Anda di halaman 1dari 3

Bakteriologi Air

Posted on February 13, 2013 by anitamuina

Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup karena makhluk hidup
memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air
dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan
suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler (Campbell, dkk, 2002).

Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan
substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi
pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai
sebagai pengukuran derajat pencemaran. Kualitas air didasarkan pada pengujian ada tidaknya
coliform dalam air. Keberadaan bakteri coli merupakan parameter yang dapat digunakan
untuk menentukan kualitas air  yang aman, dimana kehadirannya dapat dijadikan indikator
pencemaraan air. Ciri-ciri bakteri coliform adalah bersifat gram negatif, bentuk morfologi
batang pendek, dan dapat memfermentasi medium laktosa cair dengan membentuk asam dan
gas ( Pelczar dan Chan, 1988).

Menuut Fardiaz (1989), sifat-sifat bakteri koliform yang penting adalah :

1. Mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat


2. Mempunyai sifat dapat mensintesis vitamin
3. Interval suhu pertumbuhan antara 100 0C – 460 0C
4. Mampu menghasilkan asam dan gas

Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal misalnya
Escherichia coli dan coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes. E. Coli merupakan
bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan E. aerogenes ditemukan
pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya E.coli pada air minum menandakan air
tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus
(Dwijoseputro, 2005).

Menurut Fardiaz (1989), ada dua uji yang dilakukan pada bakteri koliform yaitu secara
kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu uji
pendugaan (presumptive test), uji penguat (confirmed test,) dan uji pelengkap (completed
test). Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif koliform dengan menggunakan metode
MPN.

1. Uji pendugaan (presumptive test)

Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan
terbentuknya asam dan gas disebabkan oleh fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli.
Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat
dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika
terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung Durham. Banyaknya
kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang
menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN.
Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk
cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam
pada suhu 350C. Jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham,
dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri.
MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN.

2. Uji penguat (confirmed test)

Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif terbentuk asam
dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada media Eosin
Methylen Biru Agar ( EMBA ) secara aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni
bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna kehijauan dengan kilat metalik atau koloni
berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok koliform lainnya.

3. Uji pelengkap (completed test)

Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk menentukan bakteri


Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke dalam
medium kaldu laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar ( NA ), dengan jarum inokulasi
secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 370C selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk
asam dan gas pada kaldu laktosa, maka sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli.
Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakteri Escherichia coli
menunjukkan Gram negatif berbentuk batang pendek.

Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh
(growth unit) atau unit pembentuk–koloni (colony–forming unit) dalam sampel. Namun, pada
umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang
digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g
dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya
mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut
makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan
95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai
MPN tertinggi (Hadioetomo, 1993).

Menurut Widianti, dkk (2004), Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya
coliform dalam 100 ml air minum. Akan tetapi United States Enviromental Protection
Agency (USEPA) lebih longgar persyaratan uji coliform-nya mengingat coliform belum tentu
menunjukkan adanya kontaminasi feses manusia, apalagi adanya patogen. USEPA
mensyaratkan presence/absence test untuk coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel
air minum yang diambil paling banyak 5% boleh mengandung coliform. Apabila sampel
yang diambil lebih kecil dari 40, maka hanya satu sampel yang boleh positif mengandung
coliform. Meskipun demikian, USEPA mensyaratkan pengujian indikator sanitasi lain seperti
protozoa Giardia lamblia dan bakteri Legionella.

Media endo agar adalah media kultur selektif dan diferensial untuk mendeteksi keberadaan
bakteri koliform fekal dan mikroorganisme lainnya. Selektivitas media endo agar tersusun
atas sodium sulfate atau kombinasi basic fuchsin, yang menghasilkan suspensi
mikroorganisme gram positif. Bakteri koliform memfermentasi laktosa, menghasilkan koloni
berwarna merah muda hingga warna merah seperti bunga mawar serta berbagai pewarnaan
yang mirip. Koloni organisme yang tidak memfermentasi laktosa tidak berwarna sehingga
tampak kontras dengan latar media yang berwarna merah muda (Dad,2000).

Pada percobaan ini, dilakukan pengujian kualitas sampel air dengan cara mengamati ada
tidaknya bakteri Escherichia coli dalam sampel air tersebut, karena bakteri ini merupakan
indikator sanitasi. Keberadaan coliform fekal (Escherichia coli) ini dapat membuat kualitas
air tidak baik karena air dapat terkontaminasi. Pengujian kualitas air meliputi tiga tahap, yaitu
uji pendugaan (Presumtive test), uji penetapan (Comfirmed test), dan uji lengkap (Complete
test).

Anda mungkin juga menyukai