Anda di halaman 1dari 39

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN KONFIRMASI MIKROBA

I.     Tujuan Percobaan


Dapat memahami prinsip isolasi, identifikasi, dan konfirmasi mikroba, serta dapat
melakukannya dengan baik.

II.     Teori Dasar


Isolasi mikroba merupakan upaya pembiakkan suatu jenis mikroba tertentu yang
diperoleh dari suatu sampel di dalam suatu media yang spesifik, sehingga selanjutnya dapat
dilakukan identifikasi dan konfirmasi. Setiap mikroba memiliki kebutuhan akan zat
pertumbuhan yang spesifik sehingga hal ini dapat dijadikan acuan dalam pemilihan media
untuk isolasi, identifikasi dan konfirmasi.
Media spesifik yaitu media yang digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis
metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan
untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
Identifikasi mikroba yaitu Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri
dapat diperiksa dalam keadaan hidup atau mati. Pemeriksaan morfologi bakteri ini perlu,
untuk mengenal nama bakteri. Disamping itu juga perlu pengenalan sifat-sifat fisiologisnya
bahkan sifat-sifat fisiologis ini kebanyakan merupakan faktor terentu dalam mengenal nama
spesies suatu bakteri. Sedangkan konfirmasi  mikroba yaitu untuk mengetahui jenis bakteri
dan koloninya. Konfirmasi jenis bakteri dapat menggunakan berbagai pewarnaan, reaksi
ensimatis atau reaksi biokimia, terutama jika identifikasi menggunakan media masih
meragukan/belum memuaskan.
Pada umumnya media yang digunakan untuk membiakkan mikroba mengandung air,
sumber energi (protein dan karbohidrat), zat hara (sumber karbon,  nitrogen, sulfur, fosfat,
oksigen dan hidrogen), serta faktor penunjang pertumbuhan (seperti asam amino, vitamin).
Suatu media yang memenuhi kebutuhan mikroba untuk bertahan hidup dan melakukan
aktivitasnya secara normal diperlukan untuk melakukan isolasi jenis mikroba tertentu. Setiap
media spesifik memiliki kandungan senyawa tertentu yang dapat mendukung pertumbuhan
mikroba tertentu tetapi menghambat pertumbuhan jenis mikroba lainnya. Sebagai contoh
Media MCA ( Mac Conkey Agar) mengandung zat warna yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Gram Positif, sedangkan bakteri Gram Negatif tetap tumbuh.
Media yang digunakan yaitu MCA (Mac Conkey Agar), Vogel Johnson Agar(VJA),
Cetrimide Agar (CA), Simmon sitrat dan Triple Sugar Iron Agar (TSIA).
 Media MacConkey Agar mempunyai keistimewaan memilah bakteri enterik gram
negatif yang memfermentasi laktosa, karena media ini mengandung laktosa, crystal violet dan
neutral red bile salt. Kemampuan E. coli memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan
pH, sehingga mempermudah absorpsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah
bata dan bile/ empedu diendapkan. Koloni lain (S. aureus; P. aeruginosa dan Salmonella),
bila tumbuh tidak akan berwarna karena tidak mampu memfermentasi laktosa. Mikroba lain
yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Enterobacter; Proteus; Salmonella; Shigella,
Aerobacter; Enterococcus.
Vogel Johnson Agar Medium mengandung mannitol, tellurite dan lithium chloride yang
berperan untuk mengisolasi bakteri yang bersifat koagulase positip, karena semua yang
bersifat koagulase positip akan tumbuh pada media ini. S. aureus mempunyai koloni hitam
sebagai akibat pengendapan hasil reduksi tellurite. Media di sekitar koloni akan berubah
menjadi kuning akibat fermentasi mannitol. Adanya lithium chloride: sangat bermanfaat
untuk menghambat pertumbuhan bakteri lain termasuk E. coli. Namun demikian media ini
kurang mampu memilah S. aureus karena semua koagulase positip dapat tumbuh termasuk S.
epidermidis dan Proteus.
Cetrimide Agar Medium biasanya digunakan untuk isolasi Pseudomonas. Kandungan
cetrimide yang merupakan quarternary ammonium merupakan senyawa yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri lain, karena menyebabkan kebocoran unsur-unsur di dalam
sel, namun tidak terjadi pada Pseudomonas. Pada media cetrimide konvensional beberapa
bakteri dapat tumbuh seperti Klebsiella, Proteus dan Providencia. Untuk menghambat
pertumbuhan mereka dapat ditambahkan cetrimide. Pada media ini, P. aeruginosa dapat
dibantu dengan menggunakan media Pseudomonas Selective Medium yang mengandung
Nalidixi acid untuk menghambat pertumbunan bakteri lain.
Simmon sitrat atau nama lainnya Simmons Citrate Medium mengandung amonium
dihidrogen fosfat, natrium klorida, natrium sitrat. Magnesium sulfat, agar, bromtimol biru,
aquades dan memiliki pH 6,9.
Triple Sugar Iron Agar medium, biasanya digunakan untuk konfirmasi pengujian E.
coli dan dapat digunakan untuk identifikasi bakteri gram negatif yang memfermentasi
dekstrosa/laktosa/sukrosa dan produksi H2S. Dari fungsi tersebut media ini dapat diusulkan
untuk konfirmasi Salmonella dan memilahkan dari Pseudomonas yang tumbuh pada media
lain BSA dan BGA. Terjadinya fermentasi dekstrosa oleh Salmonella akan menurunkan pH
menjadi asam. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol red (media merah) menjadi
kuning. Sedangkan Pseudomonas karena tidak mampu memfermentasi dekstrosa, maka
media akan tetap berwarna merah. Dengan demikian media ini dapat dengan mudah memilah
Salmonella dari Pseudomonas.

III.     Alat dan Bahan

      Alat
o  Tabung reaksi steril
o  Rak tabung reaksi
o  Pinset
o  Ose bundar dan lurus
o  Pipet ukur 5 dan 10 ml
o  Bunsen
o  Papan pembentutuk agar miring
o  Inkubatok agar miring
o  Inkubator 37ºC
      Bahan
o  Suspensi bakteri ; S. Aures ; P. Aeruginosa ; E. Coli
o  Potasium telurite
o  Media Mac Conkey Agar (MCA), Vogel Jonson agar (VJA), Cetrimide Agar (CA), Simmon
sitrat, dan Triple Sugar Iron Agar (TSIA).

