Anda di halaman 1dari 2

Tinjauan Umum tentang Media Pertumbuhan Bakteri 2.4.

1 Media LB (Lactose Broth) Media yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kehadiran bakteri coliform (bakteri Gram negatif) berdasarkan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif coliform jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung durham (Bitton, 1994)..

2.4.2 Media BGLB (Brilliant Green Bile Broth) Media yang digunakan untuk mendeteksi bakteri coliform (Gram negatif) di dalam air, makanan, dan produk lainnya. Media ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri coliform. Ada atau tidaknya bakteri coliform ditandai dengan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli (fardias, 1989) Agar mikroba dapat tumbuh dengan baik dalam suatu medium, perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Harijoto dan Widjowati, 1977) : 1. 2. 3. 4. Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh bakteri Mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka dan pH yang sesuai Tidak mengandung zat-zat penghambat Harus steril

2.4.3 Media TCBS Media ini adalah media selektif yang memiliki kebasaan tinggi, yaitu pH 8-8,5 yang berasal dari kandungan tiosulfat dan sitrat. Karena kebasaannya ini pertumbuhan bakteri enterobacteriaceae dapat dihambat dan ditambah dengan kandungan ox-bile dan kholat yang akan menahan pertumbuhan enterococci. Bakteri Vibrio sp. ditunjukkan dengan tumbuhnya koloni tunggal yang datar berwarna Hijau atau Kuning. Medium TCBS juga mengandung sistem indikator untuk hidrogen sulfida yang terdiri dari natrium tiosulfat yang merupakan sumber sulfur dan besi III sitrat sebagai indikator. Apabila dalam medium dihasilkan hidrogen sulfida, maka akan terjadi pengendapan besi (III) sulfida yang ditunjukkan dengan terbentuknya koloni berwarna hitam yang menandakan terjadinya kontaminasi dari bakteri lain (National Standard Method, 2007). 2.4.4 Media EMB (Media Eosin Methylene Blue) Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S.aureus, P.aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh

terutama P.aerugenosa dan Salmonella sp. dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamana pun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli (Bitton, 1994). Agar EMB merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilen blue sebagai indikator memberikanperbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak.Untuk mengetahui jumlah bakteri E.coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (Most Probable Number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri E.coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air (Bitton, 1994). 2.4.5 Media SSA (Salmonella and Shigella Agar) SSA adalah media selektif diferensial yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri Salmonella dan Shigella. Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi (Harijoto dan Widjowati, 1977).

Anda mungkin juga menyukai