Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN

A. TUJUAN

- Dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksaan total protein,Albumin, dan


Globulin untuk menegakan diagnosa penyakit.
- Dapat mengukur kadar Total protein dengan cara biuret,Albumin dengan cara BCB dan cara
menghitung kadar globulin.
- Dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan Total Protein, Albumin dan Globulin pada saat
praktikum setelah membandingkan dengan nilai normal dengan dikaitkan dengan diagnosa
penyakit.

B. DASAR TEORI

Protein tersusun dari asam amino yang berikatan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Protein plasma yang beredar terdiri atas :

1. Albumin

Fungsinya untuk Menjaga keseimbangan tekanan osmotic.


Nilai normal Albumin yaitu 3,4 – 4,7

2. Globulin

Fungsinya untuk daya tubuh.


Globulin terdiri dari 3 yaitu :
- Globulin Alfa
- Globulin Beta
- Globulin Gama
a. IGG
Properties
IgG merupakan imunoglobulin yang paling serbaguna karena mampu menjalankan seluruh
fungsi molekul imunoglobulin.
a) IgG adalah Ig utama dalam serum - 75% dari Ig serum adalah IgG
b) IgG adalah Ig utama dalam ruang vaskular ekstra
c) transfer plasenta - IgG adalah satu-satunya kelas Ig yang melintasi plasenta. Transfer
dimediasi oleh reseptor pada sel-sel plasenta untuk wilayah Fc IgG. Tidak semua subclass
silang sama baiknya; IgG2 lintas tidak baik.
d) Perbaikan melengkapi - Tidak semua subclass memperbaiki sama baiknya; IgG4 tidak
memperbaiki melengkapi
e) Binding ke sel - makrofag, monosit , PMNs dan beberapa limfosit memiliki reseptor Fc
untuk wilayah Fc IgG. Tidak semua mengikat subclass sama baiknya; IgG2 dan IgG4 tidak
menempel pada reseptor Fc. Sebagai konsekuensi dari mengikat ke reseptor Fc pada PMNs,
monosit dan makrofag adalah sel sekarang dapat menginternalisasi antigen yang lebih baik.
antibodi telah menyiapkan antigen untuk makan oleh sel-sel fagosit. opsonin Istilah yang
digunakan untuk menjelaskan zat yang meningkatkan fagositosis. IgG adalah opsonin baik.
Pengikatan dengan reseptor Fc IgG pada jenis sel lain menghasilkan pengaktifan fungsi lain.

b. IGA
c. IGM
d. IGE
e. IGD

3. Fibrinogen

4. Terdapat sejumlah kecil dalam: Enzim, protein struktural dan metabolik ( hormon dan
protein transfer ).

Fungsi Protein Plasma


1. Keseimbangan osmotik
Hipoalbumin menyebabkan tekanan osmotik plasma menurun sehingga kapiler tidak
mampu melawan tekanan hidrostatik sehingga timbul edem ( cairan darah menuju ke jaringan
interstitial ).
2. Pembentukan dan nutrisi jaringan
Enzym, hormon, pembekuan darah ( fibrinogen, AT III ) dan jaringan tubuh.
3. Transportasi
- Umum yaitu albumin
- Khusus :
Hormon → Prealbumin
Vitamin → Prealbumin
Lipid → Lipoprotein
Co → Ceruloplasmin
Hb → Haptoglobin
Heme → Hemopexin
Fe → Transferin

5. Daya tahan tubuh

C. ALAT DAN BAHAN

Alat
- Tabung reaksi ukuran 5 ml
- Rak tabng reaksi
- Pipet
- Spektrofotometer
Bahan
- Reagen biuret
- Reagen standar protein
- Serum atau plasma

D. CARA KERJA

1. Menyiapkan tabung ependox di atas meja

2. Di tabung ependox di taruh cairan Na nitrat dan di tetesi 2 ml darah , kemudian


ditaruh di sentrifuge didiamkan selama 10 menit.
3. Setelah itu diambil plasma dan di campur dengan cairan buret dan di diamkan selama
10 menit

4. Diukur di alat sprektrofotometer

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL
1. Blanko isinya biuret murni
 0,1g /dl
2. Sample isinya biuret + serum 20 µl
 6,2 g/dl

