Anda di halaman 1dari 44

PROTEIN

dr. Eky Indyanty W.L, MMRS, SpPK


Fungsi Hati
2

 Ada 4, yaitu :

Ekskresi
Sintesis
& Sekresi

Detoksifikasi Penyimpanan
Sintesis & Penyimpanan
3

 Liver berfungsi mensintesis berbagai senyawa biologi termasuk


karbohidrat, lemak, dan protein.
 Karbohidrat :
 Disintesis oleh liver dari glukosa untuk keperluan energi sel.
 Liver menyimpan cadangan glukosa dalam bentuk glikogen.

 Lemak :
◦ 70% dari produksi harian kolesterol (±1.5–2.0 g) diproduksi
oleh liver.
◦ Liver juga berperan dalam metabolisme lemak dan
pengubahannya menjadi lipopotein & apoprotein.
Sintesis & Penyimpanan
4

 Proteins
 Semua protein plasma kecuali gama globulin disintesis oleh liver
 Antara lain reaktan fase akut, protein koagulasi & albumin.
 Liver berperan penting dalam pembentukan Hb bayi.
 Liver berperan sebagai tempat penyimpanan asam amino
melalui degradasi protein.
Protein
 Senyawa organik kompleks dengan berat molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida.
 Molekul protein mengandung karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor.
 Protein berperan penting dalam struktur dan
fungsi semua sel makhluk hidup
 Total Protein = Albumin + Globulin
PROTEIN
 Total Protein = Albumin + Globulin

 Albumin
 Globulin
 Alfa 1 Globulin
 Alfa 2 Globulin
 Beta Globulin
 Gammaglobulin
Albumin
 Albumin merupakan protein yang disintesis dalam
hepar.
 Albumin membantu mempertahankan kadar kalsium,
beberapa jenis hormon, dan obat-obatan tertentu
dalam sirkulasi dengan cara mengikatnya dengan
albumin untuk mencegahnya difiltrasi keluar di
ginjal.
 Albumin juga meregulasi pergerakan air antara
jaringan dan aliran darah dengan menarik air ke
daerah dengan konsentrasi garam atau protein yang
tinggi.
Globulin
 Globulin adalah jenis protein lainnya, ukurannya
lebih besar dari albumin,
 Dibagi menjadi tiga bagian utama :
 alfa
 beta
 gamma
Globulin
 Alfaglobulin meliputi :
 alfa 1 globulin
 alfa 2 globulin
 Alfa 1 globulin paling banyak terdiri dari alfa 1
anti tripsin, suatu enzim yang diproduksi dalam
paru dan hepar
Globulin
 Alfa 2 globulin, termasuk haptoglobin, merupakan
protein yang mengikat hemoglobin untuk
mencegah ekskresinya melalui ginjal.
 Jenis alfaglobulin yang diproduksi sebagai respon
terhadap inflamasi, kerusakan jaringan, gangguan
otoimun, atau beberapa jenis kanker.
Globulin
 Betaglobulin, termasuk substansi dengan densitas
yang rendah yang terlibat dalam :
 transport lemak (lipoprotein)
 transport besi (transferrin)
 pembekuan darah (plasminogen dan komplemen)
Globulin
 Gammaglobulin, semua jenis gamaglobulin adalah
antibodi (immunoglobulin/ Ig)
 Antibodi yaitu protein yang diproduksi oleh sistem
imun (Limfosit B) sebagai respons terhadap
infeksi, reaksi alergi, dan tranplantasi organ
 Ada 5 macam immunogloibulin :
 IgA
 IgM
 IgG
 IgD
 IgE
PRINSIP PEMERIKSAAN
Total protein

Metode • Biuret

• Colorometric
Prinsip end point
Total protein
Prinsip

• Protein membentuk kompleks warna ungu dengan ion


Cuprum dalam larutan alkali
• Intensitas warna dibandingkan dengan serum standar yang
telah diketahui konsentrasinya

Alkalin
Protein Cu2 Cu-Protein Complex
eSolutio
n

Intensitas warna berbanding lurus dengan konsentrasi protein


Total protein
Protein standard 3 ml
Protein 8 gram / dl
Sodium azide

Reagen warna
Sodium hydroxide 200 mmol/L
Potassium sodium tartrate 32 mmol/L
Potassium iodide 30 mmol/L
Copper sulfate 18 mmol/L
Sampel
 Serum
 Plasma heparin / EDTA
 Stabilitas serum :
 2 – 8 °C : 1 bulan
 15 – 25 ° C : 1 minggu
Pemeriksaan
 Panjang gelombang : Hg 546 nm
 Kuvet : 1 cm
 Suhu : 20 – 25 ° C
 Pengukuran : bandingkan dengan reagen
blanko
 Hanya satu reagen blanko yang diperlukan
dalam satu serial pemeriksaan
Batas linearitas
 Pemeriksaan ini hasilnya linier hingga konsentrasi
protein sebesar 12 g/dl atau 120 g/l
 Encerkan sampel dengan konsentrasi yang lebih
tinggi
 1 + 1 normal saline 0.9%
 Hasil yang diperoleh dikalikan 2
Expected value total protein

Age Value (g/dL)


