media transport carry and blair.
12. Membuang kapas lidi dalam keadaan bengkok
13. Memasukkan gelas obyek dalam piring petri atau ke dalam tabung kimia
dan ditutup atau tutup botol media transport,
14. Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk
dikirim ke laboratorium
15. Membereskan alat
16. Melepas sarung tangan
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkannya
dengan handuk bersih

 Secret urethra

1. Pasien diminta melepaskan celana yang menutupi bagian organ genitalnya


dan diminta untuk tidur tertelentang.
2. Bila pasien tidak disirkumsisi, tariklah preputium kearah pangkal.
3. Dengan pincet, bersihkanlah glans penis dengan kain kasa steril yang
dibasahi air garam fisiologis steril.

15
4. Buanglah kain kasa bekas pakai ini ke dalam tempat sampah medis. Pincet
yang telah dipakai diamsukkan ke dalam baskom yang berisi chlorin 0,5%.
5. Masukkanlah kapas lidi yang telah dibasahi NaCl fisiologis steril sedalam
kira-kira 1 cm sambil diputar untuk membersihkan orificium urthrae
ecterna dan bagian distal dari urethra.
6. Buanglahkapas lidi ini ke tempat sampah medis.
7. Pelan-pelan masukkanlah kapas lidi kedua yang dibasahi air garam
fisiologis steril, kedalam urethra sampai sedalam kira-kira 2 – 3 cm sambil
diputar searah jarum jam, kemudian sambil memutar, tarik kapas lidi
tersebut pelan-pelan keluar.
8. Sapukanlah melingkar kapas lidi ini pada bagian tengah permukaansatu
kaca benda bersih yang telah disiapkan. Biarkan terletak di meja sampai
mengering.
9. Buanglah kapas lidi kedua ini ke dalam tempat sampah medis.
10. Masukkanlah lidi kapas basah ketiga ke dalam urethra sampai sedalam
kira-kira 2 – 3 cm sambil diputar searah jarum jam.
11. Masukkanlah hapusan kapas lidi ketiga ini ke dalam medium transport
carry and blair hingga seluruh bagian kapas terbenam dalam medium.
12. Kemudian patahkanlah lidi tersebut dengan cara membakanya padaapi
bunzen
13. Tutuplah botol medium transport dengan rapat dan disegel
14. Berikanlah label yang berisi data penderita pada botol medium tersebut
15. Fiksasilah preparat hapus tadi setelah kering.
 Specimen ditanam pada media penyubur KPD atau langsung
ditanamkan pada media Modified Thayer Martin Agar
plate. Specimen yang berasal dari vagina secret diambil dengan
swab khusus, digulirkan pada permukaan agar MTM, biasanya
digulirkan dengan bentuk zigzag.
 Specimen yang berasal dari urethra secret diambil dengan oze,
digores – goreskan pada permukaan agar MTM dengan cara seperti
yang digunakan sehari – hari.

16
b. Masukkan kedalam kaleng anaerobic jar, yang ke dalam anaerobic jar
itu dimasukkan kapas basah dan lilin menyala. Setelah kaleng
anaerobic jar ditutup rapat, lilin padam, kemudian dimasukkan
incubator 37oC selama 48 jam.

Hari II :
– Pengamatan koloni pada media MTM
Koloni gonococci berbentuk cembung, berkilau, meninggi dan sifatnya mukoid
berdiameter 1-5 mm. Koloni transparan atau pekat, tidak berpigmen dan tidak

bersifat hemolitik.
https://syafitrianipurbani.worpress.com/2012/09/04

– Terhadap koloni tersangka yang ada pada MTM agar dilakukan :

1. Oxidase test
Reagenoksidase (larutan tetra methyl para phenylen diamin dihydrochlorida 0,5-
1%) ditambahkan pada koloni tersangka. Positif bila terjadi perubahan warna dari
bening menjadi merah muda sampai merah lembayung.

2. Pengecatan gram terhadap koloni yang oxidase positif


Berbentuk seperti biji kopi, tersusun berpasangan (diplococcic), berwarna merah,
sifat gram negative.

17
2. Koloni di subculture pada MTM agar plate atau chocolate agar plate, atau
BAP, inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam tanpa atau dengan
CO2 untuk proses identifikasi.

