Alat
o Tabung reaksi steril
o Rak tabung reaksi
o Pinset
o Ose bundar dan lurus
o Pipet ukur 5 dan 10 ml
o Bunsen
o Papan pembentutuk agar miring
o Inkubatok agar miring
o Inkubator 37ºC
Bahan
o Suspensi bakteri ; S. Aures ; P. Aeruginosa ; E. Coli
o Potasium telurite
o Media Mac Conkey Agar (MCA), Vogel Jonson agar (VJA), Cetrimide Agar (CA), Simmon
sitrat, dan Triple Sugar Iron Agar (TSIA).
Media MCA, VJA, dan CA dibuat dalam bentuk Plat Agar, sedangkan media Simmon
sitrat dan TSIA dalam bentuk agar miring. Kemudian masing-masing warna media Dicatat
dan didokumentasikan sebelum di inokulasi dengan bakteri. Setelah itu Masing-masing
suspensi bakteri di inokulasikan pada media MCA, VJA, CA, Simmon Sitrat, dan TSIA.
Seluruh kultur bakteri di inkubasi pada inkubator 37ºC selama 1 minggu dan pengamatan
dilakukan setiap hari yang mencakup :
- Warna media : Dibandingkan dengan warna media sebelum diinokulasi dengan bakteri,
secara keseluruhan, disekitar / disekeliling koloni bakteri. Pada agar miring TSIA :
digambarkan bila ada perbedaan warna sesuai dengan posisi media (di dasar, tenga dan
permukaan tabung)
- Ukuran dan Warna koloni bakteri
- Adanya endapan hitam atau retakkan pada media
VI. Pembahasan
Bakteri Staphylococcus aureus pada media MCA yang diamati pada hari Kamis
(11/11/2010), tumbuh sedikit dipermukaan media pada daerah I dan media yang semula
berwarna merah tua berubah menjadi merah muda. Warna koloni bakteri ini merah muda.
Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jumat (12/11/2010), bakteri tumbuh lebih
banyak pada daerah I dan daerah yang lainnya tidak tumbuh, sedangkan warna media
berubah menjadi kuning kecoklatan. Warna koloninya merah muda. Bakteri S. Aureus
merupakan bakteri gram positif yang akan terhambat pertumbuhannya pada media MCA
karena pada media MCA mengandung garam empedu dan kristal ungu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme gram positif, maka pada media ini bakteri S.
Aureus hanya tumbuh sedikit. Perubahan warna pada media MCA terjadi karena fermentasi
laktosa dan penurunan pH.
Pada pengamatan hari kamis (11/11/2010) bakteri Staphylococcus aureus pada media
VJA tumbuh banyak di semua daerah dan di semua permukaan. Warna media berubah yang
semula orange menjadi kuning muda dan warna koloni dari bakteri ini putih susu. Sedangkan
pengamatan pada hari jum’at (12/11/2010) bakteri tumbuh lebih banyak di permukaan.
Warna media tetap berwarna kuning muda dan warna koloninya putih susu. Pada media ini
bakteri S. Aureus dapat tumbuh dengan baik karena kandungan yang terdapat pada media
VJA adalah mannitol, tellurite dan lithium chloride yang berperan untuk mengisolasi bakteri
yang bersifat koagulase positip, karena semua yang bersifat koagulase positip akan tumbuh
pada media ini. Sedangkan perubahan warna yang terjadi pada media disebabkan oleh asam
yang dihasilkan pada metabolisme bakteri atau akibat fragmentasi manitol. Adanya lithium
chloride: sangat bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan bakteri lain termasuk E. coli.
Namun demikian media ini kurang mampu memilah S. aureus karena semua koagulase
positip dapat tumbuh termasuk S. epidermidis dan Proteus.
Pada pengamatan hari kamis (11/11/2010) bakteri Staphylococcus aureus belum ada
yang tumbuh pada media CA tetapi warna medianya tetap berwarna kuning bening.
Sedangkan pengamatan pada hari jum’at (12/11/2010) bakteri tidak tumbuh dan media tetap
berwarn kuning bening. Pada media ini bakteri tidak tumbuh karena mengandung cetrimide
yang merupakan quarternary ammonium yaitu senyawa yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri kecuali bakteri Pseudomonas, karena menyebabkan kebocoran unsur-
unsur di dalam sel.
Pada pengamatan hari kamis (11/11/2010) bakteri Staphylococcus aureus belum ada
bakteri yang tumbuh pada media Simmon Sitrat. Warna media tetep berwarna hijau tua.
Sedangkan pengamatan pada hari jum’at (12/11/2010) bakteri belum tumbuh tetapi warna
media bagian atasnya berubah menjadi biru tua dan bagian bawahnya tetap berwarna hijau
tua. Perubahan warna pada media tersebut menunjukan adanya bakteri yang tumbuh karena
bakteri S. Aureus dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal dan ion
ammonium sebagai sumber nitrogen tunggal. Perubahan warna terjadi karena penggunaan
sitrat akan meningkatkan pH media. Peningkatan pH media tersebut menyebabkan perubahan
warna pada indikator bromthymol biru yang mengubah media menjadi warna biru. Bakteri ini
termasuk dalam bakteri aerob fakultatif.
Pada pengamatan hari kamis (11/11/2010) bakteri Staphylococcus aureus bakeri
tumbuh pada media TSIA di permukaannya. Warna media yang semula berwarna merah
berubah menjadi kuning muda. Warna koloninya putih susu. Sedangkan pengamatan pada
hari jum’at (12/11/2010) bakteri tumbuh lebih banyak di permukaan media. Warna media
berubah menjadi kuning emas. Warna koloninya putih susu. Perubahan ini disebabkan karena
bakteri dapat memfermentasi glukosa / laktosa / sukrosa.
Bakteri Escherichia coli pada media MCA yang diamati pada hari Kamis
(11/11/2010), tumbuh banyak di permukaan media. Warna media yang semula merah tua
berubah menjadi kuning muda. Warna koloni bakteri ini putih susu. Sedangkan pengamatan
yang dilakukan hari jum’at (12/11/1010) bakteri tumbuh lebih baik dan lebih banyak. Warna
media tetap kuning muda (keemasan). Warna koloninya putih susu. Pada media ini bakteri
dapat tumbuh dengan baik karena dapat menguraikan laktosa. Kemampuan E. coli
memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH, sehingga mempermudah absorpsi
neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah muda.
Pada hari Kamis (11/11/2010), bakteri Escherichia coli tumbuh banyak pada media
VJA di semua daerah. Warna media merah muda yang semula warna orange dan warna
koloninya putih susu. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jumat(12/11/2010),
bakteri tumbuh dengan baik dipermukaan media dan di daerah I media pecah (menonjol ke
atas) dan warna media tetap seperti hari kamis berwarna merah muda. Warna koloninya putih
susu. Perubahan warna pada media disebabkan karena bakteri tidak dapat memfermentasi
manitol yang terkandung di dalam media sehingga media berubah menjadi merah muda.
Pada hari kamis (11/11/2010) bakteri Escherichia coli tumbuh pada media CA
dipermukaannya. Warna media berubah menjadi putih bening yang semula berwarna kuning
bening. Warna koloninya putih susu. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari jumat
(12/11/2010) bakteri lebih banyak dipermukaan dan didalam media. Warna media tetap
seperti hari Kamis berwarna putih bening. Warna koloninya putih susu. Pertumbuhan tersebut
karena bakteri ini merupakan bakteri gram negatif yang dapat tumbuh pada media CA seperti
halnya pseudomonas.
Pada hari kamis (11/11/2010) bakteri Escherichia coli belum ada yang tumbuh pada
media Simmon Sitrat. Warna media tetap berwarna hijau tua. Sedangkan pengamatan yang
dilakukan pada hari Jum’at (12/11/2010) warna media berubah menjadi biru tua. Perubahan
warna tersebut menunjukkan adanya bakteri yang tumbuh karena mampu menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon tunggal dan mereka dapat memetabolisme garam amonium dalam
medium dan penggunaan sitrat meningkstksn pH media. Peningkatan pH tersebut
menyebabkan perubahan warna pada indikator bromthymol biru yang mengubah warna
media menjadi biru.
Pada hari kamis (11/11/2010) bakteri Escherichia coli tumbuh pada media TSIA
dipermukaannya. Warna media berubah menjadi kuning muda dan di bagian bawahnya
berwarna hitam yang semula berwarna merah. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada
hari Jum’at (12/11/2010) bakteri tumbuh dipermukaan dan bagian bawah media yang
berwarna hitam. Terdapat gelembung oksigen diatas permukaan hitam. Warna media bagian
atas kuning dan bagian bawahnya hitam. Bakteri ini dapat tumbuh dengan baik pada TSIA
karena media ini biasanya digunakan untuk konfirmasi pengujian E. coli dan dapat digunakan
untuk identifikasi bakteri gram negatif yang memfermentasi dekstrosa/laktosa/sukrosa dan
produksi H2S. Terjadinya fermentasi dekstrosa oleh bakteri gram negatif akan menurunkan
pH menjadi asam. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol red (media merah)
menjadi kuning. Sedangkan warna hitam karena terbentuknya H2S positif dari farmentasi H2
dan CO2.
Bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media MCA yang diamati pada hari Kamis
(11/11/2010), belum tumbuh pada media ini. Warna media berubah menjadi merah muda
yang semula berwarna merah tua. Sedangkan pengamatan dilakukan pada hari Jum’at
(12/11/2010) bakteri belum tumbuh dan warna media tetap berwarna merah muda. perubahan
warna tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri karena bakteri ini termasuk gram
negatif yang dapat menguraikan laktosa . penguraian laktosa menyebabkan penurunan pH
sehingga mempermudah absorbsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah muda.
Pada hari Kamis (11/11/2010) bakteri P. aeruginosa tumbuh pada media VJA berupa
titik-titik permukaan media. Warna media berubah menjadi merah muda yang semula
berwarna orange. Warna koloninya putih susu. Sedangkan pengamatan pada hari Jum’at
(12/11/2010) bakteri tumbuh lebih banyak. Warna media merah muda tetapi disekelilingnya
berwarna kuning. Warna koloninya putih susu. Perubahan warna menjadi merah muda
disebabkan karena manitol tidak difermentasi sedangkan perubahan warna media menjadi
kuning disebabkan karena perubahan warna merah fenol akibat menanggapi indikator dalam
pembentukkan asam.
Pada hari Kamis (11/11/2010) bakteri P. aeruginosa belum ada yang tumbuh pada
media CA. Warna media berubah menjadi putih bening yang semula berwarna kuning
bening. Sedangkan pada pengamatan hari Jum’at (12/11/2010) bakteri belum tumbuh dan
warna media tetap berwarna putih bening. Pada media ini, P. aeruginosa tidak tumbuh karena
tidak dibantu dengan menggunakan media Pseudomonas Selective Medium yang
mengandung Nalidixi acid untuk menghambat pertumbunan bakteri lain.
Pada hari Kamis (11/11/2010) bakteri P. aeruginosa belum ada yang tumbuh pada
media simmon sitrat dan media berwarna hijau tua. Sedangkan pada pengamatan hari Jum’at
(12/11/2010) bakteri belum ada yang tumbuh tetapi warna media bagian atas berwarna biru
tua dan bagian bawahnya berwarna hijau tua. Perubahan warna tersebut menunjukkan adanya
bakteri yang tumbuh karena mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal dan
mereka dapat memetabolisme garam amonium dalam medium dan penggunaan sitrat
meningkstksn pH media. Peningkatan pH tersebut menyebabkan perubahan warna pada
indikator bromthymol biru yang mengubah warna media menjadi biru. Pembentukkan warna
biru terdapat pada bagian atas media karena bakteri ini memerlukan oksigen karena bakteri
ini termasuk bakteri aerob obligate.
Pada hari Kamis (11/11/2010) bakteri P. aeruginosa belum ada yang tumbuh dan
media tetap berwarna merah. Sedangkan pada hari Jum’at (12/11/2010) belum ada bakteri
yang tumbuh dan media berwarna merah. Bakteri ini tumbuh karena Pseudomonas tidak
mampu memfermentasi dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah.
VII. Kesimpulan
Isolasi mikroba merupakan upaya pembiakkan suatu jenis mikroba tertentu yang diperoleh
dari suatu sampel di dalam suatu media yang spesifik, sehingga selanjutnya dapat dilakukan
identifikasi dan konfirmasi.
Identifikasi mikroba yaitu Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat
diperiksa dalam keadaan hidup atau mati. Pemeriksaan morfologi bakteri ini perlu, untuk
mengenal nama bakteri.
Sedangkan konfirmasi mikroba yaitu untuk mengetahui jenis bakteri dan koloninya.
Konfirmasi jenis bakteri dapat menggunakan berbagai pewarnaan, reaksi ensimatis atau
reaksi biokimia, terutama jika identifikasi menggunakan media masih meragukan/belum
memuaskan.
Tabel pertumbuhan bakteri pada media spesifik
MEDIA
BAKTERI
MCA VJA CA SS TSIA
S. Aureus +* + + + +
E. Coli + + + + +
P. Aureginosa + - - + +
Keterangan :
- (+) = bakteri tumbuh dengan baik
- (-) = bakteri tidak tumbuh
- (*) = pertumbuhan terhambat
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka.
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut
media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan
oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya (Label, 2008).
Mikroorganisme yang kita isolasi harus kita ketahui jenis medium yang disukai sehingga
dapat tumbuh dengan baik pada media. Dalam hal ini medium ini akan digunakan oleh
mikroorganisme sebagai sumber energi untuk melakukan pertumbuhan dan
perkembangbiakan maka hendaknya harus sesuai dengan komposisi bahan medium.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukanlah praktikum ini untuk mempelajari macam-
macam medium, cara- cara pembuatan dari beberapa medium dan sekaligus mengetahui
bahan- bahan yang digunakan serta komposisi juga fungsi dari masing- masing bahan
tersebut dalam membantu pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Sehingga nantinya
diharapkan dapat menumbuhkan, mengisolasi dan menguji sifat fisiologi atau perhitungan
mikroorganisme tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut
medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada
medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber
karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk, dan Wheeler,1993).
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi
dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari
nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan
dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label,
2008).
Untuk menelaah bakteri di dalam laboratorium , pertama- tama kita harus dapat
menumbuhkan bakteri tersebut di dalam suatu biakan murni. Untuk melakukannya haruslah
dimengerti jenis- jenis nutrient yang disyartakan oleh bakteri dan juga macam lingkungan
fisik yang mana dapat menyebabkan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya tersbut
(Pelczar, 1986).
Adapun macam-macam media Pertumbuhan antara lain (Indra, 2008) :
1. Medium berdasarkan sifat fisik
Ø Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media
menjadi padat..
Ø Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi
sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya
pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran
sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free
Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan dibawah permukaan
media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga
bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth,
kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga
diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
Ø Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient
Broth), LB (Lactose Broth).
2. Medium berdasarkan komposisi
Ø Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya
secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
Ø Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti,
misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang.
Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi
senyawa penyusunnya.
Ø Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui
secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice
Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan
Ø Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya
Nutrient Broth, Blood Agar.
Ø Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media
tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba
yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk
merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline.
Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran
terhadap garam.
Ø Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan
mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media
diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam
media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar,
dll.
Ø Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur
Ø Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba.
Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan
menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
Ø Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-
kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya
adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
Ø Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter
spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan
perubahan warna media di sekeliling koloni.
Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu diiingat bahwa tidak ada
satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi untuk semua bakteri di
laboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa
berapa bakteri memiliki persyaratan nutrient yang sederhana, sedang yang lain memiliki
persyaratan yang rumit. Karena alsan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga
bisa menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah (Pelczar, 1986).
BAB II
METODOLOGI
III. 1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, erlenmeyer, sendok tanduk
penangas, Autoklaf, bunsen, neraca ohaus, Oven, magnetik spiral, pengaduk, pisau, dan gelas
ukur.
III.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan pada percobaan ini adalah tauge, daging, kentang, dextrose, agar,
sukrosa, pepton, aquadest, spiritus, alkohol dan korek api
III.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah :
A. Medium Tauge Ekstrak Agar (TEA)
• Untuk komposisi TEA 1000 mL
- Tauge : 100 gram
- Sukrosa : 60 gram
- Agar : 15 gram
- Aquadest : 1000 mL
• Untuk komposisi TEA 100 mL
- Tauge : 100/1000 x 100 = 10 gram
- Sukrosa : 60/1000 x 100 = 6 gram
- Agar : 15/1000 x 100 = 1,5 gram
- Aquadest : 1000/1000 x 100 = 100 mL
Cara Kerja :
• Memotong tauge pada bagian bawah akar dan bagian atas pucuknya
• Mengambil bagian tengah dan memotong- motong seukuran satu centimeter, kemudian
mencucinya
• Menimbang tauge sebanyak 10 gr, sukrosa 6 gr, agar 1,5 gr, dan aquadest sebanyak 100
mL.
• Memasukkan tauge dan aquadest tadi ke dalam erlenmeyer kemudian mendidihkannya pada
penangas.
• Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan menyaring ekstraknya dengan
menggunakan kertas saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
• Menambahkan sukrosa dan agar lalu menambahkan aquadest hingga volumenya 100 mL
dan mengaduknya.
• Memanaskan kembali hingga mendidih dan homogen lalu mengangkat dan menutup mulut
erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil
• Menaruhnya dalam otoklaf dengan tekanan 2 atm selama 15- 20 menit .
• Menyimpan di dalam lemari pendingin.
B. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
• Untuk komposisi 1000 mL
- Kentang : 200 gram
- Dextrose : 15 gram
- Agar : 15 gram
- Aquadest : 1000mL
• Untuk komposisi 100 mL
- Kentang : 200/1000 x 100 = 20 gram
- Dextrose : 15/ 1000 x 100 = 1,5 gram
- Agar : 15/1000 x 100 = 1,5 gram
- Aquadest : 1000/1000 x 100 = 100 mL
Cara kerja :
• Mengupas kentang, memotong- motong seukuran dadu dan mencucinya hingga bersih.
• Menimbang kentang sebanyak 20 gr, dextrose 1,5 gr, agar 1,5 gr, dan aquadest sebanyak
100 mL.
• Memasukkan potongan kentang dan aquadest tadi ke dalam erlenmeyer kemudian
mendidihkannya pada penangas.
• Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan menyaring ekstraknya dengan
menggunakan kertas saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
• Menambahkan dextrose dan agar lalu menambahkan aquadest hingga volumenya 100 mL
dan mengaduknya.
• Memanaskan kembali hingga mendidih dan homogen lalu mengangkat dan menutup mulut
erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil
• Menaruhnya dalam otoklaf dengan tekanan 2 atm selama 15- 20 menit .
• Menyimpan di dalam lemari pendingin.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
• Jenis medium dapat digolongkan berdasarkan konsistensinya berupa ; medium cair, medium
padat, medium diperkaya, medium selektif, medium diferensiasi, medium penguji, medium
umum, medium khusus, dan medium untuk perhitungan jumlah koloni. Sedangkan
berdasarkan susunan kimianya berupa ; medium alamiah, medium semi alamiah, dan medium
sintesis.
• Pada umumnya, pembuatan medium semi alamiah bahan umum yang digunakan yaitu agar
untuk merapatkan medium dan aquadest sebagai pelarut. Bedanya pada medium Tauge
ekstrak agar menggunakan tauge dan sukrosa sebagai sumber makanan bagi mikroba, pada
medium Potato dextrose agar menggunakan kentang dan dextrose, dan pada Nutrient agar
menggunakan daging dan pepton.
V.2 Saran
Sebaiknya praktikan diajarkan pula mengenai cara pembuatan medium yang lain sebab pada
praktikum ini hanya medium TEA, PDA, dan NA saja yang dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Indra., 2008, http//ekmon-saurus/bab-2-Media- pertumbuhan/.htm . diakses pada tanggal 08
maret 2009, Makassar.
Label, Caray.,2008, http//Caray label makalah –dan – skripsi pembuatan-media- agar dan-
sterilisasi/htm .diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.
PRAKTIKUM 1
A. EMBA
Kelompok : II
Dasar Teori :
2. Komposisi media :
Peptone 10,0 gr
Lactose 5,0 gr
Sucrose 5,0 gr
Agar-agar 13,5 gr
Alat :
Erlenmeyer
Sendok tanduk
Kertas pH
Bahan :
Powder EMB
Aquadest 200 ml
Kapas
KOH
Cara kerja :
b. Timbang reagen 7,9 gr (sesuai dengan kebutuhan, berpedoman pada cara pembuatan
media yang tertera pada botol reagen
d. Bahan yang telah ditimbang dilarutkan di dalam aquadest 200ml lalu di aduk. Karena
tidak semua langsung larut maka digunakan waterbath untuk melarutkannya.
e. Larutan yang telah larut kemudian disterilkan di dalam autoclave Selama 15 menit
setelah mencapai 121ºC
f. Setelah 15 menit larutan dikeluarkan dari autoclave dan dituang ke dalam 10 plate
yang telah disiapkan.
g. Plate yang telah diisi media tadi disimpan sampai dingin dan padat.kemudian di simpan
dalam lemari Es
Kelompok : II
Dasar Teori :
1. Kegunaan Media Mac Conkey : untuk menumbuhkan bermacam-macam kuman khususnya
untuk kuman gram negative basil seperti Salmonella, Shigella, Hidrocolera, E. Coli.
2. Komposisi Media :
Peptone 20,0 gr
Lactose 20,0 gr
Agar 12,0 gr
1. Alat :
Neraca
Water Bath
Autoclave
Erlenmeyer
Sendok Tanduk
Kertas pH
Pipet Tetes
Batang pengaduk
Pipet ukur
2. Bahan :
KOH
Aquadest
Kapas
Cara Kerja
2. Menimbang bahan
dalam 200 ml
3. Mengatur pH aquadest
Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya media Mac conkey, salah
satunya harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadest yang diatur
pHnya sesuai dengan volume yang akan kita gunakan.
pH aquadest untuk media Mac conkey yaitu 7,4±0,2, jika pH masih di bawah
ketentuan atau cenderung ke asam (<5),>7), maka harus ditambahkan HCL tetes demi
tetes hingga mencapai pH yang di inginkan.
4. Melarutkan bahan
Bahan yang telah di timbang dimasukkan kedalam Erlenmeyer 500 ml, sisa bahan
yang menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest
sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah diatur sebelumnya
sampai pada garis tanda 200 ml lalu diaduk.
Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath.
Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus di cek hingga tidak ada lagi butiran
zat pada dinding tabung atau larutan.
5. Mensterilkan Media
Larutan yang telah larut kemudian disterilkan ke dalam autoclave selama 15 menit
setelah mencapai 121°C
Setelah 15 menit larutan dikeluarkan dari autoclave, kemudian dituang kedalam plat
yang telah disiapkan lebih dahulu. Tiap-tiap plat diisi hingga permukaan plat tertutupi oleh
larutan media, tidak boleh terlalu tipis maupun terlalu tebal. Pada saat menuang tutup plat
dibuka sedikit saja untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
7. Menyimpan Media
Plat yang telah diisi tadi disimpan sampai dingin dan padat. Setelah dingin media
tersebut dibalik agar uap air yang ada pada tutup plat tidak jatuh kembali kepermukaan
agar. Selanjutnya di bungkus lalu dimasukkan kedalam lemari es
Pembahasan
PRAKTIKUM 2
Kelompok :II
Dasar Teori :
Media gula-gula digunakan dalam tes biokimia khususnya untuk melihat fermebtasi oleh
kuman.
2. Kompoisi media :
Air Peptone :
Bacteriogical peptone 6 gr
NaCl 3 gr
Aquades 600 ml
Gula-gula “Fruktosa” 1 gr
Kegunaan : untuk melihat kemampuan bakteri menfermentasikan karbohidrat.
B T B 0,4 %
1. Alat :
- Erlenmeyer - Waterbath
- Durham - Kapas
2. Bahan :
- NaCl
- Aquades
- Powder Fruktosa
-BTB
Cara Kerja :
Air peptone dibuat dengan melarutkan 6 gr Bacteriogical peptone dan 3 gr NaCl dalam 600
ml aquades menggunakan gelas kimia. Setelah itu air peptone yang telah dibuat dituang ke
dalam enam Erlenmeyer sesuai dengan jumlah kelompok, masing-masing 100 ml.
Kemudian masukkan Erlenmeyer ke dalam waterbath agar larutan dapat larut sempurna.
Setelah larut, keluarkan dari waterbath.
Ambil NaOH menggunakan pipet tetes dan teteskan pada air peptone sebanyak dua tetes.
Masukkan BTB 0,4 % ke dalam larutan dan dikocok-kocok hingga larut hingga
warnanya menjadi hijau tua.
Sebelum menuang, tabung-tabung harus lebih dahulu disiapkan dan diisi tabung
durham. Tiap tabung diisi 3 ml. tabung yang dipakai sebanyak 10 buah. Sebelum
tabung-tabung ditutup dengan kapas, durhamnya dipastikan telah terisi oleh larutan
gula-gula atau tidak ada lagi udara di dalam durham.
Mensterilkan gula-gula
Proses strilisasi dilakukan di dalam autoclave selama 15 menit setelah mencapai suhu
121°C.
Menyimpan media
Media yang telah steril didinginkan dan selanjutnya disimpan di dalam lemari es
sampai siap digunakan.
PRAKTIKUM III
C. Kelompok : II
D. Dasar Teori :
1. Kegunaan Media S S A adalah untuk menumbuhkan Salmonella dan shigella, karena media
ini termasuk media selektif merupakan media yang kompleks yang sangat selektif terhadap
kuman-kuman tertentu.
2. Komposisi Media :
Laktose 10,0 gr
Neraca
Waterbath
Cawan Petri
Pipet tetes
Erlenmeyer
Sendok tanduk
Kertas pH
Batang pengaduk
2. Bahan :
Salmonella Shigella
Agar
Aquadest
KOH
Kapas
F. Cara Kerja :
Pada botol reagent tertera 60 gram dalam 1 liter oleh karena pada saat itu volume
yang dibuat adalah 1000 ml, maka ditimbang 30 gram sebanyak 2 kali dan dilarutkan
masing-masing ke dalam 500 ml aquadest untuk mempermudah dalam proses pelarutan
3. Mengatur pH aquadest
pH aquadest untuk media SSA yaitu 7,0±0,2, jika pH masih dibawah ketentuan atau
cenderung ke asam (<5),>7), maka harus ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga
mencapai pH yang digunakan
4. Cara melarutkan S S A
Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 1000 ml, sisa bahan
yang menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest
sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah di atur sebelumnya
sampai pada garis tanda 500 ml lalu di aduk
Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath.
Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus dicek hingga tidak ada lagi butiran
zat pada dinding tabung atau larutan.
