Anda di halaman 1dari 6

VI.

PEMBAHASAN

Pemeriksaan laboratorium klinik merupakan hal penting dalam


mendiagnosis suatu penyakit. Dimana dalam pemeriksaan biasanya menggunakan
spesimen darah, urin, serum, cairan lambung, cairan serebrospinal dan feses.
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi tubuh manusia karena
berfungsi sebagai alat transportasi serta berguna untuk menunjang kehidupan.
Yang terdiri dari air dan sisa-sisa zat metabolisme lainnya. Tidak adanya darah
yang cukup dalam tubuh seseorang, maka dapat berakibat pada kesahatan
seseorang bahkan dapat berakibat pada kematian.

Tujuan dari dilakukannya pratikum ini adalah untuk mengetahui kadar


glukosa, protein total,albumin dan asam urat dalam serum yang diperiksa secara
in vitro. Sehingga tinggi atau rendahnya hasil pemeriksaan dapat menjadi
diagnosis dalam berbagai jenis penyakit. Berikut hasil yang didapatkan dari
masing masing pemeriksaan.

6.1 Pemeriksaan Glukosa dalam Serum

Glukosa darah di dalam tubuh berfungsi untuk bahan bakar bagi proses
metabolisme dan juga sumber energi utama bagi otak. Glukosa darah adalah
gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan
dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka.

Jumlah kadar glukosa dari pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang


menunjukkan jumlah nilai ≥140 mg/dl atau glukosa darah puasa menunjukan
nilai >120 mg/dl ditetapkan sebagai diagnosis diabetes melitus.

Glukosa darah adalah parameter untuk mengetahui penyakit diabetes


melitus yang dahulunya dilakukan terhadap darah lengkap. Karena eritrosit
memiliki kadar protein yaitu hemoglobin yang lebih tinggi sehingga bila
dibandingkan dengan darah lengkap serum lebih banyak glukosa. Pemeriksaan
kadar glukosa darah dapat menggunakan darah lengkap seperti serum atau
plasma.

Glukosa darah dikatakan abnormal apabila kurang atau melebihi nilai


rujukan. Nilai rujukan glukosa adalah pada rentang 60-110 mg/dl. Kadar gula
darah yang terlalu tinggi dinamakan hiperglikemia. Kadar glukosa kurang dari
normal dinamakan hipoglikomia. Dalam tubuh manusia glukosa yang telah
diserap oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh
melalui aliran darah. Pemeriksaan menggunakan Metode GOD-PAP adalah
glukosa dalam sampel dioksidasi membentuk asam glukonat dan hidrogen
peroksida. Hidrogen peroksida 4- Aminoatypirene dengan indicator fenol
dikatalis dengan POD membentuk quinonemine dan air.

Perbandingan kadar glukosa yang dihasilkan :

Nilai Normal atau Rujukan Kadar Nilai yang didapatkan dari


Glukosa Hasil Pratikum Glukosa

Nilai rujukan glukosa adalah pada Hasil yang didapatkan dengan


rentang 60-110 mg/dL. alat spektrofotometri secara
Gandasoebrata. (2007) manual yakni 153,42 mg/dL.

6.2 Pemeriksaan Protein Total dalam Serum

Pengukuran protein total berguna dalam mengidentifikasi berbagai


gangguan pada tubuh. Penurunan konsentrasi protein total dapat terdeteksi
pada penurunan sintesa protein dari hati, kehilangan protein karena fungsi
ginjal terganggu, malabsorbsi atau defisinsi gizi. Peningkatan kadar protein
juga terjadi pada gangguan inflamasi kronis, sirosis hati dan dehidrasi.

Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya


sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung
campuran kompleks zat organik dan anorganik. Protein plasma mencapai
7% plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak
dapat menenmbus membran kapilar untuk mencapai sel. Ada tiga jenis
protein plasma yaitu albumin, globulin dan fibrinogen.

Sampel untuk pemeriksaan total protein adalah serum atau plasma.


Dimana sampel beserta kedua larutan blanko dan larutan standar di
inkubasi selama 5 menit dengan suhu 37 derajat celcius,
alasan dilakukan inkubasi pada suhu ruangan selama beberapa menit, hal
ini dimaksudkan agar reagen dan sampel dapat bercampur dengan baik,
sehingga pada saat pengukuran absorban hasilnya pun sesuai dengan yang
diharapkan yang kemudian di periksa pada alat spektrofotometri.
Pemeriksaan dengan alat spektrofotometri berdasarkan panjang gelombang
540nm.