Hari III :
– Koloni yang tumbuh pada media subculture dikerjakan :

Penanaman pada media gula – gula CTA (Cystine-tryptic digest agar) inkubasi
pada suhu 37oC selama 24 jam tanpa atau dengan CO2. Dan pada Natrium Agar
inkubasi pada suhu 35oC selama 24 jam.
Hari IV :
– Dibaca pertumbuhan pada media gula – gula, hasilnya seperti pada table
berikut :

Spesies Kuman Pembentukan Asam dari

Pertumbuhan
Glukosa Maltose Sukrosa pada natrium
agar, pada 35ᵒC

N.meningitis
(meningococcus) + + – –

N.gonorrhoeae
(Gonococcus) + – – –

N.catarrhalis
(Branhamella) – – – +
N.sisca + + + +

18
PSEUDOMONAS SP

A. Media penyubur
1. Selenit enrichment both
Media ini digunakan untuk media penyubur pseudomonas. Selenit
menghambat pertumbuhan kuman cioliform dan enterococcus selama 6-12
jam pertama inkubasi sedangkan salmonella,proteus,dan pseudomonas
tidak terhambat pertumbuhannya.

Nursapitri.blospot.com/2012/06/laporan bacteriologi.html

Komposisi :
Pepton 5 gram
Laktosa 4 gram
NA selenit 4 gram
Dikalium hidrogen fosfat 3,5 gram
Dikalium dyhidrogen fosfat 6,4 gram
Cara pembuatan :
Campur 23 g/liter (jika perlu pemanasan suhu tidak boleh melebini 60°∁),
jika media akan disimpan untuk jangka waktu yang lama filter stril dan
ditempatkan dalam wadah yang sesuai. Jangan di autoclaf, jika terdapat
endapan merah pada selenit maka media tidaka dapat digunakan lebih
lanjut. pH 7,0 ± 0,1
2. Pseudomonas selektive agar base (centrimede agar)

19
Media ini digunakan sebagai media isolasi dan diferensial untuk
pseudomonas aeruginosa dari berbagai macam bahan. Sebagian besar
senyawa dalam media ini menghambat pertumbuhan mikroba flora yang
menyertai sehingga konsentrasi asli dari inbibitor (0,1%) dikurangi untuk
meminimalkan gangguan pada pertumbuhan pseudomona. Produksi
pigmen pseudomonas aeruginosa tidak di hambat bila tanaman pada media
ini.
3. Pseudomonas agar base dan pseudomonas agar p base
Media ini digunakan untukisolasi dan diferensiasi pseudomonas
berdasarkan pembentukan pyocyanin dan pyorubin atau fluorescein.
Pseudomonas agar p base merangsang pembentukan pyocianin dan
mengurangi fluorescein, sedangkan pseudomonas agar F base merangsang
produksi flourescein dan mengurangi pyocianin. Simultan menggunakan
kedua media kultur memungkinkan cepat saat identifikasi prminilary dari
spesies pseudomonas, karena beberapa strain hanya dapat mensintesis
pyocyanin. Beberapa hanya dapat mensistesis fluorescein dan ada yang
menghasilkan kedua pigmen.

Teenozhealthanalyst.blogspot.com/2012/04 identifikasi. Pseudomonas.


Html
B. Media selektif
1. Penanaman pada media braiht hert infision (BHI)
Sampel yang telah dihomogenkan, diambil 1 ml dengan pipet
voloumesteri, kemudian dituang pada media BHI secara aseptis di
inkubasi 37°∁ selama 24 ja. Pembiakan pada Media BHI ke media mac

20
conkey agar secara aseptis diinokulasikan biakan kuman dari media BHI
ke media mac conkey dengan cara diambil 1 ons mata lalu ditaman secara
gores kuadran. Diinkubasi 37°∁ selama 24 jam koloni pseudomonas
dilakukan purifikasi untuk masing-masing koloni ke media mac conkey
diinkubasi 37°∁ selama 24.koloni pseudomonas pada media inikoloni
berbentuk bulat, warna transparan, tepi tidak rata, konsistensi smooth,
diameter 2-3 mm, elevasi cembung bersifat non laktosa femeter.

2. Pengecatan gram
Koloni tersangka dari media mac conkey 1 dilakukan pengecatan
gram dengan cara diambil koloni dengan ose mata secara asepti,
diletakkan pada objek glass yang sebelumnya telah di bersihkan dengan
alkohol 70, diratakan dan dikeringkan lalu difiksasi, genangi violet 2-3
menit, cuci dengan air mengalir, gengangi cap lugol 1 menit, cuci
dengannair mengalir, genangi alkohol absolut 45 deti, cuci dengan air
mengali, gengangi safranin 3-4 menit, cuci dengan air mengali, keringkan
dan dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali.
Pseudomonas berbentuk batang bersifat gram negatif.
C. Uji biokimia
Uji produksi H2S pada media TSIA ( tripel sugar iron agar) secara aseptis
diinokulasikan biakan kuman dari media mac conkey ke media TSIA, diambil 1
ons ditanam dengan cara digoreskan pada lereng media dan ditusuk pada dasar
media, inkubasi selama 24 jam pada suhu 37°∁ pseudomonas menghasilkan K/K
H2S dangas

