PENDAHULUAN
Darah adalah cairan yang berisi sejumlah sel yang beredar dalam sistem
pembuluh darah. Darah terdiri dari unsur padat yaitu butir darah merah, sel darah
putih, dan trombositnya yang terdapat dalam medium cair yaitu plasma (Harrow
B et al, 1962)
Plasma terdiri dari air, elektrolit metabolit, zat makanan dan hormon. Bagian
bagian padat dari plasma adalah sekitar 8 % sampai 9 %. Protein plasma
merupakan bagian utama zat padat cairan plasma, yaitu sekitar 6 % sapai 8 %,
sehingga nilai berat jenis plasma berhubungan erat dengan total protein yang
terkandung didalamnya. Jumlah total protein plasma dapat diperkirakan apabila
berat jenis plasma sudah diukur (kleiner is et al, 1962)
Berat jenis plasma dapat diukur dengan menggunakan satu seri larutan CUSO4
yang telah ditentukan berat jenisnya lebih dahulu ( modifikasi dari metode
Hammerschlag). Johan A et al, (1991) melaporkan bahwa dengan uji statistik,
nilai total protein plasma dari 2 mahasiswa kebidanan yang diukur berdasarkan
nilai berat jenis plasma tidak ditemukan perbedaan yang bermakna (p) 0,05)
dengan nilai total protein plasma berdasarkan pengukuran fotometrik metode
biuret.
2. Tujuan
- Mengetahui peran dari Albumin, globunin dan fibrinogen dalam protein
3. Manfaat
- Mahasiswa mampu mengetahui kadar total protein plasma dalam darah
- Mahasiswa dapat mengetahui keunggulan tiap peran dari Albumin, Globulin dan
fibrinogen
BAB II
ISI
Peranan Albumin
nilai rata-rata albumin ( albumin) pada kedua kelompok. didapatkan perbedaan
yang bermakna yang sama untuk mengetahui peranan. ROS terhadap produksi
mediatorPeranan Asam Jengkol pada Keracunan Buah Jengkol Albumin sendiri
tidak dapat melewati membran ini oleh karena memiliki molekul yang terlampau
besar.Disamping itu, albumin memainkan peranan yang penting dalam
transportasi tembaga di dalam tubuh. Fungsi albumin sebagai antioksidan juga
memegang peranan dalam hubunganunud, University of higher learning, Distance
Learning, GDLN, Dialectology, Madicine, technology, and fine arts, with a mission
of education, research, and servicesCabaran bahasa melayu dalam pendidikan di
malaysia. inovasi dalam pp lukisan kejuruteraan, kepentingan autocad dalam
pendidikan, peran sains dalam ilmu pertanian.
Peranan albumin dalam tubuh
Disamping itu, albumin memainkan peranan yang penting dalam transportasi
tembaga di dalam tubuh. Fungsi albumin sebagai antioksidan juga memegang
peranan dalam hubunganDarah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zatzat sisa Dalam berbagai kepentingan diagnosis penyakit,
tekanan darah memiliki perananSistem ini pula yang menjadi 'tentara' yang
memerangi penya¬kit yang menyelinap ke dalam tubuh. dalam acara simposium
yang bertajuk "Peranan Mikronutrien da¬lam MeningkatkanTubuh kita terdiri dari
kumpulan organorgan yang bekerja secara sinergis. Organ tubuh adalah
kumpulan dari jaringan otot yang memiliki fungsiPeranan Asam Jengkol pada
Keracunan Buah Jengkol jengkol di dalam darah terdapat dalam bentuk larut,
yaitu terikat dengan albumin serum.
Peran Albumin untuk Kesehatan dan Kecerdasan Anak
Siapa yang tidak ingin anaknya menjadi cerdas dan sehat? Tentu semua orang
tua selalu menginginkan kecerdasan anak adalah yang terpenting. Albumin
merupakan bagian dari protein yang sangat penting untuk tubuh. Albumin berada
di dalam darah dan berfungsi mengatur keseimbangan air dalam sel, memberikan
gizi pada sel, dan mengeluarkan produk buangan. Selain itu, albumin juga
berfungsi mempertahankan pengaturan cairan dalam tubuh. Tubuh kita terdiri
atas 60 % plasa albumin.
Albumin adalah sumber protein, bila kadar albumin rendah, maka protein yang
dikonsumsi anak akan pecah. Protein yang seharusnya dikirim untuk
pertumbuhan sel, menjadi tidak maksimal. Pada anak yang kekurangan albumin
pun, seperti pada penderita TBC, maka obat yang diminum daya kerjanya kurang
maksimal.
Dalam masa keemasan anak, yaitu pada usia 1 - 5 tahun sangat dianjurkan untuk
memberikan gizi berprotein yang cukup, terutama albumin. Kekurangan albumin
sangat mengganggu pertumbuhan otaknya. Semakin sedikit albumin ,
pertumbuhan sel di otak akan semakin sedikit. Pertumbuhan sel yang sedikit
membuat anak tidak tumbuh menjadi lebih cerdas.
Kadar albumin normal dalam tubuh antara 3,5 – 4,5. Bila kurang dari itu
menunjukkan masalah pada tubuh, utamanya masalah gizi, karena zat gizi yang
dibawa dalam darah sangat kurang sehingga tak bisa memberi gizi pada sel. Hal
ini akan mempengaruhi kesehatan anak. Bisa saja anak kekurangan gizi, selain
itu juga berdampak terhadap daya kekebalan tubuh yang menjadi sangat rendah
sehingga anak mudah sakit. Jika anak menderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, maka ia akan lebih lama disembuhkan.
Sebenarnya, tubuh memiliki cadangan albumin yang bisa digunakan bila asupan
albumin sangat kurang. Letaknya berada di dalam otot. Namun, bila albumin
cadangan ini diambil terus – menerus, anak akan mengalami gangguan berat
badan. Ia terlihat sangat kurus dan tubuh tidak bugar. Tak heran bila anak yang
sangat kurus bisa diindikasikan kekurangan albumin di dalam tubuhnya.
Bila kadar albumin di dalam tubuh tercukupi, selain daya tahan tubuh meningkat,
proses penyembuhan dari penyakit pun lebih cepat. Andaipun kelebihan albumin
biasanya disimpan di jaringan lemak dan tak akan membahayakan anak. Kasus
anak yang mengalami kelebihan albumin jarang sekali ditemukan.
Globulin
Menurut Harrow et al (1962), Globulin merupakan salah satu golongan protein
yang tidak larut dalam air, mudah terkoagulasi oleh panas, mudah larut dalam
larutan garam dan membentuk endapan dengan konsentrasi garam yang tinggi.
Glubolin disusun oleh dua komponen yaitu legumin dan vicilin. Suhardi (1989)
menambahkan bahwa dengan ultrasentrifugasi ditemukan protein utama
golongan 2S, 7S, 11S dan 15S. Fraksi terbesar adalah globulin 7S yang
merupakan glikoprotein. Protein globulin dapat mencapai 70% dari total protein.
