Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA GIZI
Penentuan Kadar Hemoglobin Metode Biosensor

Oleh:
Kelompok 5 GENAP
Ni Kadek Jumita Rianti

(P07131013028)

Komang Indah Satya Dewi

(P07131013030)

Ni Kadek Arik Erawati

(P07131013032)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2014

LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR


HEMOGLOBIN METODE BIOSENSOR
Selasa, 25 November 2014

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
- Mahasiswa dapat menentukan kadar hemoglobin pada sampel.
2. Tujuan Khusus:
- Mahasiswa dapat mengetahui prinsip penentuan kadar hemoglobin
-

metode biosensor.
Mahasiswa dapat menentukan kadar hemoglobin pada sampel dengan

metode biosensor.
Mahasiswa dapat melakukan interpretasi terhadap hasil kadar
hemoglobin pada sampel.

B. DASAR TEORI
Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan warna merah
yang dikenal pada sel-sel darah merah dan pada darah. Secara fungsi,
hemoglobin adalah senyawa kimia kunci yang bergabung dengan oksigen dari
paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh.
Oksigen adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk menghasilkan
tenaga. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah
berwarna merah.
Darah juga mengangkut karbon dioksida, yang adalah produk
pembuangan dari proses produksi tenaga ini, kembali ke paru-paru darinya ia
dihembuskan ke udara. Pengangkutan karbon dioksida kembali ke paru juga
dilaksanakan oleh hemoglobin. Karbon dioksida yang terikat pada
hemoglobin dilepaskan di paru-paru dalam pertukaran untuk oksigen yang
diangkut ke jaringan-jaringan tubuh.
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk
menetapkan prevalensi anemia. Penentuan status anemia yang hanya
menggunakan kadar Hb ternyata kurang lengkap, sehingga perlu ditambahkan
dengan pemeriksaan yang lain.

Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah


merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah
dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.
Kandungan hemoglobin yang rendah dengan demikian mengindikasikan
anemia. Bergantung pada metode yang digunakan, nilai hemoglobin menjadi
akurat sampai 2-3%.
Hemoglobin terbuat dari empat molekul protein (globulin chain) yang
terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri
dari 2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains, sedangkan pada bayi
yang masih dalam perut atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta
dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama,
makanya dinamakan sebagai HbF.
Setiap rantai globulin mengandung sebuah struktur penting yang sebut
sebagai molekul Heme, di molekul heme inilah zat besi melekat dan
menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui darah, zat ini pula yang
menjadikan darah kita berwarna merah. Hemoglobin juga berperan penting
dalam mempertahankan bentuk sel darah yang bikonkaf, jika terjadi
gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel darah merah dalam
melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal inilah yang menjadi alasan
mengapa kekurangan zat besi bisa mengakibatkan anemia.
Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4
sub unit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta
yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural
dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang
lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar
64,000 Dalton. Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga
secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen.
Memahami metabolisme besi sangat penting dalam pemantauan
suplementasi preparat besi. Zat besi merupakan unsur yang penting dalam
tubuh dan hampir selalu berikatan dengan protein tertentu seperti
hemoglobin, mioglobin. Kompartemen zat besi yang terbesar dalam tubuh
adalah hemoglobin yang dalam keadaan normal mengandung kira-kira 2 gram

zat besi. Hemoglobin mengandung 0,34% berat zat besi, 1 ml eritrosit setara
dengan 1 mg zat besi.
Defisiensi besi fungsional mengakibatkan produksi sel darah merah
menjadi hipokrom. Sel yang hipokrom tidak hanya sebagai akibat defisiensi
besi fungsional tapi dapat disebabkan oleh berkurangnya sintesis Hb apapun
penyebabnya.
Kehilangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang kurang
seimbang atau gangguan absorpsi besi. Di samping itu kekurangan besi dapat
terjadi karena pendarahan akibat cacingan atau luka, dan akibat penyakitpenyakit yang mengganggu absorpsi, seperti penyakit gastro intestinal.
Sumber terbaik zat besi berasaskan makanan ialah hati, tiram, kerang,
buah pinggang, daging tanpa lemak, ayam/itik dan ikan. Kacang dan sayur
yang dikeringkan adalah sumber iron yang baik daripada tumbuhan.
Feritin merupakan tempat penyimpanan zat besi terbesar dalam tubuh.
Fungsi feritin adalah sebagai penyimpanan zat besi terutama di dalam hati,
limpa, dan sumsum tulang. Zat besi yang berlebihan akan disimpan dan bila
diperlukan dapat dimobilisasi kembali. Hati merupakan tempat penyimpanan
feririn terbesar di dalam tubuh dan berperan dalam mobilisasi feritin serum.
Pada penyakit hati akut maupun kronik kadar feritin serum meningkat, ini
disebabkan pengambilan feritin dalam sel hati terganggu dan terdapat
pelepasan feritin dari sel hati yang rusak. Pada penyakit keganasan sel darah
kadar feritin serum meningkat disebabkan meningkatnya sintesis feritin oleh
sel leukemia. Pada keadaan infeksi dan inflamasi terjadi gangguan pelepasan
zat besi dari sel retikuloendotelial yang mekanismenya belum jelas, akibatnya
kadar feritin intrasel dan serum meningkat. Feritin disintesis dalam sel
retikuloendotelial dan disekresikan ke dalam plasma. Sintesis feritin
dipengaruhi oleh konsentrasi cadangan besi intrasel dan berkaitan pula
dengan cadangan zat besi intrasel (hemosiderin).
Pembentukan hemoglobin terjadi pada sum-sum tulang melalui semua
stadium pematangan. Sel darah merah merah memasuki system sirkulasi
sebagai retikulosit dari sum-sum tulang. Retikulosit adalah stadium terakhir
dari perkembangan sel darah merah yang belum matang dan mengandung jala

yang terdiri dari serat-serat reticular. Sejumlah kecil hemoglobin masih


dihasilkan selama 24 sampai 48 jam pematangan, reticulum kemudian larut
dan menjadi sel darah merah yang matang.
Penelitian terhadap sel darah telah dilaksanakan secara intensif karena
sel darah merah mudah diperoleh, memiliki makna fungsional yang penting
dan terlibat dalam banyak proses penyakit. Struktur serta fungsi hemoglobin,
keadaan poriferia, ikterus dan berbagai aspek dalam metabolisme zat besi.
Penurunan jumlah sel darah merah dan kandungan hemoglobinnya
merupakan penyebab anemia.
Waktu sel darah merah menua, sel ini menjadi lebih kaku dan rapuh,
akhirnya pecah. Hemoglobin difagositosis terutama di limfa, hati, dan
sumsum tulang, kemudian direduksi menjadi globin dan hem, globin kembali
masuk ke dalam sumber asam amino. Besi dibebaskan dari heme dan
sebagian besar diangkut oleh protein plasma transferin ke sumsum tulang
untuk pembentukan sel darah merah baru. Sisa besi disimpan di dalam hati,
dan jaringan tubuh lain dalam bentul feritin dan hemosiderin, simpanan ini
akan digunakan lagi dikemudian hari. Sisa hem direduksi menjadi karbon
monoksida (CO) dan biliverdin. CO ini diangkut dalam bentuk karboksi
hemoglobin, dan dikeluarkan melaui paru-paru. Biliverdin direduksi menjadi
bilirubin bebas, yang perlahan-lahan dikeluarkan ke dalam plasma, di mana
bilirubin bergabung dengan albumin plasma kemudian diangkit ke dalam selsel hati untuk di ekskresi ke dalam kanalikuli empedu. Bila ada penghancuran
aktif sel-sel darah merah seperti pada hemolisis, pembebasan jumlah bilirubin
yang cepat ke dalam cairan ekstraselular menyebabkan kulit dan konjungtiva
terlihat kuning keadaaan ini disebut ikterus.
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah
anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah
perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi
dan abnormalitas hemoglobin bawaan. Kadar hemoglobin yang tinggi dapat
dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok.
Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor dan gangguan sumsum
tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin.

Peningkatan kadar hemoglobin dan ukuran kualitas hidup yang


ditunjukkan dengan bertambahnya energi, dan meningkatnya aktivitas harian
penderita kanker. Ukuran ini meningkat karena naiknya hemoglobin.
Faktanya, kualitas hidup pasien kanker tidak beranjak lebih baik pada mereka
yang kadar hemoglobinnya tidak meningkat, meskipun secara klinis
menujukkan respon terhadap kemoterapi. Sekitar 65% pasien yang mencapai
kadar hemoglobin 2 g/dL atau kenaikan kadar hemoglobin terbesar, memang
menujukkan perbaikan dalam kualitas hidup. Jika kadar hemoglobin turun di
bawah 12 g/dL, maka kadar eritropoeitin dalam plasma akan meningkat. Ini
menujukkan, kalau kadar hemoglobin 12 g/dL merupakan level psikologis
untuk segera dilakukan tindakan. Meski penemuan ini sudah muncul di tahun
80-an, tetap saja para dokter sering mengabaikan kadar hemoglobin sebagai
kontributor penting dalam kesehatan pasien. Kalau belum turun sampai 8
g/dL artinya sudah mengalami anemia berat, maka tindakan belum dilakukan.
Pada keadaan fisiologik kadar hemoglobin dapat bervariasi. Kadar
hemoglobin meningkat bila orang tinggal di tempat yang tinggi dari
permukaan laut. Pada ketinggian 2 km dari permukaan laut, kadar
hemoglobin kira-kira 1 g/dl lebih tinggi. dari pada kalau tinggal pada tempat
setinggi permukaan laut. Tetapi peningkatan kadar hemoglobin ini tergantung
dari lamanya anoksia, juga tergantung dari respons individu yang berbedabeda. Kerja fisik yang berat juga dapat menaikkan kadar hemoglobin,
mungkin hal ini disebabkan masuknya sejumlah eritrosit yang tersimpan
didalam kapiler-kapiler ke peredaran darah atau karena hilangnya plasma.
Perubahan sikap

tubuh

hemoglobin yang

bersifat

dapat

menimbulkan

sementara.

Pada

perubahan
sikap

berdiri

kadar
kadar

hemoglobin lebih tinggi dari pada berbaring. Variasi dijurnal juga


telah dilaporkan oleh beberapa peneliti, kadar hemoglobin tertinggi pada pagi
hari dan terendah pada sore hari.
Kadar hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin
dalam gram (gm) bagi setiap dekaliter (100 mililiter). Berikut adalah nilai
ambang batas pemeriksaan hemoglobin:
-

Bayi Baru lahir : 17-22 gr/dl.

Bayi Usia seminggu : 15-20 gr/dl.

Bayi Usia sebulan : 11-15 gr/dl.

Kanak-kanak: 11-13 gr/dl.

Lelaki dewasa: 14-18 gr/dl.

Wanita dewasa: 12-16 gr/dl.

Lelaki separuh usia: 12.4-14.9 gr/dl.

Wanita separuh usia: 11.7-13.8 gr/dl.

C. PRINSIP
Adapun prinsip dari penentuan kadar hemoglobin dengan metode
biosensor adalah pemeriksaan hemoglobin (Hb) dengan menggunakan
hemoglobin meter (Hemocue), dimana hasilnya akan dibandingkan dengan
standar kadar Hb yang normal yang dibedakan antara pria dan wanita.

D. ALAT
No.

Alat

Gambar

Jumlah

Hemoglobin
1.

Meter Merk

3 buah

Hemocue

2.

Microcuvet

13 buah

3.

Auto click

3 buah

4.

Blood lancet

13 buah

5.

6.

Alcohol
swabs

Handscoon

13 buah

1 buah

Pembersih
7.

sisa darah

1 buah

pada
Hemocue

E. BAHAN
No.

Bahan

Gambar

Jumlah

Darah yang
diambil di
1.

bagian

1 tetes

ujung jari
tangan

F. PROSEDUR KERJA
Adapun langkah-langkah pemeriksaan hemoglobin (Hb), yaitu:
1. Mempersiapkan semua peralatan dan bahan yang digunakan.
2. Membersihkan ujung jari manis yang akan diambil darahnya terlebih
dahulu dengan menggunakan alkohol swab.
3. Menggunakan alat auto clik yang telah dipasang blood lancet untuk
mengambil darah pada ujung jari manis yang telah diolesi alkohol swab
dengan metode tusukan kulit/perifer (skin puncture).
4. Menghapus darah yang pertama, kedua, dan ketiga yang keluar pada
ujung jari manis menggunakan alcohol swab, darah keempat yang keluar
selanjutnya diambil menggunakan microcuvet.
5. Kemudian microcuvet dimasukkan ke dalam alat Hemoglobin meter
merk Hemocue untuk dianalisis hasilnya.

6. Menunggu beberapa detik sampai Hemocue menampilkan angka kadar


hemoglobin sampel.
7. Mencatat hasil yang didapat kemudian menginterpretasikan hasil kadar
hemoglobin yang didapat..