21
HAEMOPHILUS INFLUENZA

Bakteri haemophilus influenzae pertama kali ditemukan oleh Richard


Pfeiffer (1892) ketika sedang terjadi wabah influenza. haemophilus
influenzae disalah artikan sebagai penyebab influenza sampai tahun
1933, ketika etiologi virus flu menjadi jelas.
Haemophilus influenzaemempunyai ukuran 1 m x 0.3 m. Bakteri ini
bebentuk batang negative Gram dan merupakan bakteri yang tidak harus
membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Pada tahun 1930, bakeri
ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu koloni R yang dibentuk oleh kuman-kuman
yang tidak ramah lingkungan (tak bersimpai) dan koloni S yang dibentuk
oleh sebaliknya, yaitu oleh kuman-kuman yang bersimpai.
Hasil pertumbuhannya
Kokobasil 1,5 miumikron Gram Negatif Tidak menghemolisis darah Variasi
kapsul :
+ bakteri patogen
- bakteri flora normal
Media kultur biakan : BHI + darah (Brain Heart Infussion)
24 jam : koloni bulat kecil 36-48 jam : koloni lebih besar
IsoVitaleX : faktor pertumbuhan yang mengandung faktor V dan faktor X
Faktor X : Hemin/ zat besi
Faktor V : Koenzim nikotinamid adenine dinukleotida (NAD)
Struktur Antigen :
 Antigen kapsuler
 Terdiri dari 6 tipe : a, b, c, d, e, f,
 Penting tipe b, mengandung poliribosa ribitol phosphate (PRP)
 Antigen somatic
 Mengandung protein lipooligosakarida (endotoxin)
Identifikasi :
 Antiserum spesifik kelinci tipe b untuk mengetahui ada tidaknya simpai
atau kapsul

22
 Imunofluoresensi
Spesimen : swab nasofaring, darah, nanah, cairan cerebrospinal

Sumber: medimoon.com342 × 198Telusuri gambar

Sumber: Sikecil's Blog - WordPress.com250 × 209Telusuri gambar

A. Media penyubur
1. MEDIA STUART ditemukan oleh Dr. R.D STUART, merupakan
media transpor sampel swab pertama. Komposisi media : Sodium
Glycerophosphate 10.0 g Calcium Chloride 0.1 g Mercaptoacetic Acid
1.0 ml Distilled Water 1.0 liter Cara pembutan 1) larutkan 14.1 gram
medium dalam satu liter air suling. 2) Panaskan sambil diaduk hingga
mendidih satu menit. 3) Masukkan kedalam botol atau tabung bertutup
ulir, 4) Sterilkan dengan autoclave 121ᴼC selam 15 menit. 5) Diamkan
pada suhu kamar
2. MEDIA CARY BLAIR adalah modifikasi dari media STUART asli,
tapi khusus dipakai untuk media transport dari sampel untuk isolasi

23
kuman pathogen. Komposisi media : Disodium Hydrogen Phosphate
1.10 g Sodium Thioglycollate 1.50 g Sodium Chloride 5.00 g Calcium
Chloride 0.09 g Bacteriological Agar 5.60 g Distilled Water 1.0 liter
Cara pembuatan : 1) Timbang 1,5 g Sodium Thioglycollate 2) 1,1 g
Disodium Hydrogen Phosphate , 5 g Bacteriological Agar , larutkan
dengan aquadest 990 ml , diamkan pada suhu 50ᴼ C dan tambahkan 9
ml larutan Calcium Chloride 1 % 3) Sesuaikan pHnya menjadi 8,4. 4)
Masukkan 7 – 10 ml kedalam botol bertutup ulir 5) Sterilkan dengan
Autoclave selama 15 menit.simpan pada suhu kamar
3. MEDIA AMEIS merupakan modifikasi dari media stuart.
Glycerophosphate ini digantikan oleh fosfat anorganik dan metilen
biru dengan arang farmakologis. Kalsium dan magnessium juga
ditambahkan, dengan demikian mempertahankan permeabilitas sel
bakteri.Media ini telah mendukung kelangsungan hidup organisme
seperti Trichonomas sp, sp Neisseira.., Haemophilus sp,
Corynebacteria, streptococus, Enterobacteriaceae, dll untuk 3 hari,
meskipun pemulihan mikroorganisme lebih baik jika berbudaya dalam
24 jam pertama.Transport Amies tersedia dengan atau tanpa arang.
Kapas telah disterilkan oleh irradation. Komposisi Media : Sodium
Chloride 3.00 g Potassium Chloride 0.20 g Calcium Chloride 0.10 g
Magnesium Chloride 0.10 g Monopotassium Phosphate 0.20 g
Disodium Phosphate 1.15 g Sodium Thioglycollate
B. Media selektif
MEDIA CHOCOLATE AGAR adalah medium pertumbuhan non-
selektif diperkaya. Ini adalah varian dari plat agar darah. Ini berisi sel-sel
darah merah, yang telah segaris dengan pemanasan sangat lambat sampai
56oC. Agar coklat digunakan untuk bakteri pernapasan, seperti
Haemophilus Influenza . Bakteri ini membutuhkan faktor pertumbuhan ,
seperti NAD dan hematin, yang berada di dalam sel darah merah, Agar
coklat sama seperti agar darah tetapi pada agar coklat, darah yang
digunakan di lisiskan terlebih dahulu sebelum dimasukan ke larutan agar.