Fraksi 11S sampai sekarang baru dikenal sebagai protein tunggal sedangkan
frakti 15S belum dapat diidentifikasikan senyawa penyusunnya.
Itulah sekilas tentang GLOBULIN yang akhir-akhir ini sangat akrab (dan bahkan
mendarah daging) dengan kehidupan. Mengapa globulin sampai sedemikian
akrab. Glubolin merupakan salah satu protein yang didapatkan dengan fraksinasi
melalui metode Osborne. Untuk memfraksinasi Globulin dan Albumin dibutuhkan
pelarut NaCl (PA), dan membutuhkan waktu kurang lebih 6-8 jam untuk
mendapatkan sampel kasarnya. Setelah dapat sampel, harus dipekatkan dengan
rotary evaporator yang kira2 memakan waktu kurang lebih 6 jam. Setelah sampel
pekat (kurang lebih 50ml dalam labu) harus dilakukan dialisis. Prinsip dari
dialisis yaitu protein dapat dipisahkan dari molekul kecil melalui membran
semipermeabel seperti membran selulosa yang berpori. Untuk persiapan
membran, harus dilakukan pencucian dengan H2O (pure), Asam Asetat dll, yang
memakan waktu kurang lebih 24 jam. Sedangkan pada tahap dialisis sendiri
membutuhkan waktu kurang lebih 72 dengan 8 jam sekali harus melakukan
pergantian pelarut. Setelah itu dipisahkan fraksi albumin dan globulin dengan
metode sentrifugasi yang kira-kira membutuhkan waktu 30 menit.
Gampangnya untuk mendapatkan Globulin. Untuk mendapatkan kadar
kuantitatisnya harus dibaca melalui metode Lowry dengan diencerkan terlebih
dahulu. Yang menjadi masalah setelah diencerkan Globulin tidak dapat dibaca
dengan spektrofotometer. Itu artinya pengenceran kurang tepat dan kurang
pekat, harus mengekstrak globulin untuk diencerkan hingga dapat dibaca
spectro. Artinya lagi, untuk mendapatkan ekstrak globulin ayas harus melakukan
fraksinasi lagi. Artinya, lagi-lagi harus menghabiskan waktu selama 4,6 hari
dengan Globulin.
Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma.
a) alfa dan beta globulin disentisas dihati. Dengan fungsi utama sebagai molekul
pembawa lipid. Beberapa hormon, berbagai substrat, dan zat penting tubuh
lainya.
b) Gamma globulin (imunoglobin) adalah antibodi. Ada lima jenis imunoglobin
yang diproduksi jaringan limfoid dan berfungsi dalam imunitas.
Globulin = zat kekebalan tubuh
Globulin, serum Jumlah
Globulin adalah protein yang termasuk gamma globulin (antibodi) dan berbagai
enzim dan / carrier protein transpor. Profil spesifik dari globulin ditentukan oleh
elektroforesis protein (SPEP), yang memisahkan protein berdasarkan ukuran dan
biaya. Ada empat kelompok utama yang dapat diidentifikasi: gamma globulin,
globulin beta, alfa-2 globulin, dan 1 alfa-globulin. Setelah kelompok normal telah
diidentifikasi, penelitian lebih lanjut dapat menentukan kelebihan protein
tertentu atau defisit. Karena fraksi gamma biasanya membentuk bagian terbesar
dari globulin, kekurangan antibodi harus selalu muncul di pikiran ketika tingkat
globulin rendah. Antibodi diproduksi oleh limfosit B matang yang disebut sel
plasma, sedangkan sebagian besar protein lain dalam alfa dan beta fraksi dibuat
dalam hati.
Optimal Range (Alpha Globulin): 0.2-0.3 g/L Optimal Range (Beta Globulin): 0.7-
1.0 g/L
Tingkat globulin mungkin meningkat dalam:
• Kronis infeksi (parasit, beberapa kasus infeksi virus dan bakteri)
• Penyakit hati (sirosis bilier, ikterus obstruktif)
• Carcinoid sindrom
• Rheumatoid arthritis
• Ulcerative colitis Colitis
• Beberapa myelomas, leukemia,'s macroglobulinemia Waldenstrom
• sistemik lupus, penyakit kolagen
• Ginjal disfungsi (Nephrosis)
The serum globulin level may be decreased in: Tingkat globulin serum dapat
menurun dalam:
• Nephrosis (Suatu Kondisi di mana ginjal tidak menyaring protein dari darah dan
kebocoran ke urin)
• Alpha-1 antitrypsin Defisiensi (Emfisema)
• anemia Anemia hemolitik akut
• Disfungsi hati
Hypogammaglobulinemia / Agammaglobulinemia
Fibrinogen
Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disentesis dihati dan merupakan
komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.
Fibrinogen adalah protein yang memainkan peran penting dalam pembekuan
darah. Fibrinogen adalah koagulan, lengket berserat dalam darah yang muncul
secara signifikan meningkatkan risiko mengalami salah satu penyebab utama
kematian dan cacat - stroke.
Analisis skala EUROSTROKE proyek-besar (J Epidemiol Community Health 2002;
56 (Suppl I): i14-i18) menunjukkan bahwa "fibrinogen merupakan prediktor kuat
stroke" - termasuk stroke fatal dan nonfatal, stroke pertama kalinya, dan
hemoragik dan iskemik stroke. Membagi populasi ke dalam empat kelompok
(kuartil) berdasarkan tingkat fibrinogen mereka, peneliti memperkirakan bahwa
risiko stroke meningkat hampir 50% untuk masing-masing kuartil naik. dividu
yang tingkat fibrinogen berada di kuartil tertinggi hampir tujuh kali lebih mungkin
untuk menderita stroke hemoragik, dan lebih dari dua kali lebih mungkin
meninggal dari stroke.
Yang penting, tingkat yang lebih tinggi dari fibrinogen meningkatkan risiko
stroke secara independen dari faktor resiko penyakit jantung seperti merokok
dan hipertensi. Namun, tekanan darah tinggi dan kadar fibrinogen tinggi
tampaknya menjadi kombinasi yang paling berbahaya, meninggikan risiko
seseorang stroke bahkan lebihLebih dari seperempat orang yang menderita
stroke berusia di bawah 65.
Sebuah studi baru-baru ini mengukur tingkat dasar fibrinogen di lebih dari 2.000
pria dan wanita dirawat di unit kardiologi preventif sebuah rumah sakit kota
besar. menemukan bahwa pasien dengan CAD cenderung memiliki tingkat
fibrinogen lebih tinggi daripada yang tanpa penyakit tersebut. Dari pasien yang
tingkat fibrinogen jatuh dalam dua kuartil tertinggi (> 331 mg / dL), sekitar 75%
pria dan 50% wanita didiagnosis dengan CAD klinis. Sebuah riwayat serangan
jantung pada kelompok dengan CAD juga terkait dengan tingkat rata-rata lebih
tinggi dari fibrinogen.
Hasil ini menunjukkan bahwa pasien dengan CAD, terutama mereka yang telah
mengalami serangan jantung, sering memiliki tingkat fibrinogen yang lebih
tinggi. Tapi apakah ketinggian penanda ini hanya setelah-Dampak penyakit
tersebut? Untuk mengetahui, peneliti lebih lanjut melacak kesehatan pasien
rata-rata 24 bulan setelah pengobatan mereka di unit perawatan jantung. Mereka
menemukan fibrinogen adalah prediktor independen yang kuat dan signifikan
kematian dari semua penyebab baik pada pria maupun wanita. Tingkat
mortalitas persen melompat oleh lebih dari tujuh kali lipat pada mereka dengan
tingkat fibrinogen tertinggi, dibandingkan dengan mereka yang tingkat
terendah.
Fibrinogen asosiasi dengan peningkatan mortalitas mungkin langsung
berhubungan dengan kemampuannya untuk mempromosikan trombosis, atau
bekuan, dengan menyebabkan platelet untuk rumpun dalam pembuluh darah. Ini
adalah salah satu mekanisme utama yang mendasari iskemia dan serangan
jantung. . Latihan, berhenti merokok, dan obat-obatan tertentu telah terbukti
fibrinogen lebih rendah dalam jangka pendek.
Sejumlah studi menunjukkan fibrinogen tinggi menjadi faktor risiko utama untuk
penyakit jantung koroner (serangan jantung) dan penyakit serebrovaskular
(stroke), yang bersama-sama menyumbang sekitar 60% dari kematian pada
orang tua. Bahkan, fibrinogen mungkin dapat menjadi faktor risiko utama,
melebihi "kontribusi" dari homosistein, kolesterol dan lipid lainnya dalam
patogenesis penyakit ini. Peningkatan tingkat fibrinogen juga telah dikaitkan
dengan sejumlah penyakit lain, termasuk kanker, diabetes dan hipertensi (N
ENGL J Med, 1987, 317: 521; The Framingham Study JAMA, 1987, 258: 1183.).
SG Thomson, et al prospektif mempelajari lebih dari 3.000 pasien dengan angina
pektoris (nyeri dada akibat kekurangan arteri koroner) pada tahun 1995 di New
England Journal pasal Kedokteran (332: 635-641) dan ditemukan jika tingkat
fibrinogen yang rendah, bahkan tingkat yang sangat tinggi kolesterol dan / atau
protein C-reaktif disajikan sedikit risiko serangan jantung. Namun, tingginya
tingkat fibrinogen dalam kombinasi dengan tingkat yang rendah-sedang
kolesterol disajikan risiko yang signifikan.
Fibrinogen tingkat telah ditunjukkan oleh sejumlah tim peneliti meningkat
sekitar 25 mg / dl per dekade usia (Yarnell dalam Circulation, 1991, 83: 836-844;
Fu dan Nair di Am J Fisiologi 275 (Endocrinol Metab 38), 1998 E1203-E1030)
bahkan jika mereka digambarkan sebagai dalam keadaan sehat. juga baru-baru
ini membandingkan tingkat fibrinogen dalam dua keluarga, satu keluarga dengan
sejarah kehidupan yang panjang di banyak anggotanya, dibandingkan dengan
keluarga lain dengan harapan hidup tradisional lebih pendek. Para ilmuwan
menyimpulkan bahwa kadar rendah fibrinogen plasma yang berkorelasi dengan
hidup lebih lama (Wang, et al, Weisheng yanjiu, 1998, 27:, 5 315-316).
Tidak ada obat (dengan kemungkinan pengecualian estrogen) atau mengubah
gaya hidup dikenal secara signifikan mengubah tingkat fibrinogen, meskipun
tidak berhenti merokok mengakibatkan sedikit penurunan tingkat fibrinogen.
Namun, bagi mereka yang tidak merokok, ada sedikit, jika ada, saran yang dapat
diberikan kepada fibrinogen lebih rendah dari pendekatan medis konvensional.
suplemen gizi dapat mengurangi kadar fibrinogen dan kemungkinan resiko yang
melekat penyakit hiper-fibrinogenemia-terkait. Studi Ramirez-Bosca di Spanyol
telah menunjukkan bahwa antioksidan tertentu mampu secara dramatis
mengurangi kadar darah peroksida lipid dan lipoprotein teroksidasi (Umur 1995,
167-9 dan pada tahun 1997, 20: 165-8) setelah hanya 15 hari tanpa efek samping
mencatat oleh salah satu mata pelajaran atau perubahan yang merugikan dalam
kimia darah lainnya (Mech Aging Dev, 2000, 114: 207-20).
Peranan Fibrinogen Dalam koagulasi
Fibrinogen (faktor pembekuan I) disintesis di hati dan memainkan peran penting
dalam proses hemostatik.. Fibrinogen mempromosikan agregasi platelet dengan
merangsang penggumpalan platelet. fibrinogen larut juga diubah menjadi fibrin
tidak larut, yang adalah cross-linked untuk membentuk jaringan mesh-suka.
Perangkap fibrin mesh sel darah merah dan trombosit dan akhirnya membentuk
bekuan darah stabil.
Jaring fibrin bertanggung jawab untuk:
• Memberikan kekuatan tarik
• Memastikan stabilitas steker platelet awalnya longgar
• Mekanis menghambat kehilangan darah pada situs dari cedera pembuluh
darah
• Memberikan struktur pada dinding pembuluh
Tergantung pada beratnya defisiensi, pembekuan bisa terancam. Sebuah pilihan
pengobatan adalah untuk menyediakan faktor terapi penggantian untuk
mengobati defisiensi fibrinogen. RiaSTAP menawarkan terapi penggantian
dengan secara efektif meningkatkan tingkat fibrinogen.
Fibrinogen (faktor I) adalah larut plasma glikoprotein , disintesis oleh hati , yang
diubah oleh trombin menjadi fibrin selama pembekuan darah. Hal ini dicapai
melalui proses dalam koagulasi kaskade yang mengaktifkan zymogen protrombin
ke protease serin trombin , yang bertanggung jawab untuk mengkonversi
fibrinogen menjadi fibrin untuk membentuk gumpalan FXIIIa menstabilkan fibrin
lebih lanjut dengan penggabungan fibrinolisis dan mengikat protein beberapa
perekat berbagai sel. Baik aktivasi Faktor XIII oleh trombin dan plasminogen
penggerak ( t-PA ) yang dikatalisis oleh fibrin. Fibrin khusus mengikat koagulasi
diaktifkan faktor faktor Xa dan trombin dan entraps mereka dalam jaringan
serat, sehingga berfungsi sebagai inhibitor sementara enzim, yang tetap aktif
dan dapat dilepaskan selama fibrinolisis. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
fibrin memainkan peran kunci dalam respon inflamasi dan perkembangan
rheumatoid arthritis
Fibrinogen deficiency defisiensi Fibrinogen
Bawaan defisiensi (afibrinogenemia) atau fungsi terganggu dari fibrinogen telah
dijelaskan dalam beberapa kasus.
Hal ini dapat mengakibatkan komplikasi baik perdarahan atau thromboembolic,
atau secara klinis tanpa temuan patologis.Lebih umum adalah diperoleh tahap
kekurangan yang dapat dideteksi oleh tes laboratorium di plasma darah atau
dalam darah keseluruhan dengan cara thrombelastometry.Acquired kekurangan
ditemukan setelah hemodilusi, kerugian darah dan / atau konsumsi seperti di
trauma pasien, selama beberapa tahap dari koagulasi intravaskular diseminata
(DIC), dan juga di sepsis. Pada pasien dengan defisiensi fibrinogen, koreksi
perdarahan dimungkinkan dengan infus plasma beku segar (FFP), cryoprecipitate
(yang kaya plasma fraksi-fibrinogen) atau dengan fibrinogen konsentratnya. Ada
bukti bahwa peningkatan koreksi defisiensi fibrinogen atau polimerisasi
gangguan fibrinogen sangat penting pada pasien dengan perdarahan.
BAB III
PEMBAHASAN
Fibrinogen
Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disentesis dihati dan merupakan
komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.
Fibrinogen adalah protein yang memainkan peran penting dalam pembekuan
darah. Fibrinogen adalah koagulan, lengket berserat dalam darah yang muncul
secara signifikan meningkatkan risiko mengalami salah satu penyebab utama
kematian dan cacat - stroke.
Analisis skala EUROSTROKE proyek-besar (J Epidemiol Community Health 2002;
56 (Suppl I): i14-i18) menunjukkan bahwa "fibrinogen merupakan prediktor kuat
stroke" - termasuk stroke fatal dan nonfatal, stroke pertama kalinya, dan
hemoragik dan iskemik stroke. Membagi populasi ke dalam empat kelompok
(kuartil) berdasarkan tingkat fibrinogen mereka, peneliti memperkirakan bahwa
risiko stroke meningkat hampir 50% untuk masing-masing kuartil naik. dividu
yang tingkat fibrinogen berada di kuartil tertinggi hampir tujuh kali lebih mungkin
untuk menderita stroke hemoragik, dan lebih dari dua kali lebih mungkin
meninggal dari stroke.
Peranan Fibrinogen Dalam koagulasi
Fibrinogen (faktor pembekuan I) disintesis di hati dan memainkan peran penting
dalam proses hemostatik.. Fibrinogen mempromosikan agregasi platelet dengan
merangsang penggumpalan platelet. fibrinogen larut juga diubah menjadi fibrin
tidak larut, yang adalah cross-linked untuk membentuk jaringan mesh-suka.
Perangkap fibrin mesh sel darah merah dan trombosit dan akhirnya membentuk
bekuan darah stabil.
Jaring fibrin bertanggung jawab untuk:
• Memberikan kekuatan tarik
• Memastikan stabilitas steker platelet awalnya longgar
• Mekanis menghambat kehilangan darah pada situs dari cedera pembuluh
darah
• Memberikan struktur pada dinding pembuluh
Tergantung pada beratnya defisiensi, pembekuan bisa terancam. Sebuah pilihan
pengobatan adalah untuk menyediakan faktor terapi penggantian untuk
mengobati defisiensi fibrinogen. RiaSTAP menawarkan terapi penggantian
dengan secara efektif meningkatkan tingkat fibrinogen.
Fibrinogen deficiency defisiensi Fibrinogen
Bawaan defisiensi (afibrinogenemia) atau fungsi terganggu dari fibrinogen telah
dijelaskan dalam beberapa kasus.
Hal ini dapat mengakibatkan komplikasi baik perdarahan atau thromboembolic,
atau secara klinis tanpa temuan patologis.Lebih umum adalah diperoleh tahap
kekurangan yang dapat dideteksi oleh tes laboratorium di plasma darah atau
dalam darah keseluruhan dengan cara thrombelastometry.Acquired kekurangan
ditemukan setelah hemodilusi, kerugian darah dan / atau konsumsi seperti di
trauma pasien, selama beberapa tahap dari koagulasi intravaskular diseminata
(DIC), dan juga di sepsis. Pada pasien dengan defisiensi fibrinogen, koreksi
perdarahan dimungkinkan dengan infus plasma beku segar (FFP), cryoprecipitate
(yang kaya plasma fraksi-fibrinogen) atau dengan fibrinogen konsentratnya. Ada
bukti bahwa peningkatan koreksi defisiensi fibrinogen atau polimerisasi
gangguan fibrinogen sangat penting pada pasien dengan perdarahan.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
- Albumin berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotic darah.
- Globulin berfungsi untuk pembentukan antibody
- Fibrinogen berfungsi untuk pembekuan darah. Saat terjadi luka, benang-benang
fibrin akan terbentuk dan membentuk anyaman untuk menjaring sel darah dan
menutupi luka. Protein dalam plasma bias diendapkan.
2. Saran
Petugas kesehatan atau mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak tentang
kegunaan atau peranan Albumin, globulin dan fibrinogen dengan praktek
langsung dalam laboratorium biokimia.
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.org
http://www.google.co.id/search?
hl=id&rlz=1C1MOWC_enID402ID403&sa=X&ei=Ay3NTcDWGJH0vQOkk9WhCg&ve
d=0CCEQBSgA&q=makalah+peranan+albumin+globulin+dan+fibrinogen&spell=1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunoglobulin mempunyai 5 kelas Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat
fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas
biologik berlainan. Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai
polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai
H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000 dan rantai L (rantai ringan) dengan
berat molekul 22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2
rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida
sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang menarik dari
susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam
amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai
L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid
interchain.
Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat
dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Imunoglobulin
termasuk dalam famili glikoprotein yang mempunyai struktur dasar sama, terdiri
dari 82-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa
sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi
yaitu mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta
pelepasan histamin dari sel mast
BAB II
PEMBAHASAN
3. Variasi Idotip
Adalah determinant Antigen yang diasosiasikan dengan reseptor binding
site. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antibodi terhadap antigen yang sama
dan diproduksi oleh individu yang berbeda secara genetik, dapat memiliki idiotip
yang sama. Idiotip inilah yang membedakan satu molekul imunoglobulin dengan
molekul imunoglobulin yang lain dalam alotip yang sama. Variasi idiotip adalah
karakterisitik bagi setiap molekul antibodi.
2.16 Klasifikasi imunoglobulin
Ada lima kelas Imunoglobulin manusia yaitu: IgG, IgM, IgA, IgE dan IgD.
Perbedaan antara kelas tersebut bergantung pada perbedaan diantara rantai
beratnya. Perbedaan ini disebut: Isotip.
Rantai berat IgG ditandai dengan rantai gama IgM disebut rantai M4, IgA rantai
Alfa, IgE rantai Epsilon, dan IgD rantai Delta.
Struktur dasar immunoglobulin terdiri dari 12 gugusan yang masing-masing
dibentuk dari kira-kira 110 asam amino. Tiap rantai berat dibentuk oleh 4 (empat)
gugusan serupa itu dan tiap rantai ringan dibentuk oleh 2 (dua) gugusan tersebut.
Kemampuan suatu molekul antibodi untuk bergabung dengan antigen tergantung
pada suatu tempat yang disebut: tempat pengikatan antigen (Fab). Di sini suatu
sekuens asam amino tertentu membentuk konfigurasi yang merupakan pasangan
dari konfigurasi antigen.
Sekuens ini berbeda pada masing-masing antibodi dengan spesifitas. Sendiri-
sendiri dan ditentukan oleh gen-gen variabel. Gugusan variabel pada rantai ringan
dan berat disebut VL dan VH. Tiap-tiap daerah ini mengandung bagian-bagian
yang mempunyai asam amino yang lebih bervariasi daripada yang lain. Daerah ini
disebut daerah hiper variabel dan merupakan tempat pengikatan antigen.
Bagian lain dari molekul antibodi tersebut mengandung sekuens satu sama lain.
Daerah-daerah tetap ini pada tiap-tiap molekul dari kelas antibodi mana pun, baik
pada rantai ringan maupun berat, Cl maupun CH. Gugusan tetap ini menentukan
aktivitas biologik tertentu dari molekul tersebut
2.17 Imunoglobulin Secara Rantai Panjang
Imunoglobulin sebagai rantai panjang tiap kelas mempunyai berat
molekul,masa paruh, dan aktivitas biologic yang berbeda.
1. Immunoglobulin G ( IgG )
Merupakan antibodi dominan pada reaksi skunder dan menyusn pertahanan
yang penting melawan bakteri dan virus. IgG merupakan satu- satunya antibody
yang dapat melintasi plasenta. Oleh karena itu merupakan immunoglobulin yang
palinyg di temukan pada bayi yang baru lahir. IgG mempunyai struktur dasar
immunoglobulin yang terdiri dari dua rantai berta H dan dua rantai ringan L. IgG
rantai berat H yang dihubungkan oleh ikatan sulfida, oleh karena itu
imonoglobulin ioni mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik maka
disebut bivalen.
IgG manusia mempunyai koefisien sedimentasi 7 S dengan berat molekul
sekitar 150.000. Pada orang normal IgG merupakan 75% dari seluruh jumlah
immunoglobulin. IgG mempunyai empat subkelas,masing masing mempunyai
perbedaan yang tidak banyak dengan perbandingan jumlah sebagai berikut :
IgG1 dengan jumlah 40-70%
IgG2 dengan jumlah 4-20%
Igg3 dengan jumlah 4-8%
IgG4 dengan jumlah 2-6%
masa paruh IgG adalah 3 minggu kecuali subkelas IgG3 yang hanya mempunyai
masa paruh satu minggu. Kemampuan meningkat komplemen setiap subkelas juga
tidak sama seperti IgG3> IgG1 > igG2 > IgG4.sedangkan IgG4 tidak dapat
mengikat komplemen dari jalur klasik tetapi melalui jalur internal.
2. Immunoglobulin M ( IgGn M )
Antibodi berukuran paling besar mrupakan immunoglobulin yang dproduksi
pada awal respon imunitas primer igN terdapat pada semua permukaan sel B yang
belum aktif dan tersusun atas lima unit L2 ( masing masing hamper sama IgG) dan
satu molekul rantai J (joining) berat molekul 900.000 yang mempunyai total
selurpuluh tempat pengikatan antigen yang identik oleh karena itu disebut
bervalensi 10. Merupakan immunoglobulin yang paling efisien dalam proses
aglutinasi dan reksi antigen – antibody lainya serta penting juga dalam pertahanan
melawan bakteri dan virus. Menunjukan afinitas yang rendah terhadap antigena
dengan determinan tunggal (hapten) IgM merupakan 10% dari seluruh jumlah
immunoglobulin dengan koefisien sedimen 19 S dan berat molekul 850.000-
1000.000. molekul ini mempunyai 12% dari beratnya karbohidrat.
Antibidi IgM adalah antibody yany pertama kali timbul pada respon imun
terhadap antigen dan antibody yangt utama pada golongan darah secara utama.
3. Immunoglobulin A ( IgA )
Immunoglobulin dengan rantai berat Alfa, terdapat pada cairan tubuh dan
permukaan organ sekresi, konsentrasi tinggi pada mukosa saluran pernapasan dan
pencernaan (saluran yang sering terpapar mikroorganisme) dan juga terdapat pada
air mata, kolostrum dan susu ibu. IgA berfungsi sebagai alat pertahanan pertama
terhadap invasi mikroorganisme Merupakan kelas Ig kedua terbanyak dalam serum
dan juga merupakan imunoglubulin utam pda hasil sekresi misalnya susu, saliva
dan air mata serta sekresi traktus respiratorius ,intestinal dan genital.
Fungsi immunoglobulin ini melindumgi membran mukosa dari serangan bakteri
dan virus. Kehadiranya dalam kolostrum dapat membantu system imun bayi yang
baru lahir.membatasi absorbs antigen yang berasal dari makanan. Tiap molekul
IgA (berat molekul 400.000) terdiri dari dua unit H2 L2 dan satu molekul yang
terdiri atas rantai J dan component sekresi.
4. Immunoglobulin D (IgD)
IgD merupakan immunoglobulin yang terendah dalam tubuh dibanding dengan
immunoglobulin lain. Konsentrasi IgD dalam serum kira-kira 3 – 50 µg per mil
serum. Molekul IgD juga terdapat pada membran limphosit B bersama dengan IgM
monomer dan berperan dalam diferensiasi sel B. Aktifitas biologik molekul-
molekul IgE umumnya tidak jelas, tapi kadang-kadang aktifitasnya berhubungan
dengan IgD, contohnya terhadap penicillin, toksin diftei dan autoantibody tertentu.
IgD tidak dapat melewati plasenta dan tidak dapat pada serum tali pusat.
5. Immunoglobulin E (IgE)
Immunoglobulin yang bertanggung jawab terhadap reaksi hipersensifitas,
diantaranya reaksi atopik dan anafilaktik. Biasanya ditemukan dalam jumlah tinggi
pada pasien akibat hipersensitifitas, misalnya: asma, bronchiale, renitis, eksem,
dll. IgE dibentuk secara lambat, berfungsi di luar sirkulasi dalam keadaan aktif
terikat dengan sel khusus, sehingga tak berkeliling mencari antigen, tapi
menunggu antigen datang ke tempat terikat. Satuan dari IgE adalah nanogram/ml.
Mengandung 2 (dua) rantai ringan kapa atau lamda dan 2 (dua) rantai berat
epsilon. Berat molekulnya 190.000 Dalton dan mempunyai empat gugus tetap. IgE
terdapat dalam serum manusia dalam konsentrasi rendah sekali, kira-kira 10 ng/dl-
1. IgE terikat kuat pada mast cell dan setelah bereaksi dengan antigen akan
memacu mast cell untuk mengeluarkan histamine dan heparin.
2.18 Imunoglobulin Secara Rantai Pendek
Antibodi Imun (Immunoglobulin) Adalah antibodi yang terbentuk karena terpapar
antigen tertentu dan bersifat spesifik artinya antibodi ini akan aktif jika ada
antigen yang merangsang pembentukannya sifat fisika-kimianya yang dipakai
untuk mengklasifikasi antibodi sebagai berikut
Kelarutannya dalam garam dan solvens
Mobilitas elektroforesis
Besar molekul
Sedimentasi dalam ultrasentrifus
Jenis antibodi imun menurt hubungan reaksinya dengan antigen
Antitoksin
Aglutinin
Presipitin
Lisin
Opsonin
Antibodi pelindung
Antibodi pengikat komplemen
Ab “Blocking” dan “non-presipitating”
Antibodi Alamiah Adalah antibodi yang terbentuk secara natural berdasarkan
golongan darah. Misalnya:
Golongan darah A mempunyai antibodi B
Golongan darah B mempunyai antibodi A
Golongan darah AB mempunyai antibodi O
Golongan darah O mempunyai antibodi A dan antibodi AB
Antibodi Monoklonal
Adalah antibodi yang spesifik terhadap satu macam epitop. Dalam pembuatan
antibodi monoclonal dapat dilakukan dengan cara in vitro dan in vivo. Secara in
vitro antibodi monoclonal diproduksi dengan cara hibridisasi sel myeloma dan sel
limfa, kemudian di biakan pada mikroplate 9b well dan diinkubasi pada incubator
37 ºC mengandung CO2 5%, sedangkan secara in vivo setelah hibridisasi
dinokulasikan pada ruang peritioned pada mencit, kemudian cairan asites
diisolasikan dan dimurnikan sebagai antibodi monoclonal Tahap pembuatan
antibodi monoclonal
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Imunoglobilin merupakan sekumpulan glikoprotein yang terdapat didalam
serum atau zat cair yang terdapat pada tubuh setiap mamalia yang mempunyai
struktur dasar sama terdiri dari82%-96% polipeptida dan 4-8% karbohidrat.
Adapun klasifikasi immunoglobulin dibagi menjadi dua sub kelas yakni :
Immunoglobulin sebagai rantai panjang dan immunoglobulin sebagai rantai
pendek. Imunoglobulin sebagai rantai panjang dibagi menjadi:
Immunoglobulin A
Immunoglobulin E
Immunoglobulin M
Immunogloblulin D
Immunoglobulin G
Sedangkan sebagai rantai pendeknya antara lain:
Antibodi imun
AntibodiPoliklonal
Antibodi Monoklonal
Antibodi Alamiah
Keimunan badan kita mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup dan
pemakanan kita. Jika badan dibekalkan dengan nutrien yang mencukupi dan sesuai,
sistem imun kita dapat diperkuatkan. Produk berkualiti seperti Phyto Greens, Jus
Aloe Vera, Royal Spora Lingzhi dan Teh Hijau dapat meningkatkan daya
ketahanan badan kita. Kita dikelilingi oleh virus dan bakteri, oleh itu, adalah amat
penting untuk memastikan sistem imun kita berfungsi dengan baik supaya dapat
mempertahankan badan dan melawan dari berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penulisan makalah
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian protein
2. Protein sebagai bahan pembangun tubuh
3. Fungsi protein bagi tubuh manusia
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR FUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sampai batas usia tertentu, tubuh manusia akan mengalami
pertumbuhan, yaitu bertambah tinggi dan besar. Hal
tersebut disebabkan adanya proses pembelahan sel yang
menghasilkan sel baru sehingga sel-sel tubuh bertambah
banyak. Mungkin kita tidak menyadari atau merasakan
bahwa tubuh kita yang dulunya pendek dan kecil sekarang
bertambah tinggi dan besar. Hal ini terjadi karena setiap
hari kita menyantap makanan yang cukup gizi terutama
makanan yang mengandung protein. Oleh karena itu
protein disebut zat pembangun, karena protein berperan
dalam pertumbuhan. Selain itu, sel-sel tubuh kita juga dapat
rusak atau tua sehingga perlu diganti oleh sel-sel yang baru.
Untuk mengganti sel-sel juga diperlukan zat pembangun,
yaitu protein.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Protein
Berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang berarti yang
pertama atau yang terpenting. Protein terdapat dalam
semua sel hidup, merupakan molekul organik
terbanyak dalam suatu sel hidup 40 ± 70 %. Protein
merupakan zat yang paling utama pada kulit, otot,urat,
syaraf, darah, enzim, anti bodi dan hormon. Protein adalah
salah satu polimer alam yang disusun oleh asam amino
(amino acids) melalui ikatan peptida. Molekul protein single
terdiri dari ratusan ± ribuan unit asam amino, yang disusun
oleh 20 jenis asam amino. Protein merupakan komponen
utama dalam daging. Setiap gram protein menghasilkan
energi (4kcal/gram). Pada keadaan starvasi(starvation) dan
diet rendah karbohidrat , protein merupakan sumber energy
yang terakhir yang akan digunakan.
1. protein sebagai bahan pembangun tubuh
Protein dibentuk oleh berbagai macam asam amino. 20
asam amino diperlukan untuk membentuk protein-protein
dalam tubuh manusia. 10 asam amino di antaranya tidak
dapat dibuat di dalam tubuh manusia, sehingga diperoleh
dari makanan yang mengandung protein. Karena sangat
penting bagi tubuh, maka 10 asam amino tersebut
disebut asam amino esensial. Asam amino yang lain
dapat dibentuk oleh tubuh. Asam amino ini disebut asam
amino non-esensial. Setelah melalui proses
pencernaan, protein diserap oleh usus halus dalam bentuk
asam amino.
Protein yang kita makan dapat berasal dari hewan (protein
hewani) dan dari tumbuhan (protein nabati). Bahan
makanan yang mengandung protein hewani antara lain
daging, ikan, telur, susu, dan keju. Bahan makanan yang
mengandung protein nabati adalah kacang kedelai (tempe,
tahu), kacang hijau, dan kacang-kacangan lainnya. Kacang
kedelai merupakan salah satu sumber protein yang terbaik.
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
1. Protein berperan dalam fungsi struktural atau
mekanis, misal protein yangmembentuk batang
dan sendisitoskeletonProtein juga terlibat dalam
sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi,
misalTrombin4.Protein sebagai sistem pengendali
dalam bentuk hormon, misal insulin,
hormontumbuh (auksin),
2. Protein sebagai komponen penyimpanan/
nutrient, misal kasein(susu),ovalgumin
(telur),gliadin (gandum) dan transportasi hara di
tumbuhan
3. Protein sebagai salah satu sumber gizi dan
berperan sebagai sumber asam
amino bagiorganismeyang tidak mampu
membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
4. dalam setiap sel yang hidup, protein merupakan
bagianyang sangat penting. Padasebagian besar
jaringan tubuh, protein merupakan komponen
terbesar setelah air.
5. Sebagai zat pembangun, protein merupakan
bahan pembentuk jaringan-jaringan baruyang
selalu terjadi dalam tubuh dan mempertahankan
jaringan yang telah ada.
1. SARAN
Dengan selesainya makalah ini dengan mata kuliah ”GIZI
DAN KESEHATAN judul makalah PROTEIN SEBAGAI ZAT
PEMBANGUN” yang penulis merasa belum sempunah
harap saran dan kritikan bagi setiap pembaca agar adanya
kesempurnaan dalam makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem pertahanan tubuh merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang
berperan dalam resistensi terhadap bahan atau zat yang masuk kedalam tubuh. Jika
bakteri patogen berhasil menembus garis pertahanan pertama, tubuh melawan dengan
reaksi radang (inflamasi) atau reaksi imun yang spesifik. Reaksi yang dikoordinasikan
sel-sel dan molekul terhadap banda asing yang masuk kedalam tubuh disebut respon
imun. Sistem imun ini sangat diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya
terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan atau zat dari lingkungan
hidup. Untuk melawan benda asing, tubuh memiliki sistem pertahanan yang kuat
dengan menjaga keoptimalan kerjanya melalui asupan gizi yang berimbang.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan Gizi ?
Apa fungsi Gizi bagi tubuh ?
Bagaimana pengelompokan zat Gizi ?
Apa pengertian Gizi seimbang ?
Apa yang dimaksud dengan Sistem Imun ?
Apa fungsi Sistem Imun bagi tubuh ?
Bagaimana klasifikasi Sistem Imun dalam tubuh ?
Bagaimana hubungan Gizi dan Sistem Imun ?
C. TUJUAN
Menjelaskan apa itu Gizi.
Menjelaskan fungsi Gizi bagi tubuh.
Menjelaskan pengelompokan zat Gizi.
Menjelaskan pengertian Gizi seimbang.
Menjelaskan apa itu Sistem Imun.
Menjelaskan fungsi Sistem Imun bagi tubuh.
Menjelaskan pengklasifikasian Sistem Imun dalam tubuh.
Menjelaskan bagaimana hubungan Gizi dan Sistem Imun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. GIZI
Secara etimologi, kata gizi berasal dari bahasa Arab yaitu ghidza, yang
berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca ghizi.
Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energi.
2. Mikronutrien
a. Mineral: Kalsium, Fosfor, Natrium, Kalium, Sulfur, Klor, Magnesium, Zat besi,
Selenium, Seng, Mangan, Tembaga, Kobalt, Iodium, Krom, Fluor, Timah, Nikel, Silikon,
Arsen, Boron, Vanadium, Molibden.
b. Vitamin: Vitamin A (retinol), vitamin D (kolekalsiferol), vitamin E (tokoferol), vitamin
K, Tiamin, Riboflavin, Niasin, Biotin, Folasin, Vitamin B6, Vitamin B12, Asam
pantotenat dan Vitamin C.
c. Air
Pengertian gizi seimbang
Gizi seimbang adalah pola makan teratur dan proporsiseimbang antar zat gizi yang
diperoleh dari aneka ragam makanan tersebut dalam memenuhi kebutuhan zat gizi
untuk hidup sehat, cerdas dan produktif.
Bahan makanan dikelompokan berdasarkan fungsi utama zat gizi, yang dikenal dengan istilah Tri
Guna Makanan, yaitu :
1. Sumber zat tenaga (padi-padian, umbi-umbian, dan tepung-tepungan)
2. Sumber zat pengatur (sayur dan buah-buahan)
3. Sumber zat pembangun (kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil pengolahannya)
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa yang berada pada tingkat yang paling bawah
merupakan bahan makanan yang proporsinya paling banyak dibandingkan dengan baham makanan
yang lain.
B. SISTEM IMUN
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus
yang menyebabkan penyakit, dapat berkembang dalam tubuh. Kekuatan dari aktivasi kekebalan
tubuh ini dipengaruhi juga oleh asupan gizi yang diterima oleh tubuh. Sistem kekebalan juga
memberikan pengawasan terhadap sel tumor dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan
meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
Fungsi Sistem Imun
Sistem imun memiliki 3 peran atau fungsi dalam metabolisme tubuh yaitu :
1. Pertahanan, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-sel imun yang bertugas
untuk pertahanan ini mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan baik, maka tubuh akan mudah
terserang penyakit.
2. Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari komponen cairan tubuh.
3. Penjagaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuan untuk memantau seluruh bagian tubuh. Jika ada
sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel tersebut akan dihancurkan.
a. Pembuluh Limfa
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa. Pembuluh limfa berfungsi untuk
mengangkut cairan kembali ke peredaran darah dalam peredaran terbuka. Limfa dari jaringan tubuh akan
masuk ke kapiler limfa, kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa lainnya untuk membentuk
pembuluh limfa yang lebih besar. Pembuluh limfa akan berpusat pada pembuluh limfa dada. Aliran limfa
dalam pembuluh limfa dipengaruhi oleh kontraksi otot rangka. Disepanjang pembuluh limfa terdapat buku
limfa yang berbentuk seperti bulatan kecil.
Semua cairan limfa yang berasal dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan kanan yang
terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dokster). Pembuluh limfa ini bermuara
pada pembuluh balik vena dibawah tulang selangka kanan. Cairan yang berasal dari bagian selain yang
bermuara di pembuluh limfa kanan bermuara pada pembuluh limfa dada (duktus torksikus) yang bermuara di
tulang selangka kiri.
b. Organ-Organ Limfoid
Organ-organ limfoid mencakup :
1) Sumsum merah
Sumsum merah mencakup jaringan yang menghasilkan limfosit. Saat dilepaskan dari sumsum merah, sel-sel
limfoid masih identik. Perkembangan berikutnya akan menjadi sel B dan sel T (tergantung dari tempat
pematangannya). Sel B menalami pematangan di Sumsum merah sedangakn sel T mengalami pematangan di
Timus. Kedua jenis limfosit tersebut bersirkulasi di seluruh tubuh dan limfa, kemudian terkonsentrasi dalam
limpa, nodus limpa dan jaringan limfatik.
2) Nodus Limfa
Nodus limfa diselubungi oleh jaringan ikat longgar yang membagi nodus menjadi nodulus-nodulus. Tiap
nodulus mengandung ruang-ruang (sinus) yang berisi limfosit dan makrofag. Saat cairan limfa melewati sinus
maka makrofag akan memakan bakteri dan mikroorganisme lain yang terbawa. Jadi, Fungsi nodus limfa
adalah menyaring mikroorganisme yang ada dalam limfa. Nodus Limfa dapat bersifat tunggal maupun
berkelompok.
3) Limpa
Limpa adalah organel limfoid terbesar. Limpa mempunyai dua fungsi, yaitu membuang antigen yang terdapat
dalam darah serta menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.
4) Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Timus mengsekresikan hormon timopoietin
yang menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda dengan organ yang lain karena hanya berfungsi
untuk tempat pematangan limfoid. Selain itu timus merupakan satu-satunya organ limfoid yang memerangi
antigen secara langsung.
5) Tosil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sederhana yang berfungsi melawan infeksi pada saluran pernafasan
bagian atas dan faring. Tonsil pada manusia mencakup adenoid, tonsil saluran, palatin dan lidah
1) Perlindungan permukaan
Kulit dan membran mukosa merupakan lapisan pertama tubuh. Apabila mikroba yang menghasilkan lendir
akan menjerat mikroba tersebut dan menetralisirnya.
b. Kekebalan Adaftif
Sistem kekebalan adaftif diaktifkan oleh sistem kekebalan bawaan. Kekebalan adaptif mampu mengenali dan
mengingat patogen spesifik sehingga dapat bersiap bila infeksi patogen yang sama terjadi dikemudian hari.
Contoh sistem kekebaln adaptif yang penting adalah limfosit.
1) Limfosit
Seperti yang telah dijelaskan dalam sistem limfatik, limfosit akan berkembang menjadi dua jenis sel, yaitu sel
B dan sel T.
Sel T umumnya bekerja melawan antigen sel ekariotik, misalnya jamur atau sel hasil tranplantasi. Sel T juga
dapat menghancurkan sel tubuh yang terinfeksi virus atau patogen lainnya dan dapat membunuh sel kanker.
Sel B bekerja melawan antigen berupa bakteri dan racun bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
Jika ada protein asing (antigen) masuk ke dalam tubuh, sel B yang telah terspesialisasi akan menghasilkan
protein yang disebut dengan antibodi.
Antibodi merupakan protein plasma yang dihasilkan oleh limfosit B. Antibodi disebut juga
dengan imunioglobulin (Ig) karena memiliki protein darah gammaglobulin. Antibodi dihasilkan oleh individu
bila ada rangsangan antigen. Ada tiga jenis antigen, yaitu :
a)Heteroantigen, merupakan antigen yang berasal dari spesies lain.
b)Isoantigen, merupakan antigen dari spesiaes yang sama tetapi struktur genetikanya berbeda.
c)Autoantigen, merupakan antigen yng berasal dari tubuh itu sendiri dan menyebabkan pembentukan
antibodi tubuh juga.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem kekebalan tubuh kita mempunyai hubungan kuat dengan cara hidup dan asupan
gizi kita. Jika tubuh dilengkapi dengan nutrisi yang mencukupi dan sesuai, sistem imun
kita dapat diperkuatkan dan bekerja secara optimal. Sistem imun kita berfungsi dengan
baik supaya dapat mempertahankan tubuh dan melawan dari berbagai penyakit dengan
memperhatikan dan mempertahankan status gizi dalam tubuh agar tetap seimbang dan
optimal.
B. SARAN
Agar sistem imun dapat menjalankan fungsinya dengan optimal maka kita harus :
Menjaga pola hidup yang sehat
Memperhatikan setiap makanan yang akan dikonsumsi
Memelihara lingkungan yang bersih
Daftar Isi
@Definisi Gizi, Ilmu Gizi, serta Fungsi dari Gizi _ Muslim Dentist - Dentist can help
and pray for your teeth
Antibodi, juga disebut immunoglobulin adalah protein pelindung yang diproduksi oleh sistem
kekebalan tubuh dalam menanggapi kehadiran zat asing, yang disebut antigen. Antibodi
mengenali dan menghalangi antigen dan menghapusnya dari tubuh. Berbagai macam zat yang
dianggap oleh tubuh sebagai antigen, termasuk organisme penyebab penyakit dan bahan beracun
seperti racun serangga.
Ketika zat asing memasuki tubuh, sistem kekebalan tubuh dapat mengenalinya sebagai zat asing
karena molekul pada permukaan antigen berbeda dari yang ditemukan dalam tubuh. Untuk
menghilangkan penyerbu, sistem kekebalan memanggil sejumlah mekanisme, termasuk salah
satu produksi yang paling penting adalah antibodi. Antibodi diproduksi oleh sel-sel darah putih
khusus yang disebut limfosit B (atau sel B). Ketika antigen berikatan dengan permukaan sel-B,
merangsang sel B untuk membagi dan tumbuh menjadi sekelompok sel yang identik disebut
klon. Sel-sel B matang, disebut sel plasma, mengeluarkan jutaan antibodi ke dalam aliran darah
dan sistem limfatik.
Kekebalan tubuh spesifik merupakan sistem kekebalan terhadap berbagai macam benda asing
yang membahayakan bagi tubuh yang bersifat selektif, bereaksi tidak sama terhadap benda asing
yang masuk dan mempuyai kemampua mengingat infeksi yang pernah terjadi sebelumnya.
b) Sel limfosit B bereplikasi dengan cepat menghasilkan sejumlah besar sel yang disebut sel
B plasma.
c) Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang bersifat spesifik terhadap satu jenis antigen
dan melepaskannya ke dalam sistem sirkulasi tubuh.
d) Selain menghasilkan sel B plasma, sel limfosit B menghasilkan sel B memori dan sel B
pembelah. Sel B memori dapat hidup untuk jangka waktu lama. Apabila terjadi feksi untuk
kedua kalinya sel B memori akan bereaksi lebih cepat dan lebih giat dibanding sel B lainnya.
sedangkan sel B pembelah berfungsi menghasilkan banyal lagi sel-sel limfosit.
Apabila infeksi telah berakhir, sel limfosit B mati dan respon imun yang yang dihasilkan disebut
sebagai respon imun primer. Dan apabila terjadi infeksi yang kedua oleh patogen yang sama,
maka sel B akan membelah dengan cepat dan melindungi tubuh dari serangan penyakit, respon
ini disebut respon imun sekunder. Perlu diingat bahwa sel-sel lmfosit telah matang sebelum
bertemu dengan antigen.