SSA tidak disterilkan dalam autoclave karena ada zat zat yang akan rusak yakni
sodium sitrate dan sodium thiosulphate.
Setelah penuangan selesai biarkan media tersebut sampai dingin dan padat. Setelah
itu media tersebut dibungkus dan disimpan dalam lemari es.
G. Pembahasan
Sebelum menggunakan aquadest terlebih dahulu di ukur pH nya sesuai dengan label
yang tertera pada botol bahan yang akan digunakan
Pada saat pembuatan media ini pH aquadest dalam keadaan asam maka ditambahkan
tetes demi tetes KOH 40%, karena pada saat itu yang ada hanya KOH 40%
Media S S A tidak disterilkan dalam autoclave karena ada zat-zat yang akan rusak yakni
sodium citrate dan sodium thiosulphate.
Pada saat melarutkan di dalam waterbath mulut Erlenmeyer harus ditutup dengan kapas
untuk mengurangi terjadinya penguapan.
Setelah medianya padat disusun dalam keadaan terbalik supaya uap air yang terdapat
pada penutup plat diturun kembali ke permukaan media.
Kelompok : II
Dasar Teori :
Peptone 20,0 gr
Lactose 10,0 gr
Sucrose 10,0 gr
Glucose 10,0 gr
Sebagai indikator
Agar
1. Alat :
Neraca
Waterbath
Autoclave
Cawan Petri
Pipet tetes
Erlenmeyer
Sendok tanduk
Kertas pH
Tabung+rak tabung
Pipet ukur
Batang pengaduk
2. Bahan :
Powder T S I A
KOH
Aquadest
Kapas
Cara Kerja :
2. Cara penimbangan
Pada botol reagent tertera 65 gram dalam 1 liter, sementara yang akan di buat 50 ml,
sehingga bahan yang ditimbang sebanyak
3. Mengatur pH aquadest
pH aquadest untuk media SSA yaitu 7,4±0,2, jika pH masih dibawah ketentuan atau
cenderung ke asam (<5),>7), maka harus ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga
mencapai pH yang digunakan
4. Cara melarutkan T S I A
Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, sisa bahan yang
menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest sebanyak 3
kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah di atur sebelumnya sampai pada
garis tanda 50 ml lalu di aduk
Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath.
Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus dicek hingga tidak ada lagi butiran
zat pada dinding tabung atau larutan.
Setelah larut sempurna, larutan dituang ke dalam tabung yang telah disiapkan lebih
dahulu. Kemudian larutan dipipet kedalam tabung sebanyak 2,5 ml larutan.
6. Mensterilkan media
Tabung-tabung yang telah terisi dengan larutan ditutup dengan kapas kemudian
disterilkan ke dalam autoclave selama 15 menit setelah mencapai 121°C
7. Menyimpan media
Setelah proses sterilisasi selesai, media didinginkan dengan posisi miring, setelah
padat atau membeku lalu disimpan dilemari es.
Pembahasan
Setelah media ini disterilisasi usahakan tabung berposisi miring agar pertumbuhan
bakteri memberikan koloni yang spesifik.
Kelompok : II
Dasar Teori :
2. Komposisi Media :
Oxgall 8,0 gr
Saccarose 20,0 gr
Agar 15,0 gr
A. Petunjuk
Timbang dan larutkan 89 gram bubuk dalam aquadest, kocok hingga larut. Panaskan dalam
waterbath hingga larut sempurna selama 1 menit pada suhu 45-50°C. Gunakan secepatnya.
Jangan menggunakan Autoclave.
pH : 8,6 ± 0,2
simpan di tempat aman karena dapat menyebabkan iritasi pada mata, gangguan saluran
pernapasan dan kulit.
PRAKTIKUM IV
JUDUL : Pembuatan Media MR/VP (Metil red/Vouges Pioskaner)
KELOMPOK : II
DASAR TEORI :
1. Kegunaan media MR/VP : adalah Untuk mengetahui adanya frmentasi asam campuran atau
fermentasi butanadiol dan digunakan dalam pemeriksaan laboratorium, khususnya tes biokimia.
2. Komposisi media :
D (+) Glucose 5 gr
Kegunaan : sebagai bahan karbohidrat yang akan digunakan mikroorganisme dalam proses
fermentasi.
Phosphate buffer 5 gr
1. Alat :
Neraca Kertas pH
2. Bahan :
CARA KERJA :
2. Menimbang bahan
Penimbangan bahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan atau volume yang akan dibuat
dan berpedoman kepada cara pembuatan yang tertera pada botol media.