24
Media Ukuran bentuk Warna
Blood agar plate Koloni kecil- smooth Tidak berwarna
+VX fetor kecil sekali
Blood agar platel Koloni kecil- Smooth Tidak berwarna
stiphylococ cus kecil sekai
Chocolate agar Koloninya kecil- Smooth Jernih
plate yeasl kecil
extractect

C. Uji biokimia

HYDROGEN CATALASE TEST UREASE


SULFIDA
Negative (-) Positif (+) Positif (+)

CORYNEBACTERIUM DIPTHERIAE

Corynebacterium diptheriae adalah bakteri patogen yang menyebabkan difteri.


Bakteri ini juga dikenal sebagai basillus klebs-loffler karena ditemukan pada 1884
oleh bakteriolog jerman, Edwin klebs (1834-1912) dan friendich loffler (1851-
1915).

Corynebacterium diptheriae adalah mahluk anaerobik fakultatif dan Gram


positif, ditandai dengan tidak berkapsul, tidak berspora, tak bergerak, dan
berbentuk batang.

https://hetipratiwi.wordspress.com/2015/06.07.49

25
A. Media penyubur
1. Brain-heart infitasion (BHI)
BHI adalah media penyubur yang berguna untuk pertumbuhan
berbagai macam bakteri baik bentuk cair maupun agar. Bahan utama
terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah pepton,buffer posfat,
dan sedikit dekstrosa. Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri
dapat menggunakan langsung sebagai sumber energi. BHI biasanya
digunakan untuk media pertumbuhan spesimen darah.
A. Media selektif
Dengan menggunakan Media antara ain : Media Loeffler Agar,
agar tellurite, agar darah, gula-gula, tellurite cair, Blood Tellurite Agar.
1. Loeffler : gunanya untuk menyuburkan bakteri sehingga bila
dibuat preparatakan tampak granula yang jelas
2. blood Tellurite Agar : Media selektif differensial.
3. Agar tellurit : gunanya untuk isolasi koloni-koloni
Corynebacterium diphtheriae yang selanjutnya ditanam pada
gula-gula untuk difteri.
4. Telurit cair : berguna sebagai media pengaya.
5. Agar darah : gunanya untuk membiak kuman-kuman lainnya
seperti Streptococcus haemolyticus dan Staphylococcus aerus
6. Gula-gula untuk difteri : glukosa serum dan sakarosa serum
untuk membedakan C. diptheri dengan kuman sejenis.
B. Uji biokimia
Koloni tersangka yang berwarna abu-abu hitam pada agar telurit
ditanam pada glukosa serum dan sakarosa serum (atau bisa pula
ditambahkan amylum), kemudian dieram pad suhu 370C selama 1 malam.
Hasil pengamatan adalah sebagai berikut :
Glukosa Sakarosa Amylum
C. diphteriae + – +/-
C. Xerosis +++
C. hofmanii –––

26
PROTEUS
A. Media penyubur
1. Media Mac conkai agar ( MCA ) pertumbuhan bakteri proteus pada
media MCA memiliki ciri-ciri koloni sedang besar,tidak berwarna
atau merah mudah,non lactose fermented,smooth,menjalar atau
tidak,jika menjalar permukaan koloni kasar ( rought ).
2. Media NAPertumbuhan bakteri proteus yang baik pada media NA
memiliki ciri-ciri kolooni kecil,elepasi cembung smoth,pinggiran
rata,dan berwarna putih kerut
3. Media BAP ( Blood Agar Palte )
Proteus pada media selektif BAP memiliki citi-ciri koloni
sedang,smooth,keeping,ada yang menjalar dan ada yang tidak
menjalar,bersifat anhaemolytis.

Teenozhealthanalyst.blogspot.com/2012/04 identifikasi. Proteus. Html

B. Media selektif
1. Media tsia
Dasar pada media tsia mengalami perubahan dari warna
merah menjadi warna kuning. Hal tersebut menandakan bahwa
bakteri mampu memfermentasikan glukosa pada media sehingga

27
terbentuk suasana asam. Sedangkan pada lereng media tidak
mengalami perunahan (tetap berwarna merah) . Hal tersebut
menandakan bahwa bakteri tidak mampu menfermentasikan
laktosa atau sukrosa atau keduanya sehingga tidak tercipta suasana
asam. Adanya ruangan kosong atau udara pada media menandakan
bahwa bakteri mampu menghasilkan gas.
2. Gula-gula
Positi : hasil positif didapatkan pada beberapa gula-gula yang
digunakan yaitu glukosa, dan sukrosa. Hasil positif ditandai dengan
adanya perubahan warna indicator yang terdapat dalam media ini
yaitu dari biru menjadi kuning. Perubahan warna tersebut
disebabkan karena bakteri yang tumbuh di dalamnya mampu
memfermentasikan gula-gula gula tersebut berupa produk asam.
Negatif : hasil negative diperoleh dari gula-gula seperti laktosa,
maltose dan manitol. Hasil negative ditandai dengan tidak adanya
perubahan warna pada media gula-gula (tetap berwarna biru). Hal
tersebut menandakan bahwa bakteri tidak mampu
memfermentasikan gula-gula tersebut ehingga tidak terbentuk
suasana asam.
3. Sim
 s (sulfur) : bakteri menghasilkan sulfur. Hal ini ditandai
dengan terbentuknya endapan hitam pada media,
karena bakteri ini mampu mendesulfurasi cysteine yang
terkandung dalam media sim.
 i (indol) : reaksi indol hanya bisa dilihat ketika
pertumbuhan bakteri pada media ini ditambahkan dengan
reagen covac’s. Indol dikatakan positif jika terdapat cincin
merah pada permukaannya. Warna merah dihasilkan dari
resindol yang merupakan hasil reaksi dari asam amino
tryptopan menjadi indol dengan penambahan covac's.
Bakteri yang mampu menghasilkan indol menandakan

28
bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan
sebagai sumber carbon. Pada hasil pengamatan diperoleh
indol negatif sehingga dapat disimpulkan bakteri yang
tumbuh tidak menggunakan asam amino tryptopan sebagai
sumber carbonnya.
 m (motility) : pergerakan bakteri dapat terlihat pada media
ini berupa berkas putih di sekitar tusukan. Adanya
pergerakan ini bisa dilihat karena media sim merupakan
media yang semi solid. Pada hasil pengamatan diperoleh
motility positif. Hal ini menandakan bakteri mempunyai
alat gerak dalam proses pertumbuhanya.

C. Uji biokimia
Pada ujia biokimia bakteri Proteus mampu memecah urea dengan
cepat, mencairkan gelatin, glukosa dan sukrosa dipecah menjadi asam
dan gas, mannit dan laktosa tidak pecah. Terlihat pada tes biokimia
secara umum :
Tes positif : Motility, phenylalanine atau trypthopan
deaminase, Metyl-Red test
Tes negative : ONPG, fermentasi lactose, Voges-Proskauer, Lysin,
Decarboxilase, Arginine, Dihidrolisa, Malonate Broth.

No. Pr. Pr. Pr. penneri


Media/ Test
mirabilis Vulgaris
1 Swarming + + +
2 H2S + + +/-
3 Indole - + -
4 Urease + + +
5 Gelatinase + - -
6 Ornithin + - -
7 Citrate +/- +/- -
8 Fermentasi Maltosa - + +
9 Fermentasi Mannitol - - -

29
10 Fermentasi Adonitol - - ?

SERRATIA MARCESCENS

A. Media pemupuk
Serratia mercencens di kultur pada media kuning telur,kaldu
nutrisi,dan media telur terbangserrati menyebabkan kematian saat bakteri
tersebut tumbuh pada media kuning telur
B. Media selektif
Media selektif yang cocok dengan serratia adalah media CT agar

Mazidah. Afterthoght. Blogspot.com 2015/06 tahukah-kamu- bacteri-


serratia.html
C. Uji biokimia
(Dari kanan ke Kiri)
Na : Tumbuh, dapat terbentuk pigmen merah
Gula-gula: + (+g), -, +, +, +
SIM : H2S (-), Indol (-), Motilitas (+)
TSIA: Lereng/ Dasar (M/K), Gas (+), H2S (-)
SC : (+)

30
SALMONELLA SHIGELLA

A. Media penyubur
1. Selenit
Media ini digunakan untuk mengadakan isolasi spesies Salmonella dari
spesimen-spesimen seperti urin dan feses. Sodium selenit merupakan
inhibator terhadap Eschericia coli dan beberapa spesies dari Shigella.
Media ini mengandung pepton dari daging, laktosa, sodium selenitte,
dipotassium hydrogen phospatase, potassium dihidrogen phospatase,
selenite menghambat pertumbuhan bakteri coliform enteric dan
enterocccus,sebagian besar pada saat 6-12 jam pertama dari inkubasi.
Salmonella, proteus, pseudomonas tidak dihambat. Adanya
pertumbuhan pada media dapat dilihat warna media yang menjadi
keruh.