IV.     Prosedur Percobaan

Media MCA, VJA, dan CA dibuat dalam bentuk Plat Agar, sedangkan media Simmon
sitrat dan TSIA dalam bentuk agar miring. Kemudian masing-masing warna media Dicatat
dan didokumentasikan sebelum di inokulasi dengan bakteri. Setelah itu Masing-masing
suspensi bakteri di inokulasikan pada media MCA, VJA, CA, Simmon Sitrat, dan TSIA.
Seluruh kultur bakteri di inkubasi pada inkubator 37ºC selama 1 minggu dan  pengamatan
dilakukan setiap hari yang mencakup :
-       Warna media : Dibandingkan dengan warna media sebelum diinokulasi dengan bakteri,
secara keseluruhan, disekitar / disekeliling koloni bakteri. Pada agar miring TSIA :
digambarkan bila ada perbedaan warna sesuai dengan posisi media (di dasar, tenga dan
permukaan tabung)
-       Ukuran dan Warna koloni bakteri
-       Adanya endapan hitam atau retakkan pada media

Hasil Pengamatan Dibuat Tabel  


 

 
 
 
VI. Pembahasan
Bakteri Staphylococcus aureus pada media MCA yang diamati pada hari Kamis
(11/11/2010), tumbuh sedikit dipermukaan media pada daerah I dan media yang semula
berwarna merah tua berubah menjadi merah muda. Warna koloni bakteri ini merah muda.
Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jumat (12/11/2010), bakteri tumbuh lebih
banyak pada daerah I dan daerah yang lainnya tidak tumbuh, sedangkan warna media
berubah menjadi kuning kecoklatan. Warna koloninya merah muda. Bakteri S. Aureus
merupakan bakteri gram positif yang akan terhambat pertumbuhannya pada media MCA
karena pada media MCA mengandung garam empedu dan kristal ungu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme gram positif, maka pada media ini bakteri S.
Aureus hanya tumbuh sedikit. Perubahan warna pada media MCA terjadi karena fermentasi
laktosa dan penurunan pH.
Pada pengamatan hari kamis (11/11/2010) bakteri Staphylococcus aureus pada  media
VJA tumbuh banyak di semua daerah dan di semua permukaan. Warna media berubah yang
semula orange menjadi kuning muda dan warna koloni dari bakteri ini putih susu. Sedangkan
pengamatan pada hari jum’at (12/11/2010) bakteri tumbuh lebih banyak di permukaan.
Warna media tetap berwarna kuning muda dan warna koloninya putih susu. Pada media ini
bakteri S. Aureus dapat tumbuh dengan baik karena kandungan yang terdapat pada media
VJA adalah mannitol, tellurite dan lithium chloride yang berperan untuk mengisolasi bakteri
yang bersifat koagulase positip, karena semua yang bersifat koagulase positip akan tumbuh
pada media ini. Sedangkan perubahan warna yang terjadi pada media disebabkan oleh asam
yang dihasilkan pada metabolisme bakteri atau akibat fragmentasi manitol. Adanya lithium
chloride: sangat bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan bakteri lain termasuk E. coli.
Namun demikian media ini kurang mampu memilah S. aureus karena semua koagulase
positip dapat tumbuh termasuk S. epidermidis dan Proteus.
Pada pengamatan hari kamis (11/11/2010) bakteri Staphylococcus aureus belum ada
yang tumbuh pada media CA tetapi warna medianya tetap berwarna kuning bening.
Sedangkan pengamatan pada hari jum’at (12/11/2010) bakteri tidak tumbuh dan media tetap
berwarn kuning bening. Pada media ini bakteri tidak tumbuh karena mengandung cetrimide
yang merupakan quarternary ammonium yaitu senyawa yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri kecuali bakteri Pseudomonas, karena menyebabkan kebocoran unsur-
unsur di dalam sel.
Pada pengamatan hari kamis (11/11/2010) bakteri Staphylococcus aureus belum ada
bakteri yang tumbuh pada media Simmon Sitrat. Warna media tetep berwarna hijau tua.
Sedangkan pengamatan pada hari jum’at (12/11/2010) bakteri belum tumbuh tetapi warna
media bagian atasnya berubah menjadi biru tua dan bagian bawahnya tetap berwarna hijau
tua. Perubahan warna pada media tersebut menunjukan adanya bakteri yang tumbuh karena
bakteri S. Aureus dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal dan ion
ammonium sebagai sumber nitrogen tunggal. Perubahan warna terjadi karena penggunaan
sitrat akan meningkatkan pH media. Peningkatan pH media tersebut menyebabkan perubahan
warna pada indikator bromthymol biru yang mengubah media menjadi warna biru. Bakteri ini
termasuk dalam bakteri aerob fakultatif.
Pada pengamatan hari kamis (11/11/2010) bakteri Staphylococcus aureus bakeri
tumbuh pada media TSIA di permukaannya. Warna media yang semula berwarna merah
berubah menjadi kuning muda. Warna koloninya putih susu. Sedangkan pengamatan pada
hari jum’at (12/11/2010) bakteri tumbuh lebih banyak di permukaan media. Warna media
berubah menjadi kuning emas. Warna koloninya putih susu. Perubahan ini disebabkan karena
bakteri dapat memfermentasi glukosa / laktosa / sukrosa.
Bakteri Escherichia coli pada media MCA yang diamati pada hari Kamis
(11/11/2010), tumbuh banyak di permukaan media. Warna media yang semula merah tua
berubah menjadi kuning muda. Warna koloni bakteri ini putih susu. Sedangkan pengamatan
yang dilakukan hari jum’at (12/11/1010) bakteri tumbuh lebih baik dan lebih banyak. Warna
media tetap kuning muda (keemasan). Warna koloninya putih susu. Pada media ini bakteri
dapat tumbuh dengan baik karena dapat menguraikan laktosa. Kemampuan E. coli
memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH, sehingga mempermudah absorpsi
neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah muda.
Pada hari Kamis (11/11/2010), bakteri Escherichia coli tumbuh banyak pada media
VJA di semua daerah. Warna media merah muda yang semula warna orange dan warna
koloninya putih susu. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jumat(12/11/2010),
bakteri tumbuh dengan baik dipermukaan media dan di daerah I media pecah (menonjol ke
atas) dan warna media tetap seperti hari kamis berwarna merah muda. Warna koloninya putih
susu. Perubahan warna pada media disebabkan karena bakteri tidak dapat memfermentasi
manitol yang terkandung di dalam media sehingga media berubah menjadi merah muda.
Pada hari kamis (11/11/2010) bakteri Escherichia coli tumbuh pada media CA
dipermukaannya. Warna media berubah menjadi putih bening yang semula berwarna kuning
bening. Warna koloninya putih susu. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada hari jumat
(12/11/2010) bakteri lebih banyak dipermukaan dan didalam media. Warna media tetap
seperti hari Kamis berwarna putih bening. Warna koloninya putih susu. Pertumbuhan tersebut
karena bakteri ini merupakan bakteri gram negatif yang dapat tumbuh pada media CA seperti
halnya pseudomonas.
Pada hari kamis (11/11/2010) bakteri Escherichia coli belum ada yang tumbuh pada
media Simmon Sitrat. Warna media tetap berwarna hijau tua. Sedangkan pengamatan yang
dilakukan pada hari Jum’at (12/11/2010) warna media berubah menjadi biru tua. Perubahan
warna tersebut menunjukkan adanya bakteri yang tumbuh karena mampu menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon tunggal dan mereka dapat memetabolisme garam amonium dalam
medium dan penggunaan sitrat meningkstksn pH media. Peningkatan pH tersebut
menyebabkan perubahan warna pada indikator bromthymol biru yang mengubah warna
media menjadi biru.
Pada hari kamis (11/11/2010) bakteri Escherichia coli tumbuh pada media TSIA
dipermukaannya. Warna media berubah menjadi kuning muda dan di bagian bawahnya
berwarna hitam yang semula berwarna merah. Sedangkan pengamatan yang dilakukan pada
hari Jum’at (12/11/2010) bakteri tumbuh dipermukaan dan bagian bawah media yang
berwarna hitam. Terdapat gelembung oksigen diatas permukaan hitam. Warna media bagian
atas kuning dan bagian bawahnya hitam. Bakteri ini dapat tumbuh dengan baik pada TSIA
karena media ini biasanya digunakan untuk konfirmasi pengujian E. coli dan dapat digunakan
untuk identifikasi bakteri gram negatif yang memfermentasi dekstrosa/laktosa/sukrosa dan
produksi H2S. Terjadinya fermentasi dekstrosa oleh bakteri gram negatif  akan menurunkan
pH menjadi asam. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol red (media merah)
menjadi kuning. Sedangkan warna hitam karena terbentuknya H2S positif dari farmentasi H2
dan CO2.
Bakteri Pseudomonas aeruginosa pada media MCA yang diamati pada hari Kamis
(11/11/2010), belum tumbuh pada media ini. Warna media berubah menjadi merah muda
yang semula berwarna merah tua. Sedangkan pengamatan dilakukan pada hari Jum’at
(12/11/2010) bakteri belum tumbuh dan warna media tetap berwarna merah muda. perubahan
warna tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri karena bakteri ini termasuk gram
negatif yang dapat menguraikan laktosa . penguraian laktosa menyebabkan penurunan pH
sehingga mempermudah absorbsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah muda.
Pada hari Kamis (11/11/2010) bakteri P. aeruginosa tumbuh pada media VJA berupa
titik-titik permukaan media. Warna media berubah menjadi merah muda yang semula
berwarna orange. Warna koloninya putih susu. Sedangkan pengamatan pada hari Jum’at
(12/11/2010) bakteri tumbuh lebih banyak. Warna media merah muda tetapi disekelilingnya
berwarna kuning. Warna koloninya putih susu. Perubahan warna menjadi merah muda
disebabkan karena manitol tidak difermentasi sedangkan perubahan warna media menjadi
kuning disebabkan karena perubahan warna merah fenol akibat menanggapi indikator dalam
pembentukkan asam.
Pada hari Kamis (11/11/2010) bakteri P. aeruginosa belum ada yang tumbuh pada
media CA. Warna media berubah menjadi putih bening yang semula berwarna kuning
bening. Sedangkan pada pengamatan hari Jum’at (12/11/2010) bakteri belum tumbuh dan
warna media tetap berwarna putih bening. Pada media ini, P. aeruginosa tidak tumbuh karena
tidak dibantu dengan menggunakan media Pseudomonas Selective Medium yang
mengandung Nalidixi acid untuk menghambat pertumbunan bakteri lain.
 Pada hari Kamis (11/11/2010) bakteri P. aeruginosa belum ada yang tumbuh pada
media simmon sitrat dan media berwarna hijau tua. Sedangkan pada pengamatan hari Jum’at
(12/11/2010) bakteri belum ada yang tumbuh tetapi warna media bagian atas berwarna biru
tua dan bagian bawahnya berwarna hijau tua. Perubahan warna tersebut menunjukkan adanya
bakteri yang tumbuh karena mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal dan
mereka dapat memetabolisme garam amonium dalam medium dan penggunaan sitrat
meningkstksn pH media. Peningkatan pH tersebut menyebabkan perubahan warna pada
indikator bromthymol biru yang mengubah warna media menjadi biru. Pembentukkan warna
biru terdapat pada bagian atas media karena bakteri ini memerlukan oksigen karena bakteri
ini termasuk bakteri aerob obligate.
Pada hari Kamis (11/11/2010) bakteri P. aeruginosa belum ada yang tumbuh dan
media tetap berwarna merah. Sedangkan pada hari Jum’at (12/11/2010) belum ada bakteri
yang tumbuh dan media berwarna merah. Bakteri ini tumbuh karena Pseudomonas tidak
mampu memfermentasi dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah.
VII.     Kesimpulan
  Isolasi mikroba merupakan upaya pembiakkan suatu jenis mikroba tertentu yang diperoleh
dari suatu sampel di dalam suatu media yang spesifik, sehingga selanjutnya dapat dilakukan
identifikasi dan konfirmasi.
  Identifikasi mikroba yaitu Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat
diperiksa dalam keadaan hidup atau mati. Pemeriksaan morfologi bakteri ini perlu, untuk
mengenal nama bakteri.
  Sedangkan konfirmasi  mikroba yaitu untuk mengetahui jenis bakteri dan koloninya.
Konfirmasi jenis bakteri dapat menggunakan berbagai pewarnaan, reaksi ensimatis atau
reaksi biokimia, terutama jika identifikasi menggunakan media masih meragukan/belum
memuaskan.
  Tabel pertumbuhan bakteri pada media spesifik
MEDIA
BAKTERI
MCA VJA CA SS TSIA
S. Aureus +* + + + +
E. Coli + + + + +
P. Aureginosa + - - + +
Keterangan :
-          (+) = bakteri tumbuh dengan baik
-          (-) = bakteri tidak tumbuh
-          (*) = pertumbuhan terhambat

