Anda di halaman 1dari 21

REVIEW : EFEK BEBERAPA FAKTOR

TERHADAP PRODUKSI ENZIM


FERMENTASI OLEH FUNGI

by : Victor Y. Laoli / 1720612001


PENGANTAR
PENGANTAR

 Enzim adalah biomolekul yang diproduksi oleh sel hidup yang


berperan dalam berlangsungnya reaksi biokimia baik di dalam sel
maupun di luar sel
 Pada artikel ini akan menekankan pentingnya peranan beberapa faktor
yang mempengaruhi proses fermentasi oleh fungi

 Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:


1. Kebutuhan nutrisi
2. Temperatur
3. pH
4. Tekanan mekanis
5. Aerasi
KEBUTUHAN NUTRISI
KEBUTUHAN NUTRISI

 Zat-zat nutrien dan elemen yang dibutuhkan dalam kultivasi fungi yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan formasi produk yang dihasilkan:
1. Oksigen
2. Hidrogen
3. Mineral makro (C, N, P, K)
4. Mineral mikro (S, Mg, Fe, Zn, Cu)

 Sel fungi membutuhkan komponen berkarbon sebagai sumber karbon dalam mempertahankan dan
mengembangkan pertumbuhan tubuhnya selama fase dinamis

 Clado et al. (2002) melakukan studi terhadap produksi enzim kitinase oleh fungi Saccharomyces
cerevisiae, di mana penambahan glukosa (2%) sebagai sumber karbon dapat memproduksi lebih
banyak kitinase. Akan tetapi hasil yang lebih maksimal diperoleh dari medium yang lebih kompleks
dengan sumber karbon berupa galaktosa (2%)
KEBUTUHAN NUTRISI

 Tidak selamanya penambahan sumber karbon dari molekul gula memberikan efek positif bagi
pertumbuhan fungi, hal yang harus dipertimbangkan adalah level optimum atau konsentrasi
pemberian pada medium

 Konsentrasi glukosa dari 1- 10g l-1 merupakan range yang direkomendasikan untuk aktivitas lipase
yang optimal oleh Rhizopus arrhizus
 Aspergillus carneus dengan medium glukosa pada 0,8% (w/v) merupakan dosis optimal untuk
produksi lipase

 Elibor dan Ozer (2000) merekomendasikan range konsentrasi glukosa yang lebih kecil untuk
produksi lipase yaitu sebesar 1 dan 2,5 g/L, penambahan konsentrasi di atas nilai tersebut dapat
menekan produksi enzim lipase
KEBUTUHAN NUTRISI
TEMPERATUR
TEMPERATUR

 Kultivasi fungi sangat dipengaruhi oleh temperatur, apabila berada di atas ambang batas toleransi
dapat menyebabkan rendahnya pertumbuhan dan sebaliknya apabila berada pada temperatur yang
suitable dapat berdampak pada hasil yang optimal

 Ada 3 mode dalam mengatur temperatur selama kultivasi fungi berlangsung yaitu:
1. Konstan/single
2. Dua tahap/two stage
3. Oskilatori
 Perubahan temperatur dapat mempengaruhi:
1. Konsentrasi produksi enzim fungi
2. Laju pertumbuhan
3. Laju fermentasi
4. Viabilitas
5. Panjang fase lag
6. Fungsi membran
TEMPERATUR

 Komparasi dalam strategi pengaturan temperatur fermentasi single (30oC), two stage dan oskilatori
tidak mempengaruhi produksi biomassa dan biosintesis enzim elastase oleh Bacillus sp. EL 31410

 Sener dan Cabas (2007) melakukan kajian terhadap pengaruh temperatur 18 dan 25 oC Zymoflore VL1
dan Saccharomyces cerevisiae, tidak menemukan fase lag selama pertumbuhan kedua sel ragi
tersebut
 Hal yang lebih menarik, pada keadaan temperatur yang tidak tetap pada suhu 33 oC pada 24 jam
pertama kemudian diturunkan pada suhu 27 oC dapat mempersingkat proses fermentasi dari 96 jam
menjadi 76 jam
pH
pH

 pH 5,5 merupakan nilai optimal dalam memproduksi β-glukosidase (16,6 U ml -1 min-1) oleh
Trichoderma viridae

 Fusarium globulosum yang memproduksi lipase pada pH netral (7) walaupun dia tetap dapat
memproduksi enzim dengan range pH 3 - 10
 Krik et al. (1978) melakukan studi pada Phanerochaete chrysosporium yang memproduksi
manganase peroksidase dapat merubah pH medium dari 4,5 – 6,0 menjadi 5,0

 Aktivitas amilase maksimum pada beberapa fungi yaitu:


A. Aspergillus oryzae pH 7,0-7,5
B. Aspergillus fumigatus pH 6,0
C. Aspergillus flavus pH 8,0
D. Aspergillus niger pH 3,0-7,0
E. Aspergillus ochraceus pH 5,0
pH
pH

 Komparasi dalam strategi pengaturan temperatur fermentasi single (30oC), two stage dan oskilatori
tidak mempengaruhi produksi biomassa dan biosintesis enzim elastase oleh Bacillus sp. EL 31410

 Sener dan Cabas (2007) melakukan kajian terhadap pengaruh temperatur 18 dan 25 oC Zymoflore VL1
dan Saccharomyces cerevisiae, tidak menemukan fase lag selama pertumbuhan kedua sel ragi
tersebut
 Hal yang lebih menarik, pada keadaan temperatur yang tidak tetap pada suhu 33 oC pada 24 jam
pertama kemudian diturunkan pada suhu 27 oC dapat mempersingkat proses fermentasi dari 96 jam
menjadi 76 jam
EFEK MEKANIS & TRANSFER
OKSIGEN
OKSIGEN

 Efek kecepatan agitasi (550 – 1100 rpm) pada Aspergillus oryzae dalam kemostat (5,3 L) dapat
merubah morfologi fungi

 Penambahan intensitas pengaduk (impeller) terhadap biomassa dan morfologi fungi sangat kecil
pengaruhnya
 Perubahan morfologi fungi dapat diasosiasikan dengan jenis pengaduk seperti turbin Rushton, input
daya, diameter, tinggi bilah dan sudut kemiringan bilah pengaduk

 Transfer oksigen pada produksi lipase oleh Rhizopus arrhizus memperhatikan oleh dua hal yaitu:
1. Pengontrolan konsentrasi oksigen
2. Pengontrolan laju aerasi

 Secara keseluruhan efek kecepatan agitasi lebih kuat pengaruhnya terhadap produktivitas enzim
dibandingkan aerasi
OKSIGEN

Fermentor
KESIMPULAN
KESIMPULAN

A. Fungi dipertimbangkan sebagai sumber enzim untuk memenuhi kebutuhan industri karena
kemampuannya dalam memproduksi enzim ekstraseluler yang baik
B. Selama proses fermentasi berlangsung di mana pembentukan enzim membutuhkan karbon, nitrogen,
ion metal dengan kuantitas makro dan mikro

C. Kebutuhan oksigen melalui suplai gas oksigen harus diperhatikan untuk pertumbuhan fungi aerobik

D. Tingkat pH dan temperatur dapat disesuaikan untuk mendapatkan hasil yang optimal

E. Pencampuran secara mekanis dalam fermentor harus diperhatikan untuk menghindari kerusakan sel
fungi
F. Kecepatan agitasi dan jenis pengaduk harus diseleksi agar tidak mempengaruhi proses fermentasi
yang dapat menyebabkan turunnya produksi enzim
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai