Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KIMIA KLINIK

Hyperglobulinemia

Disusun oleh :
EVIVANA PRANICA MURTI
PERTIWI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA
PRODI D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan apapun.

Makalah ilmiah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang hyperglobulinemia ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 27 April 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB 1
Latar Belakang.........................................................................................................................1
Identifikasi Masalah.................................................................................................................1
Tujuan ......................................................................................................................................1
Manfaat.................................................................................................................................... 1
BAB 2
Definisi Hyperglobulinemia.....................................................................................................2
Gejala Hyperglobulinemia...................................................................................................... 4
Diagnosa Hyperglobulinemia...................................................................................................5
BAB 3
Kesimpulan...............................................................................................................................6
Saran.........................................................................................................................................6

iii
1
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan laboratorium merupakan salah satu penunjang dalam penegakan diagnosa
penyakit dan memantau perkembangan pengobatan terhadap suatu jenis penyakit tertentu. Di
dalam pemeriksaan laboratorium akan diketahui jenis inflasi dari pasien sesuai dengan
pemeriksaan yang dilakukan. Sampel untuk pemeriksaan laboratorium bermacam-macam,
tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Salah satu sampel yang biasa
digunakan dalam pemeriksaan laboratorium adalah sampel darah. Di dalam darah terdapat 2
komponen darah yakni plasma darah dan sel darah. Dalam plasma darah darah mengandung
protein, dan protein yang paling banyak adalah albumin dan globulin yang berfungsi sebagai
pembawa hormon sterois, lipid, dan fibrinogen. Kenaikan jumlah globulin dapat menjadi
pertanda sedang adanya inflamsi. Dan penurunan nilai globulin dapat menjadi pertanda
nephrosis, anemia hemolitik akut, disfungsi hati dll.

1.2 Identifikasi masalah


- Apa yang dimaksud hyperglobulinemia ?
- Apa gejala dan diagnosa seseorang yang mengalami hyperglobulinemia?
- Apa saja tipe dari globulin?
1.3 Tujuan
- Untuk mempelajari tentang hyperglobulinemia yang merupakan faktor penunjang dari
pemeriksaan laboratorium untuk penegakan suatu diagnosis.
1.4 Manfaat
- Dapat mengetahui dan memahami lebih dalam tentang hyperglobulinemia.

1
iv
2 2
BAB
Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi Hyperglobulinemia


Hyperglobulinemia adalah meningkatnya kadar globulin dalam sirkulasi plasma darah. Darah
terdiri dari beberapa yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih ( leukosit), platelet dan
plasma. Plasma menyumbang lebih dari setengah volume darah, yang terdiri dari komponen
air dan mengandung elektrolit dan protein terlarut. Kebanyakan dari protein plasma disintesis
di hati dan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.
Contohnya seperti :
- Albumin : Yang merupakan protein paling banyak dan sintesis di hati. Karena
komposisi albumin sangat banyak, albumin berkontribusi trhadap tekanan osmotik darah
dan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan cairan antara darah dan cairan
interstisial. Jika tekanan osmotik darah menurun cairan bergerak dari darah ke ruang
interstisial, dan menghasilkan edema dan juga dapat menurunkan volume darah dan pada
kasus parah dapat menurunkan tekanan darah. Ketika tekanan osmotik darah meningkat,
cairan bergerak dari ruang interfesial ke dalam darah dan meningkatkan volume darah yang
mengakibatkan peningkatan tekanan dan mengurangi jumlah air yang tersedia ke sel.
- Globulin : Ada tiga jenis globulinn dalam tubuh yaitu alpha, beta, dan gamma.
Globulin alpha dan beta diproduksi di hati dan berfungsi sebagai pengangkut lipid dan
vitamin ke darah. Gamma globulin berfungsi sebagai sistem imun.
- Fibrinogen : Fibrinogen adalah bagian terkecil pada protein plasma yang diproduksi di
hati dan berfungsi dalam pembekuan darah.

Peningkatan globulin dapat ditemukan pada banyak tipe inflamasi, beberapa infeksi dan pada
penyakit hati kronik. Jika pasien menunjukan kadar peningkatan globulin, kondisi yang
menjadi pertimbangan adalah:
- Infeksi
- Tumor
- Infeksi parasit
- Hepatitis

2v
- Defisiensi HCL.

Beberapa contoh globulin yang mungkin termasuk :


a. Antihemophilic globulin (AHG) : merupakan salah satu bentuk faktor koagulasi
- Antihemophilic globulin A
- Antihemophilic globulin B
b. Antihuman globulin
c. Antilymphocyte globulin
d. Chickenpox immune globulin (human)
e. Corticosteroid-binding globulin
f. Gonadal steroid-binding globulin
g. Human gamma globulin
h. Immune serum globulin
i. Measles immune globulin (human)
j. Pertussis immune globulin (human)
k. Rabies immune globuline (human)
l. Rho(d) immune globulin
m. Sex hormone-binding globulin
n. Sex steroid- binding globulin
o. Specific immune globulin (human)
p. Testosterone-estrogen-binding globulin
q. Tetanus immune globulin
r. Thyroxine binding globulin
s. Zoster immune globulin

Tipe dari globulin :


1. Alpha-1 globulin (α-1 globulin) : Protein utama yang terkait dengan α-1 globulin adalah α-
1 antitrypsin. Peningkatan nilai dapat mengindikasikan gangguan inflamasi akut,
sementara nilai yang menurun dapat menjadi indikasi defisiensi antitrypsin Alpha-1.
Defisiensi antitrypsin Alpha-1 adalah penyakit keturunan yang terkait dengan gangguan
paru dan hati kronis.

vi
3
2. Alpha-2 globulin (α-2 globulin) : Alpha-2 globulin terutama terdiri dari dua protein,
macroglobulin dan haptoglobulin. Peningkatan kadar macroglobulin digunakan sebagai
faktor diagnostik pada sindrom nefrotik, yang menggambarkan kondisi ginjal di mana
protein bocor dari darah ke urin. Macroglobulin juga telah diindikasikan pada penyakit
Alzheimer. Deteksi kadar haptoglobulin rendah, di antara tes lain, digunakan dalam
diagnosis anemia hemolitik, suatu kondisi yang menyebabkan penghancuran sel darah
merah.
3. Beta globulins (β-globulins) : Ada beberapa jenis β-globulins , tetapi semuanya terutama
terdiri dari transferrin. Transfferin adalah globulin dalam plasma darah yang membawa zat
besi. Transferrin mengikat erat zat besi dalam darah dan mengangkutnya ke sel dengan
reseptor transferin, di mana molekul besi kemudian diimpor ke dalam sel. Peningkatan
kadar transferin sering menunjukkan seseorang yang menderita anemia defisiensi besi.
Sebaliknya, penurunan kadar transferin berhubungan dengan kelebihan zat besi, atau
hemochromatosis. Transferrin juga digunakan sebagai diagnostik untuk penyakit hati dan
kekurangan gizi protein.
4. Gamma globulins (ɣ-globulins) : Gamma globulin membentuk komponen terbesar dari
semua protein globulin plasma. Gamma globulin paling sering didefinisikan sebagai
imunoglobulin, atau antibodi. Antibodi diproduksi oleh sel B matang dari sistem kekebalan
tubuh dan digunakan oleh mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing seperti
bakteri dan virus. Ada lima kelas utama antibodi yang mencakup yaitu IgG, IgA, IgM, IgD,
dan IgE. Penurunan kadar gamma globulin merupakan indikasi defisiensi imun.
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan kanker darah seperti Multiple Myeloma dan
limfoma tertentu.

2.2 Gejala hyperglobulinemia


Hyperglobuliemia memiliki gejala yang sebagai berikut :
- Kelelahan dan lemas
- Pusing dan kebingungan
- Otot mati rasa atau kesemutan

vii
4
- Pembengkakan kelenjar getah bening, hati atau limpa.
- Kehilangan nafsu makan
- Berat badan menurun
- Demam ringan
- Pendarahan yang abnormal
- Sakit kepala
- Pengelihtan terganggu
- Terganggunya fungsi ginjal

2.3 Diagnosa Hyperglobulinemia


Identifikasi globulin dapat membantu diagnosis penyakit tertentu yang terkait dengan globuin
seperti gammaopathy, hypogammaglobulinemia, bruton agammaglobulinemia,
dysgammaglobulinemia, globulinuria, hypergammaglobulinemia, hyperglobulinemic purpura,
waldenstr.

viii
5
3
BAB 3
Penutup

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa hyperglobulinemia merupakan
peningkatan kadar globulin di dalam darah, seperti yang kita ketahui bahwa globulin
merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan digunakan oleh mekanisme pertahanan
tubuh terhadap benda asing seperti bakteri dan virus. Jadi ketika nilai globulin dalam darah
meningkat maka merupakan petanda terjadi nya inflamasi.

3.2 Saran
Karena penyakit dapat datang kapan saja dan kepada siapa saja, diperlukan kesadaran diri
untuk mulai menjaga kesehatan melalui pola hidup sehat dan pemeriksaan laboratorium rutin
selama 6 bulan sekali.

ix6

Anda mungkin juga menyukai