VIII.  Daftar Pustaka


Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Pelczar, Michael J. Dasar - Dasar Mikrobiologi I. 2006. UI-Press: Jakarta.
Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10PeranMediauntukIdentifikasiMikroba124.pdf/
                     PeranMediauntukIdentifikasiMikroba124.html diakses pada tanggal          
                      07/12/2010
http://myaluzz.wordpress.com/2010/02/09/laporan-mikrobiologi/ diakses pada tanggal
                     07/12/2010
http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Info%20POM/0208.pdf diakses
pada tanggal 07/12/2010

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka.
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut
media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan
oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya (Label, 2008).
Mikroorganisme yang kita isolasi harus kita ketahui jenis medium yang disukai sehingga
dapat tumbuh dengan baik pada media. Dalam hal ini medium ini akan digunakan oleh
mikroorganisme sebagai sumber energi untuk melakukan pertumbuhan dan
perkembangbiakan maka hendaknya harus sesuai dengan komposisi bahan medium.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukanlah praktikum ini untuk mempelajari macam-
macam medium, cara- cara pembuatan dari beberapa medium dan sekaligus mengetahui
bahan- bahan yang digunakan serta komposisi juga fungsi dari masing- masing bahan
tersebut dalam membantu pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Sehingga nantinya
diharapkan dapat menumbuhkan, mengisolasi dan menguji sifat fisiologi atau perhitungan
mikroorganisme tertentu.

