Anda di halaman 1dari 47

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Darah adalah cairan yang berisi sejumlah sel yang beredar dalam sistem
pembuluh darah. Darah terdiri dari unsur padat yaitu butir darah merah, sel darah
putih, dan trombositnya yang terdapat dalam medium cair yaitu plasma (Harrow
B et al, 1962)

Plasma terdiri dari air, elektrolit metabolit, zat makanan dan hormon. Bagian
bagian padat dari plasma adalah sekitar 8 % sampai 9 %. Protein plasma
merupakan bagian utama zat padat cairan plasma, yaitu sekitar 6 % sapai 8 %,
sehingga nilai berat jenis plasma berhubungan erat dengan total protein yang
terkandung didalamnya. Jumlah total protein plasma dapat diperkirakan apabila
berat jenis plasma sudah diukur (kleiner is et al, 1962)

Berat jenis plasma dapat diukur dengan menggunakan satu seri larutan CUSO4
yang telah ditentukan berat jenisnya lebih dahulu ( modifikasi dari metode
Hammerschlag). Johan A et al, (1991) melaporkan bahwa dengan uji statistik,
nilai total protein plasma dari 2 mahasiswa kebidanan yang diukur berdasarkan
nilai berat jenis plasma tidak ditemukan perbedaan yang bermakna (p) 0,05)
dengan nilai total protein plasma berdasarkan pengukuran fotometrik metode
biuret.

2. Tujuan
- Mengetahui peran dari Albumin, globunin dan fibrinogen dalam protein

3. Manfaat
- Mahasiswa mampu mengetahui kadar total protein plasma dalam darah
- Mahasiswa dapat mengetahui keunggulan tiap peran dari Albumin, Globulin dan
fibrinogen 
BAB II
ISI

Peranan Albumin,Globulin,dan Fibrinogen dalam plasma darah


Dalam plasma darah terdapat protein. Protein yang terdapat dalam plasma darah
berupa albumin,globulin,dan fibrinogen. Albumin berfungsi untuk
mempertahankan tekanan osmotic darah. Globulin berfungsi untuk pembentukan
antibody. Adapun Fibrinogen berfungsi untuk pembekuan darah. Saat terjadi
luka, benang-benang fibrin akan terbentuk dan membentuk anyaman untuk
menjaring sel darah dan menutupi luka. Protein dalam plasma bias diendapkan.
Larutan yang berwarna kuning adlah serum darah yang mengandung antibodi.
Zat antibody berfungsi untuk melawan zat-zat asing berupa kuman penyakit yang
disebut antigen yang masuk kedalam tubuh yang mungkin dapat menybabkan
penyakit. 
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsure pokoknya sama
dengan sitoplasma. Plasma terdiri 92% air dan mengandung campuran kompleks
zat organik dan anorganik. Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan
satu-satunya unsure pokok plasma yang tidak dapat menembus membran kapilar
untuk mencapi sel. Ada tiga jenis protein plasma yang utama : albumin, globulin
dan fibrinogen.
Albumin 
Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 sampai 60% tetepi
ukuranya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung jawab
untuk tekanan osmotik koloid darah. 
Keberadaannya dalam plasma menciptakan kekuatan osmotik yang
mempertahankan volume cairan dalam ruang vaskuler. Suatu prediktor yang
sangat kuat kesehatan; albumin rendah adalah tanda kesehatan yang buruk dan
prediktor hasil yang buruk. 
Optimal Range: 4.5-5.0 g/100ml Optimal Range: 4,5-5,0 g/100ml 
tingkat Albumin mungkin meningkat dalam: 
• actual Dehidrasi - aktual 
• Gagal Jantung 
• Miskin pemanfaatan protein 
• kelebihan glukokortikoid (bisa hasil dari penggunaan obat dengan efek
kortison, yang overproducing kelenjar adrenal kortisol, atau tumor yang
menghasilkan kortisol tambahan seperti senyawa) 
• Bawaan 
Tingkat Albumin mungkin akan menurun dalam: 
1. Dehidrasi 
2. Hypothyroidism 
3. Melemahkan penyakit kronis (ex: RA) 
4. Protein defisiensi 
• Pengenceran oleh kelebihan H 2 O (banyak minum air juga, yang disebut
"polidipsia," atau administrasi kelebihan cairan IV) 
• Ginjal kerugian (Nefrotik Syndrome) 
• Protein kehilangan-enteropati (protein yang hilang dari saluran cerna selama
diare) 
• Kerugian kulit (luka bakar, dermatitis exfoliative) 
• Hati disfungsi (tubuh tidak mensintesis albumin cukup dan menunjukkan fungsi
hati miskin sangat) 
• Kurangnya hormon anabolik seperti hormon pertumbuhan, DHEA, testosteron,
dll

Peranan Albumin
nilai rata-rata albumin ( albumin) pada kedua kelompok. didapatkan perbedaan
yang bermakna yang sama untuk mengetahui peranan. ROS terhadap produksi
mediatorPeranan Asam Jengkol pada Keracunan Buah Jengkol Albumin sendiri
tidak dapat melewati membran ini oleh karena memiliki molekul yang terlampau
besar.Disamping itu, albumin memainkan peranan yang penting dalam
transportasi tembaga di dalam tubuh. Fungsi albumin sebagai antioksidan juga
memegang peranan dalam hubunganunud, University of higher learning, Distance
Learning, GDLN, Dialectology, Madicine, technology, and fine arts, with a mission
of education, research, and servicesCabaran bahasa melayu dalam pendidikan di
malaysia. inovasi dalam pp lukisan kejuruteraan, kepentingan autocad dalam
pendidikan, peran sains dalam ilmu pertanian.
Peranan albumin dalam tubuh 
Disamping itu, albumin memainkan peranan yang penting dalam transportasi
tembaga di dalam tubuh. Fungsi albumin sebagai antioksidan juga memegang
peranan dalam hubunganDarah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zatzat sisa Dalam berbagai kepentingan diagnosis penyakit,
tekanan darah memiliki perananSistem ini pula yang menjadi 'tentara' yang
memerangi penya¬kit yang menyelinap ke dalam tubuh. dalam acara simposium
yang bertajuk "Peranan Mikronutrien da¬lam MeningkatkanTubuh kita terdiri dari
kumpulan organorgan yang bekerja secara sinergis. Organ tubuh adalah
kumpulan dari jaringan otot yang memiliki fungsiPeranan Asam Jengkol pada
Keracunan Buah Jengkol jengkol di dalam darah terdapat dalam bentuk larut,
yaitu terikat dengan albumin serum.
Peran Albumin untuk Kesehatan dan Kecerdasan Anak 
Siapa yang tidak ingin anaknya menjadi cerdas dan sehat? Tentu semua orang
tua selalu menginginkan kecerdasan anak adalah yang terpenting. Albumin
merupakan bagian dari protein yang sangat penting untuk tubuh. Albumin berada
di dalam darah dan berfungsi mengatur keseimbangan air dalam sel, memberikan
gizi pada sel, dan mengeluarkan produk buangan. Selain itu, albumin juga
berfungsi mempertahankan pengaturan cairan dalam tubuh. Tubuh kita terdiri
atas 60 % plasa albumin.
Albumin adalah sumber protein, bila kadar albumin rendah, maka protein yang
dikonsumsi anak akan pecah. Protein yang seharusnya dikirim untuk
pertumbuhan sel, menjadi tidak maksimal. Pada anak yang kekurangan albumin
pun, seperti pada penderita TBC, maka obat yang diminum daya kerjanya kurang
maksimal.
Dalam masa keemasan anak, yaitu pada usia 1 - 5 tahun sangat dianjurkan untuk
memberikan gizi berprotein yang cukup, terutama albumin. Kekurangan albumin
sangat mengganggu pertumbuhan otaknya. Semakin sedikit albumin ,
pertumbuhan sel di otak akan semakin sedikit. Pertumbuhan sel yang sedikit
membuat anak tidak tumbuh menjadi lebih cerdas.
Kadar albumin normal dalam tubuh antara 3,5 – 4,5. Bila kurang dari itu
menunjukkan masalah pada tubuh, utamanya masalah gizi, karena zat gizi yang
dibawa dalam darah sangat kurang sehingga tak bisa memberi gizi pada sel. Hal
ini akan mempengaruhi kesehatan anak. Bisa saja anak kekurangan gizi, selain
itu juga berdampak terhadap daya kekebalan tubuh yang menjadi sangat rendah
sehingga anak mudah sakit. Jika anak menderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, maka ia akan lebih lama disembuhkan.
Sebenarnya, tubuh memiliki cadangan albumin yang bisa digunakan bila asupan
albumin sangat kurang. Letaknya berada di dalam otot. Namun, bila albumin
cadangan ini diambil terus – menerus, anak akan mengalami gangguan berat
badan. Ia terlihat sangat kurus dan tubuh tidak bugar. Tak heran bila anak yang
sangat kurus bisa diindikasikan kekurangan albumin di dalam tubuhnya.
Bila kadar albumin di dalam tubuh tercukupi, selain daya tahan tubuh meningkat,
proses penyembuhan dari penyakit pun lebih cepat. Andaipun kelebihan albumin
biasanya disimpan di jaringan lemak dan tak akan membahayakan anak. Kasus
anak yang mengalami kelebihan albumin jarang sekali ditemukan.

Globulin
Menurut Harrow et al (1962), Globulin merupakan salah satu golongan protein
yang tidak larut dalam air, mudah terkoagulasi oleh panas, mudah larut dalam
larutan garam dan membentuk endapan dengan konsentrasi garam yang tinggi.
Glubolin disusun oleh dua komponen yaitu legumin dan vicilin. Suhardi (1989)
menambahkan bahwa dengan ultrasentrifugasi ditemukan protein utama
golongan 2S, 7S, 11S dan 15S. Fraksi terbesar adalah globulin 7S yang
merupakan glikoprotein. Protein globulin dapat mencapai 70% dari total protein.
Fraksi 11S sampai sekarang baru dikenal sebagai protein tunggal sedangkan
frakti 15S belum dapat diidentifikasikan senyawa penyusunnya.
Itulah sekilas tentang GLOBULIN yang akhir-akhir ini sangat akrab (dan bahkan
mendarah daging) dengan kehidupan. Mengapa globulin sampai sedemikian
akrab. Glubolin merupakan salah satu protein yang didapatkan dengan fraksinasi
melalui metode Osborne. Untuk memfraksinasi Globulin dan Albumin dibutuhkan
pelarut NaCl (PA), dan membutuhkan waktu kurang lebih 6-8 jam untuk
mendapatkan sampel kasarnya. Setelah dapat sampel, harus dipekatkan dengan
rotary evaporator yang kira2 memakan waktu kurang lebih 6 jam. Setelah sampel
pekat (kurang lebih 50ml dalam labu) harus dilakukan dialisis. Prinsip dari
dialisis yaitu protein dapat dipisahkan dari molekul kecil melalui membran
semipermeabel seperti membran selulosa yang berpori. Untuk persiapan
membran, harus dilakukan pencucian dengan H2O (pure), Asam Asetat dll, yang
memakan waktu kurang lebih 24 jam. Sedangkan pada tahap dialisis sendiri
membutuhkan waktu kurang lebih 72 dengan 8 jam sekali harus melakukan
pergantian pelarut. Setelah itu dipisahkan fraksi albumin dan globulin dengan
metode sentrifugasi yang kira-kira membutuhkan waktu 30 menit.
Gampangnya untuk mendapatkan Globulin. Untuk mendapatkan kadar
kuantitatisnya harus dibaca melalui metode Lowry dengan diencerkan terlebih
dahulu. Yang menjadi masalah setelah diencerkan Globulin tidak dapat dibaca
dengan spektrofotometer. Itu artinya pengenceran kurang tepat dan kurang
pekat, harus mengekstrak globulin untuk diencerkan hingga dapat dibaca
spectro. Artinya lagi, untuk mendapatkan ekstrak globulin ayas harus melakukan
fraksinasi lagi. Artinya, lagi-lagi harus menghabiskan waktu selama 4,6 hari
dengan Globulin.
Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma.
a) alfa dan beta globulin disentisas dihati. Dengan fungsi utama sebagai molekul
pembawa lipid. Beberapa hormon, berbagai substrat, dan zat penting tubuh
lainya.
b) Gamma globulin (imunoglobin) adalah antibodi. Ada lima jenis imunoglobin
yang diproduksi jaringan limfoid dan berfungsi dalam imunitas.
Globulin = zat kekebalan tubuh
Globulin, serum Jumlah 
Globulin adalah protein yang termasuk gamma globulin (antibodi) dan berbagai
enzim dan / carrier protein transpor. Profil spesifik dari globulin ditentukan oleh
elektroforesis protein (SPEP), yang memisahkan protein berdasarkan ukuran dan
biaya. Ada empat kelompok utama yang dapat diidentifikasi: gamma globulin,
globulin beta, alfa-2 globulin, dan 1 alfa-globulin. Setelah kelompok normal telah
diidentifikasi, penelitian lebih lanjut dapat menentukan kelebihan protein
tertentu atau defisit. Karena fraksi gamma biasanya membentuk bagian terbesar
dari globulin, kekurangan antibodi harus selalu muncul di pikiran ketika tingkat
globulin rendah. Antibodi diproduksi oleh limfosit B matang yang disebut sel
plasma, sedangkan sebagian besar protein lain dalam alfa dan beta fraksi dibuat
dalam hati. 
Optimal Range (Alpha Globulin): 0.2-0.3 g/L Optimal Range (Beta Globulin): 0.7-
1.0 g/L 
Tingkat globulin mungkin meningkat dalam: 
• Kronis infeksi (parasit, beberapa kasus infeksi virus dan bakteri) 
• Penyakit hati (sirosis bilier, ikterus obstruktif) 
• Carcinoid sindrom 
• Rheumatoid arthritis 
• Ulcerative colitis Colitis 
• Beberapa myelomas, leukemia,'s macroglobulinemia Waldenstrom 
• sistemik lupus, penyakit kolagen 
• Ginjal disfungsi (Nephrosis) 
The serum globulin level may be decreased in: Tingkat globulin serum dapat
menurun dalam: 
• Nephrosis (Suatu Kondisi di mana ginjal tidak menyaring protein dari darah dan
kebocoran ke urin) 
• Alpha-1 antitrypsin Defisiensi (Emfisema) 
• anemia Anemia hemolitik akut 
• Disfungsi hati 
Hypogammaglobulinemia / Agammaglobulinemia 

(ALBUMIN / globulin) RASIO / 


Hati dapat berfungsi secara memadai pada 20% jaringan hati, sehingga
diagnosis dini dengan metode laboratorium sulitA terbalik A / G Rasio dapat
menjadi indikator yang bermanfaat. Dengan kerusakan sel hati yang berat, waktu
protrombin lama tidak akan berubah dengan mengkonsumsi vitamin K. albumin
yang tepat untuk rasio globulin adalah 2:1 ada mungkin diperlukan untuk
meningkatkan keasaman lambung. Ketika> 3.5 mungkin ada kebutuhan untuk
keasaman lambung dan pepsin. 
Optimal Range: 1,7-2,2 
Rasio AG mungkin meningkat dalam: 
• Hypothyroidism 
• Tinggi karbohidrat diet protein tinggi / dengan retensi nitrogen miskin 
• Hypogammaglobulinemia (globulin rendah) 
• kelebihan glukokortikoid (bisa dari mengambil obat dengan efek kortison, yang
overproducing kelenjar adrenal kortisol, atau tumor yang menghasilkan kortisol
tambahan seperti senyawa, globulin rendah) 
Rasio AG mungkin akan menurun dalam: 
• Disfungsi hati

Fibrinogen
Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disentesis dihati dan merupakan
komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.
Fibrinogen adalah protein yang memainkan peran penting dalam pembekuan
darah. Fibrinogen adalah koagulan, lengket berserat dalam darah yang muncul
secara signifikan meningkatkan risiko mengalami salah satu penyebab utama
kematian dan cacat - stroke. 
Analisis skala EUROSTROKE proyek-besar (J Epidemiol Community Health 2002;
56 (Suppl I): i14-i18) menunjukkan bahwa "fibrinogen merupakan prediktor kuat
stroke" - termasuk stroke fatal dan nonfatal, stroke pertama kalinya, dan
hemoragik dan iskemik stroke. Membagi populasi ke dalam empat kelompok
(kuartil) berdasarkan tingkat fibrinogen mereka, peneliti memperkirakan bahwa
risiko stroke meningkat hampir 50% untuk masing-masing kuartil naik. dividu
yang tingkat fibrinogen berada di kuartil tertinggi hampir tujuh kali lebih mungkin
untuk menderita stroke hemoragik, dan lebih dari dua kali lebih mungkin
meninggal dari stroke. 
Yang penting, tingkat yang lebih tinggi dari fibrinogen meningkatkan risiko
stroke secara independen dari faktor resiko penyakit jantung seperti merokok
dan hipertensi. Namun, tekanan darah tinggi dan kadar fibrinogen tinggi
tampaknya menjadi kombinasi yang paling berbahaya, meninggikan risiko
seseorang stroke bahkan lebihLebih dari seperempat orang yang menderita
stroke berusia di bawah 65. 
Sebuah studi baru-baru ini mengukur tingkat dasar fibrinogen di lebih dari 2.000
pria dan wanita dirawat di unit kardiologi preventif sebuah rumah sakit kota
besar. menemukan bahwa pasien dengan CAD cenderung memiliki tingkat
fibrinogen lebih tinggi daripada yang tanpa penyakit tersebut. Dari pasien yang
tingkat fibrinogen jatuh dalam dua kuartil tertinggi (> 331 mg / dL), sekitar 75%
pria dan 50% wanita didiagnosis dengan CAD klinis. Sebuah riwayat serangan
jantung pada kelompok dengan CAD juga terkait dengan tingkat rata-rata lebih
tinggi dari fibrinogen. 
Hasil ini menunjukkan bahwa pasien dengan CAD, terutama mereka yang telah
mengalami serangan jantung, sering memiliki tingkat fibrinogen yang lebih
tinggi. Tapi apakah ketinggian penanda ini hanya setelah-Dampak penyakit
tersebut? Untuk mengetahui, peneliti lebih lanjut melacak kesehatan pasien
rata-rata 24 bulan setelah pengobatan mereka di unit perawatan jantung. Mereka
menemukan fibrinogen adalah prediktor independen yang kuat dan signifikan
kematian dari semua penyebab baik pada pria maupun wanita. Tingkat
mortalitas persen melompat oleh lebih dari tujuh kali lipat pada mereka dengan
tingkat fibrinogen tertinggi, dibandingkan dengan mereka yang tingkat
terendah. 
Fibrinogen asosiasi dengan peningkatan mortalitas mungkin langsung
berhubungan dengan kemampuannya untuk mempromosikan trombosis, atau
bekuan, dengan menyebabkan platelet untuk rumpun dalam pembuluh darah. Ini
adalah salah satu mekanisme utama yang mendasari iskemia dan serangan
jantung. . Latihan, berhenti merokok, dan obat-obatan tertentu telah terbukti
fibrinogen lebih rendah dalam jangka pendek. 
Sejumlah studi menunjukkan fibrinogen tinggi menjadi faktor risiko utama untuk
penyakit jantung koroner (serangan jantung) dan penyakit serebrovaskular
(stroke), yang bersama-sama menyumbang sekitar 60% dari kematian pada
orang tua. Bahkan, fibrinogen mungkin dapat menjadi faktor risiko utama,
melebihi "kontribusi" dari homosistein, kolesterol dan lipid lainnya dalam
patogenesis penyakit ini. Peningkatan tingkat fibrinogen juga telah dikaitkan
dengan sejumlah penyakit lain, termasuk kanker, diabetes dan hipertensi (N
ENGL J Med, 1987, 317: 521; The Framingham Study JAMA, 1987, 258: 1183.). 
SG Thomson, et al prospektif mempelajari lebih dari 3.000 pasien dengan angina
pektoris (nyeri dada akibat kekurangan arteri koroner) pada tahun 1995 di New
England Journal pasal Kedokteran (332: 635-641) dan ditemukan jika tingkat
fibrinogen yang rendah, bahkan tingkat yang sangat tinggi kolesterol dan / atau
protein C-reaktif disajikan sedikit risiko serangan jantung. Namun, tingginya
tingkat fibrinogen dalam kombinasi dengan tingkat yang rendah-sedang
kolesterol disajikan risiko yang signifikan. 
Fibrinogen tingkat telah ditunjukkan oleh sejumlah tim peneliti meningkat
sekitar 25 mg / dl per dekade usia (Yarnell dalam Circulation, 1991, 83: 836-844;
Fu dan Nair di Am J Fisiologi 275 (Endocrinol Metab 38), 1998 E1203-E1030)
bahkan jika mereka digambarkan sebagai dalam keadaan sehat. juga baru-baru
ini membandingkan tingkat fibrinogen dalam dua keluarga, satu keluarga dengan
sejarah kehidupan yang panjang di banyak anggotanya, dibandingkan dengan
keluarga lain dengan harapan hidup tradisional lebih pendek. Para ilmuwan
menyimpulkan bahwa kadar rendah fibrinogen plasma yang berkorelasi dengan
hidup lebih lama (Wang, et al, Weisheng yanjiu, 1998, 27:, 5 315-316). 
Tidak ada obat (dengan kemungkinan pengecualian estrogen) atau mengubah
gaya hidup dikenal secara signifikan mengubah tingkat fibrinogen, meskipun
tidak berhenti merokok mengakibatkan sedikit penurunan tingkat fibrinogen.
Namun, bagi mereka yang tidak merokok, ada sedikit, jika ada, saran yang dapat
diberikan kepada fibrinogen lebih rendah dari pendekatan medis konvensional. 
suplemen gizi dapat mengurangi kadar fibrinogen dan kemungkinan resiko yang
melekat penyakit hiper-fibrinogenemia-terkait. Studi Ramirez-Bosca di Spanyol
telah menunjukkan bahwa antioksidan tertentu mampu secara dramatis
mengurangi kadar darah peroksida lipid dan lipoprotein teroksidasi (Umur 1995,
167-9 dan pada tahun 1997, 20: 165-8) setelah hanya 15 hari tanpa efek samping
mencatat oleh salah satu mata pelajaran atau perubahan yang merugikan dalam
kimia darah lainnya (Mech Aging Dev, 2000, 114: 207-20).
Peranan Fibrinogen Dalam koagulasi
Fibrinogen (faktor pembekuan I) disintesis di hati dan memainkan peran penting
dalam proses hemostatik.. Fibrinogen mempromosikan agregasi platelet dengan
merangsang penggumpalan platelet. fibrinogen larut juga diubah menjadi fibrin
tidak larut, yang adalah cross-linked untuk membentuk jaringan mesh-suka. 
Perangkap fibrin mesh sel darah merah dan trombosit dan akhirnya membentuk
bekuan darah stabil. 
Jaring fibrin bertanggung jawab untuk: 
• Memberikan kekuatan tarik 
• Memastikan stabilitas steker platelet awalnya longgar 
• Mekanis menghambat kehilangan darah pada situs dari cedera pembuluh
darah 
• Memberikan struktur pada dinding pembuluh 
Tergantung pada beratnya defisiensi, pembekuan bisa terancam. Sebuah pilihan
pengobatan adalah untuk menyediakan faktor terapi penggantian untuk
mengobati defisiensi fibrinogen. RiaSTAP menawarkan terapi penggantian
dengan secara efektif meningkatkan tingkat fibrinogen. 
Fibrinogen (faktor I) adalah larut plasma glikoprotein , disintesis oleh hati , yang
diubah oleh trombin menjadi fibrin selama pembekuan darah. Hal ini dicapai
melalui proses dalam koagulasi kaskade yang mengaktifkan zymogen protrombin
ke protease serin trombin , yang bertanggung jawab untuk mengkonversi
fibrinogen menjadi fibrin untuk membentuk gumpalan FXIIIa menstabilkan fibrin
lebih lanjut dengan penggabungan fibrinolisis dan mengikat protein beberapa
perekat berbagai sel. Baik aktivasi Faktor XIII oleh trombin dan plasminogen
penggerak ( t-PA ) yang dikatalisis oleh fibrin. Fibrin khusus mengikat koagulasi
diaktifkan faktor faktor Xa dan trombin dan entraps mereka dalam jaringan
serat, sehingga berfungsi sebagai inhibitor sementara enzim, yang tetap aktif
dan dapat dilepaskan selama fibrinolisis. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
fibrin memainkan peran kunci dalam respon inflamasi dan perkembangan
rheumatoid arthritis 
Fibrinogen deficiency defisiensi Fibrinogen 
Bawaan defisiensi (afibrinogenemia) atau fungsi terganggu dari fibrinogen telah
dijelaskan dalam beberapa kasus.
Hal ini dapat mengakibatkan komplikasi baik perdarahan atau thromboembolic,
atau secara klinis tanpa temuan patologis.Lebih umum adalah diperoleh tahap
kekurangan yang dapat dideteksi oleh tes laboratorium di plasma darah atau
dalam darah keseluruhan dengan cara thrombelastometry.Acquired kekurangan
ditemukan setelah hemodilusi, kerugian darah dan / atau konsumsi seperti di
trauma pasien, selama beberapa tahap dari koagulasi intravaskular diseminata
(DIC), dan juga di sepsis. Pada pasien dengan defisiensi fibrinogen, koreksi
perdarahan dimungkinkan dengan infus plasma beku segar (FFP), cryoprecipitate
(yang kaya plasma fraksi-fibrinogen) atau dengan fibrinogen konsentratnya. Ada
bukti bahwa peningkatan koreksi defisiensi fibrinogen atau polimerisasi
gangguan fibrinogen sangat penting pada pasien dengan perdarahan.

Jenis Fibrinogen Defisiensi kongenital 


Defisiensi fibrinogen kongenital (CFD) dapat dicirikan sebagai kekurangan
kuantitatif atau kualitatif. Kedua bentuk penyakit merusak kemampuan
pembekuan dari kaskade koagulasi dan dapat mengakibatkan pendarahan yang
tidak terkontrol. 
Dari ketiga jenis CFD, afibrinogenemia dan hypofibrinogenemia yang kekurangan
kuantitatif, sedangkan dysfibrinogenemia adalah kekurangan kualitatif. 


