Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN I

I. Judul : Metode Netralisasi ( Acidimetri )

II. Tujuan : Untuk menentukan konsentrasi H2SO4

III. Landasan teori


Asidimetri adalah analisis volumetrik yang menggunakan larutan
baku asam untuk menentukan jumlah basa yang ada.(Daintith, 1997).
Pada prinsipnya asidimetri adalah analisa titrimetri yang
menggunakan asam kuat sebagaititrannya dan sebagai analitnya adalah basa
atau senyawa yang bersifat basa, ataupun pengukuran dengan asam ( yang
diukur jumlah basa atau garamnya )
Terdapat dua macam larutan standar yaitu larutan standar primer dan
larutan standar sekunder. Larutan standar dalam titrasi memegang peranan
yang amat penting, hal ini disebabkan larutan ini telah diketahui konsentrasi
secara pasti (artinya konsentrasi larutan standar adalah tepat dan akurat).
Larutan standar merupakan istilah kimia yang menunjukkan bahwa suatu
larutan telah diketahui konsentrasinya. Terdapat dua macam larutan standar
yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar
primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara
menimbang.
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang
dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana
penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui
konsentrasinya secara tepat.  Pengukuran volume dalam titrasi memegang
peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak
orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri.
Larutan yang dipergunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan di dalam buret dan larutan ini disebut
sebagai larutan standar atau titran atau titrator, sedangkan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan di Erlenmeyer dan larutan ini disebut
sebagai analit.
Titran ditambahkan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara equivalen dengan analit, artinya
semua titran habis bereaksi dengan analit keadaan ini disebut sebagai titik
equivalen. Mungkin kamu bertanya apabila kita menggunakan dua buah
larutan yang tidak bewarna seperti H2SO4 dan NaOH dalam titrasi,
bagaimana kita bisa menentukan titik equivalent?. Titik equivalent dapat
ditentukan dengan berbagai macam cara, cara yang umum adalah dengan
menggunakan indicator. Indikator akan berubah warna dengan adanya
penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat
langsung menghentikan proses titrasi.
Larutan yang dipergunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan di dalam buret dan larutan ini disebut
sebagai larutan standar atau titran atau titrator, sedangkan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan di Erlenmeyer dan larutan ini disebut
sebagai analit.
Titran ditambahkan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara equivalen dengan analit, artinya
semua titran habis bereaksi dengan analit keadaan ini disebut sebagai titik
equivalen. Mungkin kamu bertanya apabila kita menggunakan dua buah
larutan yang tidak bewarna seperti H2SO4 dan NaOH dalam titrasi,
bagaimana kita bisa menentukan titik equivalent?. Titik equivalent dapat
ditentukan dengan berbagai macam cara, cara yang umum adalah dengan
menggunakan indicator. Indikator akan berubah warna dengan adanya
penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat
langsung menghentikan proses titrasi.
Sebagai contoh titrasi H2SO4 dengan NaOH digunakan indicator
fenolpthalein (pp). Bila semua larutan H2SO4 telah habis bereaksi dengan
NaOH maka adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan
berubah warna menjadi merah mudah. Bila telah terjadi hal yang demikian
maka titrasi pun kita hentikan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan
adanya berubahan warna indicator disebut sebagai titik akhit titrasi. Titrasi
yang bagus memiliki titik equivalent yang berdekatan dengan titik akhir
titrasi dan kalau bisa sama.
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus:
V.N titran = V.N analit
Dimana V adalah volume dan N adalah normalitas. Kita tidak
menggunakan molaritas (M) disebabkan dalam keadaan reaksi yang telah
berjalan sempurna (reagen sama-sama habis bereaksi) yang sama adalah
mol-equivalen bukan mol. Mol-equivalen dihasilkan dari perkalian
normalitas dengan volume. Tidak semua zat bisa ditentukan dengan cara
titrasi akan tetapi kita harus memperhatikan syarat-syarat titrasi untuk
mengetahui zat apa saja yang dapat ditentukan dengan metode titrasi untuk
berbagai jenis titrasi yang ada. Mengenal berbagai macam peralatan yang
dipergunakan dalam titrasipun sangat berguna agar kita mahir melakukan
teknik titrasi.
IV. Alat dan Bahan
A. Alat yang digunakan
1) Buret 25 ml
2) Erlenmeyer 250 ml
3) Gelas kimia 50 ml
4) Klem dan statif
5) Labu ukur 250 dan 500 ml
6) Pipet volumetrik 10 ml
7) Timbangan analitik
8) Timbangan digital

B. Bahan yang digunakan


1) Aquadest
2) H2SO4 ( asam sulfat )
3) Indikator metil merah
4) Na2CO3 ( natrium karbonat )
V. Pemerian Bahan
1. Aquadest ( FI edisi III halaman 96 )
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Sinonim : Air suling
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Zat tambahan

2. H2SO4 ( FI edisi V halaman 165 )


Nama resmi : SULFURIC ACID
Sinonim : Asam sulfat
Pemerian : Cairan jernih seperti minyak ; tidak berwarna ; bau
sangat tajam dan korosif ; bobot jenis lebih kurang
1,84
Kelarutan : Bercampur dengan air dan etanol, dengan
menimbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Zat tambahan

3. Indikator metil merah


Nama resmi : METHYL RED
Sinonim : Metil merah
Pemerian : Zat warna azo, berbentuk bubuk kristal berwarna
merah gelap
Kelarutan : Larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Sebagai indicator
4. Na2CO3 ( FI edisi III halaman 400 )
Nama resmi : NATRII CARBONAS
Sinonim : Natrium karbonat
Pemerian : Hablur atau tidak berwarna atau serbuk putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan
VI. Prosedur Kerja

A. Perhitungan pembuatan reagen

1. Na2CO3 0,1 N 250 ml

Gram 1000

N = x x valensi
Mr Vol

gram 1000
0,1 = x x2
106 250

0,1 x 106 x 250 = gram x 1000 x 2

g = 2650
2000
g = 1,32 gram

2. H2SO4 0,1 N 500 mL

P × %×1000
N=
Be
96
1,84 ×
100× 1000
N=
98
2
N = 36,05 N

V1 x N1 = V2 x N2

500 x 0,1 = V2 x 36,05

V2 = 1,38 mL

3. Indikator metil merah


g
% = x 100%
v
g
0,1 % = x 100%
50
g = 0,05 %
B. Pembuatan reagen

1. Prosedur pembuatan Na2CO3 0,1 N 250 ml

a. Ditimbang seksama 1,3242 g Natrium karbonat anhidrat

b. Dimasukkan dalam gelas kimia 250 ml

c. Ditambahkan kira-kira 100 ml aquadest, diaduk hingga homogen

d. Dimasukkan larutan dalam labu ukur 250 ml

e. Dicukupkan volumenya menggunakan aquadest hingga tanda

batas

f. Dikocok homogen dan diberi etiket

2. Prosedur pembuatan H2SO4 0,1 N 500 ml

a. Dipipet sejumlah 1,4 ml asam sulfat pekat

b. Dimasukkan dalam labu tentukur 500 ml yang telah berisi 2/3

aquadest

c. Dicukupkan volumenya hingga tanda batas

d. Dikocok hingga homogen, dan diberi etiket

3. Prosedur pembuatan Metil merah 0,1% 50 ml

a. Ditimbang 0,5 g metil merah

b. Dimasukkan dalam gelas kimia

c. Dilarutkan dengan alcohol 70%

d. Dimasukkan dalam labu temtukur 50 ml


e. Dicukupkan volumenya hingga tanda batas, dikocok homogen,

dan diberi etiket

VII.Data Penimbangan

A. Penimbangan Na2CO3 0,1 N 250 ml

BK + BS = 1,7030 gram

BK = 0,3788 gram _

BS = 1,3242 gram

Konsentrasi Na2CO3 secara praktikan

Gram 1000
N= x x Valensi
Mr Vol

1,3242 1000
= x x2
106 250

= 0,0999 ek/L

B. Table pembakuan H2SO4 0,1 N

Erlenmeyer Volume Na2CO3 Volume H2SO4 Perubahan warna


I 10 ml 11,70 ml Pink muda
II 10 ml 11,40 ml Orange
III 10 ml 11,05 ml Kuning pucat
x 10 ml 11,38 ml

Pada saat TAT Ek Na2CO3 ~ Ek H2SO4


Ek Na2CO3 = Ek H2SO4
N H2SO4 = N. Na2CO3 x V. Na2CO3
V. H2SO4
= 0,0999 ek/l x 10 ml
11,38 ml
= 0,0877 ek/l

VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita akan melakukan titrasi asidimetri,
tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui konsentrasi larutan
H2SO4 dengan larutan baku Na2CO3 dengan cara asidimetri.

Praktikum dimulai dengan mempersiapkan Praktikum dimulai


dengan mempersiapkan perlengkapan keamanan seperti jas lab, masker,
dan sarung tangan. Kemudian dilanjutkan dengan menyiapkan alat serta
bahan seperti : Buret, Pipet tetes, Pipet volume , Erlenmeyer, Kertas
perkamen, Batang pengaduk, Labu ukur, Aquadest, H 2SO4 dan larutan
Na2CO3 (basa) ditetesi indikator metil merah, lalu menjadi warna kuning,
setelah titrasi menjadi merah muda yang menunjukkan larutan telah
bersifat asam.

Sebelum melakukan pembakuan larutan, sebelum itu dilakukan


pengenceran H2SO4 terlebih dahulu dengan melarutkan H2SO4 sebanyak
1,4 ml kedalam aquadest yangtelah terisi didalam labu tentukur bervolume
500 ml, yang telah terisi 2/3 aquadest, setelah itu dicukupkan volumenya
hingga tanda batas lalu dihomogenkan. Setelah dilarutkan langkah
selanjutnya adalah dilakukan penimbangan sampel Na2CO3, timbang
sampel secara seksama dengan 2 kali penimbangan.

Setelah didapatkan hasil penimbangan Na2CO3 yang sesuai yaitu


1,3242 gram, lalu masukan sampel kedalam kedalam Erlenmeyer dan
larutkan dengan aquadest setelah itu tetesi dengan indikator metil merah 2-
3 tetes. Lakukan titrasi dengan H2SO4 sambil digoyangkan Erlenmeyer,
saat titrasi berlangsung simpan kertas putih dibawah Erlenmeyer agar
perubahan warna dapat dilihat dengan baik. Lakukan titrasi sampai
berwarna pink ke orange-orangean, kemudian catat volume titran yang
habis terpakai. Lakukan pembakuan tripolo.
Dari hasil percobaan tersebut disimpulkan titik akhir titrasi
berwarna merah jambu pada proses titrasi H2SO4 dipengaruhi oleh reaksi
antara sampel asam kromat dengan titran, digunakannya larutan titran
H2SO4 sebagai pemberi suasana asam, sehingga menjadikan larutan yang
ada didalam Erlenmeyer menjadi netral dan terjadilah reaksi netralisasi.
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan pada praktikum kali ini, maka
dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan H2SO4 yaitu sebesar 0,0877
ek/l
DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI – Press: Jakarta

Day, R.A dan Underwood, A.L. 1998. Anilisa Kimia Kuantitafif. Erlangga:
Jakarta

http://kimiaanalisa.web.id/apa-itu-titrasi/

http://hikaride.blogspot.co.id/2013/12/laporan-titrasi-asidimetri.html

Anda mungkin juga menyukai