I.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui macam- macam medium baik berdasarkan susunan kimianya maupun
berdasarkan konsistensinya.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan komposisi medium dan fungsi dari medium semi
alamiah.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Maret 2009, pukul 14.00- 17.30 WITA dan
bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut
medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada
medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber
karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk, dan Wheeler,1993).
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi
dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari
nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan
dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label,
2008).
Untuk menelaah bakteri di dalam laboratorium , pertama- tama kita harus dapat
menumbuhkan bakteri tersebut di dalam suatu biakan murni. Untuk melakukannya haruslah
dimengerti jenis- jenis nutrient yang disyartakan oleh bakteri dan juga macam lingkungan
fisik yang mana dapat menyebabkan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya tersbut
(Pelczar, 1986).
Adapun macam-macam media Pertumbuhan antara lain (Indra, 2008) :
1. Medium berdasarkan sifat fisik
Ø Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media
menjadi padat..
Ø Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi
sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya
pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran
sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free
Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan dibawah permukaan
media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga
bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth,
kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga
diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
Ø Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient
Broth), LB (Lactose Broth).
2. Medium berdasarkan komposisi
Ø Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya
secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
Ø Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti,
misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang.
Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi
senyawa penyusunnya.
Ø Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui
secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice
Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan
Ø Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya
Nutrient Broth, Blood Agar.
Ø Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media
tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba
yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk
merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline.
Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran
terhadap garam.
Ø Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan
mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media
diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam
media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi
membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar,
dll.
Ø Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur
Ø Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba.
Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan
menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
Ø Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-
kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya
adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
Ø Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter
spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan
perubahan warna media di sekeliling koloni.
Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu diiingat bahwa tidak ada
satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi untuk semua bakteri di
laboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa
berapa bakteri memiliki persyaratan nutrient yang sederhana, sedang yang lain memiliki
persyaratan yang rumit. Karena alsan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga
bisa menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah (Pelczar, 1986).

BAB II
METODOLOGI
III. 1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, erlenmeyer, sendok tanduk
penangas, Autoklaf, bunsen, neraca ohaus, Oven, magnetik spiral, pengaduk, pisau, dan gelas
ukur.
III.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan pada percobaan ini adalah tauge, daging, kentang, dextrose, agar,
sukrosa, pepton, aquadest, spiritus, alkohol dan korek api
III.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah :
A. Medium Tauge Ekstrak Agar (TEA)
• Untuk komposisi TEA 1000 mL
- Tauge : 100 gram
- Sukrosa : 60 gram
- Agar : 15 gram
- Aquadest : 1000 mL
• Untuk komposisi TEA 100 mL
- Tauge : 100/1000 x 100 = 10 gram
- Sukrosa : 60/1000 x 100 = 6 gram
- Agar : 15/1000 x 100 = 1,5 gram
- Aquadest : 1000/1000 x 100 = 100 mL
Cara Kerja :
• Memotong tauge pada bagian bawah akar dan bagian atas pucuknya
• Mengambil bagian tengah dan memotong- motong seukuran satu centimeter, kemudian
mencucinya
• Menimbang tauge sebanyak 10 gr, sukrosa 6 gr, agar 1,5 gr, dan aquadest sebanyak 100
mL.
• Memasukkan tauge dan aquadest tadi ke dalam erlenmeyer kemudian mendidihkannya pada
penangas.
• Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan menyaring ekstraknya dengan
menggunakan kertas saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
• Menambahkan sukrosa dan agar lalu menambahkan aquadest hingga volumenya 100 mL
dan mengaduknya.
• Memanaskan kembali hingga mendidih dan homogen lalu mengangkat dan menutup mulut
erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil
• Menaruhnya dalam otoklaf dengan tekanan 2 atm selama 15- 20 menit .
• Menyimpan di dalam lemari pendingin.
B. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
• Untuk komposisi 1000 mL
- Kentang : 200 gram
- Dextrose : 15 gram
- Agar : 15 gram
- Aquadest : 1000mL
• Untuk komposisi 100 mL
- Kentang : 200/1000 x 100 = 20 gram
- Dextrose : 15/ 1000 x 100 = 1,5 gram
- Agar : 15/1000 x 100 = 1,5 gram
- Aquadest : 1000/1000 x 100 = 100 mL
Cara kerja :
• Mengupas kentang, memotong- motong seukuran dadu dan mencucinya hingga bersih.
• Menimbang kentang sebanyak 20 gr, dextrose 1,5 gr, agar 1,5 gr, dan aquadest sebanyak
100 mL.
• Memasukkan potongan kentang dan aquadest tadi ke dalam erlenmeyer kemudian
mendidihkannya pada penangas.
• Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan menyaring ekstraknya dengan
menggunakan kertas saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
• Menambahkan dextrose dan agar lalu menambahkan aquadest hingga volumenya 100 mL
dan mengaduknya.
• Memanaskan kembali hingga mendidih dan homogen lalu mengangkat dan menutup mulut
erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil
• Menaruhnya dalam otoklaf dengan tekanan 2 atm selama 15- 20 menit .
• Menyimpan di dalam lemari pendingin.

C. Medium Nutrient Agar (NA)


• Untuk komposisi 1000 mL
- Daging : 3 gram
- Pepton : 15 gram
- Agar : 15 gram
- Aquadest : 1000mL
• Untuk komposisi 100 mL
- Daging : 3/1000 x 100 = 0,3 gram
- Pepton : 15/1000 x 100 = 1,5 gram
- Agar : 15/1000 x 100 = 1,5 gram
- Aquadest : 1000/1000 x 100 = 100 mL
Cara kerja :
• Mencuci danging dengan air bersih kemudian menimbang dagingsebanyak 0,3 gr, pepton
1,5 gr, agar 1,5 gr, dan aquadest sebanyak 100 mL.
• Memasukkan potongan daging dan aquadest tadi ke dalam erlenmeyer kemudian
mendidihkannya pada penangas.
• Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan menyaring ekstraknya dengan
menggunakan kertas saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
• Menambahkan pepton dan agar lalu menambahkan aquadest hingga volumenya 100 mL dan
mengaduknya.
• Memanaskan kembali hingga mendidih dan homogen lalu mengangkat dan menutup mulut
erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil
• Menaruhnya dalam otoklaf dengan tekanan 2 atm selama 15- 20 menit .
• Menyimpan di dalam lemari pendingin.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
VI.2 Pembahasan
Nama medium : Tauge Ekstrak Agar (TEA)
Tauge ekstrak agar (TEA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami
(tauge) dan bahan sintesis (Sukrosa dan agar). TEA digunakan untuk menumbuhkan khamir
dan kapang.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium TEA :
- Tauge : Sebagai sumber vitamin, nitrogen organik dan senyawa karbon.
- Sukrosa : sebagai sumber gula dan energi
- Agar : Untuk memadatkan medium TEA.
- Aquadest : Untuk melarutkan agar, sukrosa, dan tauge.
Nama medium : Potato Dextrose Agar (PDA)
Potato dextrose agar (PDA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami
(kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan
jamur.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium PDA :
- Kentang : sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi.
- Dextrose : sebagai sumber gula dan energi
- Agar : Untuk memadatkan medium PDA.
- Aquadest : Untuk melarutkan agar, dextrose, dan kentang.

Nama medium : Nutrient Agar (NA)


Nutrient agar (NA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami
(daging) dan bahan sintesis (pepton dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan semua
mikroba.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium NA :
- Daging : sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organik dan senyawa karbon.
- Pepton : sebagai sumber utama nitrogen organic dan sumber nutrisi
- Agar : Untuk memadatkan medium NA.
- Aquadest : Untuk melarutkan agar, pepton, dan daging.

BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
• Jenis medium dapat digolongkan berdasarkan konsistensinya berupa ; medium cair, medium
padat, medium diperkaya, medium selektif, medium diferensiasi, medium penguji, medium
umum, medium khusus, dan medium untuk perhitungan jumlah koloni. Sedangkan
berdasarkan susunan kimianya berupa ; medium alamiah, medium semi alamiah, dan medium
sintesis.
• Pada umumnya, pembuatan medium semi alamiah bahan umum yang digunakan yaitu agar
untuk merapatkan medium dan aquadest sebagai pelarut. Bedanya pada medium Tauge
ekstrak agar menggunakan tauge dan sukrosa sebagai sumber makanan bagi mikroba, pada
medium Potato dextrose agar menggunakan kentang dan dextrose, dan pada Nutrient agar
menggunakan daging dan pepton.
V.2 Saran
Sebaiknya praktikan diajarkan pula mengenai cara pembuatan medium yang lain sebab pada
praktikum ini hanya medium TEA, PDA, dan NA saja yang dipraktikumkan.

DAFTAR PUSTAKA
Indra., 2008, http//ekmon-saurus/bab-2-Media- pertumbuhan/.htm . diakses pada tanggal 08
maret 2009, Makassar.

Label, Caray.,2008, http//Caray label makalah –dan – skripsi pembuatan-media- agar dan-
sterilisasi/htm .diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.

Pelczar, Michael, 1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Volk, dan Wheeler., 1993, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Erlangga, Jakarta.


About these ads

MEDIA DAN REAGENSIA

PRAKTIKUM 1

A. EMBA

 Judul : Pembuatan Media EMB

 Hari / Tanggal : Sabtu, 18 Oktober 2008

 Kelompok : II
 Dasar Teori :

1. Kegunaan : untuk mendeteksi dan mengisolasi pathogen Enterobacteria

2. Komposisi media :

Peptone 10,0 gr

Di-Potassium hydrogen phosphate 2,0 gr

Lactose 5,0 gr

Sucrose 5,0 gr

Eosin yellowish 0,4 gr

Methylene blue 0,07 gr

Agar-agar 13,5 gr

Alat :

Neraca pipet tetes

Waterbath pipet ukur

Autoclave batang pengaduk

Cawan petri tabung+rak tabung

Erlenmeyer

Sendok tanduk

Kertas pH

Bahan :

Powder EMB
Aquadest 200 ml

Kapas

KOH

Cara kerja :

a. Siapkan alat dan bahan

b. Timbang reagen 7,9 gr (sesuai dengan kebutuhan, berpedoman pada cara pembuatan
media yang tertera pada botol reagen

c. Ukur pH aquadest 6,8±0,2. Jika pH masih di bawah ketentuan ( <5)>7) maka


tambahkan HCL.

d. Bahan yang telah ditimbang dilarutkan di dalam aquadest 200ml lalu di aduk. Karena
tidak semua langsung larut maka digunakan waterbath untuk melarutkannya.

e. Larutan yang telah larut kemudian disterilkan di dalam autoclave Selama 15 menit
setelah mencapai 121ºC

f. Setelah 15 menit larutan dikeluarkan dari autoclave dan dituang ke dalam 10 plate
yang telah disiapkan.

g. Plate yang telah diisi media tadi disimpan sampai dingin dan padat.kemudian di simpan
dalam lemari Es

B. MEDIA MAC CONKEY

 Judul : Pembuatan Media Mac conkey

 Hari / Tanggal : Sabtu, 18 Oktober 2008

 Kelompok : II

 Dasar Teori :
1. Kegunaan Media Mac Conkey : untuk menumbuhkan bermacam-macam kuman khususnya
untuk kuman gram negative basil seperti Salmonella, Shigella, Hidrocolera, E. Coli.

2. Komposisi Media :

 Peptone 20,0 gr

Sebagai sumber nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri

 Lactose 20,0 gr

Sebagai sumber energy dan bahan karbohidrat

 Bile salt 5,0 gr

Sebagai penghambat tumbuhnya bakteri gram positif (+)

 Sodium chloride 5,0 gr

Sebagai pengatur keseimbangan tekanan osmosis pada media

 Neutral Red 0,075 gr

Sebagai indicator untuk mengetahui terbentuk tidaknya asam karena pemecahan


karbohidrat

 Agar 12,0 gr

Sebagai bahan pemadat media dan tempat tumbuhnya mikroba

 Alat dan Bahan :

1. Alat :

 Neraca

 Water Bath
 Autoclave

 Cawan Petri Steril

 Erlenmeyer

 Sendok Tanduk

 Kertas pH

 Pipet Tetes

 Batang pengaduk

 Pipet ukur

2. Bahan :

 Powder Mac conkey

 KOH

 Aquadest

 Kapas

 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menimbang bahan

Penimbangan reagent dilakukan sesuai dengan kebutuhan/volume yang akan dibuat


dan berpedoman kepada cara pembuatan yang tertera pada botol reagent.
Pada botol tertera 52 gram dalam 1 liter, sementara yang akan dibuat 10 plate, dalam
1 plate terdiri dari 20 ml.

dalam 200 ml

3. Mengatur pH aquadest

Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya media Mac conkey, salah
satunya harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadest yang diatur
pHnya sesuai dengan volume yang akan kita gunakan.

pH aquadest untuk media Mac conkey yaitu 7,4±0,2, jika pH masih di bawah
ketentuan atau cenderung ke asam (<5),>7), maka harus ditambahkan HCL tetes demi
tetes hingga mencapai pH yang di inginkan.

4. Melarutkan bahan

Bahan yang telah di timbang dimasukkan kedalam Erlenmeyer 500 ml, sisa bahan
yang menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest
sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah diatur sebelumnya
sampai pada garis tanda 200 ml lalu diaduk.

Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath.
Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus di cek hingga tidak ada lagi butiran
zat pada dinding tabung atau larutan.

5. Mensterilkan Media

Larutan yang telah larut kemudian disterilkan ke dalam autoclave selama 15 menit
setelah mencapai 121°C

6. Menuang kedalam plat

Setelah 15 menit larutan dikeluarkan dari autoclave, kemudian dituang kedalam plat
yang telah disiapkan lebih dahulu. Tiap-tiap plat diisi hingga permukaan plat tertutupi oleh
larutan media, tidak boleh terlalu tipis maupun terlalu tebal. Pada saat menuang tutup plat
dibuka sedikit saja untuk menghindari terjadinya kontaminasi.

7. Menyimpan Media

Plat yang telah diisi tadi disimpan sampai dingin dan padat. Setelah dingin media
tersebut dibalik agar uap air yang ada pada tutup plat tidak jatuh kembali kepermukaan
agar. Selanjutnya di bungkus lalu dimasukkan kedalam lemari es

 Pembahasan

Pada media yang dibuat terdapat gelembung-gelembung udara.

PRAKTIKUM 2

I. Media GULA – GULA

 Hari / Tanggal : Sabtu / 22 November 2008

 Kelompok :II

 Dasar Teori :

1. Kegunaan media gula-gula.

Media gula-gula digunakan dalam tes biokimia khususnya untuk melihat fermebtasi oleh
kuman.

2. Kompoisi media :

Air Peptone :

Bacteriogical peptone 6 gr

Kegunaan : sebagai sumber nutrisi dan energi bagi mikroorganisme.

NaCl 3 gr

Kegunaan : sebagai sumber mineral.

Aquades 600 ml

Kegunaan : sebagai bahan pelarut.

Gula-gula “Fruktosa” 1 gr
Kegunaan : untuk melihat kemampuan bakteri menfermentasikan karbohidrat.

B T B 0,4 %

Kegunaan : sebagai indikator.

 Alat dan Bahan :

1. Alat :

- Neraca - Pipet tetes

- Sendok tanduk - Pipet ukur

- Erlenmeyer - Waterbath

- Tabung + rak - Autoclave

- Durham - Kapas

- Gelas beaker - Gelas kimia

2. Bahan :

- Powder bacteriogical peptone

- NaCl

- Aquades

- Powder Fruktosa

-BTB

 Cara Kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Membuat air peptone.

Air peptone dibuat dengan melarutkan 6 gr Bacteriogical peptone dan 3 gr NaCl dalam 600
ml aquades menggunakan gelas kimia. Setelah itu air peptone yang telah dibuat dituang ke
dalam enam Erlenmeyer sesuai dengan jumlah kelompok, masing-masing 100 ml.
Kemudian masukkan Erlenmeyer ke dalam waterbath agar larutan dapat larut sempurna.
Setelah larut, keluarkan dari waterbath.

Ambil NaOH menggunakan pipet tetes dan teteskan pada air peptone sebanyak dua tetes.

Ukurlah pH larutan. pH : ± 7,2.


3. Penambahan indicator

Masukkan BTB 0,4 % ke dalam larutan dan dikocok-kocok hingga larut hingga
warnanya menjadi hijau tua.

Menuang larutan ke dalam tabung.

Sebelum menuang, tabung-tabung harus lebih dahulu disiapkan dan diisi tabung
durham. Tiap tabung diisi 3 ml. tabung yang dipakai sebanyak 10 buah. Sebelum
tabung-tabung ditutup dengan kapas, durhamnya dipastikan telah terisi oleh larutan
gula-gula atau tidak ada lagi udara di dalam durham.

Mensterilkan gula-gula

Proses strilisasi dilakukan di dalam autoclave selama 15 menit setelah mencapai suhu
121°C.

Menyimpan media

Media yang telah steril didinginkan dan selanjutnya disimpan di dalam lemari es
sampai siap digunakan.

PRAKTIKUM III

Pembuatan Media S S A (Salmonella Shigella Agar)

A. Judul : Pembuatan Media S S A

B. Hari/Tanggal : Sabtu, 22 November 2008

C. Kelompok : II

D. Dasar Teori :

1. Kegunaan Media S S A adalah untuk menumbuhkan Salmonella dan shigella, karena media
ini termasuk media selektif merupakan media yang kompleks yang sangat selektif terhadap
kuman-kuman tertentu.

2. Komposisi Media :

 Lab-Lemco powder 5,0 gr

Sebagai sumber vitamin B


 Peptone 5,0 gr

Sebagai sumber nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba

 Laktose 10,0 gr

Sebagai sumber energy dan sebagai bahan karbohidrat

 Bile Salt 8,5 gr

Sebagai penghambat tumbuhnya bakteri gram positif

 Sodium Citrate 10,0 gr

Sebagai sumber nutrisi lain bagi mikroorganisme

 Sodium thiosulphate 8,5 gr

Sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme

 Ferric citrate 1,0 gr

Sebagai bahan buffer dan aseptor elektron

 Briliant green 0,00033 gr

Sebagai inhibitor atau penghambat tumbuhnya mikroorganisme lain

 Neutral red 0,025 gr

Sebagai indicator untuk mengetahui terbentuk tidaknya asam karena pemecahan


karbohidrat

 Bacto Agar 13,5 gr

Sebagai bahan pemadat media

E. Persiapan Alat dan Bahan


1. Alat :

 Neraca

 Waterbath

 Cawan Petri

 Pipet tetes

 Erlenmeyer

 Sendok tanduk

 Kertas pH

 Batang pengaduk

2. Bahan :

 Salmonella Shigella

 Agar

 Aquadest

 KOH

 Kapas

F. Cara Kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Cara penimbangan

Penimbangan reagent dilakukan sesuai dengan kebutuhan/volume yang akan dibuat


berpedoman kepada cara pembuatan yang tertera pada botol reagent

Pada botol reagent tertera 60 gram dalam 1 liter oleh karena pada saat itu volume
yang dibuat adalah 1000 ml, maka ditimbang 30 gram sebanyak 2 kali dan dilarutkan
masing-masing ke dalam 500 ml aquadest untuk mempermudah dalam proses pelarutan

3. Mengatur pH aquadest

Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya S S A, salah satunya


harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadestyang di atur pH nya
sesuai dengan volume yang akan kita gunakan.

pH aquadest untuk media SSA yaitu 7,0±0,2, jika pH masih dibawah ketentuan atau
cenderung ke asam (<5),>7), maka harus ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga
mencapai pH yang digunakan

4. Cara melarutkan S S A

Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 1000 ml, sisa bahan
yang menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest
sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah di atur sebelumnya
sampai pada garis tanda 500 ml lalu di aduk

Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath.
Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus dicek hingga tidak ada lagi butiran
zat pada dinding tabung atau larutan.

SSA tidak disterilkan dalam autoclave karena ada zat zat yang akan rusak yakni
sodium sitrate dan sodium thiosulphate.

5. Menuang ke dalam plat


Tuang ke dalam plat (petridish) yang telah di sterilkan, caranya buka tutup petridish
seminim mungkin untuk menghindari atau meminimalisasi terjadinya kontaminan lalu tuang
larutan hingga menutupi permukaan petridish, tapi jangan terlalu tipis maupun terlalu tebal

Setelah penuangan selesai biarkan media tersebut sampai dingin dan padat. Setelah
itu media tersebut dibungkus dan disimpan dalam lemari es.

G. Pembahasan

 Sebelum menggunakan aquadest terlebih dahulu di ukur pH nya sesuai dengan label
yang tertera pada botol bahan yang akan digunakan

 Pada saat pembuatan media ini pH aquadest dalam keadaan asam maka ditambahkan
tetes demi tetes KOH 40%, karena pada saat itu yang ada hanya KOH 40%

 Media S S A tidak disterilkan dalam autoclave karena ada zat-zat yang akan rusak yakni
sodium citrate dan sodium thiosulphate.

 Pada saat melarutkan di dalam waterbath mulut Erlenmeyer harus ditutup dengan kapas
untuk mengurangi terjadinya penguapan.

 Setelah medianya padat disusun dalam keadaan terbalik supaya uap air yang terdapat
pada penutup plat diturun kembali ke permukaan media.