PEMBAHASAN

LINERITAS
Batas lineritas alat adalah 12 g/dl. Apabila di dapatkan nilai diatas angka tersebut
serum harus di encerkan dengan NaCl + 1 hasil di kalikan 2
NILAI NORMAL
Bayi 4,6 -7,0 g/dl
3 tahun sd dewasa 6,6 -8,7 g/ dl

Pengukuran konsentrasi total dari serum atau plasma merupakan pemeriksaan


laboratorium yang sangat penting dan ikut memberikan gambaran tentang keadaan kesehatan
umum seseorang hal ini didasarkan oleh kenyataan, bahwa sekuruh protein plasma atau
serum di sintesis dan di keluarkan oleh beberapa organ tertent.dalam keadaaa sehat
,konsentrasi protein total dalam serum berkisar antara 6,6 – 8,7 g/dl, sedangkan dalam plasma
tentunya sedikit lebih dari nilai ini,karena adanya fibrinogen . kalau diperhatikan maka
ternyata protein yang terdapat di dalam darah ini dinyatakan dalam keadaan gram.
Sebaliknya kelompok bahan terlarut lain seperti ion dan molekul organik kecil
dinyatakan dalam satuan mg. Ini berarti protein adalah bagian yang terbeesar dari bahan yang
larut dalam plasma atau serum, karena beratnya ribuan kali lebih banyak dari pada senyawa
lain. akan tetapi,bila dilihat dari jumlah molekul tidak demikian halnya.ini di sebabkan oleh
besarnya berat molekul protein,sehingga molaritas protein dalam plasma atau serum
sebenarnya kecil, mungkin kebih kecil atau paling banyak sama saja dengan molaritas
senyawa-senyawa lain .
Dari hasil percobaan yang kita dapat bahwa total protein yang kita dapat yaitu 6,2 g/dl
itu termasuk dalam keadaan tidak normal karena dalam hal normalnya berkisar antara 6,6
-6,8 g /dl

PERTANYAAN
1. Jelaskan mengapa pada penyakit sindroma nefrotik terjadi hipoalbumin?
2. Jelaskan mengapa pada penyakit sirosis hepatis terjadi hipoalbumin ?

Jawaban
1.karena tejadi kerusakan di gromerolus, dan gromerolus tidak dapat menyaring darah
pada semestinya sehingga allbumin keluar bersama urin
2.sirosis hepatis atau penyakit hati, di hati albumin di produksi apabila terjadi kerusakan akan
terjadi hipoalbumin

F. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan kami dapat menyimpulakan bahwa total protein kurang dari 6,6 -8,7g /dl
maka akan menyebabkan hipoalbumin yaitu terjadinya penyakit hati secara sistematis
berbagai penyebab hipoalbumin dapat di kelompokan menjadi 3 kelompok besar :
1. Hipoalbuminemia yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaaan bahan mentah sintesis
protein, yaitu asam-asam amino yang bersal dari makan.
2. Yang disebabkan oleh gangguan tempat sintesis,yaitu ,organ hati
3. Disebabkan oleh terjadinya kehilangan albumin melalui alat pembuangan atau ekskres.i

RESISTENSI OSMOTIK DARAH CARA VISUAL

A.TUJUAN

- Dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksaan resistensi osmotic darah cara
visual
- Dapat menentukan resistensi osmotic darah
- Dapat menyimpulkan hasil resistensi osmotic darah setelah membandingkan dengan nilai
normal dengan dikaitkan dengan diagnosa penyakit.
-
B.DASAR TEORI