www.academia.edu/16358062/percobaan-31

2. Gram Negative Broth ( GN Broth )


Media selektif gram negatif digunakan untuk pembiakan bakteri
patogen saluran pencernaan ( salmonella spp dan shigella spp) dari
spesimen faeces dan rectal swab. Larutan berisi beberapa bahan aktif
termasuk natrium sitrat dan natrium deoksikolat yang menghambat
pertumbuhan organisme gram positif dan mempercepat pertumbuhan
bakteri gram negatif. Untuk mengoptimalkan selektfitas media, GN

31
broth setelah diinkubasi 6-8 jam setelah penanaman pertama harus
diisolasi ulang dan diinkubasikan kembali, apabila melewati waktu
tersebut bakteri nonenterik patogen akan tumbuh melampaui patogen.
B. Media selektif
1. Ss agar
Salmomella shigella agar adalah media selektif untuk mengisolasi
kuman Salmonella sp dan Shigella sp dari sampel feses,urin, dan
makanan. Untuk khusus isolasi kuman shigella Media ini tidak
disarankan karena beberapa strain shigella akan terhambat. Media ini
tersusun dari beberapa bahan :
f. Campuran ekstrat daging dan pepton menyediakan bahan
nitrogen
g. Vitamin, mineral dan asam amino diperlukan untuk
pertumbuhan
h. Campuran bile salt, sodium sitrat dan briliant green
menghambat bacteri gram positif, sebagian besar bacteri
ciliform dan pertumbuhan swarming dari proteus sp. Sehingga
kuman salmonella sp dan shigella sp dapat tumbuh dengan
baik.
i. Neutral red sebagai inhibator
j. feric citrate mendeteksi adanya H2S yang dihasilkan bakteri
seperti Proteus dan beberapa strain dari Salmonella akan
terbentuk koloni dengan titik hitam ditengah.
C. Uji biokimia
 KIA ( Klinger Iron Agar)
Untuk menguji adanya:
a) H2S
b) Fermentasi karbohidrat
c) Gas
 SIM ( Sulfit Indol Motility )
Digunakan untuk uji

32
a) H2S
b) Indol
c) Motilitas bakteri
 Urea
Untuk menguji fermentasi urea
 . Citrat
Digunakan untuk mengetahui apakah bakteri menggunakan citrat
sebagau sumber karbon atau tidak.
 MR / VP
1) MR Untuk mengetahui adanya pembentukan asam
2) VPUntuk menguji adanya acetoin
 PAD
Digunakan untuk menguji adanya phenyl piruvat

BORDETELLA PERTUSSIS

A. Media penyubur
Adalah media yang menguntungkan pertumbuhan
mikroorganisme tertentu karena mengandung bahan-bahan tambahan
ataupun bahan penghambat yang menekan tumbuhnya kompetitor.
Jenis ininjuga bertujuan untuk meningkatkan jumlah
mikroorganisme yang diduga terlalu dedikit dalam sampel sehingga
akan mudah untuk dihitung atau di analisa lebih lanjutan

33
Drofidwiantoro.blospot.com/2012/11/pertusis.html
1. Geollitih
Kegunaan : erichment media khusus staphyloccos aureus
Prinsip kerja: pertumbuhan staphyloccos dinaikkan oleh
piruvat,glysin,dalam kontaminasi dari gram positif lain
dihambat oleh tellurit .mecrococcus di cegahsampai derajat
tertentu karna kondisi anaerob. Pertumbuhan staphylococcus
dapat diketahui denangan timbulkan nya warna hitam pada
media karena reduksi tellurit menjadi methalik
tellurium.kandungan : potassium tellurit trihidrat sampai
sampelpada yang telah dihomogenkan dengan nacl atau
sampel cair (dapat langsung di gunakan,dimasuk kedalam
tabung yang telah berisi geolliti1 ml.inkubasi 24 jam suhu
37c.apa bila apabila warna media menjadi menjadi
hitampemeriksaan lanjutan dilakukan.
B. Media selektif
Salmonella shigella (ss) agar merupakan media selektif yang
digunakan untuk mengisolasi bacteri enterobacteriacea patogen
khususnya salmonella sp dan shigella sp. Dari makanan, alat-alat
kesehatan lainnya dan bahan percobanan klinik.