MEDIA T S I A (TRIPLE SUGAR IRON AGAR)

 Judul : Pembuatan Media T S I A

 Hari/Tanggal : Sabtu, 13 Desember 2008

 Kelompok : II

 Dasar Teori :

1. Kegunaan Media T S I A adalah sebagai differensial medium, dimana pertumbuhan bakteri


memberikan koloni yang spesifik untuk masing-masing spesies yang didasarkan pada
perubahan-perubahan secara kimiawi
2. Komposisi Media :

 Lab-Lemco powder 3,0 gr

Sebagai sumber vitamin B bagi mikroorganisme

 Yeast extract 3,0 gr

Sebagai sumber nitrogen

 Peptone 20,0 gr

Sebagai sumber energy / nutrisi bagi mikroorganisme

 Sodium Chloride 5,0 gr

Sebagai pengatur keseimbangan tekanan osmosis/bahan buffer media

 Lactose 10,0 gr

Sebagai sumber karbohidrat yang akan di fermentasikan oleh bakteri

 Sucrose 10,0 gr

Sebagai sumber karbohidrat yang akan di fermentasikan oleh bakteri

 Glucose 10,0 gr

Sebagai sumber karbohidrat yang akan di fermentasikan oleh bakteri

 Ferri Citrace 0,3 gr

Sebagai acceptor electron yang dapat memperlihatkan pembentukan H 2S oleh bakteri


dan juga sebagai bahan buffer

 Sodium thiosulphate 0,3 gr

Sebagai sumber mineral dan energy bagi mikroorganisme


 Phenol red 0,5 gr

Sebagai indikator

 Agar

Sebagai bahan pemadat media dan tempat tumbuhnya mikroorganisme

 Alat dan Bahan

1. Alat :

 Neraca

 Waterbath

 Autoclave

 Cawan Petri

 Pipet tetes

 Erlenmeyer

 Sendok tanduk

 Kertas pH

 Tabung+rak tabung

 Pipet ukur

 Batang pengaduk

2. Bahan :
 Powder T S I A

 KOH

 Aquadest

 Kapas

 Cara Kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Cara penimbangan

Penimbangan reagent dilakukan sesuai dengan kebutuhan/volume yang akan dibuat


berpedoman kepada cara pembuatan yang tertera pada botol reagent

Pada botol reagent tertera 65 gram dalam 1 liter, sementara yang akan di buat 50 ml,
sehingga bahan yang ditimbang sebanyak

3. Mengatur pH aquadest

Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya media T S I A, salah


satunya harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadest yang di atur pH
nya sesuai dengan volume yang akan kita gunakan.

pH aquadest untuk media SSA yaitu 7,4±0,2, jika pH masih dibawah ketentuan atau
cenderung ke asam (<5),>7), maka harus ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga
mencapai pH yang digunakan
4. Cara melarutkan T S I A

Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, sisa bahan yang
menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest sebanyak 3
kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah di atur sebelumnya sampai pada
garis tanda 50 ml lalu di aduk

Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath.
Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus dicek hingga tidak ada lagi butiran
zat pada dinding tabung atau larutan.

5. Menuang ke dalam tabung

Setelah larut sempurna, larutan dituang ke dalam tabung yang telah disiapkan lebih
dahulu. Kemudian larutan dipipet kedalam tabung sebanyak 2,5 ml larutan.

6. Mensterilkan media

Tabung-tabung yang telah terisi dengan larutan ditutup dengan kapas kemudian
disterilkan ke dalam autoclave selama 15 menit setelah mencapai 121°C

7. Menyimpan media

Setelah proses sterilisasi selesai, media didinginkan dengan posisi miring, setelah
padat atau membeku lalu disimpan dilemari es.

 Pembahasan

Setelah media ini disterilisasi usahakan tabung berposisi miring agar pertumbuhan
bakteri memberikan koloni yang spesifik.

Pembuatan Media T C B S Agar

 Judul : Pembuatan Media TCBS Agar

 Hari/Tanggal : Sabtu, 13 Desember 2008

 Kelompok : II
 Dasar Teori :

1. Kegunaan Media TCBS adalah untuk mengisolasi Cholerae dan enterophatogenic

2. Komposisi Media :

 Yeast extract 5,0 gr

 Protease peptone No 3 10,0 gr

 Sodium citrate 10,0 gr

 Sodium thiosulphate 10,0 gr

 Oxgall 8,0 gr

 Saccarose 20,0 gr

 Sodium chloride 10,0 gr

 Ferric ammonium citrate 1,0 gr

 Bromthimol blue 0,004 gr

 Agar 15,0 gr

A. Petunjuk

Timbang dan larutkan 89 gram bubuk dalam aquadest, kocok hingga larut. Panaskan dalam
waterbath hingga larut sempurna selama 1 menit pada suhu 45-50°C. Gunakan secepatnya.
Jangan menggunakan Autoclave.

pH : 8,6 ± 0,2

simpan di tempat aman karena dapat menyebabkan iritasi pada mata, gangguan saluran
pernapasan dan kulit.

PRAKTIKUM IV
JUDUL : Pembuatan Media MR/VP (Metil red/Vouges Pioskaner)

HARI/TANGGAL : Sabtu, 13 Desember 2008

KELOMPOK : II

DASAR TEORI :
1. Kegunaan media MR/VP : adalah Untuk mengetahui adanya frmentasi asam campuran atau

fermentasi butanadiol dan digunakan dalam pemeriksaan laboratorium, khususnya tes biokimia.

2. Komposisi media :

Peptone from alent 7 gr

Kegunaan : sebagai sumber nitrogen, vitamin, dan mineral bagi mikroorganisme.

D (+) Glucose 5 gr

Kegunaan : sebagai bahan karbohidrat yang akan digunakan mikroorganisme dalam proses

fermentasi.

Phosphate buffer 5 gr

Kegunaan : sebagai bahan buffer atau penyangga.

ALAT DAN BAHAN :

1. Alat :

Neraca Kertas pH

Waterbath Pipet Tetes

Autoclave Gelas Ukur

Batang Pengaduk beaker glass

Erlenmeyer Pipet ukur

Sendok tanduk Tabung & Rak tabung

2. Bahan :

Powder MR/VP Aquades


KOH Kapas

CARA KERJA :

1. Menyiapkan alat dan Bahan

2. Menimbang bahan

Penimbangan bahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan atau volume yang akan dibuat

dan berpedoman kepada cara pembuatan yang tertera pada botol media.

Pada Botol media tertera 17 gram dalam 1 liter, sementara yang akan dibuat hanya 20 ml

(Untuk pemakaian 10 tabung, tiap tabung akan diisi masing-masing 2 ml). Sehingga bahan

yang akan ditimbang sebanyak :

X gram = gr I . V(ml)
1000
= 17 . 20
1000
= 0,34 gr
Jadi, bahan yang ditimbang adalah sebanyak 0,34 gram lalu dilarutkan ke dalam aquades

sebanyak 20 ml.

3. Mengatur pH Aquades,

Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya media MR/VP, salah satunya

harus memperhatikan pH aquades yang digunakan. Untuk Media MR/VP yaitu 8,9±0,2 jika

pH masih dibawah ketentuan atau cenderung asam. Maka harus ditambahkan dengan

KOH tetes demi tetes, hingga mencapai pH yang diinginkan.

4. Melarutkan bahan

Bahan yang telah di timbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml., yang sebelumnya

telah di larutkan dahulu menggunakan beaker glass. Sisa bahan yang menempel pada

beaker glass yang digunakan menimbang dibilas dengan aquades sebanyak tiga kali,

kemudian ditambahkan aquades dengan pH yang telah diatur sebelumnya. Karena tidak
semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath. Waktu pelarutan

tidak ditentukan, namun sesekali harus di cek hingga tidak ada lagi butiran zat pada

dinding tabung atau larutan.