G. HASIL PENGAMATAN
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Jenis
Nama

Kelami

I Made Sulang Aryawan


I Gusti Agung Anggi Widya A.
Ni Luh Made Rusyani
Luh Wayan Nia Lestariasih
Yudhi Pratama
Ni Kadek Dwi Antari
Ni Putu Dian Savitri
Pande Putu Anggi Agustya P.
Ni Luh Wayan Putri Cahyani
Ni Nyoman Ayu Apsari Dewi
Baskara Bawa Dananjaya
Ni Putu Leni Wulandari
Ni Wayan Popy Aris Setiani

n
L
P
P
P
L
P
P
L
P
P
L
P
P

Kadar Hb

Keteranga

(gr/dl)

13,8
13,1
14,0
12,5
15,6
13,5
12,6
14,7
13,2
13,6
16,5
12,9
13,0

Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

H. PEMBAHASAN
Hemoglobin memiliki warna kuning kemerah-merahan jika berada
dalam leukosit, warna ini akan bertambah merah jika di dalamya banyak
terkandung oksigen. Fungsi hemoglobin adalah mengikat oksigen dari paruparu untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida
dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru. Hemoglobin yang
telah bersenyawa dengan oksigen disebut oksihemoglobin (Hb + Oksigen
4 Hb Oksigen). Setelah di jaringan akan dilepaskan : Hb oksigen

Hb

+ oksigen, dan seterusnya Hb tadi akan mengikat dan bersenyawa dengan


karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon

dioksida

Hb karbon dioksida) yang selanjutnya akan dilepaskan di paru-

paru.
Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang telah mati akan terurai
menjadi 2 zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berfungsi dalam
pembuatan eritrosit baru dan heme yaitu suatu zat yang terdapat dalam
eritrosit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.
Hemoglobin mampu terkonsentrasi dalam cairan sel eritrosit (stroma) sampai
sekitar 34 gram per 100 ml. Jika persentase sel-sel pada darah (hematokrit)
normal, yaitu antara 40 45% dan jumlah Hb dalam tiap-tiap sel normal pula,
maka darah seorang laki-laki rata-rata mengandung 16 gram Hb per 100 ml,
sedangkan pada perempuan 14 gram per 100 ml (Citrawathi dkk., 2001).
Sedangkan menurut Syaifuddin (2003) jumlah hemoglobin normal pada
orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah, dengan 11,5 mg%
untuk Hb wanita dan Hb laki-laki 13,0 mg%. Berbeda menurut pendapat
Wulangi (1994) rentangan nilai kadar Hb normal pada laki-laki berkisar
antara 14 18 gr per100 ml, sedangkan untuk perempuan berkisar antara 12
15,5 gr per100 ml. Maka dari kategori di atas dapat dilihat bahwa kadar
hemoglobin pada laki-laki lebih tinggi secara umum jika dibandingkan
dengan wanita.
Oleh karena hemoglobin berada di dalam eritrosit maka faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan eritrosit juga mempengaruhi faktor-faktor
yang mempengaruhi pembentukan hemoglobin. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan hemoglobin adalah sebagai berikut:
1. Umur
Semakin tua umur seseorang, maka semakin berkurang kadar Hb-nya.
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya, pria memiliki kadar Hb yang lebih tinggi dibandingkan
kadar Hb pada wanita. Hal ini juga bersangkut paut terhadap kandungan
hormon pada pria maupun wanita.Kadar Hb wanita lebih rendah karena
faktor aktifitasnya yang lebih sedikit dibanding aktivitas pada pria,selain
wanita mengalami menstruasi.
3. Geografi (tinggi rendahnya daerah)

Tempat tinggal di dataran tinggi, makhluk hidup disana tubuhnya


cenderung lebih aktif dalam memproduksi sel darah merah untuk
meningkatkan suhu tubuh dan lebih aktif mengikat kadar O 2 yang lebih
rendah daripada di dataran rendah. Hb makhluk hidup yang tinggal
dipesisir cenderung mempunyai Hb yang lebih rendah sebab tubuh
memproduksi sel darah merah dalam keadaan normal.
4. Nutrisi
Bila makanan yang dikonsumsi banyak mengandung Fe atau besi, mak sel
darah yang di produksi akan meningkat sehingga Hemoglobin yang
terdapat dalam darah pun meningkat. Dan begitu juga sebaliknya.
5. Faktor Kesehatan
Kesehatan sangat mempengaruhi kadar Hb dalam darah. Jika kesehatan
terjaga dengan baik, maka kadar Hb dalam keadaan normal.
6. Faktor Genetik.
7. Bila seseorang terhirup CO2.
Kadar hemoglobin dalam darah dapat diuji dengan menggunakan
Hemoglobin-Meter merk Hemocue. Hasil perhitungan dengan menggunakan
Hemoglobin-Meter sudah dalam bentuk satuan yaitu gr/dl. Pada pengujian
kadar Hb dengan alat Hemoglobin-Meter menggunakan 13 mahasiswa.
Rusyani merupakan mahasiswa perempuan yang memiliki kadar Hb paling
tinggi, yaitu 14,0 gr/dl yang tergolong dalam kategori normal. Sedangkan Nia
merupakan mahasiswa perempuan yang memiliki kadar Hb paling kecil, yaitu
12,5 gr/dl. Namun Nia masih tergolong dalam katagori normal karena kadar
Hbnya masih berada pada interval 14 18 gr/dl. Untuk mahasiswa laki-laki,
Baskara memiliki kadar Hb paling tinggi, yaitu 16,5 gr/dl yang tergolong
dalam katagori normal. Sedangkan Sulang merupakan mahasiswa laki-laki
yang memiliki kadar Hb paling kecil, yaitu 13,8 gr/dl. Berdasarkan pendapat
Wulangi (1994), Sulang termasuk anemia. Karena rentangan nilai kadar Hb
normal pada laki-laki menurut Wulangi (1994) berkisar antara 14 18 gr
per100 ml. Namun berdasarkan teori lain, Sulang termasuk normal, karena
ada teori yang mengatakan bahwa kadar Hb normal laki-laki ada yang di
bawah 14 gr/dl. Jadi, penentuan status anemia yang hanya menggunakan

kadar Hb ternyata kurang lengkap, sehingga perlu ditambahkan dengan


pemeriksaan yang lain.
Adapun kendala-kendala yang kami hadapi selama melakukan
kegiatan praktikum penentuan kadar hemoglobin metode biosensor ini adalah
sebagai berikut.
-

Pada saat pengujian dengan menggunakan Hemoglobin-Meter tidak


semua mahasiswa dapat dihitung kadar Hbnya, karena pengaruh alat
yang mengalami kendala saat digunakan.

Keterbatasan alat yang ada sehingga membutuhkan waktu yang lama saat
melakukan praktikum penentuan kadar Hb metode biosensor.

J. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum penentuan kadar Hb metode
biosensor adalah sebagai berikut:
1. Prinsip dari penentuan kadar hemoglobin dengan metode biosensor adalah
pemeriksaan hemoglobin (Hb) dengan menggunakan hemoglobin meter
(Hemocue), dimana hasilnya akan dibandingkan dengan standar kadar Hb
yang normal yang dibedakan antara pria dan wanita.
2. Dalam praktikum penentuan kadar Hb metode biosensor, sampel yang
digunakan adalah 13 mahasiswa tingkat 2 Jurusan Gizi Poltekkes
Denpasar, dimana terdiri dari 4 mahasiswa laki-laki dan 9 mahasiswa
perempuan. Dari 13 mahasiswa tersebut 12 mahasiswa yang kadar Hbnya
normal, sedangkan 1 mahasiswa, yaitu Sulang memiliki kadar Hb yang
kurang dari normalnya, yaitu 13,8 gr/dl. Namun berdasarkan teori lain,
Sulang termasuk normal, karena ada teori yang mengatakan bahwa kadar
Hb normal laki-laki ada yang di bawah 14 gr/dl.
3. Berdasarkan hasil praktikum yang didapat, sampel yang diperiksa kadar
Hbnya tidak ada yang mengalami anemia. Sehingga perlu selalu
memperhatikan pola makannya agar kadar Hb nya tetap normal.

K. HASIL DOKUMENTASI

L. DAFTAR PUSTAKA

Handout Biokimia Gizi. 2014. Menentukan Kadar Hemoglobin Metode


Cyanmethemoglobin. Denpasar
Anonim. 2012. Laporan PSG Biokimia Darah Pemeriksaan Hemoglobin.
Tersedia pada:
https://godeliviacinitya.wordpress.com/2012/12/29/laporan-psgbiokimia-darah-pemeriksaan-hemoglobin/. Diakses pada: Selasa, 25
November 2014
Anonim. 2014. Laporan Biokim Gula Darah. Tersedia pada:
http://www.academia.edu/7014996/LAPORAN_BIOKIM_GULA_DAR
AH. Diakses pada: Selasa, 25 November 2014
Anonim. 2010. Laporan Praktikum Uji Kadar Hemoglobin. Tersedia pada:
http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/download-laporan-praktikumuji-kadar.html. Diakses pada: Selasa, 25 November 2014
Ray, Mitsuko. 2012. Pemeriksaan Gula Darah. Tersedia pada:
http://mitsukoraynzz.wordpress.com/2012/06/10/pemeriksaan-guladarah-pemeriksaan-hemaglobin/. Diakses pada: Selasa, 25 November
2014

Denpasar, 25 November 2014


Penanggung Jawab,

NI KADEK ARIK ERAWATI

NIM: P07131013032

Anda mungkin juga menyukai