34
C. Uji biokimia

SIM Nitrat
Sulfur Indol Motility Reduksi
(-) (-)

HELICOBACTERIA
A. Media penyubur
1. Brain heart infusion (BHI)
BHI adalah media penyubur yang berguna untuk pertumbuhan
berbagai macam bacteri baik bentuk cair maupun agar. Bahan utama
terdiri dari berbagai jaringan hewan ditambah pepton, buffer posfat,
dan sedikit dekstros. Penambahan karbohidrat memungkinkan bacteri
dapat menggunakan langsung sebagai sumber energi.
B. Media selektif
1. Gram negative(GN)
Media selektif gram negative untukpembiakan bacteri patogen
saluran pencernaan (salmonella spp daan shigella spp) dari spesimen
feaces dan rectal swab.
2. Mac conkey agar
Max conkey agar adalah media selektif dan diferensial yang paling
sering digunakan. Media ini terdiri dari zat warna kristal violet untuk
menghambat pertumbuhan bacteri gram positif dan jamur dan
memungkinkan beberapa macam bacteri gram negatif tumbuh.
C. Uji biokimia
1. TSIA (tripel sugar iron agar)
Digunakan untuk identifikasi bacteri gram negatif batan, untuk
melihat kemampuan meragi glukosa dan sukrosa atau laktos.
Contohnya hasil untuk escherichia coli ( acid/acid), salmonella thpii
(alkali/acid+ h2s) sedangkan pseudomonas aerugenosa (alkali/alkali).

35
2. Fermentasikarbohidrat/gula-gula
Hasil positif (tabung berwarna kuning) meragi gula

3. SIM (sulfur,indol,motility)
Uji ini dilakukan untuk menentukan organisme yang memproduksi
bacter, produksi indol dan pembentukan gas H2S
4. Simon citrate
Uji ini dilakukan untuk menentukan bacteri yang menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon. Hasil uji positif dan berwarna biru

CLOSTRIDIUM BOTULINUM

A. Media penyubur
1. Brain heart infusion (BHI)
BHI adalah media penyubur yang berguna untuk pertumbuhan berbagai
macam bakteri baik bentuk cair maupun agar. Bahan ini utama terdiri dari
beberapa jaringan hewan di tambah pepton, buffer posfat, dan sedikit dekstrosa.
Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri dapat menggunakan langsung
sebagai sumber energi. BHI biasanya digunakan untuk media pertimbuhan
specimen.

www.food.info.net/id/bact/clbot.htm

36
B. Media selektif
1. Blood agar
Blood agar merupakan media pertumbuhan bakteri yang dapat
membedakan bakteri pathogen berdasarkan efek exotoksin hemolitik bakteri
pada sel darah merah. Media blood agar bukan merupakan media selektif murni.
Suatu media dikatakan selektif murni apabila hanya ditumbuhi beberapa jenis
mikroba sementara meghambat pertumbuhan mikroba jenis lain. Media blood
agar merupakan media pertumbuhan diperkaya dan selektif diferensial, karena
mendukung pertumbuhan sebagai organisme serta dapat memberi ciri yang khas
untuk bakteri golongan tertentu.
C. Uji biokimia
Uji biokimia ini mencakup uji fermentasi kabohidrat,uji hidrolisis pati,uji
methyl red,uji voges proskauer,uji oksidase,uji katalase,uji indol,uji sitrat,uji
pencairan gelatin,uji urase,uji hidrogen sulfida(H2S),uji selulase,dan uji
protease.
Hasil uji biokimia
 clostridium botulinium
Reaksi biokimia : semua jenis kuman meragikan glukosa
dan maltosa sambil membentuk asam dan gas.

GEMMATIMONA DETES
Gemmatimonadetes adalah flium dari bakteri di buat untuk jenis spesies
gemmatimonas aurantlaca.bakteri ini membentuk sekitar 2% komunitas bakteri
tanah dan telah di intetifikasi sebagai salah satu dari Sembilan flium teratas yang
di temukan di tanah namun saat ini hanya ada enam isolate berbudaya.

37
http//jpgimag gamba gemmatimonadetes.//com

Gemmatimonadetes telah di temukan di berbagai tanag gersang.seperti


padang rumput,serta endapan danau eutrophic dan alplne .ini berbagai
lingkungan di mana gemmatimonadetes telah di temukan menunjukkan adaptasi
terhadapat kelembapan tanah rendah sebbuah penelitian yang di lakukan
menunjukkan bahwa distribusi gemmatimonadetes di dalam tanah cendrung
lebih bergantung pada ketersediaan air dari pada agregasi sehingga memperkuat
tanah pengering.

1. MEDIA PEMUPUK/PENYUBURNYA
Pupuk hayati merupakan pupu yang mengandung mikrorganisme
hidup yang mampu mengkolonisasi rhizosfer tanaman dan dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan cara meningkatkan asupan
maupun ketersediaan hora bagi tanaman.
Bakteri yang di gunakan dalam konsorsium bakterinya antara lain :
 Mikro pemfiksasi N2
 Pelarut unsur p dan k
 Produksi nitrous oksidasi <N20>
 Pengoksidasi metan <ZH4>

Penggunaa pupuk hayati yang mengandung konsersium bakteri metanotrof dan


bakteri produksi N20 dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitasi padi

38
yang di tunjukan dengan peningkatan tinggi,bobo kering banyaknya bolir,dan
jumblah anak padi

1. MEDIA SELEKTIF
pertumbuhan bakteri Gram negative. media selektif adalah Phenylethyl
Alkohol Agar (PEA). PEA berfungi untuk menumbuhkan bakteri Gram positif.
PEA mengandung alcohol, sehingga mampu menghambat
2. uji BIOKIMIA
a. Uji Katalase
Uji katalase dilakukan dengan menggunakan larutan H2O2
3%. Tahap awal yang dilakukan adalah dengan
menginokulasikan isolat BPF terpilih pada media miring
selama 48 jam dengan suhu 37 OC. Setelah masa inkubasi
kemudian ditambahkan 200 - 300 ml larutan H2O2 pada
permukaan medium. Jika terjadi reduksi H2O2 akan terlihat
adanya gelembung-gelembung udara di sekeliling
pertumbuhan isolat bakteri. Jika dalam uji tersebut tidak
dihasilkan gelembung, maka uji dinyatakan negatif.
b. Uji Pigmentasi.
Penampakan pigmentasi pada isolat bakteri pada dasarnya
akan teramati jika isolat tersebut tumbuh dalam kondisi aerob,
yaitu pada isolat yang tumbuh dipermukaan media, sehingga
dapat diamati secara makroskopis. Namun demikian,
pengamatan lebih lanjut terhadap pigmentasi dapat diamati
dengan cara menginokulasikan isolat bakteri berumur 1
minggu terhadap beberapa pelarut pigmen, diantaranya
adalah alkohol, eter, khloroform dan, aseton. Keberadaan
pigmen dari isolat tersebut dapat terlihat dari warna, sifat
difusi dalam media serta daya kelarutan pigmen pada berbagai
macam zat pelarut tersebut. 18

39
c. Uji Oksidasi Fermentasi
Uji oksidasi fermentasi dilakukan dengan
menginokulasikan isolat BPF dalam media oksidasi fermentasi
selama 48 jam dan diamati adanya perubahan warna menjadi
kebiruan.
d. Hidrolisis Gelatin
Uji hidrolisis gelatin dilakukan dengan menginokulasikan
isolat BPF pada media gelatin dan diinkubasi 48 jam lalu
disimpan dalam lemari pendingin

HASIL PERTUMBUHAN

menunjukkan bahwa distribusi gemmatimonadetes di dalam tanah cendrung


lebih bergantung pada ketersediaan air dari pada agregasi sehingga memperkuat
tanah pengring

SALMONELLA THYPOSA

A. Media penyubur
1. Selenit
Media ini digunakan untuk mengadakan isolasi spesies salmonella
dari spesimen-spesimen seperti urin dan feses. Sodium selenit
merupakan selenit inhibitor terhadap eschericia coli dan beberapa
spesies dari shigella.

40
www.kiosherbalku.com/blog/bacteri-salmonella-thyposa

B. Media selektif
1. Salmonella shigella agar
Salmonella shigella agar adalah media selektif untuk mengisolasi
kuman salmonella sp dan shigella sp dari sampel feses, urin dan
makanan.
2. Xylose lysine deoxycholate
XDL adalah media selektif dan diferensial kuman
enterobacteriaceae khususnya untuk salmonella sp dan shigella sp.
Media XDL dapat dikombinasikan dengan media penyubur gram
negative erichment broth untuk mendapatkan isolasi yang lebih baik.
Pada phini kuman menghasilkan H2S, H2S akan mereduksi tiosulfat
dan besi membentuk warna hitam pada koloni. Natrium deoksikat
akan menghambat bacteri gram (+) dan bacteri (-) non enteric.
C. Tes biokimia
Setelah diinokulasi media tripel sugar iron agar (TSIA), bacteri diinokulasi
ada media gula-gula dan media biokim. Uji biokimia harus melewati media
tripel sugar iron agar (TSIA), karena ada media differensial dan selektif sering
terjadi kontaminasi dan adanya unsur emedu dalam media differensial dan
media selectif, jika emedu itu kembali maka bacteri tidak bisa tumbuh karena
ada media biokimia.

41
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/salmonella

http://anisahida. Wordpress.com.2011/04/08/bactrei-staphylococcus-aereus

www.generssibiologi:com/2016/10/ciri-ciri-morfologi:bacteri-stahylococcus

https://id.wikipedia.org/wiki/vibrio-cholerae

https://id.wikipedia.org/wiki/vibrio-cholerae

https://mariadeline36.wordpress.com,2011/04,14,bacteri-neisseria

https://syafitrianipurbani.worpress.com/2012/09/04

Nursapitri.blospot.com/2012/06/laporan bacteriologi.html

42

Anda mungkin juga menyukai