BIOKIMIA GIZI
Penentuan Kadar Hemoglobin Metode Biosensor
Oleh:
Kelompok 5 GENAP
Ni Kadek Jumita Rianti
(P07131013028)
(P07131013030)
(P07131013032)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2014
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
- Mahasiswa dapat menentukan kadar hemoglobin pada sampel.
2. Tujuan Khusus:
- Mahasiswa dapat mengetahui prinsip penentuan kadar hemoglobin
-
metode biosensor.
Mahasiswa dapat menentukan kadar hemoglobin pada sampel dengan
metode biosensor.
Mahasiswa dapat melakukan interpretasi terhadap hasil kadar
hemoglobin pada sampel.
B. DASAR TEORI
Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan warna merah
yang dikenal pada sel-sel darah merah dan pada darah. Secara fungsi,
hemoglobin adalah senyawa kimia kunci yang bergabung dengan oksigen dari
paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh.
Oksigen adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk menghasilkan
tenaga. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah
berwarna merah.
Darah juga mengangkut karbon dioksida, yang adalah produk
pembuangan dari proses produksi tenaga ini, kembali ke paru-paru darinya ia
dihembuskan ke udara. Pengangkutan karbon dioksida kembali ke paru juga
dilaksanakan oleh hemoglobin. Karbon dioksida yang terikat pada
hemoglobin dilepaskan di paru-paru dalam pertukaran untuk oksigen yang
diangkut ke jaringan-jaringan tubuh.
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk
menetapkan prevalensi anemia. Penentuan status anemia yang hanya
menggunakan kadar Hb ternyata kurang lengkap, sehingga perlu ditambahkan
dengan pemeriksaan yang lain.
zat besi. Hemoglobin mengandung 0,34% berat zat besi, 1 ml eritrosit setara
dengan 1 mg zat besi.
Defisiensi besi fungsional mengakibatkan produksi sel darah merah
menjadi hipokrom. Sel yang hipokrom tidak hanya sebagai akibat defisiensi
besi fungsional tapi dapat disebabkan oleh berkurangnya sintesis Hb apapun
penyebabnya.
Kehilangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang kurang
seimbang atau gangguan absorpsi besi. Di samping itu kekurangan besi dapat
terjadi karena pendarahan akibat cacingan atau luka, dan akibat penyakitpenyakit yang mengganggu absorpsi, seperti penyakit gastro intestinal.
Sumber terbaik zat besi berasaskan makanan ialah hati, tiram, kerang,
buah pinggang, daging tanpa lemak, ayam/itik dan ikan. Kacang dan sayur
yang dikeringkan adalah sumber iron yang baik daripada tumbuhan.
Feritin merupakan tempat penyimpanan zat besi terbesar dalam tubuh.
Fungsi feritin adalah sebagai penyimpanan zat besi terutama di dalam hati,
limpa, dan sumsum tulang. Zat besi yang berlebihan akan disimpan dan bila
diperlukan dapat dimobilisasi kembali. Hati merupakan tempat penyimpanan
feririn terbesar di dalam tubuh dan berperan dalam mobilisasi feritin serum.
Pada penyakit hati akut maupun kronik kadar feritin serum meningkat, ini
disebabkan pengambilan feritin dalam sel hati terganggu dan terdapat
pelepasan feritin dari sel hati yang rusak. Pada penyakit keganasan sel darah
kadar feritin serum meningkat disebabkan meningkatnya sintesis feritin oleh
sel leukemia. Pada keadaan infeksi dan inflamasi terjadi gangguan pelepasan
zat besi dari sel retikuloendotelial yang mekanismenya belum jelas, akibatnya
kadar feritin intrasel dan serum meningkat. Feritin disintesis dalam sel
retikuloendotelial dan disekresikan ke dalam plasma. Sintesis feritin
dipengaruhi oleh konsentrasi cadangan besi intrasel dan berkaitan pula
dengan cadangan zat besi intrasel (hemosiderin).
Pembentukan hemoglobin terjadi pada sum-sum tulang melalui semua
stadium pematangan. Sel darah merah merah memasuki system sirkulasi
sebagai retikulosit dari sum-sum tulang. Retikulosit adalah stadium terakhir
dari perkembangan sel darah merah yang belum matang dan mengandung jala
tubuh
hemoglobin yang
bersifat
dapat
menimbulkan
sementara.
Pada
perubahan
sikap
berdiri
kadar
kadar
C. PRINSIP
Adapun prinsip dari penentuan kadar hemoglobin dengan metode
biosensor adalah pemeriksaan hemoglobin (Hb) dengan menggunakan
hemoglobin meter (Hemocue), dimana hasilnya akan dibandingkan dengan
standar kadar Hb yang normal yang dibedakan antara pria dan wanita.
D. ALAT
No.
Alat
Gambar
Jumlah
Hemoglobin
1.
Meter Merk
3 buah
Hemocue
2.
Microcuvet
13 buah
3.
Auto click
3 buah
4.
Blood lancet
13 buah
5.
6.
Alcohol
swabs
Handscoon
13 buah
1 buah
Pembersih
7.
sisa darah
1 buah
pada
Hemocue
E. BAHAN
No.
Bahan
Gambar
Jumlah
Darah yang
diambil di
1.
bagian
1 tetes
ujung jari
tangan
F. PROSEDUR KERJA
Adapun langkah-langkah pemeriksaan hemoglobin (Hb), yaitu:
1. Mempersiapkan semua peralatan dan bahan yang digunakan.
2. Membersihkan ujung jari manis yang akan diambil darahnya terlebih
dahulu dengan menggunakan alkohol swab.
3. Menggunakan alat auto clik yang telah dipasang blood lancet untuk
mengambil darah pada ujung jari manis yang telah diolesi alkohol swab
dengan metode tusukan kulit/perifer (skin puncture).
4. Menghapus darah yang pertama, kedua, dan ketiga yang keluar pada
ujung jari manis menggunakan alcohol swab, darah keempat yang keluar
selanjutnya diambil menggunakan microcuvet.
5. Kemudian microcuvet dimasukkan ke dalam alat Hemoglobin meter
merk Hemocue untuk dianalisis hasilnya.
G. HASIL PENGAMATAN
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Jenis
Nama
Kelami
n
L
P
P
P
L
P
P
L
P
P
L
P
P
Kadar Hb
Keteranga
(gr/dl)
13,8
13,1
14,0
12,5
15,6
13,5
12,6
14,7
13,2
13,6
16,5
12,9
13,0
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
H. PEMBAHASAN
Hemoglobin memiliki warna kuning kemerah-merahan jika berada
dalam leukosit, warna ini akan bertambah merah jika di dalamya banyak
terkandung oksigen. Fungsi hemoglobin adalah mengikat oksigen dari paruparu untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida
dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru. Hemoglobin yang
telah bersenyawa dengan oksigen disebut oksihemoglobin (Hb + Oksigen
4 Hb Oksigen). Setelah di jaringan akan dilepaskan : Hb oksigen
Hb
dioksida
paru.
Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang telah mati akan terurai
menjadi 2 zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berfungsi dalam
pembuatan eritrosit baru dan heme yaitu suatu zat yang terdapat dalam
eritrosit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Hemoglobin mampu terkonsentrasi dalam cairan sel eritrosit (stroma) sampai
sekitar 34 gram per 100 ml. Jika persentase sel-sel pada darah (hematokrit)
normal, yaitu antara 40 45% dan jumlah Hb dalam tiap-tiap sel normal pula,
maka darah seorang laki-laki rata-rata mengandung 16 gram Hb per 100 ml,
sedangkan pada perempuan 14 gram per 100 ml (Citrawathi dkk., 2001).
Sedangkan menurut Syaifuddin (2003) jumlah hemoglobin normal pada
orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah, dengan 11,5 mg%
untuk Hb wanita dan Hb laki-laki 13,0 mg%. Berbeda menurut pendapat
Wulangi (1994) rentangan nilai kadar Hb normal pada laki-laki berkisar
antara 14 18 gr per100 ml, sedangkan untuk perempuan berkisar antara 12
15,5 gr per100 ml. Maka dari kategori di atas dapat dilihat bahwa kadar
hemoglobin pada laki-laki lebih tinggi secara umum jika dibandingkan
dengan wanita.
Oleh karena hemoglobin berada di dalam eritrosit maka faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan eritrosit juga mempengaruhi faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan hemoglobin. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan hemoglobin adalah sebagai berikut:
1. Umur
Semakin tua umur seseorang, maka semakin berkurang kadar Hb-nya.
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya, pria memiliki kadar Hb yang lebih tinggi dibandingkan
kadar Hb pada wanita. Hal ini juga bersangkut paut terhadap kandungan
hormon pada pria maupun wanita.Kadar Hb wanita lebih rendah karena
faktor aktifitasnya yang lebih sedikit dibanding aktivitas pada pria,selain
wanita mengalami menstruasi.
3. Geografi (tinggi rendahnya daerah)
Keterbatasan alat yang ada sehingga membutuhkan waktu yang lama saat
melakukan praktikum penentuan kadar Hb metode biosensor.
J. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum penentuan kadar Hb metode
biosensor adalah sebagai berikut:
1. Prinsip dari penentuan kadar hemoglobin dengan metode biosensor adalah
pemeriksaan hemoglobin (Hb) dengan menggunakan hemoglobin meter
(Hemocue), dimana hasilnya akan dibandingkan dengan standar kadar Hb
yang normal yang dibedakan antara pria dan wanita.
2. Dalam praktikum penentuan kadar Hb metode biosensor, sampel yang
digunakan adalah 13 mahasiswa tingkat 2 Jurusan Gizi Poltekkes
Denpasar, dimana terdiri dari 4 mahasiswa laki-laki dan 9 mahasiswa
perempuan. Dari 13 mahasiswa tersebut 12 mahasiswa yang kadar Hbnya
normal, sedangkan 1 mahasiswa, yaitu Sulang memiliki kadar Hb yang
kurang dari normalnya, yaitu 13,8 gr/dl. Namun berdasarkan teori lain,
Sulang termasuk normal, karena ada teori yang mengatakan bahwa kadar
Hb normal laki-laki ada yang di bawah 14 gr/dl.
3. Berdasarkan hasil praktikum yang didapat, sampel yang diperiksa kadar
Hbnya tidak ada yang mengalami anemia. Sehingga perlu selalu
memperhatikan pola makannya agar kadar Hb nya tetap normal.
K. HASIL DOKUMENTASI
L. DAFTAR PUSTAKA
NIM: P07131013032