BAB III
PEMBAHASAN

Peranan Albumin,Globulin,dan Fibrinogen dalam plasma darah


Dalam plasma darah terdapat protein. Protein yang terdapat dalam plasma darah
berupa albumin,globulin,dan fibrinogen. Albumin berfungsi untuk
mempertahankan tekanan osmotic darah. Globulin berfungsi untuk pembentukan
antibody. Adapun Fibrinogen berfungsi untuk pembekuan darah. Saat terjadi
luka, benang-benang fibrin akan terbentuk dan membentuk anyaman untuk
menjaring sel darah dan menutupi luka. Protein dalam plasma bias diendapkan.
Larutan yang berwarna kuning adlah serum darah yang mengandung antibodi.
Zat antibody berfungsi untuk melawan zat-zat asing berupa kuman penyakit yang
disebut antigen yang masuk kedalam tubuh yang mungkin dapat menybabkan
penyakit. 
Albumin 
Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 sampai 60% tetepi
ukuranya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung jawab
untuk tekanan osmotik koloid darah. 
Keberadaannya dalam plasma menciptakan kekuatan osmotik yang
mempertahankan volume cairan dalam ruang vaskuler. Suatu prediktor yang
sangat kuat kesehatan; albumin rendah adalah tanda kesehatan yang buruk dan
prediktor hasil yang buruk. 
Optimal Range: 4.5-5.0 g/100ml Optimal Range: 4,5-5,0 g/100ml 
Peranan Albumin
nilai rata-rata albumin ( albumin) pada kedua kelompok. didapatkan perbedaan
yang bermakna yang sama untuk mengetahui peranan. ROS terhadap produksi
mediatorPeranan Asam Jengkol pada Keracunan Buah Jengkol Albumin sendiri
tidak dapat melewati membran ini oleh karena memiliki molekul yang terlampau
besar.Disamping itu, albumin memainkan peranan yang penting dalam
transportasi tembaga di dalam tubuh. Fungsi albumin sebagai antioksidan juga
memegang peranan dalam hubunganunud, University of higher learning, Distance
Learning, GDLN, Dialectology, Madicine, technology, and fine arts.
Peranan albumin dalam tubuh 
Disamping itu, albumin memainkan peranan yang penting dalam transportasi
tembaga di dalam tubuh. Fungsi albumin sebagai antioksidan juga memegang
peranan dalam hubunganDarah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat zat sisa Dalam berbagai kepentingan diagnosis penyakit,
tekanan darah memiliki perananSistem ini pula yang menjadi 'tentara' yang
memerangi penya¬kit yang menyelinap ke dalam tubuh. dalam acara simposium
yang bertajuk "Peranan Mikronutrien da¬lam MeningkatkanTubuh kita terdiri dari
kumpulan organorgan yang bekerja secara sinergis. Organ tubuh adalah
kumpulan dari jaringan otot yang memiliki fungsiPeranan Asam Jengkol pada
Keracunan Buah Jengkol jengkol di dalam darah terdapat dalam bentuk larut,
yaitu terikat dengan albumin serum.
Peran Albumin untuk Kesehatan dan Kecerdasan Anak 
Albumin merupakan bagian dari protein yang sangat penting untuk tubuh.
Albumin berada di dalam darah dan berfungsi mengatur keseimbangan air dalam
sel, memberikan gizi pada sel, dan mengeluarkan produk buangan. Selain itu,
albumin juga berfungsi mempertahankan pengaturan cairan dalam tubuh. Tubuh
kita terdiri atas 60 % plasa albumin.
Globulin
Menurut Harrow et al (1962), Globulin merupakan salah satu golongan protein
yang tidak larut dalam air, mudah terkoagulasi oleh panas, mudah larut dalam
larutan garam dan membentuk endapan dengan konsentrasi garam yang tinggi.
Glubolin disusun oleh dua komponen yaitu legumin dan vicilin. Suhardi (1989)
menambahkan bahwa dengan ultrasentrifugasi ditemukan protein utama
golongan 2S, 7S, 11S dan 15S. Fraksi terbesar adalah globulin 7S yang
merupakan glikoprotein. Protein globulin dapat mencapai 70% dari total protein.
Fraksi 11S sampai sekarang baru dikenal sebagai protein tunggal sedangkan
frakti 15S belum dapat diidentifikasikan senyawa penyusunnya. Globulin
membentuk sekitar 30% protein plasma.
Globulin, serum Jumlah 
Globulin adalah protein yang termasuk gamma globulin (antibodi) dan berbagai
enzim dan / carrier protein transpor. Profil spesifik dari globulin ditentukan oleh
elektroforesis protein (SPEP), yang memisahkan protein berdasarkan ukuran dan
biaya. Ada empat kelompok utama yang dapat diidentifikasi: gamma globulin,
globulin beta, alfa-2 globulin, dan 1 alfa-globulin. Setelah kelompok normal telah
diidentifikasi, penelitian lebih lanjut dapat menentukan kelebihan protein
tertentu atau defisit. Karena fraksi gamma biasanya membentuk bagian terbesar
dari globulin, kekurangan antibodi harus selalu muncul di pikiran ketika tingkat
globulin rendah. Antibodi diproduksi oleh limfosit B matang yang disebut sel
plasma, sedangkan sebagian besar protein lain dalam alfa dan beta fraksi dibuat
dalam hati. 

Fibrinogen
Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disentesis dihati dan merupakan
komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.
Fibrinogen adalah protein yang memainkan peran penting dalam pembekuan
darah. Fibrinogen adalah koagulan, lengket berserat dalam darah yang muncul
secara signifikan meningkatkan risiko mengalami salah satu penyebab utama
kematian dan cacat - stroke. 
Analisis skala EUROSTROKE proyek-besar (J Epidemiol Community Health 2002;
56 (Suppl I): i14-i18) menunjukkan bahwa "fibrinogen merupakan prediktor kuat
stroke" - termasuk stroke fatal dan nonfatal, stroke pertama kalinya, dan
hemoragik dan iskemik stroke. Membagi populasi ke dalam empat kelompok
(kuartil) berdasarkan tingkat fibrinogen mereka, peneliti memperkirakan bahwa
risiko stroke meningkat hampir 50% untuk masing-masing kuartil naik. dividu
yang tingkat fibrinogen berada di kuartil tertinggi hampir tujuh kali lebih mungkin
untuk menderita stroke hemoragik, dan lebih dari dua kali lebih mungkin
meninggal dari stroke. 
Peranan Fibrinogen Dalam koagulasi
Fibrinogen (faktor pembekuan I) disintesis di hati dan memainkan peran penting
dalam proses hemostatik.. Fibrinogen mempromosikan agregasi platelet dengan
merangsang penggumpalan platelet. fibrinogen larut juga diubah menjadi fibrin
tidak larut, yang adalah cross-linked untuk membentuk jaringan mesh-suka. 
Perangkap fibrin mesh sel darah merah dan trombosit dan akhirnya membentuk
bekuan darah stabil. 
Jaring fibrin bertanggung jawab untuk: 
• Memberikan kekuatan tarik 
• Memastikan stabilitas steker platelet awalnya longgar 
• Mekanis menghambat kehilangan darah pada situs dari cedera pembuluh
darah 
• Memberikan struktur pada dinding pembuluh 
Tergantung pada beratnya defisiensi, pembekuan bisa terancam. Sebuah pilihan
pengobatan adalah untuk menyediakan faktor terapi penggantian untuk
mengobati defisiensi fibrinogen. RiaSTAP menawarkan terapi penggantian
dengan secara efektif meningkatkan tingkat fibrinogen. 
Fibrinogen deficiency defisiensi Fibrinogen 
Bawaan defisiensi (afibrinogenemia) atau fungsi terganggu dari fibrinogen telah
dijelaskan dalam beberapa kasus.
Hal ini dapat mengakibatkan komplikasi baik perdarahan atau thromboembolic,
atau secara klinis tanpa temuan patologis.Lebih umum adalah diperoleh tahap
kekurangan yang dapat dideteksi oleh tes laboratorium di plasma darah atau
dalam darah keseluruhan dengan cara thrombelastometry.Acquired kekurangan
ditemukan setelah hemodilusi, kerugian darah dan / atau konsumsi seperti di
trauma pasien, selama beberapa tahap dari koagulasi intravaskular diseminata
(DIC), dan juga di sepsis. Pada pasien dengan defisiensi fibrinogen, koreksi
perdarahan dimungkinkan dengan infus plasma beku segar (FFP), cryoprecipitate
(yang kaya plasma fraksi-fibrinogen) atau dengan fibrinogen konsentratnya. Ada
bukti bahwa peningkatan koreksi defisiensi fibrinogen atau polimerisasi
gangguan fibrinogen sangat penting pada pasien dengan perdarahan.

Jenis Fibrinogen Defisiensi kongenital 


Defisiensi fibrinogen kongenital (CFD) dapat dicirikan sebagai kekurangan
kuantitatif atau kualitatif. Kedua bentuk penyakit merusak kemampuan
pembekuan dari kaskade koagulasi dan dapat mengakibatkan pendarahan yang
tidak terkontrol. 
Dari ketiga jenis CFD, afibrinogenemia dan hypofibrinogenemia yang kekurangan
kuantitatif, sedangkan dysfibrinogenemia adalah kekurangan kualitatif. 


BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
- Albumin berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotic darah.
- Globulin berfungsi untuk pembentukan antibody
- Fibrinogen berfungsi untuk pembekuan darah. Saat terjadi luka, benang-benang
fibrin akan terbentuk dan membentuk anyaman untuk menjaring sel darah dan
menutupi luka. Protein dalam plasma bias diendapkan.

2. Saran
Petugas kesehatan atau mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak tentang
kegunaan atau peranan Albumin, globulin dan fibrinogen dengan praktek
langsung dalam laboratorium biokimia.

DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.org
http://www.google.co.id/search?
hl=id&rlz=1C1MOWC_enID402ID403&sa=X&ei=Ay3NTcDWGJH0vQOkk9WhCg&ve
d=0CCEQBSgA&q=makalah+peranan+albumin+globulin+dan+fibrinogen&spell=1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Imunoglobulin mempunyai 5 kelas Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat
fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas
biologik berlainan. Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai
polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai
H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000 dan rantai L (rantai ringan) dengan
berat molekul 22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2
rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida
sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari
susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam
amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai
L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid
interchain.
Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat
dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Imunoglobulin
termasuk dalam famili glikoprotein yang mempunyai struktur dasar sama, terdiri
dari 82-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa
sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi
yaitu mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta
pelepasan histamin dari sel mast

BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh


Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh
luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika
sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap
infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam
tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga
berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan
demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga
memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga
telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
Pengertian Imunoglobulin
Immunoglobulin atau antibody adalah sekelompok   glikoprotein yang
terdapat dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia.
Immunoglobulin termasuk kedalam kelompok glikoprotein yang mempunyai
struktur dasar yang sama,terdiri dari 83-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat.
Komponen polipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul
antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat antigen secara spesifik dan
memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mast. Pada
manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat
fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas
biologik berlainan.
2.2       Fungsi Sistem Imun
Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:
1.             Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan
jika       sel-sel imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan
atau tidak bekerja dengan baik, maka oranmg akan mudah terkena sakit
2.             Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari
komponen tubuh.
3.             Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuna untuk memantau ke
seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel
peronda tersebut akan membinasakannya.
2.3       Macam Macam Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh tidak
spesifik dan kekebalan tubuh spesifik.
1.             Sistem kekebalan tubuh non spesifik
Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama Proses pertahanan tahap
pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami. Tubuh memberikan
perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi
penghalan bagi masuknya patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin
dan sedikit air sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Air mata
memberikan perlawanan terhadap senyawa asing dengan cara mencuci dan
melarutkan mikroorganisme tersebut. Minyak yang dihasilkan oleh Glandula
Sebaceae mempunyai aksi antimikrobial. Mukus atau lendir digunakan untuk
memerangkap patogen yang masuk ke dalam hidung atau bronkus dan akan
dikeluarkjan oleh paru-paru. Rambut hidung juga memiliki pengaruh karenan
bertugas menyaring udara dari partikel-partikel berbahaya. Semua zat cair yang
dihasilkan oleh tubuh (air mata, mukus, saliva) mengandung enzimm yang disebut
lisozim. Lisozim adalah enzim yang dapat meng-hidrolisis membran dinding sel
bakteri atau patogen lainnya sehingga sel kemudian pecah dan mati. Bila patogen
berhasil melewati pertahan tahap pertama, maka pertahanan kedua akan aktif.
Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua
Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika
ada patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel,
maka sel yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Signal
kimiawi berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan akhirnya pecah.
Sel darah putih jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh darah
akibat gerak yang dipicu oleh senyawa kimia(kemokinesis dan kemotaksis).
Karena sifatnya fagosit,sel-sel darah putih ini akan langsung memakan sel-sel
asing tersebut. Peristiwa ini disebut fagositosis karena memakan benda padat, jika
yang dimakan adalah benda cair, maka disebut pinositosis. Makrofag atau monosit
bekerja membunuh patogen dengan cara menyelubungi patogen tersebut dengan
pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan lisosom. Pembunuh
dengan bantuan lisosom bisa melalui 2 cara yaitu lisosom menghasilkan senyawa
racun bagi si patogen atau lisosom menghasilkan enzim lisosomal yang mencerna
bagian tubuh mikroba. Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag yang tidak
berpindah-pindah ke bagian tubuh lain, antara lain : paru-paru(alveolar
macrophage), hati(sel-sel Kupffer), ginjal(sel-sel mesangial), otak(sel–sel
microgial), jaringan penghubung(histiocyte) dan pada nodus dan spleen.
Acidofil/Eosinofil berperan dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini akan
menempatkan diri pada dinding luar parasit dan melepaskan enzim penghancur
dari granul-granul sitoplasma yang dimiliki. Selain leukosit, protein antimikroba
juga berperan dalam menghancurkan patogen. Protein antimikroba yang paling
penting dalam darah dan jaringan adalah protein dari sistem komplemen yang
berperan penting dalam proses pertahan non spesifik dan spesifik serta interferon.
Interferon dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi oleh virus yang berfungsi
menghambat produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila patogen berhasil melewati
seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan segera berhadapan
dengan pertahanan spesifik yang diperantarai oleh limfosit.
2.             Sistem kekebalan tubuh spesifik
Pertahanan spesifik: imunitas diperantarai antibodi untuk respon imun yang
diperantarai antibodi, limfosit B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B
akan melalui 2 proses yaitu respon imun primer dan respon imun sekunder.Jika sel
limfosit B bertemu dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara
mitosis dan menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit b segera
melepaskan antibodi yang mereka punya dan merangsang sel Mast untuk
menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang antigen untuk mengeluarkan
histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk menyimpan antibodi yang
sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini disebut limfosit B
memori. Inilah proses respon imun primer. Jika suatu saat, antigen yang sama
menyerang kembali, Limfosit B dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel
Limfosit B daripada sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang
sel Mast mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut. Kemudian, 1
limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari sebelumnya.
Hal ini menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih cepat daripada
respon imun primer.
Suatu saat, jika suatu individu lama tidak terkena antigen yang sama dengan yang
menyerang sebelumnya, maka bisa saja ia akan sakit yang disebabkan oleh antigen
yang sama karena limfosit B yang mengingat antigen tersebut sudah mati. Limfosit
B memori
biasanya berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen
spesifik. Jika tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang
sangat lama, maka Limfosit b bisa saja mati, dan individu yang seharusnya bisa
resisten terhadap antigen tersebut bisa sakit lagi jika antogen itu menyerang, maka
seluruh proses respon imun harus diulang dari awal.
2.4       Pertahanan Spesifik Imunitas Diperantarai Sel
Untuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting
adalah limfosit T. Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh
kemudian dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah(biasanya neutrofil), maka
patogen itu dicerna dan materialnya ditempel pada permukaan sel yang tidak
bersalah tersebut. Materi yang tertempel itu disebut antigen. Respon imun akan
dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu dengan limfosit T yang
sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit T
terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan antigennya. Permukaan Limfosit T
memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu antigen saja. Jadi, jika
antibodi dan antigennya cocok, Limfosit T ini, yang disebut Limfosit T pembantu
mengetahui bahwa sel ini sudah terkena antigen dan mempunyai 2 pilihan untuk
menghancurkan sel tersebut dengan patogennya. Pertama, Limfosit T pembantu
akan lepas dari sel yang diserang dan menghasilkan senyawa baru disebut
interleukin 2, yang berfungsi untuk mengaktifkan dan memanggil Limfosit T
Sitotoksik. Kemudian, Limfosit T Sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan
membunuh sel yang terkena penyakit tersebut. Kedua, Limfosit T pembantu bisa
saja mengeluarkan senyawa bernama perforin untuk membocorkan sel tersebut
sehingga isinya keluar dan mati.
2.5       Jenis Jenis Antibodi
Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin(Ig),
hanya dibuat oleh Limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir
lengan huruf Y. Bentuk lengan ini akan menentukkan beberapa macam IG yang
ada, yaitu IgM, IgG, IgA,IgE dan IgD. Saat respon imun humoral, IgM adalah
antibodi yang pertama kali muncul. Jenis lainya akan muncul beberapa hari
kemudian. Limfosit B akan membuat Ig yang sesuai saat interleukin dikeluarkan
untuk mengaktifkan Limfosit T saat antigen menyerang.
Antibodi juga dpat menghentikan aktivitas antigen yang merusak dengan cara
mengikatkan antibodi pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel yang
ingin dirusak. Proses ini dinamakan neuralisasi. Semua Ig mempunyai kemampuan
ini. Antibodi juga mempersiapkan antigen untuk dimakan oleh makrofag. Antobodi
mengikatkan diri pada antigen sehingga permukaannya menjadi lebih mudah
menempel pada makrofag. Proses ini disebut opsonisasi.
IgM dan IgG memicu sistem komplemen, suatu kelompok protein yang mempunyai
kemampuan unutk memecah membran sel. IgMdan IgG bekerja paling maksimal
dalam sistem sirkulasi,IgA dapat keluar dari peredaran darah dan memasuki cairan
tubuh lainnya. IgA berperan penting untuk menghindarkan infeksi pada permukaan
mukosa. IgA juga berperan dalam resistensi terhadap banyak penyakit. IgA dapat
ditemukan pada ASI dan membantu pertahanan tubuh bayi.IgD merupakan antibodi
yang muncul untuk dilibatkan dalam inisiasi respon imun. IgE merupakan antibodi
yang terlibat dalam reaksi alergi dan kemungkinan besar merespon infeksi dari
protozoa dan parasit.
Antibodi tidak menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi
menetralkannya atau menyebabkan antigen ini menjadi target bagi proses
penghancutan oleh mekanisme opsonosasi, aglutinasi,presipitasi atau fiksasi
komplemen. Opsonisasi, aglutinasi dan presipitasi meningkatkan proses fagositosis
dari komplek antigen-antibodi sementara fiksasi komplemen memicu proses lisis
dati protein komplemen pada bakteri atau virus.
Sistem imun manusia terdiri daripada organ imun, sel imun dan lain-lain. Organ
imun merujuk kepada sumsum tulang, kelenjar timus, limpa, nodus limfa, tonsil,
apendiks dan sebagainya. Kebanyakan sel imun terdiri daripada sel T dan sel B.
Sel B akan matang dalam sumsum tulang, apabila sistem darah diserang, ia akan
memproses antibodi untuk menentang virus dan bakteria. Sel T dihasil oleh
sumsum tulang, bertumbuh dan matang di kelenjar timus tetapi ia tidak
menghasilkan antibodi. Tugas utamanya adalah: menentang sel yang dijangkiti
virus, bakteria dan kanker. Apabila sistem imun berada di dalam keadaan normal,
tubuh manusia akan dapat menentang berbagai patogen. Walau bagaimana, jika
daya imun berada dalam paras rendah, peluang menghidapi penyakit menjadi lebih
tinggi, terutamanya bayi, kanak-kanak dan orang tua. Sistem imun bayi masih di
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Oleh itu, antibodi badan masih
lemah untuk melawan pelbagai mikroorganisma. Manakala organ sistem imun
orang tua telah uzur dan semakin merosot, jadi daya tahan sistem imun juga
menurun.
Sistem kekebalan tubuh harus selalu dalam keadaan seimbang.Jika tidak, akan
terganggu.Penyebab gangguan sistem kekebalan tubuh ada yang tidak diketahui
dan telah ada sejak lahir (primer). Ada juga gangguan kekebalan sekunder karena
faktor lain, misalnya infeksi (AIDS, campak dan lain-lain), gizi buruk, serta
penyakit ganas misalnya kanker, leukemia, obat-obatan misalnya obat yang
mengandung hormon kortikosteroid, obat untuk kanker, dan lain-lain.
Sebetulnya, tubuh memiliki zat yang secara otomatis akan menormalkan sistem
imun.Kalau imunnya kurang maka ditingkatkan, kalau terlalu tinggi diturunkan.Di
dalam tubuh, ada zat yang mempunyai sifat seperti itu. Namun, ada kalanya tubuh
tak berhasil menormalkan sistem imunnya sendiri. Akhirnya, dicarilah cara
menormalkan sistem imun tubuh dari luar dengan imunomodulator.
Imunomodulator adalah zat yang dapat memodulasi (mengubah atau memengaruhi)
sistem imun tubuh menjadi ke arah normal. Produk imunomodulator berperan
menguatkan sistem imun tubuh (imuno stimulator) atau menekan reaksi sistem
imun yang berlebihan (imuno suppressan).Misalnya,diberikan bersama
antibiotic.Selain sintetik, produk imunomodulator kini juga dibuat dari tanaman.
Ternyata, ada tanaman tertentu yang memiliki efek meningkatkan kekebalan tubuh.
Misalnya, daun meniran. Setelah diteliti, daun ini punya efek meningkatkan sistem
imun tubuh. Sekarang sudah dibuat dalam bentuk obat. Yang harus diketahui,
imunomodulator adalah obat, dan bukan suplemen yang bisa dikonsumsi sehari-
hari. Fungsinya pun hanya membantu meningkatkan kekebalan.
Konsumsi imunomodulator pada orang normal tidak ada gunanya, karena tubuh
masih bisa menyeimbangkan sistem imun.. Sistem imun tubuh itu, kan, sama
seperti organ tubuh lain, memerlukan energi. Oleh karenanya, agar sistem imun
tubuh baik, gizi pun harus seimbang. Sel-sel kekebalan itu bisa bergerak, butuh
makanan (energi) juga. Jadi, makan cukup protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
dan mineral. Sama seperti fungsi organ lain.
2.6       Faktor Yang merendahkan Sistem Imunitas
Sistem imun mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup kita. Berikut
adalah faktor-faktor yang merendahkan sistem keimunan kita:
1)             Cara hidup yang tidak sehat
2)             Kekurangan zat makanan
3)             Pencemaran udara atau alam sekitar
4)             Keletihan
5)             Tekanan dan kerisauan
6)             Kurang bersenaman
7)             Penggunaan antibiotik yang berlebihan
Apabila sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita mendapat
jangkitan. Orang yang mempunyai sistem imun yang rendah mudah berasa letih,
tidak bersemangat, sentiasa selesema, jangkitan usus (makanan yang tidak sesuai
akan menyebabkan muntah dan mual), luka sukar untuk sembuh, alergi dan
sebagainya. Selain itu, sistem imun yang tidak teratur juga boleh menyebabkan
kecederaan pada sel.
2.7       Penyakit Akibat Ketidakseimbangan Sistem Imun
Berikut adalah penyakit yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan sistem imun:
1)             Penyakit AIDS
Juga dikenali sebagai sindrom kurang daya tahan melawan penyakit; yang
mana virus HIV menyerang sistem imun. Apabila memasuki badan manusia, virus
tersebut akan memusnahkan sel otak dan ‘leucocytes’ dan ia membiak dan
berkembang di limfosit menyebabkan badan manusia hilang keupayaan untuk
melawan penyakit. Pesakit akan lemah dan terdedah kepada pelbagai penyakit
berjangkit seperti tuberkulosis pulmonari, kandidiasis, kayap, manakala enteritis,
pneumonia, ‘cephalitis’ dan lain-lain yang disebabkan oleh mikroorganisma
patogenik yang luar biasa.
2)             Penyakit Autoimunitas
Autoimunitas adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ dan
jaringan sendiri. Autoimunitas bisa terjadi pada respon imun humoral atau
imunitas diperantarai sel. Sebagai contoh, penyakit diabetes tipe 1 terjadi karena
tubuh membuat antibodi yang menghancurkan insulin sehingga tubuh penderita
tidak bisa membuat gula. Pada myasthenia gravis, sistem imun membuat antibodi
yang menyerang jaringan normal seperti neuromuscular dan menyebabkan paralisis
dan lemah. Pada demam rheumatik, antibodi menyerang jantung dan bisa
menyebabkan kerusakan jantung permanen. Pada Lupus Erythematosus sistemik,
biasa disebut lupus, antibodi menyerang berbagai jaringan yang berbeda,
menyebabkan gejala yang menyebar.
3)             Alergi
Alergi, kadang disebut hipersensitivitas, disebabkan respon imun terhadap
antigen. Antigen yang memicu alergi disebut allergen. Reaksi alregi terbagi atas 2
jenus yaitu:reaksi alergi langsung dan reaksi alergi tertunda.
Reaksi alergi langsung disebabkan mekanisme imunitas humoral. Reaksi ini
disebabkan oleh prosuksi antibodi IgE berlebihan saat seseorang terkena antigen.
Antibodi IgE tertempel pada sel Mast,leukosit yang memiliki senyawa histamin.
Sel mAst banyak terdapat pada paru-paru sehingga saat antibodi IgE menempel
pada sel Mast, Histamin dikeluarkan dan menyebabkan bersin-bersin dan mata
berair.
Reaksi alergi tertunda disebabkan oleh perantara sel. Contoh yang ekstrim adalah
saat makrofag tidak dapat menelan antigen atau menghancurkannya. Akhirnya
Limfosit T segera memicu pembengkakan pada jaringan.
Untuk mempunyai sistem imun yang sempurna untuk menentang virus dan
bakteri, kita perlu mempunyai syarat tertentu seperti berikut:
1)             Nutrisi Yang Sempurna
Setiap hidangan mesti mempunyai berbagai zat yang lengkap, tidak memilih
makanan, tidak berlebihan serta meliputi nutrien asas seperti karbohidrat, protein,
vitamin, mineral, air, fiber, lemak dan sebagainya.
2)             Olah raga Yang Sesuai
Olah raga dapat meningkatkan   ketahanan asalkanbermasa panjang (15
menitt ke atas), olah raga ini dapat menyalurkan oksigen yang segar kepada organ
dan tisu dalam badan kita. Olah raga merujuk kepada joging, berenang, berjalan,
berbasikal, melompat, yoga dan sebagainya, yang mana ia dapat menggalakkan
peredaran darah, menguatkan fungsi kardiovaskular dan meningkatkan sistem imun
badan.
3)             Sentiasa Gembira dan Bijak Menangani Tekanan
Tekanan psikologi dan kegelisahan dalam tempo yang panjang boleh
mengganggu sistem keimunan badan dan tidak baik untuk kesihatan. Apabila otak
berada dalam keadaan tertekan, ia menghasilkan sejenis hormon kortisol. Jika
hormon ini berlebihan, ia memberi kesan yang negatif dan mengganggu sistem
keimunan kita.
4)             Pengambilan Nutrisi Yang Mencukupi
Kesibukan menyebabkan ramai yang menjadikan makanan yang telah
diproses sebagai pilihan, yang mana mempunyai kandungan nutrient yang telah
hilang. Nutrien dan sistem imun mempunyai hubung kait. Oleh itu, adalah penting
untuk kita mengambilkan nutrien yang meningkatkan keimunan kita.
     Protein: Pengambilan protein yang mencukupi dalam pemakanan harian kita
amatlah penting kerana protein adalah nutrien penting yang diperlukan untuk
penghasilan imunoglobulin dan pelbagai antibodi. Ini kerana protein terdiri
daripada 22 jenis asid amino yang berlainan, 8 jenis daripadanya ialah keperluan
badan manusia, badan manusia tidak dapat memprosesnya dan harus mengambilnya
badan anda dengan protein yang mencukupi dan berkualiti seperti: daging, ikan,
telur dan kekacang.
     Vitamin dan mineral: Membekalkan vitamin dan mineral yang diperlukan oleh
badan seperti Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, Zink, Besi, Selenium dan
sebagainya.
     Lingzhi: Lingzhi mengandungi polisakarida, kompaun triterpene, germanium,
protein, unsur selenium dan sebagainya yang dapat membantu menentang kanser
dan melaraskan sistem imun. Lingzhi kaya dengan germanium yang dapat
meningkatkan penyerapan oksigen dalam darah, mempercepatkan metabolisme dan
meningkatkan tahap imun badan manusia. Kompaun Triterpene ialah organik
kompaun semula jadi yang dapat memperbaiki alergi dan keradangan. Polisakarida
yang mengandungi bahan pencegah kanser dapat mempercepatkan pertumbuhan
antibodi, menguatkan sistem imun dan daya tahan badan untuk membantu
mencegah pertumbuhan tumor dan penyakit kanker.
     Teh Hijau: Teh hijau mempunyai kandungan antioksidan seperti Flavonoid dan
catechin. Oleh itu, ia dapat membantu meningkatkan sistem imun kita. Ahli sains
menemui “theanine” di dalam daun teh yang dapat membantu sel imun badan
menentang bakteria dan virus.
     Aloe Vera: Tumbuh di kawasan panas dan kering, aloe vera mempunyai ketahanan
terhadap cuaca yang tinggi. Ia boleh menyejukkan badan dan mengeluarkan toksin,
menyembuhkan keradangan dan menentang bakteria serta meningkatkan daya
ketahanan tubuh. Aloe vera mempunyai pelbagai zat aktif seperti asid amino,
unsur mikro, vitamin dan sebagainya, khasnya unsur germanium dan sebagainya
yang terkandung dalam unsur mikro yang dapat membantu badan mengeluarkan
bahan toksin, memulihkan tisu yang luka dan meningkatkan sistem imun badan
dengan cepat.
2.8       Antibodi - Imunologlobulin
Antibodi  didefinisikan sebagai suatu  zat cair ( ᵞ- globulin) yang dibuat
sebagai respon terhhadap rangsangan antigen. Ia bekerja sebagai zat perlindungan
terhadap organisme tertentu. Antibodi ditentukan di dalam serum, getah bening
dan cairan tubuh lainya. Serum yang mengandung kadar antibodi tinggi sesudah
infeksi atau imunisasi disebut serum imun.
2.9       Sifat-sifat antibodi
     Merupakan suatu protein
     Terbentuk sebagai respon terhadap rangsangan antigen
     Bereaksi khas dengan antigen yang cocok dengannya dan hasil reaksinya mudah
diamati
     Secara kimiawi molekul antibodi sulit dibedakan dengan gama globulin biasa.
Globulin merupakan suatu campuran yang rumit dari molekul-molekul protein
yang mirip satu sama lain.
Imunoglobulin Sebagai batas imunoglobulin ialah protein yang berasal dari
hewan yang memiliki aktivitas sebagai antibodi, termasuk juga protein-protein lain
yang struktur kimiawinya mirip dengannya
Imunoglobulin dibuat oleh elpplasma dan juga oleh linfosit. Imunoglobulin
merupakan 20 sampai 25% dari seluruh protein serum. Istilah imunoglobulin
bedasarkan konsep struktural dan kimiawi, sedangkan istilah antibodi berdasarkan
konsep biologis dan fungsional. Semua antibodi merupakan imunoglobulin, tetapi
tdak semua imunoglobulin bersifat sebagai antibodi.
Bedasarkan ukuranya,kandungan karbonhidrat dan analisis asam aminonya,
telah ditetapkan lima kelompok imunoglobulin yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE
2.10     Struktur Imuoglobulin
Imunoglobulin adalah glikoprotein,tiap molekulnya mempunyai dua pasang
rantai polipeptida yang ukurannya berbeda terikat oleh ikatan disulfide (S-S).
Rantai pendek disebut rantai ringan (light = L) dan rantai panjang disebut rantai
berat (heavy = H). Berat molekul rantai L ialah 25.000 sedangkan rantai H 50.000.
Rantai L menempel pada rantai H oleh ikatan disulfide. Kedua rantai H diikat oleh
1-5 ikatan S-S tergantung jenis kelas immunoglobulin tersebut. Secara structural
dan antigenic rantai H berbeda untuk tiap-tiap kelas.
2.11     Kelas-kelas immunoglobulin
IgG merupakan bagian terbesar immunoglobulin serum. Berat molekulnya
150.000 dan angka sedimentasinya 7S. Distribusinya merata pada ruang
intravaskuler dan ekstravaskuler. Waktu paruhnya 23 hari. Bentuknya serupa
lingkaran dan panjangnya 250-300 A°. Konsentrasinya didalam serum normal
adalah 5-16 mg/ml. IgG berperan pada berbagai reaksi imunologis seperti
presipitasi, pengikatan komplemen, netralisasi toksin dan virus.
Ada 4 kelas IgG yang telah ditemukan yaitu IgG1, IgG2, IgG3, IgG4. Tiap-tiap
jenis ini mempunyai jenis rantai gama yang berbeda yang dapat dibedakan dengan
antiserum khusus.
IgA adalah gama atau beta globulin yang dapat bergerak cepat, merupakan
10% globulin serum. Kadar normalnya di dalam serum ialah 0,6-4,2 mg/ml. Waktu
paruhnya 6-8 hari. Berat molekulnya 160.000 dengan angka sendimentasi 7S.
Terdapat dalam konsentrasi tinggi pada kolostrum, air mata, cairan empedu, air
liur serta secret saluran pencernaan dan hidung. Jumlahnya akan sangat meningkat
pada kasus myeloma multiple. Tidak dapat melewati plasenta. IgA tidak mengikat
komplemen tetapi secara aktif mengubah jalur reaksi complement. IgA mengikat
fagositosit dan penghancuran mikroorganisme di dalam sel.
IgA yang terdapat di dalam secret mengandung unit struktur tambahan yang
disebut bagian transport (T) atau sekretori (S). Bagian T dibuat di dalam sel epitel
kelenjar, usus dan saluran pernafasan. Bagian ini melekat pada molekul IgA
selama pengangkutannya melalui sel. Bagian T mengikatkan dua molekul IgA pada
bagian Fc. Juga dapat ditemukan rantai J pada IgA. Rantai J ini dibuat oleh sel
limfoid.
IgM Juga disebut sebagai macroglobulin yang merupakan 5%-10% dari
seluruh serum globulin (kadarnya di dalam serum 0,5-2 mg/ml). Waktu paruhnya
10 haril. Berat molekulnya 900.000-1.000.000 dengan angka sendimentasi 19S.
Sebagian besar IgM  berada di dalam pembuluh darah (intravaskuler). Sering
ditemukan bentuk polimer dengan rantai J. Bentuknya merupakan bulatan. IgM
terbentuk lebih dini pada respon primer, sedangkan IgG dibuat lebih belakangan.
Waktu paruhnya 5 hari. Tidak dapat melewati plasenta. IgM lebih efisien bekerja
pada reaksi aglutinasi, reaksi sitolisis dan sitotoksik. Pada septikemia sering
ditemukan difisiensi IgM.
IgD Konsentrasinya di dalam serum ialah 0,03 mg/ml. Sebagian besar
berada intravaskuler. Waktu paruhnya 3 hari. Fungsinya tidak diketahui dengan
jelas.
IgE Merupakan antibody reaginik yang berperan pada reaksi
hipersensitivitas tipe cepat. Berat molekulnya 190.000 dan angka sedimentasinya
8S. Waktu paruhnya 2 hari. Dapat diinaktifkan dengan pemanasan pada 56°C
selama 1 jam. Mempunyai afinitas terhadap sel-sel jaringan (terutama mast-cell)
pada spesies yang sama. Menjadi perantara pada reaksi Prausnitz-Kustner. Tidak
dapat melewati plasenta atau mengikat komplemen. Sebagian besar berada
intravaskuler. Dalam keadaan normal, kadarnya di dalam serum sangat kecil. Pada
keadaan atopic seperti asma, demam jerami (hayfever) atau eksim kadarnya akan
meningkat, demikian pula pada anak-anak yang mengidap infeksi cacing.
2.12     Reaksi Antigen Dan Antibodi
Reaksi Antigen antibody sangat berguna untuk menegakkan diagnosis
laboratorium berbagai penyakit dan untuk mengidentifikasikan mikroorganisme
penyebab infeksi pada survey epidemiologis. Reaksi antigen antibody in vitro
disebut reaksi serologis.
Gambaran reaksi antigen antibody:
     Reaksi ini bersifat sangat spesifik
     Seluruh molekul bereaksi, bukan hanya fragmennya
     Tidak terjadi denaturasi antigen atau antibody selama terjadinya infeksi
     Ikatan ini terjadi pada permukaan antigen sebab permukaan antigenlah yang
bersifat imunologis.
     Ikatan yang terjadi bersifat kokoh tetapi reversibel. Daya ikatan ini dipengaruhi
oleh sifat afinitas dan aviditas. Afinitas ialah intensitas daya tarik antara molekul-
molekul antigen dan antibody. Aviditas ialah kekuatan ikatan sesudah terjadi
pembentukan kompleks antigen antibody.
     Baik antigen maupun antibody keduanya berperan pada pembentukan aglutinasi
atau presipitasi.
     Antigen dan antibody dapat berikatan dalam proporsi yang beraneka ragam.
     Perbandingan efisiensi kelas-kelas Imunoglobulin pada berbagai jenis reaksi
serologis
     Reaksi    IgG    IgM    IgA Presipitasi    Kuat    Lemah    Variabel Aglutinasi   
Lemah    Kuat    Sedang Pengikatan komplemen     Lemah    Kuat    Negatif Lisis   
Lemah    Kuat    Negatif