5. Menuang ke dalam tabung.

Setelah larut sempurna, larutan dituang ke dalam tabung yang telah disiapkan lebih

dahulu. Tiap-tiap tabung diisi dengan larutan sebanyak 2 ml, lalu ditutup dengan kapas,

untuk menghindari kontaminasi

6. Mensterilkan media

Tabung yang telah terisi dimasukkan ke dalam autoklav dan selanjutnya disterilkan ke
dalam autoklav selama 15 menit setelah mencapai 121⁰C.
7. Menyimpan media
Setelah proses sterilisasi selesai tabung-tabung tersebut dikeluarkan dari autoklav dan

disimpan dalam lemari Es.

PEMBAHASAN :

Perkiraan dari awal, media yang akan dibuat sebanyak 10 tabung. Namun setelah pengisian, tabung

yang terisi hanya 9 atau 8 tabung. Hal ini mungkin terjadi karena pengaruh pada saat mensterilkan

sebagian larutan menguap serta kesalahan pada waktu memipet ke tiap tabung.

PRAKTIKUM V

Pembuatan Media B A P (Blood Agar Plate)

 Judul : Pembuatan Media B A P

 Hari/Tanggal : Senin, 12 januari 2008

 Kelompok : I

 Dasar Teori :
1. Kegunaan Media B A P adalah untuk menumbuhkan bakteri Staphylococcus aureus,
Staphylococcus citreus, Staphylococcus albus .

2. Komposisi Media :

 Nutrient substrate 20,0 gr

Sebagai sumber energy / nutrisi bagi bakteri

 Sodium chloride 5,0 gr

Sebagai pengatur kesetimbangan tekanan osmosis/bahan

 Agar 15,0 gr

Sebagai bahan pemadat media

 Persiapan Alat dan Bahan

1. Alat :

 Neraca

 Waterbath

 Autoclave

 Cawan Petri

 Pipet tetes

 Erlenmeyer

 Sendok tanduk

 Kertas pH
 Pipet ukur

 Plat steril

 Batang pengaduk

 Kapas

2. Bahan :

 Darah segar

 Reagent B A P

 Aquadest

 NaOH 0,1 N

 Cara Kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Cara penimbangan

Penimbangan reagent dilakukan sesuai dengan kebutuhan/volume yang akan dibuat


berpedoman kepada cara pembuatan yang tertera pada botol reagent

Pada botol reagent tertera 40 gram dalam 1 liter sementara yang akan dibuat 200 ml,
sehingga bahan yang ditimbang sebanyak 8 gram

3. Mengatur pH aquadest
Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya media B A P, salah
satunya harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadestyang di atur pH
nya sesuai dengan volume yang akan kita gunakan.

pH aquadest untuk media B A P yaitu 6,8±0,2, jika pH masih dibawah ketentuan atau
cenderung ke asam (<5),>7), maka harus ditambahkan HCL tetes demi tetes hingga
mencapai pH yang digunakan

4. Cara melarutkan B A P

Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, sisa bahan
yang menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan aquadest
sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah di atur sebelumnya
sampai pada garis tanda 200 ml lalu di aduk

Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya digunakan waterbath.
Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus dicek hingga tidak ada lagi butiran
zat pada dinding tabung atau larutan.

5. Mensterilkan media

Larutan yang telah larut kemudian disterilkan kedalam autoclave selama 15 menit
setelah mencapai 121°C

6. Mendinginkan larutan dan penambahan darah

Setelah sterilisasi selesai, larutan didinginkan dengan cara membasahi/ membilas


dinding Erlenmeyer dengan air kran. Setelah suhunya kira-kira 40°C ke dalam larutan
ditambahkan darah segar sebanyak 10 cc kemudian di aduk sebentar

7. Menuang kedalam plat

Setelah 15 menit larutan dikeluarkan dar iautoclave, kemudian dituang kedalam plat
yang telah disiapkan lebih dahulu. Tiap-tiap plat diisi hingga permukaan plat tertutupi oleh
larutan media, tidak boleh terlalu tipis maupun terlalu tebal. Pada saat menuang tutup plat
dibuka sedikit saja untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
8. Menyimpan media

Plat yang telah diisi tadi disimpan sampai dingin dan padat. Setelah dingin media
tersebut dibalik agar uap air yang ada pada tutup plat tidak jatuh kembali ke permukaan
agar. Selanjutnya dibungkus lalu dimasukkan ke dalam lemari es.

 Pembahasan

 Darah yang digunakan untuk media B A P sebaiknya darah merah domba (DMD), namun
sulit untuk mendapatkannya sehingga digunakan darah vena manusia.

  Hari/ Tgl. Praktikum:


Senin, 12 Maret 2004
  Materi Praktikum:
- Pembuatan media Mac Conkey dan EMB (Eosin Metilyene Blue )
  Tujuan Praktikum:
Untuk mengetahui cara pembuatan media Mac Conkey dan media EMB (Eosin Metilyene
Blue)
  Alat dan Bahan:
-          Alat:
1.      Erlenmeyer
2.      Petridisk
3.      Tabung reaksi
4.      Batang pengaduk
5.      Lampu spirtus
6.      Gelas ukur
7.      Timbangan
8.      Lidi panjang 20 cm
9.      Autoclave
10.  Kertas PH
-          Bahan:
1.      Mac Conkey
2.      EMB (Eosin Metilyene Blue)
3.      Aquades
4.      Hcl
5.      NaOH
  Prosedur Kerja:
1.Mc Conkey
Fungsi: Untuk membedakan kuman-kuman yang meragi laktosa dengan kuman –kuman tidak meragi
lactose serta mengisolasi gram (-) karena menghambat pertumbuhan kuman gram (+).
-          Membuat 5 plate @ 17x5= 85 100 cc
-          Perhitungan : 50 x 100 = 5 gram
1000
-          Timbang Mc Conkey 5 gram dilarutkan dengan aquades 100 ml kemudian diaduk sampai
rata
-          Dipanaskan sampai larut dan mendidih
-          Diukur dengan PH pada PH ± 7,2. Jika PH kelebihan Maka ditambah dengan HCl dan jika
kekurangan PH maka ditambah dengan NaOH
-          Sterilkan dalam autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit
-          Dituangkan dalam petridisk

2.EMB (Eosin Metilyene Blue)


Fungsi: Untuk membedakan golongan enterobacteriace serta mengisolasi kumangram (-) karena
menghambat kuman gram (+).
-          Membuat 5 plate @ 17 x 5 = 85 100 cc
-          Perhitungan : 36 x 100 =3,6
1000
-          Timbang 3,6 gram EMB larutkan dalam aquades 100 ml. Kemudian dilarutkan sampai rata
-          Panaskan hingga larut sempurna dan sampai mendidih
-          Dukur dengan PH ± 7,2.Jika kelebihan maka ditambah dengan HCl dan bila kekurangan
maka ditambah dengan NaOH
-          Sterilkan dalam autoclave 121oC selama 15 menit
-          Kemudian tuang dalam petridisk
  Hasil Pengamatan:
1.      Mc Conkey
Warna dari Mc Conkey adalah merah kecokelatan
 

2.      EMB (Eosinofil


Metilyene Blue)
Warna dari EMB adalah merah

Anda mungkin juga menyukai