Pada Botol media tertera 17 gram dalam 1 liter, sementara yang akan dibuat hanya 20 ml
(Untuk pemakaian 10 tabung, tiap tabung akan diisi masing-masing 2 ml). Sehingga bahan
X gram = gr I . V(ml)
1000
= 17 . 20
1000
= 0,34 gr
Jadi, bahan yang ditimbang adalah sebanyak 0,34 gram lalu dilarutkan ke dalam aquades
sebanyak 20 ml.
3. Mengatur pH Aquades,
Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya media MR/VP, salah satunya
harus memperhatikan pH aquades yang digunakan. Untuk Media MR/VP yaitu 8,9±0,2 jika
pH masih dibawah ketentuan atau cenderung asam. Maka harus ditambahkan dengan
4. Melarutkan bahan
Bahan yang telah di timbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml., yang sebelumnya
telah di larutkan dahulu menggunakan beaker glass. Sisa bahan yang menempel pada
beaker glass yang digunakan menimbang dibilas dengan aquades sebanyak tiga kali,
kemudian ditambahkan aquades dengan pH yang telah diatur sebelumnya. Karena tidak
semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath. Waktu pelarutan
tidak ditentukan, namun sesekali harus di cek hingga tidak ada lagi butiran zat pada
Setelah larut sempurna, larutan dituang ke dalam tabung yang telah disiapkan lebih
dahulu. Tiap-tiap tabung diisi dengan larutan sebanyak 2 ml, lalu ditutup dengan kapas,
6. Mensterilkan media
Tabung yang telah terisi dimasukkan ke dalam autoklav dan selanjutnya disterilkan ke
dalam autoklav selama 15 menit setelah mencapai 121⁰C.
7. Menyimpan media
Setelah proses sterilisasi selesai tabung-tabung tersebut dikeluarkan dari autoklav dan
PEMBAHASAN :
Perkiraan dari awal, media yang akan dibuat sebanyak 10 tabung. Namun setelah pengisian, tabung
yang terisi hanya 9 atau 8 tabung. Hal ini mungkin terjadi karena pengaruh pada saat mensterilkan
sebagian larutan menguap serta kesalahan pada waktu memipet ke tiap tabung.
PRAKTIKUM V
Kelompok : I
Dasar Teori :
1. Kegunaan Media B A P adalah untuk menumbuhkan bakteri Staphylococcus aureus,
Staphylococcus citreus, Staphylococcus albus .
2. Komposisi Media :
Agar 15,0 gr
1. Alat :
Neraca
Waterbath
Autoclave
Cawan Petri
Pipet tetes
Erlenmeyer
Sendok tanduk
Kertas pH
Pipet ukur
Plat steril
Batang pengaduk
Kapas
2. Bahan :
Darah segar
Reagent B A P
Aquadest
NaOH 0,1 N
Cara Kerja :
2. Cara penimbangan
Pada botol reagent tertera 40 gram dalam 1 liter sementara yang akan dibuat 200 ml,
sehingga bahan yang ditimbang sebanyak 8 gram
3. Mengatur pH aquadest
Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya media B A P, salah
satunya harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadestyang di atur pH
nya sesuai dengan volume yang akan kita gunakan.
pH aquadest untuk media B A P yaitu 6,8±0,2, jika pH masih dibawah ketentuan atau
cenderung ke asam (<5),>7), maka harus ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga
mencapai pH yang digunakan
4. Cara melarutkan B A P
Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, sisa bahan
yang menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest
sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah di atur sebelumnya
sampai pada garis tanda 200 ml lalu di aduk
Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath.
Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus dicek hingga tidak ada lagi butiran
zat pada dinding tabung atau larutan.
5. Mensterilkan media
Larutan yang telah larut kemudian disterilkan kedalam autoclave selama 15 menit
setelah mencapai 121°C
Setelah 15 menit larutan dikeluarkan dar iautoclave, kemudian dituang kedalam plat
yang telah disiapkan lebih dahulu. Tiap-tiap plat diisi hingga permukaan plat tertutupi oleh
larutan media, tidak boleh terlalu tipis maupun terlalu tebal. Pada saat menuang tutup plat
dibuka sedikit saja untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
8. Menyimpan media
Plat yang telah diisi tadi disimpan sampai dingin dan padat. Setelah dingin media
tersebut dibalik agar uap air yang ada pada tutup plat tidak jatuh kembali ke permukaan
agar. Selanjutnya dibungkus lalu dimasukkan ke dalam lemari es.
Pembahasan
Darah yang digunakan untuk media B A P sebaiknya darah merah domba (DMD), namun
sulit untuk mendapatkannya sehingga digunakan darah vena manusia.