Hemolisa adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah merah menuju
ke cairan di sekelilingnya. Keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membran
sel darah merah. Membran sel darah merah mudah dilalui atau ditembus oleh ion-ion H+,
OH-, NH4+, PO4, HCO3-, Cl-, dan juga oleh substansi-substansi yang lain seperti glukosa, asam
amino, urea dan asam urat. Sebaliknya membran sel darah merah tidak dapat ditembus oleh
Na+, K+, Ca++, Mg++, fosfat organik dan juga substansi lain seperti hemoglobin dan protein
plasma. Secara umum, membran yang dapat dilalui atau ditembus oleh suatu substansi
dikatakan bahwa membran ini permeabel terhadap substansi tesebut. Membran yang betul-
betul semi permeabel adalah membran yang hanya dapat ditembus oleh molekul air saja,
tetapi tidak dapat ditembus oleh substansi lain. Tidak ada membran pada organisme yang
bersifat betul-betul semi permeabel, yang ada adalah membran yang bersifat permeabel
selektif, yaitu membran yang dapat ditembus oleh molekul air dan substansi-substansi lain,
tetapi tidak dapat ditembus oleh substansi yang lain lagi. Jadi membran sel darah merah
termasuk yang permeable selektif.

Ada 2 macam hemolisa yaitu :

1. Hemolisa Osmotik

Hemolisa osmotik terjadi karena adanya perbedaan yang besar antara tekanan osmosa
cairan di dalam sel darah merah dengan cairan di sekeliling sel darah merah. Dalam hal ini
tekanan osmosa isi sel jauh lebih besar darapada tekanan osmosa di luar sel. Tekanan osmosa
isi sel darah merah adalah sama dengan tekanan osmosa larutan NaCl 0,9 %. Bila sel darah
merah dimasukkan ke dalam larutan 0,8 %, belum terlihat adanya hemolisa, tetapi sel darah
merah yang dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,4 % hanya sebagian saja dari sel darah
merah yang mengalami hemolisa, sedangkan sebagian sel darah merah yang lainnya masih
utuh. Perbedaan ini diebabkan karena umur sel darah merah berbeda-beda. Sel darah merah
yang sudah tua, membran sel mudah pecah, sedangkan sel darah merah yang muda,
membran selnya kuat. Bila sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0,3 %, semua
sel darah merah akan mengalami hemolisa. Hal ini disebut hemolisa sempurna. Larutan yang
mempunyai tekanan osmosa lebih kecil daripada tekanan osmosa isi sel darah merah disebut
larutan hipotonis, sedangkan larutan yang mempunyai tekanan osmosa lebih besar dari
tekanan osmosa isi sel darah merah disebut larutan hipertonis. Suatu larutan yang mempunyai
tekanan osmosa yang sama besar dengan tekanan osmosa isi sel disebut larutan isotonis.

2. Hemolisa Kimiawi

Pada hemolisa kimiawi, membran sel darah merah dirusak oleh macam-macam
substansi kimia. Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa dinding sel darah merah
terutama terdiri dari lipida dan protein membentuk suatu lapisan yang disebut lipoprotein.
Jadi setiap substansi kimia yang dapat melarutkan lemak (pelarut lemak) dapat merusak atau
melarutkan membran sel darah merah. Kita mengenal bermacam-macam pelarut lemak yaitu
kloroform, aseton, alkohol, benzena dan eter. Substansi lain yang dapat merusak membran sel
darah merah diantaranya adalah bisa ular, bisa kalajengking, garam empedu, saponin,
nitrobenzene, pirogalol, asam karbon, resin dan senyawa arsen.

Sel darah merah yang ditempatkan dalam larutan garam yang isotonis tidak akan
mengalami kerusakan dan tetap utuh. Tetapi bila sel darah merah ditempatkan dalam air
destilata, sel darah merah akan megalami hemolisa, karena tekanan osomose isi sel darah
merah jauh lebih besar daripada tekanan osmose di luar sel sehingga mengakibatkan banyak
air masuk ke dalam sel darah merah (osmosis). Selanjutnya air yang banyak masuk ke dalam
sel darah merah itu akan menekan membran sel darah sehingga membran pecah.

C. ALAT DAN BAHAN

ALAT
 Tabung reaksi
 Rak
 Pipet
BAHAN
 HCL 0,5%
 Aquades
 Darah vena
 EDTA

D. CARA KERJA
1. Menyusun sebanyak 24 tabung reaksi pada rak dan dibagi menjadi 2 baris, masing-
masing berisis 12 tabung..
2. Memberi nomor pada setiap tabung dan di urut kan sebagai berikut : 25, 24, 23, 22,
21, 20, 19, 18, 17, 16, 15, 14.
3. Kemudian menetesi NaCl 0,5 % dengan pipet kapiler yang banyaknya disesuaikan
dengan nomor tabung.
4. menetesi pula aquades pada tiap tabung, sampai volumenya berjumlah 25 tetes tiap
tabung. Contoh : 24 tetes NaCl 0,5 % + 1 tetes aquades, 23 tetes NaCl 0,5 % + 2
tetes aquades.
5. Konsentrasi NaCl pada masing-masing larutan menjadi sebagai berikut : 0,5 %; 0,48
%; 0,46 %; 0,44 %; 0,42 %; 0,40 %; 0,38 %; 0,36 %; 0,34 %; 0,32 %; 0,30 %; 0,28
%.
6. mengambil 3 cc darah vena dan diberi 2 tetes EDTA lalu pada masing-masing
tabung ditetesi 1 tetes darah, mencampur serta mendiamkan 2 jam, pada
temperatur kamar. Untuk kontrol tidak diberi darah.
7. membaca tabung dimana terjadi permulaan hemolisis dan tabung dimana terjadi
hemolisis yang sempurna (complete hemolisis).
8. Membandingkan hasil dengan control normal

E.HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
Dari hasil percabaan kami dapatkan :
 Hemolisis yang sempurna terjadi pada tabung 19 → NaCl 9 tetes +6 aquades
 Hemolisis pertama → tabung ke 19→NaCl 9 tetes + 6 aquades
PEMBAHASAN
Nilai Normal :
Mulai lisis pada NaCl 0,44 % (0,42 ± 0,02 % NaCl)
Hemolisis sempurna pada NaCl 0.34 % (0,34 ± 0.02 % NaCl).
Sel darah merah mengalami lisis sempurna pada tabung ke 19
Dan hemolisis pertma terjadi pada tbung ke 19, apabila lisis akan mengakibatkan anemia.
Tejadi lisis karenaperbedaan tekanan osmtik di dalam darah dan sekitar darah dalam hal ini
tekanan osmosa isi sel lebih besar di bandingkan dengan tekanan osmosa di luar sel

PERTANYAAN
1. penyakitnya anemia hemolitik otonum?
2. Jelaskan penyakit malari yang behubungan dengan hemolisis sel arah merah

JAWABAN
1. Karena usia sel darah merah belum matang yaitu kurang dari normal pada anemia
hemolitik otoimun ini di dalam sel serum penderita di temukan otoantibody.bila antibody ini
di camputr dengan suspensi SDM normal (berasal dari orang yang tidak menderita penyakit
ini dan mempunyai golongan arah yang sama ),akan terjadi pengikatan dan mungkin
aglutinasin SDM normal tadi

F. KESIMPULAN
Darah mengalami lisis karena terjadi perbedaaan yang besar antara tekanan osmosa cairan di
dalam sel dan di sekililing sel, Dalam hal ini tekanan osmosa isi sel jauh lebih besar
darapada tekanan osmosa di luar sel
UJI PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN

ABSTRACT
Tujuan: mengetahui kadar protein dalam darah noramal atau tidak dan komplikasi-komplikasi
bagi kesehatan tubuh
Metode: dalam praktikum biokimia metode yng digunakan adalah metode biuret dengan
sampel darah dari seorang praktikum yaitu Sobirin

Hasil: kadar albumin dalam darah seorang praktikum mengalami peningkatan atau
hiperalbumin. Setelah dilakukan pengukuran ternyata nilai kadar albumin dalam darah 5,9
g/dL.
Kesimpulan: kadar albumin dalam darah jika mengalami peningkatan akan mengakibatkan
dehidrasi sedangkan kadar albumin dalam darah jika mengalami penurunan akan
mengakibatkan sindroma nefrotik, sirosis hepatis, dan edema.