Newborn 4.6 – 7.0
> 3 years and adult 6.6 – 8.7
Albumin

• Brom Cresol
Metode Green (BCG)

• Colorimetri
Prinsip endpoint
method
Albumin
Prinsip

Albumin berikatan dengan BCG pada kompleks


warna buffer sitrat (pH 4.2)
menghasilkan warna hijau biru

pH 4.1
Albumin BCG Albumin-BCG Complex

Intensitas warna biru hijau berbanding lurus


dengan konsentrasi albumin yang ditentukan
secara colorimetri
Albumin
3 ml standard albumin
Albumin : 4 g/dl
Sodium azide 0.1 %

1000 ml Substrat / BCG Reagen (R2)


Citrat buffer : 75 mmol/L, pH : 4.2
Bromcresol green : > 150 µmol/L
Sodium azide 0.05%
Sampel
 Serum
 Plasma heparin / EDTA
 Stabilitas serum :
 2 – 8 °C : 1 bulan
 15 – 25 ° C : 1 minggu
Pemeriksaan
 Panjang gelombang : Hg 546 nm
 Kuvet : 1 cm
 Suhu : 20 – 25 ° C
 Pengukuran : bandingkan dengan reagen
blanko
 Hanya satu reagen blanko yang diperlukan
dalam satu serial pemeriksaan
Batas linearitas
 Pemeriksaan ini hasilnya linier hingga konsentrasi
albumin sebesar 7 g/dl atau 70 g/l
 Encerkan sampel dengan konsentrasi yang lebih
tinggi
 1 + 1 normal saline 0.9%
 Hasil yang diperoleh dikalikan 2
Expected value albumin

Value (g/dL) Value (g/L)


3.8- 5.1 38 – 51
ELEKTROFORESIS PROTEIN
 Elektroforesis adalah suatu tehnik untuk
memisahkan fraksi-fraksi atau elemen-elemen dari
sampel darah menjadi komponen-komponen
tersendiri.
 Serum Protein Electrophoresis (SPE) adalah tes
skrining yang mengukur protein yang banyak
terdapat dalam darah dengan cara memisahkannya
menjadi lima fraksi yang berbeda : albumin, alfa 1,
alfa 2, beta dan gamma globulin
 Elektroforesis protein dapat juga dilakukan pada urin
ELEKTROFORESIS PROTEIN
ELEKTROFORESIS PROTEIN
Tujuan
 Elektroforesis Protein digunakan untuk
mengevaluasi, mendiagnosa, dan memonitor
berbagai macam penyakit karena kadar protein
dalam darah yang berbeda dapat meningkat atau
menurun sebagai respons terhadap berbagai
penyakit seperti kanker, gangguan usus atau
ginjal yang menyebabkan terjadinya pembuangan
protein, gangguan sistem imun, disfungsi liver,
gizi buruk, dan kondisi penimbunan cairan.
Pola normal elektroforesis protein
Persiapan

 Tes elektroforesis protein serum memerlukan


sampel darah serum
 Tes elektroforesis protein urin memerlukan sampel
pagi hari atau 24 jam
 Tidak perlu puasa sebelum tes
Hasil normal

 Protein total 5,9-8,0 g/dl


 Albumin 4,0-5,5 g/dl
 Alfa 1 Globulin 0,15-0,25 g/dl
 Alfa 2 Globulin 0,43-0,75 g/dl
 Beta Globulin 0,5-1,0 g/dl
 Gammaglobulin 0,6-1,3 g/dl
Hasil Abnormal Albumin

 Albumin meningkat pada keadaan dehidrasi


 Albumin menurun pada keadaan :
 malnutrisi
 kehamilan
 penyakit hepar
 inflamasi
 sindroma kehilangan protein seperti pada malabsorbsi
dan gangguan ginjal
Hasil Abnormal Alfa 1 globulin

 Alfa 1 globulin meningkat pada :


 inflamasi
 Alfa 1 globulin menurun pada :
 emfisema pulmonar, yang merupakan penyakit
genetik.
Hasil Abnormal Alfa 2 globulin

 Alfa 2 globulin meningkat pada :


 gangguan ginjal yang disebut sindroma nefrotik
 Alfa 2 globulin menurun pada :
 pasien dengan kelenjar tiroid yang terlalu aktif
(hiperparatiroidsme) atau
 disfungsi hepar yang berat
Hasil Abnormal Betaglobulin
 Betaglobulin meningkat pada :
 kondisi dimana terdapat kadar kolesterol yang tinggi
(hiperkolesterolemia)
 anemia defisiensi besi
 Betaglobulin menurun pada keadaan malnutrisi
Hasil Abnormal Gammaglobulin
 Gammaglobulin meningkat pada :
 penyakit inflamasi kronis (misalnya artritis reumatoid,
SLE)
 sirosis
 infeksi akut dan kronik
 penyakit keganasan yang ditandai dengan multiplikasi
sel plasma yang tak terkontrol pada sumsum tulang
(multipel myeloma)
Hasil Abnormal Gammaglobulin
 Gammaglobulin menurun pada :
 beberapa gangguan imun (defisiensi imun) terkait
genetik
 defisiensi imun sekunder terkait penggunaan steroid
 leukemia
 infeksi berat
Contoh Hasil Abnormal
Contoh Hasil Abnormal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai