Anda di halaman 1dari 9

Rosida,A.

Pemeriksaan Laboratorium Penyakit…

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENYAKIT HATI

Azma Rosida

Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat/RSUD Ulin


Banjarmasin

Email korespondensi: azmarosida79@yahoo.co.id

Abstract: Liver as the largest glandular organ which has an important role in glucose and
lipid metabolism which helps digestion, absorption of fats and fat-soluble vitamins, as well as
the detoxification of the body against toxic substances. Laboratory tests often required liver
disease clinician for screening and detecting of abnormalities or liver disease, to help maintaining
diagnosis, to estimate the severity of the disease, to help find the etiology of a disease, assess the
results of treatment, and also to help direct further diagnostic efforts and assessing the prognosis of
liver disease and organ dysfunction. Interpretation of the results of liver function tests was not able
to use only one parameter but also used a combination of the results examination, because the
integrity of the liver cells was also influenced by factors extra hepatic. In this article discussed some
liver function test is divided into three big that liver function tests, measurement of enzyme activity,
and a test to look for the etiology of liver disease.

Keywords: laboratory, liver disease, liver function tests

Abstrak: Hati sebagai organ kelenjar terbesar memiliki peran penting dalam metabolisme
glukosa dan lipid, membantu proses pencernaan, absorbsi lemak dan vitamin yang larut
dalam lemak, serta detoksifikasi tubuh terhadap zat toksik. Pemeriksaan laboratorium penyakit
hati sering diminta klinisi untuk penapisan dan deteksi adanya kelainan atau penyakit hati,
membantu menengakkan diagnosis, memperkirakan beratnya penyakit, membantu mencari etiologi
suatu penyakit, menilai hasil pengobatan, membantu mengarahkan upaya diagnostik selanjutnya
serta menilai prognosis penyakit dan disfungsi organ hati. Interpretasi hasil pemeriksaan uji fungsi
hati tidak dapat menggunakan hanya satu parameter tetapi menggunakan gabungan beberapa hasil
pemeriksaan, karena keutuhan sel hati juga dipengaruhi faktor ekstrahepatik. Pada artikel ini
dibahas beberapa uji fungsi hati yang dibagi menjadi 3 besar yaitu uji fungsi hati, pengukuran
aktivitas enzim, dan uji untuk mencari etiologi penyakit hati.

Kata-kata kunci :laboratorium, penyakit hati, uji fungsi hati

123
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.1, Feb 2016: 123-131

PENDAHULUAN 1. PENILAIAN FUNGSI HATI


Hati adalah organ kelenjar 1.1 FUNGSI SINTESIS
terbesar dengan berat kira-kira 1200-1500 ALBUMIN
gram. Terletak di abdomen kuadrat Albumin merupakan substansi terbesar
kanan atas menyatu dengan saluran bilier dari protein yang dihasilkan oleh
dan kandung empedu. Hati menerima hati.Fungsi albumin adalah mengatur
pendarahan dari sirkulasi sistemik melalui tekanan onkotik, mengangkut nutrisi,
arteri hepatika dan menampung aliran hormon, asam lemak, dan zat sampah dari
darah dari sistem porta yang mengandung tubuh.Apabila terdapat gangguan fungsi
zat makanan yang diabsorbsi usus.Secara sintesis sel hati maka kadar albumin
mikroskopis, hati tersusun oleh banyak serum akan menurun (hipoalbumin)
lobulus dengan struktur serupa yang terutama apabila terjadi lesi sel hati yang
terdiri dari hepatosit, saluran sinusoid luas dan kronik. Penyebab lain
yang dikelilingi oleh endotel vaskuler dan hipoalbumin diantaranya terdapat
sel kupffer yang merupakan bagian dari kebocoran albumin di tempat lain seperti
sistem retikuloendotelial.1,2 ginjal pada kasus gagal ginjal, usus akibat
Hati memiliki peran sangat malabsorbsi protein, dan kebocoran
penting dalam metabolisme glukosa dan melalui kulit pada kasus luka bakar yang
lipid, membantu proses pencernaan, luas. Hipoalbumin juga dapat disebabkan
absorbsi lemak dan vitamin yang larut intake kurang, peradangan, atau infeksi.
dalam lemak, serta detoksifikasi tubuh Peningkatan kadar albumin sangat jarang
terhadap zat toksik. Interpretasi hasil ditemukan kecuali pada keadaan
pemeriksaan uji fungsi hati tidak dapat dehidrasi.1,2
menggunakan hanya satu parameter tetapi
GLOBULIN
menggunakan gabungan beberapa hasil Globulin merupakan unsur dari protein
pemeriksaan, karena keutuhan sel hati tubuh yang terdiri dari globulin alpha,
dipengaruhi juga faktor ekstrahepatik.2 beta, dan gama. Globulin berfungsi
Pemeriksaan fungsi hati sebagai pengangkut beberapa hormon,
diindikasikan untuk penapisan atau lipid, logam, dan antibodi. Pada sirosis,
deteksi adanya kelainan atau penyakit sel hati mengalami kerusakan arsitektur
hati, membantu menengakkan diagnosis, hati, penimbunan jaringan ikat, dan
memperkirakan beratnya penyakit, terdapat nodul pada jaringan hati, dapat
membantu mencari etiologi suatu dijumpai rasio albumin : globulin
penyakit, menilai hasil pengobatan, terbalik. Peningkatan globulin terutama
membantu mengarahkan upaya diagnostik gamadapat disebabkan peningkatan
selanjutnya serta menilai prognosis sintesis antibodi, sedangkan penurunan
penyakit dan disfungsi hati.3,4 kadar globulin dapat dijumpai pada
Jenis uji fungsi hati dapat dibagi penurunan imunitas tubuh, malnutrisi,
menjadi 3 besar yaitu penilaian fungsi malababsorbsi, penyakit hati, atau
hati, mengukur aktivitas enzim, dan penyakit ginjal.2
mencari etiologi penyakit.Pada penilaian
fungsi hati diperiksa fungsi sintesis hati,
ELEKTROFORESIS PROTEIN
eksresi, dan detoksifikasi. Pemeriksaan elektroforesis protein
adalah uji untuk mengukur kadar protein

124
Rosida,A. Pemeriksaan Laboratorium Penyakit…

serum dengan cara memisahkan fraksi- terlihat.Fraksi alpha 1 globlin hampir


fraksi protein menjadi 5 fraksi yang 90% terdiri dari alpha 1 antitrypsin
berbeda, yaitu alpha 1, alpha 2, beta, dan sisanya tersusun atas alpha 1 acid
gamma dalam bentuk kurva (lihat glycoprotein, alpha 1 antichymotrypsin,
Gambar1).Albumin merupakan fraksi alpha fetoprotein, dan protein pengangkut
protein serum yang paling banyak sekitar seperti cortisol binding protein dan
2/3 dari total protein. Perubahan pola thyroxine-binding globulin.Alpha 1
pada kurva albumin tersering adalah globulin merupakan protein reaksi fase
penurunan kadar albumin atau akut sehingga kadarnya akan meningkat
hipoalbuminemia, karena albumin pada penyakit inflamasi, penyakit
memiliki rentang nilai rujukan yang besar degenerative, dan kehamilan. 5
maka penurunan ringan tidak akan

Gambar 1.Hasil elektroforesis normal.Alpha 1 globulin terdiri darialpha 1 antitrypsin, alpha 1 acid
glycoprotein, alpha 1 antichymotrypsin, alpha fetoprotein, dan protein pengangkut.Alpha 2
globulin terdiri darihaptoglobulin, seruloplasmin, alpha 2 makroglobulin, dan alpha
lipoprotein.Beta globulinterdiri dariBeta 1 terdiri dari transferrin, hemopexsinBeta 2 terdiri dari
beta lipoprotein, C3 komplemen.Gamma globulinterdiri dari: IgG, IgA, IgM, IgD, IgE.5

Alpha 2 globulin terdiri dari diakibatkan penyimpanan serum terlalu


haptoglobulin, seruloplasmin, alpha 2 lama, karena hilangnya beta 2, sedangkan
makroglobulin, dan alpha peningkatan pita beta dapat disebabkan
lipoprotein.Peningkatan kadar hiperkolesterolemia LDL dan
haptoglobin terjadi sebagai protein fase hipertransferinemia pada
akut pada peradangan. Penurunan kadar anemia.Peningkatan pada pita beta yang
haptoglobulin dapat dijumpai pada menyeluruh dihubungkan dengan
penyakit hati berat, anemia hemolitik kejadian sirosis hati alkoholik.Pada pita
intravaskular. 5,6 gamma globulin tersusun atas IgA, IgM
Beta globulin terdiri beta 1 dan (85%), IgG, hemopexin, dan komplemen
beta 2.Beta 1 terutama tersusun oleh C3.Hipogamaglobulinemia fisiologis
transferrin, beta 2 tersusun oleh beta dapat dijumpai pada neonates.Penurunan
lipoprotein serta beberapa komponen pita gamma globulin dapat disebabkan
komplemen.Penurunan pita beta dapat imunodefisiensi, pengobatan

125
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.1, Feb 2016: 123-131

immunosupresif, kortikosteroid, dan artinya kemungkinan terdapat obstruksi


kemoterapi.Pada myeloma tipe light bilier.2,7
chain dapat dijumpai hipogamaglo
bulinemia yang harus dikonfirmasi CHOLINESTERASE (CHE)
dengan pemeriksaan protein Bence Jones Pengukuran aktivitas enzim
di urin. Hipergamaglobulinemia dapat cholinesterase serum membantu menilai
berupa penebalan pita yang difus atau fungsi sintesis hati. Aktivitas
poliklonal atau penebalan setempat cholinesterase serum menurun pada
(monoclonal).5,6 gangguan fungsi sintesis hati, penyakit
hati kronik, dan hipoalbumin karena
MASA PROTROMBIN (PT) albumin berperan sebagai protein
Pemeriksaan PT yang termasuk pengangkut cholinesterase. Penurunan
pemeriksaan hemostasis masuk ke dalam cholinesterase lebih spesifik
pemeriksaan fungsi sintesis hati karena dibandingkan albumin untuk menilai
hampir semua faktor koagulasi disintesis fungsi sintesis hati karena kurang
di hati kecuali faktor VII. PT menilai dipengaruhi faktor-faktor di luar hati.2
faktor I, II, V, VII, IX,dan X yang Pada hepatitis akut dan kronik
memiliki waktu paruh lebih singkat cholinesterasemenurun sekitar 30%-
daripada albumin sehingga pemeriksaan 50%.Penurunan cholinesterase50%-70%
PT untuk melihat fungsi sintesis hati lebih dapat dijumpai pada sirosis dan
sensitif. Pada kerusakan hati berat maka karsinoma yang metastasis ke hati.
sintesis faktor koagulasi oleh hati Pengukuran cholinesterase serial dapat
berkurang sehingga PT akan membantu untuk menilai prognosis
1,2
memanjang. pasien penyakit hati dan monitoring
Hal yang perlu diperhatikan ada fungsi hati setelah trasplantasi hati.2,3
beberpa faktor koagulasi yang tergantung
vitamin K yaitu faktor II, VII, IX, dan X. 1.2 FUNGSI EKSRESI
Pada obstruksi bilier terjadi hambatan BILIRUBIN
cairan empedu tidak sampai ke usus Bilirubin berasal dari pemecahan
sehingga terjadi malabsorbsi lemak heme akibat penghancuran sel darah
akibatnya kadar vitamin yang larut dalam merah oleh sel retikuloendotel.
lemak vitamin A, D, E, K akan Akumulasi bilirubin berlebihandi kulit,
berkurang. Kekurangan vitamin K sklera, dan membran mukosa
menyebabkan sintesis faktor koagulasi menyebabkan warna kuning yang disebut
yang tergantung vitamin K berkurang ikterus. Kadar bilirubin lebih dari 3
sehingga PT memanjang, untuk mg/dL biasanya baru dapat menyebabkan
membedakan penyebab pemanjangan PT ikterus. Ikterus mengindikasikan
karena fungsi sintesis menurun atau gangguan metabolisme bilirubin,
karena kekurangan vitamin K dapat gangguan fungsi hati, penyakit bilier, atau
dilakukan penyuntikan vitamin K gabungan ketiganya.1,2
parenteral, apabila 1-3 hari setelah Metabolisme bilirubin dimulai
penyuntikan vitamin K parenteral PT oleh penghancuran eritrosit setelah usia
menjadi normal berarti penyebab 120 hari oleh sistem retikuloendotel
pemanjangan PT adalah kekurangan menjadi heme dan globin. Globin akan
vitamin K, apabila PT tetap memanjang mengalami degradasi menjadi asam

126
Rosida,A. Pemeriksaan Laboratorium Penyakit…

amino dan digunakan sebagai tidak terkonjugasi (bilirubin indirek).


pembentukan protein lain. Heme akan Setelah dilepaskan ke plasma bilirubin
mengalami oksidasi dengan melepaskan tidak terkonjugasi berikatan dengan
karbonmonoksida dan besi menjadi albumin kemudian berdifusi ke dalam sel
biliverdin. Biliverdin reduktase akan hati.2
mereduksi biliverdin menjadi bilirubin

Gambar 2. Metabolisme bilirubin


Sumber :https://www.studyblue.com/hello?site=flashcard/view/9892938

Bilirubin tidak terkonjugasi dalam kadar bilirubin serum total meningkat.


sel hati akan dikonjugasi oleh asam Kadar bilirubin serum yang meningkat
glukuromat membentuk bilirubin dapat menyebabkan ikterik. 1,2
terkonjugasi (bilirubin direk), kemudian Penyebab ikterus berdasarkan
dilepaskan ke saluran empedu dan saluran tempat dapat diklasifikasikan menjadi
cerna, di dalam saluran cerna bilirubin tiga, yaitu prehepatik, hepatik dan pasca
terkonjugasi dihidrolisis oleh bakteri usus hepatik (kolestatik). Peningkatan
β-glucuronidase, sebagian menjadi bilirubin prehepatik sering disebabkan
urobilinogen yang keluar dalam tinja karena penghancuran sel darah merah
(sterkobilin) atau diserap kembali oleh berlebihan. Bilirubin tidak terkonjugasi
darah lalu dibawa ke hati (siklus di darah tinggi sedangkan serum
enterohepatik). Urobilinogen dapat larut transaminasedan alkalin fosfatase normal,
dalam air, sehingga sebagian dikeluarkan di urin tidak ditemukan bilirubin.
melalui ginjal (lihat gambar 2).2,3 Peningkatan bilirubin akibat kelainan
Pemeriksaan bilirubin untuk hepatik berkaitan dengan penurunan
menilai fungsi eksresi hati di laboraorium kecepatan penyerapan bilirubin oleh sel
terdiri dari pemeriksaan bilirubin serum hati misalnya pada sindrom Gilbert,
total, bilirubin serum direk, dan bilirubin gangguan konjugasi bilirubin karena
serum indirek, bilirubin urin dan produk kekurangan atau tidak ada enzim
turunannya seperti urobilinogen dan glukoronil transferase misalnya karena
urobilin di urin, serta sterkobilin dan obat-obatan atau sindrom Crigler-Najjar.
sterkobilinogen di tinja. Apabila terdapat Enzim hati akan meningkat sesuai
gangguan fungsi eksresi bilirubin maka penyakit yang mendasarinya, ikterus
biasanya berlangsung cepat. Peningkatan

127
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.1, Feb 2016: 123-131

bilirubinpasca hepatik akibat kegagalan atau di luar hati. Kelainan laboratorium


sel hati mengeluarkan bilirubin yang dapat dijumpai pada berbagai tipe
terkonjugasi ke dalam saluran empedu ikterus tersebut dapat kita lihat pada
karena rusaknya sel hati atau terdapat Tabel 1 berikut.2,8,9
obstruksi saluran empedu di dalam hati

Tabel 1. Kelainan laboratorium pada berbagai tipe ikterus 9


Tipe Contoh Bilirubin Bilirubin Urobilinogen Warna
Ikterus kelainan indirek direk (urine) feses
klinis
Normal 0 –1.3 Negative ≤ 1 mg/dL Normal,
mg/dL coklat
Prehepatik Anemia Meningkat Negative Meningkat Coklat
hemolitik tua
Hepatik Hepatitis, Meningkat Meningkat Meningkat atau Normal
sirosis (bervariasi) (bervariasi) tidak ada atau
pucat
Obstruktif Batu, Normal Meningkat Negative/menurun Dempul
tumor

ASAM EMPEDU sitesis asam empedu primer sehingga


Asam empedu disintesis di hati terjadi penurunan rasio antara asam
dan jaringan lain seperti asam empedu empedu primer terhadap asam amino
yang dihasilkan oleh bakteri usus, sekunder, sedangkan pada kolestasis asam
sebanyak 250-500 mg per hari asam empedu sekunder tidak terbentuk
empedu dihasilkan dan dikeluarkan sehingga terjadi peningkatan rasio asam
melalui feses, 95 % asam empedu akan empedu primer terhadap asam amino
direabsorbsi kembali oleh usus dan sekunder.7
kembali ke dalam siklus
enterohepatik.Fungsi asam empedu 1.3 FUNGSI DETOKSIFIKASI
membantu sistem pencernaan, absorbs AMONIA
lemak, dan absorbs vitamin yang larut Pada keadaan normal di dalam tubuh
dalam lemak. Pada keruskan sel hati ammonia berasal dari metabolism protein
maka hati akan gagal mengambil asam dan produksi bakteri usus. Hati berperan
empedu sehingga jumlah asam empedu dalam detoksifikasi ammonia menjadi
meningkat. Pemeriksaan asam empedu urea yang akan dikeluarkan oleh ginjal.
sangat dipengaruhi oleh makanan Gangguan fungsi detoksifikasi oleh sel
sehingga sebelum melakukan hati akan meningkatkan kadar ammonia
pemeriksaan asam empedu sebaiknya menyebabkan gangguan kesadaran yang
puasa selama 8-12 jam. 7,9 disebut ensefalopati atau koma
Terdapat 2 jenis asam empedu hepatikum.1,2,7, 8
yaitu primer dan sekunder. Asam empedu
primer disintesis di dalam sel hati
sedangkan asam empedu sekunder
merupakan hasil metabolism oleh bakteri
usus. Pada sirosis dijumpai penurunan

128
Rosida,A. Pemeriksaan Laboratorium Penyakit…

2. PENGUKURAN AKTIVITAS membantu melihat beratnya kerusakan sel


ENZIM hati. Pada peradangan dan kerusakan
2.1 ENZIM TRANSAMINASE awal (akut) hepatoseluler akan terjadi
Enzim transaminase meliputi kebocoran membran sel sehingga isi
enzim alanine transaminase (ALT) atau sitoplasma keluar menyebabkan ALT
serum glutamate piruvattransferase meningkat lebih tinggi dibandingkan AST
(SGPT) dan aspartate transaminase (AST) dengan rasio AST/ALT <0,8 yang
atau serum glutamate oxaloacetate menandakan kerusakan ringan. Pada
transferase (SGOT).Pengukuran aktivitas peradangan dan kerusakan kronis atau
SGPT dan SGOT serum dapat berat maka keruskan sel hati mencapai
menunjukkan adanya kelainan sel hati mitokondria menyebabkan peningkatan
tertentu, meskipun bukan merupakan uji kadar AST lebih tinggi dibandingkan
fungsi hati sebenarnya pengukuran ALT sehingga rasio AST/ALT > 0,8 yang
aktivitas enzim ini tetap diakui sebagi uji menandakan keruskan hati berat atau
fungsi hati.2-4 kronis.3,4
Enzim ALT/SGPT terdapat pada
sel hati, jantung, otot dan ginjal.Porsi 2.2 ALKALINE PHOSFATASE (ALP)
terbesar ditemukan pada sel hati yang DAN GAMMA
terletak di sitoplasma sel hati.AST/SGOT GLUTAMYLTRANSFERASE (GGT)
terdapat di dalam sel jantung, hati, otot Aktivitas enzim ALP digunakan
rangka, ginjal, otak, pankreas, limpa dan untuk menilai fungsi kolestasis. Enzimini
paru. Kadar tertinggi terdapat did alam sel terdapat di tulang, hati, dan plasenta. ALP
jantung. AST 30% terdapat di dalam di sel hati terdapat di sinusoid dan
sitoplasma sel hati dan 70% terdapat di memberan salauran empedu yang
dalam mitokondria sel hati. Tingginya penglepasannya difasilitasi garam
kadar AST/SGOT berhubungan langsung empedu, selain itu ALP banyak dijumpai
dengan jumlah kerusakan sel. Kerusakan pada osteoblast. Kadar ALP tergantung
sel akan diikuti peningkatan kadar umur dan jenis kelamin. Aktivitas ALP
AST?SGOT dalam waktu 12 jam dan lebih dari 4 kali batas atas nilai rujukan
tetap bertahan dalam darah selama 5 mengarah kelainan ke arah hepatobilier
hari.3,4 dibandingkan hepatoseluler.2
Peningkatan SGPT atau SGOT Enzim gamma GT terdapat di sel
disebabkan perubahan permiabilitas atau hati, ginjal, dan pankreas. Padasel hati
kerusakan dinding sel hati sehingga gamma GT terdapat di retikulum
digunakan sebagai penanda gangguan endoplasmik sedangkan di empedu
integritas sel hati (hepatoseluler). terdapat di sel epitel. Peningkatan
Peningkatan enzim ALT dan AST sampai aktivitas GGT dapat dijumpai pada
300 U/L tidak spesifik untuk kelainan hati icterus obstruktif, kolangitis, dan
saja, tetapi jika didapatkan peningkatan kolestasis. Kolestasis adalah kegagalan
lebih dari 1000 U/L dapat dijumpai pada aliran empedu mencapai duodenum.2,4
penyakit hati akibat virus, iskemik hati
yang disebabkan hipotensi lama atau
gagal jantung akut, dan keruskan hati
akibat obat atau zat toksin. Rasio De
Ritis AST/ALT dapat digunkan untuk

129
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.1, Feb 2016: 123-131

3. MENENTUKAN ETIOLOGI setelah bayi lahir. Peningkatan AFP yang


PENYAKIT HATI sangat tinggi mengarah pada keganasan
3.1 PENYAKIT HATI AUTOIMUN sel hati, tumor embriogenik ovarium,
Beberapa antibodi dan protein tertentu tumor embriogenik testis, hepatoblastoma
dapat digunakan sebagai penanda embriogenik, dan kanker
eteiologi dari penyakit hati autoimun gastrointestinal.Peningkatan ringan AFP
seperti antinuclear antibody (ANA) untuk dapat disebabkan oleh beberapa keadaan
hepatitis autoimun kronis, anti-smooth seperti hepatitis akut dan kronis, serta
muscle antibodies (SMA) dan kehamilan.1,2
antimitochondrial antibody (AMA) untuk
sirosis hati, hepatitis autoimum kronis, 3.3 INFEKSI VIRUS HEPATITIS
dan sirosis.1,2 Hepatitis adalah inflamasi jaringan hati
dapat disebabkan oleh virus, bakteri,
3.2 KEGANASAN SEL HATI protozoa, autoimun, obat-obatan, atau zat
Pada keganasan sel hati dapat dipilih toksik. Diagnosis hepatitis virus sangat
parameter alfafetoprotein (AFP) yaitu ditentukan oleh penanda serologi dari
suatu protein yang disintesis pada masa bagian virus hepatitis.1,2,10 Penanda
fetus, kadar puncak AFP adalah usia janin serlogis untuk hepatitis virus dapat dilihat
12-16 minggu dan menurun segera pada tabel 2.

Tabel 2. Pemeriksaan serologis hepatitis virus


Jenis Pemeriksaan Definisi dan penggunaan
Hepatitis serologi
Hepatitis A Anti-HAV  Antibodi IgM terhadap VHA
IgM  Penanda infeksi akut VHA, bertahan 4-6 bulan setelah infeksi
Anti HAV  Antibodi terhadap VHA bertahan seumur hidup
Hepatitis B HBsAg  Antigen surfacehepatitis B
 Penanda infeksi akut atau kronik VHB, tes penyaring untuk donor darah dan
wanita hamil, pemantauan infeksi VHB
HBeAg  Antigen e hepatitis B, berhubungan dengan nukleokaspid VHBs B,
menandakan replikasi virus aktif.
 Penanda untuk menyatakan seseorang berisiko menularkan infeksi virus
hepatitis B
HBcAg  Antigen core hepatitis B
Anti-HBs  Antibodi terhadap HBsAg.
 Penanda infeksi masa lampau atau respons imun setelah vaksinasi hepatitis B
Anti-HBe  Antibodi terhadap HBe.
 Penanda pada pasien terinfeksi VHBdengan risiko rendah menularkan
Anti-HBc  Antibodi terhadap HBcAg
 Penanda infeksi akut, telah sembuh, atau infeksi kronik VHB
Anti-HBc  Antibodi kelas IgM terhadap HBcAg
IgM  Penanda infeksi akut VHB, positif selama4-6 bulan setelah infeksi
 Penanda window period dengan HBsAg negative
HBV-DNA  DNA VHB diperiksa menggunakan PCR
 Penanda replikasi virus pada stadium awal
Hepatitis C Anti-HCV  Antibodi terhadap VHC
Keterangan :
VHA : virus hepatitia A VHC : virus hepatitis C
VHB : virus hepatitis B

130
Rosida,A. Pemeriksaan Laboratorium Penyakit…

5. O’Connell T, Timothy JH, Barsam K.


KESIMPULAN Understanding and interpreting serum
Pemeriksaan fungsi hati protein electrophoresis. American family
diindikasikan untuk penapisan atau physician. 2005; 71:105-111.
deteksi adanya kelainan atau penyakit 6. Kusnandar S. Prinsip dan manfaat
hati, membantu menengakkan diagnosis, elektroforesis protein serum. Dalam
memperkirakan beratnya penyakit, Pendidikan berkesinambungan patologi
klinik 2005. Editor Marzuki S. Jakarta:
membantu mencari etiologi suatu Departemen Patologi Klinik FKUI;
penyakit, menilai hasil pengobatan, 2005. Hal 160-172.
membantu mengarahkan upaya diagnostik 7. Sosrosumihardjo R, Astuti G, Yusra.
selanjutnya serta menilai prognosis Pemeriksaan laboratorium pada penyakit
penyakit atau disfungsi hati.Uji fungsi hati. Dalam Buku ajar ilmu penyakit hati
hati dapat dibagi menjadi 3 besar yaitu . Editor Ali S, Nurul A, Laurentinus AL,
penilaian fungsi hati, mengukur aktivitas Sjaifoellah N. Jakarta: Jayabadi; 2007.
enzim, dan mencari etiologi penyakit. Hal.17-24
Pada penilaian fungsi hati diperiksa 8. Giannini EG, Roberto T, Vincenzo S.
fungsi sintesis hati yaitu Liver enzyme alteration : guide for
albumin,globulin, elektroforesis protein, clinicians. Postgrad Med J. 2003;79:307-
312.
protrombin time dan cholinesterase.
9. Ringsrud KM, Linne JJ. Urinalysis and
Fungsi eksresi diukur kadar bilirubin dan body fluids. Boston: Mosby; 1995. p. 65-
asam empedu, dan uji detoksifikasi dapat 80.
digunakan pemeriksaan ammonia serum. 10. Ghany MG, Jake LT. Acute viral
Pengukuran aktivitas enzim hepatoseluler hepatitis. In: Yamada T, David HA,
seperti SGPT dan SGOT digunakan untuk Anthony NK, Neil K, Chung O, Don
menilai integritas sel hati sedangkan ALP WP,editors. Gastroenterology 5th ed.
dan GGT lebih mengarah ke United State of America : Blackwell
kolestasis.Penentuan etiologi penyakit Publishing; 2009.p. 2073- 111
hati dapat digunakan penanda untuk 11. Gish RG, Stephen L. Chronic hepatitis B
hepatitis autoimun, keganasan sel hati, viral infection. In: Yamada T, David
HA, Anthony NK, Neil K, Chung O,
atau penanda hepatitis virus.
Don WP,editors. Gastroenterology 5th
ed. United State of America : Blackwell
DAFTAR PUSTAKA Publishing; 2009.p. 2112-138
1. Sherlock S, Dooley J. Diseases of the
12. Ahmed A, Emmet BK. Hepatitis C virus
liver and biliary system.United State of
infection. In: Yamada T, David HA,
America: Blackwell publishing; 2002.
Anthony NK, Neil K, Chung O, Don
2. Dufour DR. Liver disease. In:Carl AB,
WP,editors. Gastroenterology 5th ed.
Edward RA, David EB editors. Clinical
United State of America : Blackwell
chemistry and molecular diagnostics.
Publishing; 2009.p.2139-166
Fourth ed. Missouri: Elsevier saunders;
2006. p. 1777-1827.
3. Hall P, Johnny C. What is the real
fungtion of the liver ‘function” test.
Ulster Med J. 2012;81:30-36.
4. Suryaatmadja M. Pemeriksaan
laboratorium uji fungsi hati. Buletin
ABC.2009;11:2-8.

131

Anda mungkin juga menyukai