2.13     Molekul antibody mempunyai dua fungsi yaitu :


     Meningkatkan antigen secara spesifik
     Memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin dari sel mati
     Membantu imunitas melawan beberapa agen infeksi yang disebarkan melalui darah
seperti bacteria, virus, parasit, dan beberapa jamur
     Memberi aktifitas antibody dalam   karena gamaglobulin mengandung sebagian
besar antibodyàjaringan   serum
     Mengikat dan menghancurkan antigen, namun demikian pengikatan antigen
tersebut kurang memberikan dampak yang nyata kalau tidak disertai fungsi efektor
sekunder. Fungsi efektor sekunder yang penting adalah memacu aktivasi
komplemen, di samping itu merangsang pelepasan histamine oleh basofil atau
mastosit dalam reaksi hipersensitivitas tipe segera
2.14     Struktur Imunoglobulin
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang
tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai H (rantai berat)
dengan berat molekul 55.000 rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000.
Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L.
Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga
membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini
adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang dikenal sebagai
daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir
110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain, sedangkan ikatan
antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. Rantai L mempunyai 2
tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu rantai G
(γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai E (ε) dan rantai D (δ). Setiap rantai
mempunyai jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain;
sedang rantai G, A dan D masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-
masing 5 domain.
Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim
papain memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari
bagian H dan rantai L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang
bervariasi sesuai dengan variabilitas antigen. Fab memiliki satu tempat tempat
pengikatan antigen (antigen binding site) yang menentukan spesifisitas
imunoglobulin. Fragmen lain disebut Fc yang hanya mengandung bagian rantai H
saja dan mempunyai susunan asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak dapat
mengikat antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas
imunoglobulin yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan
komplemen, terikat pada permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel
mast dan basofil mengakibatkan degranulasi sel mast dan basofil, dan kemampuan
menembus plasenta.
Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan
karboksil terminal sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan
akibat kehilangan sebagian besar susunan asam amino yang menentukan sifat
antigenik determinan, namun demikian masih tetap mempunyai sifat antigenik.
Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu rangkaian fragmen yang dikenal sebagai
F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan antigen
2.15     Variabilitas Antibody
Immunoglobulin merupakan kumpulan protein yang sangat heterogen.
Heterogenitas ini disebabkan oleh susunan asam amino yang berbeda satu dengan
yang lain, yang akan mengakibatkan perbedaan struktur molekul. Hal ini
selanjutnya menimbulkan variabilitas dalam determinan antigenik Ig.
Keragaman antibodi tergantung pada :
     Segmen gen V, D dan J multiple.
     Hubungan kombinasi misalnya hubungan tiap segmen V, tiap   segmen D dan
Segmen J
     Kombinasi acak rantai L dan H yang berbeda Mutasi somatic
     Keragaman junctional yang dihasilkan oleh penggabungan yang tepat selama
penyusunan kembali dan mengakibatkan perubahan atau penghilangan asam amino
dalam regio hipervariabel
     Keragaman intersional, yaitu enzim deoksinukleotidil transferase ujung
menyisipkan kelompok kecil nukleotida pada persilangan ( junctional ) V – D dan
D – J ( keragaman regio N ).
Variabilitas antibodi dapat digolongkan berdasarkan :
1.             Variasi Isotip
Pada manusia terdapat 9 isotop H chain fungsional. Sesuai dengan sub kelas
Immunoglobulin. Pada orang normal dapat dijumpai 5 kelas immunoglobulin, yaitu
Ig A, Ig D, Ig E, Ig G dan Ig M. Tetapi dalam satu kelas dapat dijumpai beberapa
sub kelas seperti Ig G1, Ig G2, Ig G3 dan Ig G4. Karena semua bagian konstan H –
chain yang terdapat pada berbagai kelas dan sub kelas itu dapat djumpai pada satu
orang maka bagian tersebut dinamakan varian Isotip. Sebutan varian isotip juga
berlaku bagi bagian konstan L – chain kappa dan lamda yang dapat dijumpai pada
semua kelas dan subkelas Ig dan terdapat pada semua orang.
2.             Variasi Alotip
Determinant antigen satu varian isotip imnoglobulin satu species dapat juga
berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini ditentukan secara genetik dan disebut
varian Alotip. Contohnya ; golongan darah rhesus.