Kata kunci: albumin, darah, dehidrasi,

PENDAHULUAN
Protein tersusun dari asam amino yang mempunyai ikatan peptida. Protein berperan
biologis, terutama dalam membangun unit terkecil kehidupan yaitu sel. Peran biologis itu
misalnya pada trasnformasi energy, bioenergi, dan pada proses dinamisasi yang
berkesinambungan. Dalam parktikum biokimia ini yang dibahas adalah protein plasma dalam
darah. SUATU molekul protein terdiri dari untaian banyak asam amino, jumlahnya bisa
ratusan sampai ribuan. Ada protein yang asam amino beruntai ke samping, sehingga
membentuk cabang. BM suatu protein belasan sampai ratusan ribu. Protein yang tergolong
paling besar ialah globulin, dengan BM = 920.000. Jika protein dipecah atau dicernakan,
terbentuk suatu hasil antara yang disebut peptida. Peptida dibina atas beberapa asam amino.
Dua asam amino beruntai disebut dipeptida, tiga beruntai disebut tripeptida. Jika beruntaian
banyak disebut polipeptida. Ada bagian atau organel sel berupa protein, ada dalam bentuk
peptida.
Dalam plasma darah terdapat berpuluh macam protein, seperti albumin untuk
mengangkut berbagai zat, globulin untk membina antibodi, fibrinogen untuk pembekuan
darah jika terjadi luka a Otot jantung, otot polos yang membina berbagai saluran dalam
tubuh, dan otot rangka yang membuat anggota dapat digerakkan, mengandung serat yang
dapat berkerut yang disebut miofibril. Miofibril ini juga protein. Rambut dan bulu juga dibina
atas keratin, seperti halnya yang membina kulit ari. Tulang memiliki bahan dasar yang
disebut osein, suatu protein.
Tulang rawan memiliki bahan dasar khondrin, juga protein. Hormon banyak yang
protein, peptida, atau ubahan salah satu asam amino. Enzim adalah biokatalisator dan itu
adalah protein juga. Protein dibagi atas dua golongan: 1) sederhana; 2) gabungan. Yang
sederhana jika diuraikan oleh suatu enzim akan pecah jadi asam amino saja. Yang gabungan
terdiri dari gabungan protein dengan bahan organik lain.
Yang sederhana seperti: albumin, globulin, glutein, histon, kasein, dan vitelin. Albumin
pengangkut zat dalam plasma darah, dan globulin pembina bahan kekebalan atau antibodi.
Glutein adalah protein yang terkandung dalam biji sereal (padi, jagung, gandum, jelai,
sorgum), histon adalah poros lilitan DNA dalam kromosom, kasein terkandung dalam susu,
dan vitelin adalah protein yang membina kuning telur.
PROTEIN gabungan yang kompleks ialah seperti hemoglobin,lipoprotein, dan
glikoprotein. Hemoglobin (Hb) adalah pigmen pernapasan dalam eritrosit, berguna untuk
mengikat oksigen dalam paru. Pigmen ini mengandung unsur besi (Fe), yang membuat
eritrosit dan darah keseluruhan jadi berwarna merah.
Dalam sel tubuh kita protein dibikin dari monomer asam amino. Asam amino yang 20
macam itu tersimpan dalam sitoplasma, yang sewaktu akan bergabung membentuk untaian
jika dari inti datang perintah untuk menyintesa sejenis protein. Asam amino dalam sitoplasma
itu dibawa darah dari usus, sebagai hasil pencernaan protein dalam bahan makanan. Asalnya
protein makanan itu diproduksi oleh tumbuhan.tau darah berkontak dengan bagian pembuluh
darah yang kesat. Fungsi protein adalah:
1) Zat pembangun
2) Memperbaiki sel-sel yang telah rusak
3) Berperan dalam pembekuan darah
4) Berperan dalam pengangkutan hormone
5) Membantu daya tahan tubuh
6) Memainkan peranan penting dalam mekanisme pertahanan tubuh. Globulin terdiri atas:
α,β,ϒ. Diantara globulin tersebut globulin gamma mempunyai potensi sebagai antibodi yaitu:
IgA, IgG, IgD, IgM, IgE yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda

Table 1.1 fungsi utama immunoglobulin

Immunoglobuli Fungsi utama


n
IgG Antibody utama dalam respon sekunder.
Melekukan opsonisasi dengan membuatnya
lebih mudah difagositosis. Memfiksasi
komplemen yang menggalakkan
pembunuhan bakteri. Menetralkan toksin
bakteri dan virus. Melintasi plasenta
IgA IgA sekretori mencegha pengikatan bakteri
dan virus pada membrane mukosa. Tidak
memfiksasi komplemen. Terdapat dimukosa
IgM Diproduksi dalam respon primer terhadap
suatu antigen. Memfiksasi komplemen.
Tidak melintasi plasenta. Reseptor antigen
pada permukaan sel B
IgD Tidak jelas. Ditemukan pada permukaan
banyak sel B disamping didalam serum.
IgE Memperantarai hipersensitivitas cepat
dengan menimbulkan pelepasan mediator
dari sel mast dan basofil setelah seseorang
terkena antigen (allergen). Mempertahankan
diri terhadap infeksi cacing dengan
menimbulkan pelepasan enzim dari
eosinofilia. Tidak memfiksasi komplemen.
Pertahanan hospes yang utama terhadap
infeksi helmintes.

Berbagai komplikasi-komplikasi akibat kekurangan albumin dalam darah


1) Sindroma nefrotik adalah suatu sindroma(kumpulan gejala-gejala) yang terjadi akibat
penyakit yang menyerang ginjal dan menyebabkan:
 Proteinuria ( protein didalam air kemih)
 Menurunnya kadar albumin dalam darah
 Menimbunnya air dan kadar garam yang berlebihan
 Meningkatnya kadar lemak dalam darah
2) Edema
Edema merupakan penumpukan cairan di ruang intersisial, yang dapat disebabkan oleh :

1. Peningkatan tekanan kapiler, antara lain :


- retensi air dan garam oleh ginjal
- tekanan vena meningkat oleh karena :
* gagal jantung
* bendungan vena local
* kegagalan pompa vena
- tahanan arteriola menurun karena :
* panas badan meningkat
* kelumpuham saraf simpatis
* obat vasodilator

2. kekurangan protein plasma


- kehilangan protein dari ginjal ( penyakit sindrom nefrotik )
- kehilangan protein melalui kulit ( luka bakar )
- produksi protein darah dihati terganggu ( penyakit hati, kekurangan gizi )

3. permeabilitas kapiler meningkat karena :


• reaksi imun, urtikaria
• toksin
• infeksi bakteri
• defisiensi vitamin C
• iskemia yang lama
• luka bakar

4. saluran limfe tersumbat atau terputus karena :


• operasi ( terpotong / terjahit )
• penyakit kanker
• infeksi cacing filaria / filariasis
3) Sirosis Hepatis

Berbagai komplikasi- komplikasi akibat kelebihan protein atau hiperalbumin:


Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi
karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan
kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Dehidarasi terjadi karena

 kekurangan zat natrium;

 kekurangan air;

 kekurangan natrium dan air.

 Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam
darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja
otak dan jantung.
Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum biokimia ini adalah uju biuret dengan uji darah
dari seorang praktikum yaitu Sobirin.
Hasil
Didapatkan kadar albumin dalam darah yang diukur adalah 5,9 g/dL.
Pembahasan
Kadar albumin yang diujikan menyatakan bahwa kadar albumin dalam darah mengalami
peningkatan atau hiperalbumin, karena kadar albumin dalam darah manusia normalnya 3,4-
4,5 g/dL dan ini dapat mengakibatkan dehidrasi bagi orang tersebut.
Kesimpulan
Dehidrasi dapat disebabkan oleh kadar albumin dalam darah meningkat karena Jika tubuh
kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah
tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak
dan jantung. Sedangkan seseorang yang mengalami kadar albumin meningkat akan
mengakibatkan sindroma nefrotik, sirosis hepatis, dan edema(pembengkakan)

DAFTAR PUSTAKA
1) http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1000103433,41994,
diakses pada tanggal 15 Juni 2010
2) http://medicastore.com/penyakit/719/Sindroma_Nefrotik.html
diakses pada tanggal 15 Juni 2010
3) http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100503065448AAS9Llt
diakses pada tanggal 15 Juni 2010
4) http://id.wikipedia.org/wiki/Dehidrasi diakses pada tanggal 15 Juni 2010
5) Murray, Rober K. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: EGC
6) Saryono. 2010. Buku petunjuk Praktikum Biokimia. Gombong: Stikes muhammadiyah
Gombong

Anda mungkin juga menyukai