3.             Variasi Idotip
Adalah determinant Antigen yang diasosiasikan dengan reseptor binding
site. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antibodi terhadap antigen yang sama
dan diproduksi oleh individu yang berbeda secara genetik, dapat memiliki idiotip
yang sama. Idiotip inilah yang membedakan satu molekul imunoglobulin dengan
molekul imunoglobulin yang lain dalam alotip yang sama. Variasi idiotip adalah
karakterisitik bagi setiap molekul antibodi.
2.16     Klasifikasi imunoglobulin
     Ada lima kelas Imunoglobulin manusia yaitu: IgG, IgM, IgA, IgE dan IgD.
     Perbedaan antara kelas tersebut bergantung pada perbedaan diantara rantai
beratnya. Perbedaan ini disebut: Isotip.
     Rantai berat IgG ditandai dengan rantai gama IgM disebut rantai M4, IgA rantai
Alfa, IgE rantai Epsilon, dan IgD rantai Delta.
     Struktur dasar immunoglobulin terdiri dari 12 gugusan yang masing-masing
dibentuk dari kira-kira 110 asam amino. Tiap rantai berat dibentuk oleh 4 (empat)
gugusan serupa itu dan tiap rantai ringan dibentuk oleh 2 (dua) gugusan tersebut.
     Kemampuan suatu molekul antibodi untuk bergabung dengan antigen tergantung
pada suatu tempat yang disebut: tempat pengikatan antigen (Fab). Di sini suatu
sekuens asam amino tertentu membentuk konfigurasi yang merupakan pasangan
dari konfigurasi antigen.
     Sekuens ini berbeda pada masing-masing antibodi dengan spesifitas. Sendiri-
sendiri dan ditentukan oleh gen-gen variabel. Gugusan variabel pada rantai ringan
dan berat disebut VL dan VH. Tiap-tiap daerah ini mengandung bagian-bagian
yang mempunyai asam amino yang lebih bervariasi daripada yang lain. Daerah ini
disebut daerah hiper variabel dan merupakan tempat pengikatan antigen.
     Bagian lain dari molekul antibodi tersebut mengandung sekuens satu sama lain.
Daerah-daerah tetap ini pada tiap-tiap molekul dari kelas antibodi mana pun, baik
pada rantai ringan maupun berat, Cl maupun CH. Gugusan tetap ini menentukan
aktivitas biologik tertentu dari molekul tersebut
2.17     Imunoglobulin Secara Rantai Panjang
Imunoglobulin sebagai rantai panjang   tiap kelas mempunyai berat
molekul,masa paruh, dan aktivitas biologic yang berbeda.
1.             Immunoglobulin G ( IgG )
Merupakan antibodi dominan pada reaksi skunder dan menyusn pertahanan
yang penting melawan bakteri dan virus. IgG merupakan satu- satunya antibody
yang dapat melintasi plasenta. Oleh karena itu merupakan immunoglobulin yang
palinyg di temukan pada bayi yang baru lahir. IgG mempunyai struktur dasar
immunoglobulin yang terdiri dari dua rantai berta H dan dua rantai ringan L. IgG
rantai berat H yang dihubungkan oleh ikatan sulfida, oleh karena itu
imonoglobulin ioni mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik maka
disebut bivalen.
IgG manusia mempunyai koefisien sedimentasi 7 S dengan berat molekul
sekitar 150.000. Pada orang normal IgG merupakan 75% dari seluruh jumlah
immunoglobulin. IgG mempunyai empat subkelas,masing masing mempunyai
perbedaan yang tidak banyak dengan perbandingan jumlah sebagai berikut :
     IgG1 dengan jumlah 40-70%
     IgG2 dengan jumlah 4-20%
     Igg3 dengan jumlah 4-8%
     IgG4 dengan jumlah 2-6%
masa paruh IgG adalah 3 minggu kecuali subkelas IgG3 yang hanya mempunyai
masa paruh satu minggu. Kemampuan meningkat komplemen setiap subkelas juga
tidak sama  seperti IgG3> IgG1 > igG2 > IgG4.sedangkan IgG4 tidak dapat
mengikat komplemen dari jalur klasik tetapi melalui jalur internal.
2.             Immunoglobulin M ( IgGn M )
Antibodi  berukuran paling besar mrupakan immunoglobulin yang dproduksi
pada awal respon imunitas primer igN terdapat pada semua permukaan sel B yang
belum aktif dan tersusun atas lima unit L2 ( masing masing hamper sama IgG) dan
satu molekul rantai J (joining) berat molekul 900.000 yang mempunyai total
selurpuluh tempat pengikatan antigen yang identik oleh karena itu disebut
bervalensi 10. Merupakan immunoglobulin yang paling efisien dalam proses
aglutinasi dan reksi antigen – antibody lainya serta penting juga dalam pertahanan
melawan bakteri dan virus. Menunjukan afinitas yang rendah terhadap antigena
dengan determinan tunggal (hapten) IgM merupakan 10% dari seluruh jumlah
immunoglobulin dengan koefisien sedimen 19 S dan berat molekul 850.000-
1000.000. molekul ini mempunyai 12% dari beratnya karbohidrat.
Antibidi IgM adalah antibody yany pertama kali timbul pada respon imun
terhadap antigen dan antibody yangt utama pada golongan darah secara utama.
3.             Immunoglobulin A ( IgA )
Immunoglobulin dengan rantai berat Alfa, terdapat pada cairan tubuh dan
permukaan organ sekresi, konsentrasi tinggi pada mukosa saluran pernapasan dan
pencernaan (saluran yang sering terpapar mikroorganisme) dan juga terdapat pada
air mata, kolostrum dan susu ibu. IgA berfungsi sebagai alat pertahanan pertama
terhadap invasi mikroorganisme Merupakan kelas Ig kedua terbanyak dalam serum  
dan juga merupakan imunoglubulin utam pda hasil sekresi misalnya susu, saliva
dan air mata serta sekresi traktus respiratorius ,intestinal dan genital.
Fungsi immunoglobulin ini melindumgi membran mukosa dari serangan bakteri
dan virus. Kehadiranya dalam kolostrum dapat membantu system imun bayi yang
baru lahir.membatasi absorbs antigen yang berasal dari makanan. Tiap molekul
IgA (berat molekul 400.000) terdiri dari dua unit H2 L2 dan satu molekul yang
terdiri atas rantai J dan component sekresi.
4.             Immunoglobulin  D (IgD)
IgD merupakan immunoglobulin yang terendah dalam tubuh dibanding dengan
immunoglobulin lain. Konsentrasi IgD dalam serum kira-kira 3 – 50 µg per mil
serum. Molekul IgD juga terdapat pada membran limphosit B bersama dengan IgM
monomer dan berperan dalam diferensiasi sel B. Aktifitas biologik molekul-
molekul IgE umumnya tidak jelas, tapi kadang-kadang aktifitasnya berhubungan
dengan IgD, contohnya terhadap penicillin, toksin diftei dan autoantibody tertentu.
IgD tidak dapat melewati plasenta dan tidak dapat pada serum tali pusat.
5.             Immunoglobulin E (IgE)
Immunoglobulin yang bertanggung jawab terhadap reaksi hipersensifitas,
diantaranya reaksi atopik dan anafilaktik. Biasanya ditemukan dalam jumlah tinggi
pada pasien akibat hipersensitifitas, misalnya: asma, bronchiale, renitis, eksem,
dll. IgE dibentuk secara lambat, berfungsi di luar sirkulasi dalam keadaan aktif
terikat dengan sel khusus, sehingga tak berkeliling mencari antigen, tapi
menunggu antigen datang ke tempat terikat. Satuan dari IgE adalah nanogram/ml.
Mengandung 2 (dua) rantai ringan kapa atau lamda dan 2 (dua) rantai berat
epsilon. Berat molekulnya 190.000 Dalton dan mempunyai empat gugus tetap. IgE
terdapat dalam serum manusia dalam konsentrasi rendah sekali, kira-kira 10 ng/dl-
1. IgE terikat kuat pada mast cell dan setelah bereaksi dengan antigen akan
memacu mast cell untuk mengeluarkan histamine dan heparin.
2.18     Imunoglobulin Secara Rantai Pendek
Antibodi Imun (Immunoglobulin) Adalah antibodi yang terbentuk karena terpapar
antigen tertentu dan bersifat spesifik artinya antibodi ini akan aktif jika ada
antigen yang merangsang pembentukannya sifat fisika-kimianya yang dipakai
untuk mengklasifikasi antibodi sebagai berikut
     Kelarutannya dalam garam dan solvens
     Mobilitas elektroforesis
     Besar molekul
     Sedimentasi dalam ultrasentrifus
Jenis antibodi imun menurt hubungan reaksinya dengan antigen
     Antitoksin
     Aglutinin
     Presipitin
     Lisin
     Opsonin
     Antibodi pelindung
     Antibodi pengikat komplemen
     Ab “Blocking” dan “non-presipitating”
Antibodi Alamiah Adalah antibodi yang terbentuk secara natural berdasarkan
golongan darah. Misalnya:
     Golongan darah A mempunyai antibodi B
     Golongan darah B mempunyai antibodi A
     Golongan darah AB mempunyai antibodi O
     Golongan darah O mempunyai antibodi A dan antibodi AB
Antibodi Monoklonal
        Adalah antibodi yang spesifik terhadap satu macam epitop. Dalam pembuatan
antibodi monoclonal dapat dilakukan dengan cara in vitro dan in vivo. Secara in
vitro antibodi monoclonal diproduksi dengan cara hibridisasi sel myeloma dan sel
limfa, kemudian di biakan pada mikroplate 9b well dan diinkubasi pada incubator
37 ºC mengandung CO2 5%, sedangkan secara in vivo setelah hibridisasi
dinokulasikan pada ruang peritioned pada mencit, kemudian cairan asites
diisolasikan dan dimurnikan sebagai antibodi monoclonal Tahap pembuatan
antibodi monoclonal

BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Imunoglobilin merupakan sekumpulan glikoprotein yang terdapat didalam
serum atau zat cair yang terdapat pada tubuh setiap mamalia yang mempunyai
struktur dasar sama terdiri dari82%-96% polipeptida dan 4-8% karbohidrat.
Adapun klasifikasi immunoglobulin dibagi menjadi dua sub kelas yakni :
Immunoglobulin sebagai rantai panjang dan immunoglobulin sebagai rantai
pendek. Imunoglobulin sebagai rantai panjang dibagi menjadi:
Immunoglobulin A
Immunoglobulin E
Immunoglobulin M
Immunogloblulin D
Immunoglobulin G
Sedangkan sebagai rantai pendeknya antara lain:
Antibodi imun
AntibodiPoliklonal
Antibodi Monoklonal
Antibodi Alamiah
        Keimunan badan kita mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup dan
pemakanan kita. Jika badan dibekalkan dengan nutrien yang mencukupi dan sesuai,
sistem imun kita dapat diperkuatkan. Produk berkualiti seperti Phyto Greens, Jus
Aloe Vera, Royal Spora Lingzhi dan Teh Hijau dapat meningkatkan daya
ketahanan badan kita. Kita dikelilingi oleh virus dan bakteri, oleh itu, adalah amat
penting untuk memastikan sistem imun kita berfungsi dengan baik supaya dapat
mempertahankan badan dan melawan dari berbagai penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Andini.mahdi ,2013.sistem imun pada imunologi kedokteran.widya medika .jakarta


Bambang muhammad,indaka sari 2011. Buku ajar imunologi .fakultas kedokteran
universitas syah kuala . Darussalam Banda Aceh
Guide,Suide,MD,(2013).Mikrobiologi Dasar Ed.3.Jakarta: Binarupa Aksara
Ishimoto H, Yanagihara K, Araki N, et al. (2013). "Single-cell observation of
phagocytosis by human blood dendritic cells". Jpn. J. Infect Dis
Tambayong,Jan,dr,(2011).Mikrobiologi Untuk Keperawatan.Jakarta: Widya Medika
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan
.

GIZI DAN KESEHATAN


PROTEIN SEBAGAI ZAT PEMBANGUN
KELAS                       : A

NAMA                        : MUTMAINAH MUSLIMIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2013/2014
KATA PENGANTAR
 

Puji dan syukur patut kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa atas berkat dan bmbingannyalah sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
menyajikan materi yang mambahas secara kaseluruhan
mengenai PROTEIN SEBAGAI ZAT PEMBANGUN.

Makalah ini kami susun dengan sistematis sehingga


mempermudah kita dalam mempelajari makalah ini, serta
bertujuan untuk menambah pengetahuan serta memperluas
wawasan para pembaca.

Kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah ini


masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya dapat kami
gunakan sebagai masukan untuk perbaikan makalah ini.
Akhir kata semoga segala upaya yang kita lakukan dapat
memajukan pendidikan di negara kita, khususnya dalam
ilmu biologi.

Penulis

DAFTAR ISI
 

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penulisan makalah
BAB  II PEMBAHASAN
1. Pengertian protein
2. Protein sebagai bahan pembangun tubuh
3. Fungsi protein bagi tubuh manusia
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR FUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sampai batas usia tertentu, tubuh manusia akan mengalami
pertumbuhan, yaitu bertambah tinggi dan besar. Hal
tersebut disebabkan adanya proses pembelahan sel yang
menghasilkan sel baru sehingga sel-sel tubuh bertambah
banyak. Mungkin kita tidak menyadari atau merasakan
bahwa tubuh kita yang dulunya pendek dan kecil sekarang
bertambah tinggi dan besar. Hal ini terjadi karena setiap
hari kita menyantap makanan yang cukup gizi terutama
makanan yang mengandung protein. Oleh karena itu
protein disebut zat pembangun, karena protein berperan
dalam pertumbuhan. Selain itu, sel-sel tubuh kita juga dapat
rusak atau tua sehingga perlu diganti oleh sel-sel yang baru.
Untuk mengganti sel-sel juga diperlukan zat pembangun,
yaitu protein.

Protein berguna sebagai bahan pembangun sel-sel dalam


jaringan tubuh dan mengganti atau memperbaiki sel-sel
dalam jaringan tubuh yang rusak. Oleh karena itu, anak-
anak dalam proses pertumbuhan perlu mendapatkan
protein yang cukup. Protein tersusun dari unsur-unsur
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N).
Beberapa protein tertentu, selain mengandung unsur-unsur
tersebut juga mengandung unsur belerang atau sulfur (S)
dan fosfor (P).
 
1. Rumusan Masalah
2. Pengertian protein
3. Protein sebagai bahan pembangun tubuh
4. Fungsi protein bagi tubuh manusia
5. Tujuan Penulisan Makalah
6. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
7. Untuk mengetahui pengertian dari protein
sebagai zat pembangun.
 

BAB II
PEMBAHASAN
 

1. Pengertian Protein
Berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang berarti yang
pertama atau yang terpenting. Protein terdapat dalam
semua sel hidup, merupakan molekul organik
terbanyak dalam suatu sel hidup 40 ± 70 %. Protein
merupakan zat yang paling utama pada kulit, otot,urat,
syaraf, darah, enzim, anti bodi dan hormon. Protein adalah
salah satu polimer alam yang disusun oleh asam amino
(amino acids) melalui ikatan peptida. Molekul protein single
terdiri dari ratusan ± ribuan unit asam amino, yang disusun
oleh 20 jenis asam amino. Protein merupakan komponen
utama dalam daging. Setiap gram protein menghasilkan
energi (4kcal/gram). Pada keadaan starvasi(starvation) dan
diet rendah karbohidrat , protein merupakan sumber energy
yang terakhir yang akan digunakan.
1. protein sebagai bahan pembangun tubuh
Protein dibentuk oleh berbagai macam asam amino. 20
asam amino diperlukan untuk membentuk protein-protein
dalam tubuh manusia. 10 asam amino di antaranya tidak
dapat dibuat di dalam tubuh manusia, sehingga diperoleh
dari makanan yang mengandung protein. Karena sangat
penting bagi tubuh, maka 10 asam amino tersebut
disebut asam amino esensial. Asam amino yang lain
dapat dibentuk oleh tubuh. Asam amino ini disebut asam
amino non-esensial. Setelah melalui proses
pencernaan, protein diserap oleh usus halus dalam bentuk
asam amino.
Protein yang kita makan dapat berasal dari hewan (protein
hewani) dan dari tumbuhan (protein nabati). Bahan
makanan yang mengandung protein hewani antara lain
daging, ikan, telur, susu, dan keju. Bahan makanan yang
mengandung protein nabati adalah kacang kedelai (tempe,
tahu), kacang hijau, dan kacang-kacangan lainnya. Kacang
kedelai merupakan salah satu sumber protein yang terbaik.

Sumber bahan makanan yang mengandung protein.


Kebutuhan protein setiap orang berbeda-beda sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dan kondisi orang tersebut.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein antara lain :
usia, berat badan, jenis kelamin, kondisi tubuh, dan
penyakit. Misalnya, seorang anak yang sedang mengalami
pertumbuhan memerlukan lebih banyak protein daripada
orang dewasa. Umumnya, orang dewasa membutuhkan
sebanyak satu gram untuk setiap kilogram berat badan
setiap hari.
Seseorang yang kekurangan protein, terutama pada anak-
anak yang sedang mengalami pertumbuhan dapat
menderita penyakit kwashiorkor. Penyakit ini
menyebabkan terjadinya hambatan pertumbuhan, otot tidak
berkembang dengan baik, menurunnya respon saraf
psikomotorik, dan biasanya warna rambut pirang serta
mudah rontok. Bila kekurangan protein ini berlanjut, maka
dapat menyebabkan terjadinya penyakit busung lapar
atau hongeroedem. Penyakit ini biasanya ditandai oleh
timbulnya pembengkakan (udema), terutama pada kaki.
Penyakit busung lapar disebabkan karena
kekurangan protein.
Selain sebagai bahan pembangun tubuh, protein juga
berfungsi sebagai berikut :

 Sebagai penghasil energi, meskipun bukan


sebagai energi utama. Setiap 1 gram protein
menghasilkan 5,3 kalori.
 Membuat substansi penting, misalnya enzim dan
hormon yang membantu proses metabolisme
tubuh.
 Menjaga keseimbangan asam-basa dalam
tubuh.
1. Fungsi protein bagi tubuh manusia
Fungsi protein bagi tubuh manusia sangat penting.
Kebutuhan tubuh manusia akan protein merupakan sebuah
kebutuhan dasar yang harus di penuhi. Protein merupakan
zat gizi yang sangat penting, karena hubungannya dengan
proses–proses kehidupan. Semua hayat hidup sel
berhubungan dengan zat gizi protein ( Sediaoetama, 1991).
Molekul protein tersusun dari sejumlah asam amino sebagai
bahan dasar, di mana dalam molekul protein asam–asam
amino itu saling dihubungkan oleh suatu ikatan yang
disebut ikatan peptida (-CONH-).

Suatu molekul protein dapat terdiri atas 12 sampai 18


macam asam amino dan dapat pula mencapai jumlah
ratusan dari tiap macam asam aminonya. Karena sifat
molekul protein ditentukan oleh banyak dan jenis asam
amino serta urutannya, maka terdapatlah beribu- ribu
macam protein.

Sifat- sifat suatu protein di tentukan oleh:

1. Macam asam amino yang terdapat dalam


molekul protein
2. Jumlah tiap macam asam amino itu
3. Susunan asam amino dalam tiap molekul protein
(Sediaoetama, 1991).
Menurut Lizati (2002) yang mengutip dari pendapat
Soedarmo dan Sediaoetama tubuh manusia tidak sanggup
memenuhi protein untuk membentuk jaringan tubuhnya
sendiri sehingga diperlukan protein yang berasal dari
makanan sehari-hari. Untuk membentuk protein jaringan
diperlukan asam–asam amino yang cukup jumlah dan
macamnya dalam darah sesuai dengan jaringan yang
dibentuk. Asam–asam amino yang akan membentuk protein
jaringan didapatkan dari bahan hasil metabolisme makanan
yang diserap oleh tubuh, yang terdiri atas: lysine, isoleucine,
threonine, methionine, valine, phenylalanine dan
tryptophane.
Fungsi Protein Bagi Tubuh Manusia
Tersedianya protein dalam tubuh, mencukupi atau tidaknya
bagi keperluan- keperluan yang harus dipenuhinya, sangat
tergantung pada susunan (komposisi) bahan makanan yang
dikonsumsi oleh seseorang setiap harinya.

Menurut Aminah (2005) yang mengutip dari Marsetyo dan


Kartasapoetra fungsi protein di dalam tubuh yaitu:

Protein sebagai Zat Pembangun


Maksud zat pembangun di sini adalah bahwa protein itu
merupakan bahan pembentuk berbagai jaringan tubuh baru,
di mana proses pembentukan jaringan baru selalu terjadi di
dalam tubuh, antara lain:

1. Pada masa pertumbuhan. Proses ini terjadi


mulai lahir sampai menjadi dewasa muda. Dalam
masa ini proses pembentukan jaringan terjadi
secara besar- besaran.
2. Dalam masa hamil. Di dalam tubuh wanita yang
sedang hamil terjadi pembentukan jaringan–
jaringan baru janin yang sedang dikandungnya
dan jaringan uri. Pembentukan jaringan baru pada
waktu hamil terjadi lebih cepat mulai pertengahan
kehamilan.
3. Penggantian jaringan–jaringan yang rusak dan
dirombak. Pada waktu orang sakit keras atau pada
berbagai penyakit menahun terlihat orang menjadi
kurus disebabkan banyak jaringannya yang rusak.
4. Waktu latihan–latihan dan olah raga terjadi pula
pembentukan jaringan baru, terutama jaringan
otot
Protein sebagai Zat Pengatur
Protein termasuk pula kedalam golongan zat pengatur,
karena protein ikut pula mengatur berbagai proses tubuh,
baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan
pembentuk zat–zat yang mengatur berbagai proses tubuh.

Protein sebagai Pemberi Tenaga


Para peneliti telah menemukan bahwa komposisi protein
mengandung unsur karbon, dengan demikian maka jelas
protein dapat berfungsi sebagai sumber energi pula. Dalam
keadaan tersedianya karbohidrat tidak mencukupi, maka
untuk menyediakan energi sejumlah karbon yang
terkandung dalam protein akan dimanfaatkan seperlunya
sehingga berlangsung pembakaran dan sejumlah protein
lainnya digunakan memenuhi fungsi yang sebenarnya yaitu
untuk pembentukan jaringan.

BAB IV
PENUTUP
 

1. KESIMPULAN
 
1. Protein berperan dalam fungsi struktural atau
mekanis, misal protein yangmembentuk batang
dan sendisitoskeletonProtein juga terlibat dalam
sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi,
misalTrombin4.Protein sebagai sistem pengendali
dalam bentuk hormon, misal insulin,
hormontumbuh (auksin),
2. Protein sebagai komponen penyimpanan/
nutrient, misal kasein(susu),ovalgumin
(telur),gliadin (gandum) dan transportasi hara di
tumbuhan
3. Protein sebagai salah satu sumber gizi dan
berperan sebagai sumber asam
amino bagiorganismeyang tidak mampu
membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
4. dalam setiap sel yang hidup, protein merupakan
bagianyang sangat penting. Padasebagian besar
jaringan tubuh, protein merupakan komponen
terbesar setelah air.
5. Sebagai zat pembangun, protein merupakan
bahan pembentuk jaringan-jaringan baruyang
selalu terjadi dalam tubuh dan mempertahankan
jaringan yang telah ada.
 

1. SARAN
Dengan selesainya makalah ini dengan mata kuliah ”GIZI
DAN KESEHATAN judul makalah PROTEIN SEBAGAI ZAT
PEMBANGUN” yang penulis merasa belum sempunah
harap saran dan kritikan bagi setiap pembaca agar adanya
kesempurnaan dalam makalah ini
 
DAFTAR PUSTAKA
 

Heryati, Euis, dkk. 2008. Diktat Kuliah : Protein.


Bandung
http// kamuskesehatan.com.2014.protein
http// princekalen.blogspot.2012.ilmu online

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Sistem pertahanan tubuh merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang
berperan dalam resistensi terhadap bahan atau zat yang masuk kedalam tubuh. Jika
bakteri patogen berhasil menembus garis pertahanan pertama, tubuh melawan dengan
reaksi radang (inflamasi) atau reaksi imun yang spesifik. Reaksi yang dikoordinasikan
sel-sel dan molekul terhadap banda asing yang masuk kedalam tubuh disebut respon
imun. Sistem imun ini sangat diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya
terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan atau zat dari lingkungan
hidup. Untuk melawan benda asing, tubuh memiliki sistem pertahanan yang kuat
dengan menjaga keoptimalan kerjanya melalui asupan gizi yang berimbang.

B.      RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan Gizi ?
Apa fungsi Gizi bagi tubuh ?
Bagaimana pengelompokan zat Gizi ?
Apa pengertian Gizi seimbang ?
Apa yang dimaksud dengan Sistem Imun ?
Apa fungsi Sistem Imun bagi tubuh ?
Bagaimana klasifikasi Sistem Imun dalam tubuh ?
Bagaimana hubungan Gizi dan Sistem Imun ?
C.      TUJUAN
Menjelaskan apa itu Gizi.
Menjelaskan fungsi Gizi bagi tubuh.
Menjelaskan pengelompokan zat Gizi.
Menjelaskan pengertian Gizi seimbang.
Menjelaskan apa itu Sistem Imun.
Menjelaskan fungsi Sistem Imun bagi tubuh.
Menjelaskan pengklasifikasian Sistem Imun dalam tubuh.
Menjelaskan bagaimana hubungan Gizi dan Sistem Imun.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      GIZI
Secara etimologi, kata gizi berasal dari bahasa Arab yaitu ghidza, yang
berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca ghizi.
Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energi.

Fungsi dari Gizi


1.    Memelihara tubuh dalam proses tumbuhkembangan serta mengganti jaringan tubuh
yang rusak.
2.    Memberika asupan energi untuk melakukan aktivitas.
3.    Mengatur metabolisme dan keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain.
4.    Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (protein).

Macam-macam zat gizi :


1.    Karbohidrat.
2.    Protein.
3.    Lemak.
4.    Vitamin.
5.    Mineral.
6.    Air.

Pembagian zat gizi berdasarkan fungsinya :


1.    Zat tenaga terdiri dari karbohidrat dan lemak.
2.    Zat pembangun terdiri dari protein dan mineral.
3.    Zat pengatur terdiri dari mineral, vitamin, dan air.

Pembagian zat gizi menurut kebutuhan


1. Makronutrien
a.    Karbohidrat: Glukosa, Serat.
b.    Lemak: Asam linoleat (omega-6); asam linolenat (omega-3).
c.    Protein: Asam-asam amino, leusin, isoleusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, valin,
histidin dan nitrogen nonesensial.

2. Mikronutrien
a.    Mineral: Kalsium, Fosfor, Natrium, Kalium, Sulfur, Klor, Magnesium, Zat besi,
Selenium, Seng, Mangan, Tembaga, Kobalt, Iodium, Krom, Fluor, Timah, Nikel, Silikon,
Arsen, Boron, Vanadium, Molibden.
b.    Vitamin: Vitamin A (retinol), vitamin D (kolekalsiferol), vitamin E (tokoferol), vitamin
K, Tiamin, Riboflavin, Niasin, Biotin, Folasin, Vitamin B6, Vitamin B12, Asam
pantotenat dan Vitamin C.
c.    Air

Pengertian gizi seimbang
Gizi seimbang adalah pola makan teratur dan proporsiseimbang antar zat gizi yang
diperoleh dari aneka ragam makanan tersebut dalam memenuhi kebutuhan zat gizi
untuk hidup sehat, cerdas dan produktif.

Komposisi gizi yang seimbang


Berikut ini adalah gambar pola dari proporsi gizi seimbang.

Bahan makanan dikelompokan berdasarkan fungsi utama zat gizi, yang dikenal dengan istilah Tri
Guna Makanan, yaitu :
1.    Sumber zat tenaga (padi-padian, umbi-umbian, dan tepung-tepungan)
2.    Sumber zat pengatur (sayur dan buah-buahan)
3.    Sumber zat pembangun (kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil pengolahannya)
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa yang berada pada tingkat yang paling bawah
merupakan bahan makanan yang proporsinya paling banyak dibandingkan dengan baham makanan
yang lain.

B.      SISTEM IMUN
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus
yang menyebabkan penyakit, dapat berkembang dalam tubuh. Kekuatan dari aktivasi kekebalan
tubuh ini dipengaruhi juga oleh asupan gizi yang diterima oleh tubuh. Sistem kekebalan juga
memberikan pengawasan terhadap sel tumor dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan
meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Fungsi Sistem Imun
Sistem imun memiliki 3 peran atau fungsi dalam metabolisme tubuh yaitu :
1.    Pertahanan, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-sel imun yang bertugas
untuk pertahanan ini mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan baik, maka tubuh akan mudah
terserang penyakit.
2.    Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari komponen cairan tubuh.
3.    Penjagaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuan untuk memantau seluruh bagian tubuh. Jika ada
sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel tersebut akan dihancurkan.

Klasifikasi Sistem Imun


1. Sistem Limfatik
Sistem limfatik terdiri dari dua bagian penting, yaitu pembuluh limfa dan organ limfoid. Limfa adalah sebutan
yang digunakan untuk cairan yang berada didalam pembuluh limfa. Awalnya limfa berasal dari plasma darah
yang merembes keluar dari pembuluh kapiler di sistem peredaran darah. Cairan tersebut keluar menjadi
carian intertisial yang mengisi ruang antara sel-sel di jaringan. Setelah beredar ke seluruh tubuh, cairan
tersebut dikumpulkan dan dikembalikan ke sistem peredaran darah melalui sistem limfatik. Fungsi dari
sistem limfatik yaitu :
a)   Mengambil kelebihan cairan dari jaringan dan mengembalikannya ke darah.
b)   Mengadsorbsi lemak dan lakteal di usus halus kemudian mengangkutnya ke darah.
c)    Membantu pertahanan tubuh melawan penyakit.

a. Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa. Pembuluh limfa berfungsi untuk
mengangkut cairan kembali ke peredaran darah dalam peredaran terbuka. Limfa dari jaringan tubuh akan
masuk ke kapiler limfa, kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa lainnya untuk membentuk
pembuluh limfa yang lebih besar. Pembuluh limfa akan berpusat pada pembuluh limfa dada. Aliran limfa
dalam pembuluh limfa dipengaruhi oleh kontraksi otot rangka. Disepanjang pembuluh limfa terdapat buku
limfa yang berbentuk seperti bulatan kecil.
Semua cairan limfa yang berasal dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan kanan yang
terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dokster). Pembuluh limfa ini bermuara
pada pembuluh balik vena dibawah tulang selangka kanan. Cairan yang berasal dari bagian selain yang
bermuara di pembuluh limfa kanan bermuara pada pembuluh limfa dada (duktus torksikus) yang bermuara di
tulang selangka kiri.

b. Organ-Organ Limfoid
Organ-organ limfoid mencakup :
1)   Sumsum merah
Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat dilepaskan dari sumsum merah, sel-sel
limfoid masih identik. Perkembangan berikutnya akan menjadi sel B dan sel T (tergantung dari tempat
pematangannya). Sel B menalami pematangan di Sumsum merah sedangakn sel T mengalami pematangan di
Timus. Kedua jenis limfosit tersebut bersirkulasi di seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam
limpa, nodus limpa dan jaringan limfatik.
2)   Nodus Limfa
Nodus limfa diselubungi oleh jaringan ikat longgar yang membagi nodus menjadi nodulus-nodulus. Tiap
nodulus mengandung ruang-ruang (sinus) yang berisi limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus
maka makrofag akan memakan bakteri dan mikroorganisme lain yang terbawa. Jadi, Fungsi nodus limfa
adalah menyaring mikroorganisme yang ada dalam limfa. Nodus Limfa dapat bersifat tunggal maupun
berkelompok.

3)   Limpa
Limpa adalah organel limfoid terbesar. Limpa mempunyai dua fungsi, yaitu membuang antigen yang terdapat
dalam darah serta menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.

4)   Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Timus mengsekresikan hormon timopoietin
yang menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda dengan organ yang lain karena hanya berfungsi
untuk tempat pematangan limfoid. Selain itu timus merupakan satu-satunya organ limfoid yang memerangi
antigen secara langsung.

5)   Tosil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sederhana yang berfungsi melawan infeksi pada saluran pernafasan
bagian atas dan faring. Tonsil pada manusia mencakup adenoid, tonsil saluran, palatin dan lidah

2. Sistem Kekebalan (Imunitas)


Tubuh memiliki sistem kekebalan yang berlapis. Untuk dapat masuk ke dalam jaringan tubuh, benda asing
harus melewati beberapa penghalang terlebih dahulu, antara lain yaitu: kulit, membram mukosa, protein
antimikroba, sel fagosit dan limfosit. Sistem kekebalan terdiri dari sistem kekebalan bawaan dan adaftif.
a. Kekebalan Bawaan
Kekebalan bawaan merupakan bagian dari tubuh kita. Penghalang yang melindungi tubuh, sel dan senyawa
kimia yang berfungsi sebagai pertahanan pertama dan telah ada sejak kita dilahirkan.

1) Perlindungan permukaan
Kulit dan membran mukosa merupakan lapisan pertama tubuh. Apabila mikroba yang menghasilkan lendir
akan menjerat mikroba tersebut dan menetralisirnya.

2) Kekebalan dalam tubuh


Jika mikroba berhasil melewati penghalang pertama yaitu kulit maka masih ada lapisan berikutnya yang
bersiap menghalang. Penghalang yang dimaksud adalah perlindungan dalam tubuh yang bersifat nonspesifik.
Arti dari Nonspesifik adalah penghalang tersebut melawan semua patogen tanpa membeda-bedakan.
Perlindungan nonspesifik ini mencakup antara lain fagosit, Sel natural kileer (NK) dan protein antimikroba.
(a) Fagosit
Sel yang termasuk fagosit adalah makrofag, neutrofil dan eosinofil. Makrofag mampu menfagosit 100 bakteri
dengan cara menempelkan bagian tubuhnya ke bakteri dengan kaki psedupodiumnya (kaki semu amoeba)
kemudian merusaknya atau memecahnya. Eosinofil merupakan fagosit yang lemah, tetapi berperan penting
dalam pertahanan tubuh melawan cacing parasit. Sel yang telah dirusak oleh makrofag tadi akan memberi
sinyal yang berfungsi untuk memanggil neutrofil untuk mendatangi jaringan yang telah terinfeksi. Caranya
neutrofil akan keluar dari pembuluh darah dengan menembus dinding kapiler. Neutrofil akan menelan dan
menghancurkan mikroba tersebut. Satu neutrofil mampu mefagosit 5-20 bakteri. Saat neutrofil melakukan
tugasnya melawan benda asing, monosit akan menyusul mendatangi daerah luka. Monosit dihasilkan di
sumsum darah merah dan akan masuk ke peredaran darah.
(b) Sel Natural Killer (sel NK)
Sel NK berjaga di sistem peredaran darah dan limfatik. Sel NK merupakan sel pertahanan yang mampu melisis
dan membunuh sel-sel kanker serta sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum diaktifkan sistem kekebalan
adaftif. Sel NK tidak bersifat fagositik. Sel-sel ini membunuh dengan cara menyerang membran sel target dan
melepaskan senyawa kimia yang disebut ferforin.

(c) Protein Antimikroba


Protein antimikroba meningkatkan pertahanan dalam tubuh dengan melawan mikroorganisme secara
langsung atau dengan menghalangi kemapuannya untuk bereproduksi. Protein antimikroba yang penting
adalah interferon dan protein komplement. Interferon merupakan sustu protein yang dihasilkan oleh sel-sel
tubuh yang terinfeksi virus untuk melindungi bagian sel lain disekitarnya. Interferon mampu menghambat
perbanyakan sel-sel yang terinfeksi, namun dapat meningkatkan diferensiasi sel-sel.
Protein komplementer adalah sekelompok plasma protein yang bersirkulasi di darah dalam keadaan tidak
aktif. Protein komplement dapat diaktifkan oleh munculnya ikatan antigen dan antibodi atau jika protein
komplement bertemu dengan molekul polisakarida dipermukaan tubuh mikroorganisme.

b. Kekebalan Adaftif
Sistem kekebalan adaftif diaktifkan oleh sistem kekebalan bawaan. Kekebalan adaptif mampu mengenali dan
mengingat patogen spesifik sehingga dapat bersiap bila infeksi patogen yang sama terjadi dikemudian hari.
Contoh sistem kekebaln adaptif yang penting adalah limfosit.
1) Limfosit
Seperti yang telah dijelaskan dalam sistem limfatik, limfosit akan berkembang menjadi dua jenis sel, yaitu sel
B dan sel T.
Sel T umumnya bekerja melawan antigen sel ekariotik, misalnya jamur atau sel hasil tranplantasi. Sel T juga
dapat menghancurkan sel tubuh yang terinfeksi virus atau patogen lainnya dan dapat membunuh sel kanker.
Sel B bekerja melawan antigen berupa bakteri dan racun bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
Jika ada protein asing (antigen) masuk ke dalam tubuh, sel B yang telah terspesialisasi akan menghasilkan
protein yang disebut dengan antibodi.
Antibodi merupakan protein plasma yang dihasilkan oleh limfosit B. Antibodi disebut juga
dengan imunioglobulin (Ig) karena memiliki protein darah gammaglobulin. Antibodi dihasilkan oleh individu
bila ada rangsangan antigen. Ada tiga jenis antigen, yaitu :
a)Heteroantigen, merupakan antigen yang berasal dari spesies lain.
b)Isoantigen, merupakan antigen dari spesiaes yang sama tetapi struktur genetikanya berbeda.
c)Autoantigen, merupakan antigen yng berasal dari tubuh itu sendiri dan menyebabkan pembentukan
antibodi tubuh juga.

c.Macam-Macam Kekebalan Tubuh


1) Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah bila tubuh menghasilkan antibodi untuk menahan molekul asing (antigen). Kekebalan
yang didapat setelah seseorang mengalami sakit disebut kekebalan aktif yang alami. Mekanismenya, kuman
penyakit yang masuk ke dalam tubuh telah merangsang tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan
penyakit. Bila penyakit yang sama menyerang kembali, tubuh menjadi memiliki antibodi sehingga tubuh
menjadi kebal dan tidak mudah terserang penyakit.
Kekebalan aktif dapat juga terbentuk secara buatan, yaitu dengan vaksinasi. Vaksin dapat berupa racun
bakteri, mikroorganisme yang telah dilemahkan atau mirkoorganisme mati. Dengan pemberian vaksin
antibodi tubuh jadi lebih kuat terhadap serangan penyakit. Misalanya, vaksin polio diberikan pada anak agar
anak tersebut kebal terhadap virus polio karena telah memiliki antibodi.
2) Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari suatu individu ke individu yang
lainnya. Hal ini dapat terjadi secara alami pada bayi dalam kandungan. Antibodi wanita hamil akan masuk ke
tubuh bayi lewat air susu ibu pertama (kolestrum) yang diminumkan kepada bayi. Kekebalan pasif juga dapat
terjadi secara buatan dengan menyuntikan antibodi dari manusia atau hewan yang kebal terhadap suatu
penyakit, misalnya rabies atau penyakit ajing gila.

C.  HUBUNGAN GIZI DAN SISTEM IMUN


Gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keoptimalan kerja dari sistem
imun. Yang lebih spesifik lagi yang mempengaruhi sistem imun adalah zat yang
terdapat dalam gizi yang mencakup Karbohidrat ProteinLemak Vitamin dan Mineral.
Protein merupakan yang paling berpengaruh terhadap kinerja sistem imun karena
dalam sistem imun terdapat Protein Antimikroba yang melawan organisme secara
langsung dan mencegahnya untuk berkembangbiak. Jika salah satu dari zat gizi
(protein) atau nutrisi ini tidak lengkap maka akan berpengaruh pada keoptimalan
kinerja sistem imun, sehingga sistem pertahanan tubuh dari hal-hal yang
membahayakan tubuh akan melemah, dengan melemahnya sistem pertahanan tubuh
makan tubuh akan mudah terinfeksi virus, mudah terserang penyakit dan lain
sebagainya yang berdampak negatif.
Oleh karena itu keseimbangan dalam takaran proporsisi gizi harus dijaga agar tetap
stabil dengan cara mendapat asupan nutrisi dari makanan dan minuman yang sehat dan
bersih, dalam artian makanan dan minuman yang 4 sehat 5 sempurna yang sesuai
dengan takaran komposisi yang seimbang.

BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Sistem kekebalan tubuh kita mempunyai hubungan kuat dengan cara hidup dan asupan
gizi kita. Jika tubuh dilengkapi dengan nutrisi yang mencukupi dan sesuai, sistem imun
kita dapat diperkuatkan dan bekerja secara optimal. Sistem imun kita berfungsi dengan
baik supaya dapat mempertahankan tubuh dan melawan dari berbagai penyakit dengan
memperhatikan dan mempertahankan status gizi dalam tubuh agar tetap seimbang dan
optimal.
B.      SARAN
Agar sistem imun dapat menjalankan fungsinya dengan optimal maka kita harus :
Menjaga pola hidup yang sehat
Memperhatikan setiap makanan yang akan dikonsumsi
Memelihara lingkungan yang bersih

Daftar Isi
@Definisi Gizi, Ilmu Gizi, serta Fungsi dari Gizi _ Muslim Dentist - Dentist can help
and pray for your teeth

Status Gizi « Referensi Kesehatan

Status Gizi dan Faktor yang Mempengaruhi _ anwarsasake

NUTRISI untuk sistem Imun [final]

Konsep Status Gizi _ Info Mas Hendra

Antibodi, juga disebut immunoglobulin adalah protein pelindung yang diproduksi oleh sistem
kekebalan tubuh dalam menanggapi kehadiran zat asing, yang disebut antigen. Antibodi
mengenali dan menghalangi antigen dan menghapusnya dari tubuh. Berbagai macam zat yang
dianggap oleh tubuh sebagai antigen, termasuk organisme penyebab penyakit dan bahan beracun
seperti racun serangga.

Ketika zat asing memasuki tubuh, sistem kekebalan tubuh dapat mengenalinya sebagai zat asing
karena molekul pada permukaan antigen berbeda dari yang ditemukan dalam tubuh. Untuk
menghilangkan penyerbu, sistem kekebalan memanggil sejumlah mekanisme, termasuk salah
satu produksi yang paling penting adalah antibodi. Antibodi diproduksi oleh sel-sel darah putih
khusus yang disebut limfosit B (atau sel B). Ketika antigen berikatan dengan permukaan sel-B,
merangsang sel B untuk membagi dan tumbuh menjadi sekelompok sel yang identik disebut
klon. Sel-sel B matang, disebut sel plasma, mengeluarkan jutaan antibodi ke dalam aliran darah
dan sistem limfatik.

Kekebalan tubuh spesifik merupakan sistem kekebalan terhadap berbagai macam benda asing
yang membahayakan bagi tubuh yang bersifat selektif, bereaksi tidak sama terhadap benda asing
yang masuk dan mempuyai kemampua mengingat infeksi yang pernah terjadi sebelumnya.

Proses pembentukan antibodi akan dijelaskan secara


terperinci berikut ini.
a)      Sel limfosit B mengidentifikasi antigen

b)      Sel limfosit B bereplikasi dengan cepat menghasilkan sejumlah besar sel yang disebut sel
B plasma.

c)      Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang bersifat spesifik terhadap satu jenis antigen
dan melepaskannya ke dalam sistem sirkulasi tubuh.
d)      Selain menghasilkan sel B plasma, sel limfosit B menghasilkan sel B memori dan sel B
pembelah. Sel B memori dapat hidup untuk jangka waktu lama. Apabila terjadi feksi untuk
kedua kalinya sel B memori akan bereaksi lebih cepat dan lebih giat dibanding sel B lainnya.
sedangkan sel B pembelah berfungsi menghasilkan banyal lagi sel-sel limfosit.

Apabila infeksi telah berakhir, sel limfosit B mati dan respon imun yang yang dihasilkan disebut
sebagai respon imun primer. Dan apabila terjadi infeksi yang kedua oleh patogen yang sama,
maka sel B akan membelah dengan cepat dan melindungi tubuh dari serangan penyakit, respon
ini disebut respon imun sekunder. Perlu diingat bahwa sel-sel lmfosit telah matang sebelum
bertemu dengan antigen.

Anda mungkin juga menyukai