Perbandingan kadar protein total :

Nilai Normal atau Rujukan Kadar Nilai yang didapatkan dari


Protein Total Hasil Pratikum Protein Total

Nilai rujukan protein : Hasil yang didapatkan dengan


Dewasa : 6,0 –8,0 g/dL alat spektrofotometri secara
(Pearce.2006) manual yakni 19,35 g/dL.

Dari hasil pratikum dan perbandingan yang didapat dari kadar


normal protein total. Kadar protein total dalam serum melebihi batas
normal dari literature pada penelitian Pearce tahun 2006. Tingginya kadar
protein total dalam serum dapat disebabkan oleh beberapa factor, seperti
kesalahan dalam pemeriksaan yang dilakukan atau kurang telitinya saat
menggunakan alat spektrofotometri,sehingga kadar protein dalam serum
menjadi tinggi.

Meningkatnya kadar protein total dapat di diagnosa yakni pada


penyakit penyakit seperti multiple myeloma, inflamasi atau infeksi kronis
penyakit HIV, Hepatitis B dan C. Adapun interpretasi klinis dari protein
dimana jika terjadi peningkatan kadar yaitu dehidrasi, muntah, diare,
sindrom distress dan pernapasan.

6.3. Pemeriksaan Kadar Albumin dalam serum

Albumin berfungsi mengatur tekanan osmotic dalam darah. Albumin


menjaga keberadaan air dalam plasma darah sehingga bisa
mempertahankan volume darah. Bila jumlah albumin turun maka akan
terjadi penimbunan cairan dalam jaringan (edema) misalnya terjadi
pembengkakan di kedua kaki. Atau bisa memiliki fungsi untuk zat
pendorong metabolisme dan zat pembangun tubuh.

Pemeriksaan kadar albumin diperlukan untuk mengetahui


kemungkinan adanya gangguan yang dapat terjadi di dalam tubuh. Salah
satu pemeriksaan kadar albumin yaitu dengan menggunakan alat
spektrofotometri dengan menggunakan reagen bromcreosol hijau. Hasil
pemeriksaan dapat saja palsu akibat kurang telitinya pratikan dalam
melakukan pemeriksaan sehingga mempengaruhi hasil yang didapatkan.

Kadar albumin yang rendah dapat ditemukan pada pasien yang


menderita sirosis hati, gagal hati akut, luka bakar yang parah, malnutrisi
berat, preeklampsia, gangguan ginjal, pengaruh obat seperti penisilin,
sulfonamid, aspirin, asam askorbat. Sedangkan kadar albumin yang tinggi
dapat ditemukan pada pasien yang dehidrasi, pasien yang mengalami
muntah parah, pasien diare berat dan pengaruh obat heparin.
Pada pratikum yang telah dilakukan dengan menggunakan alat
spektrofotomeri dengan panjang gelombang 630nm. Larutan standar dan
larutan blanko yang masing masing sudah di campur, diinkubasi bersamaan
(larutan sampel,standar dan blanko) selama 90 detik dengan suhu 37
derajat celcius.

Perbandingan hasil pemeriksaan kadar albumin :

Nilai Normal atau Rujukan Kadar Nilai yang didapatkan dari


Albumin Hasil Pratikum Albumin

Nilai rujukan protein : Hasil yang didapatkan dengan


Dewasa : 3,5 – 5,0 g/dL alat spektrofotometri secara
(Pearce.2006) manual yakni 3,52 g/dL.

Dari hasil pratikum yang didapatkan, kadar albumin dinyatakan


normal sehingga tidak ada kesalahan pada saat pemeriksaan dari pratikan.
interpretasi klinis albumin yaitu jika terajadi penurunan albumin
mengakibatkan keluarnya cairan vaskular menuju ke jaringan sehingga
terjadi odema. Penyakit atau kondisi yang sering menyebabkan penurunan
albumin dalam darah dimana berkurangnya sintesis albumin seperti
malnutrisi, sindrom malabsorpsi, radang, penyakit hati menahun, dan
kelainan genetic dan jika terjadi peningkatan skresi (kehilangan) : nefrotik
sindrom,luka bakar yang luas, dan penyakit usus. Katabolisme meningkat:
luka bakar yang luas, sirosis hati, kehamilan, dan gagal jantung. Albumin
meningkat pada keadaan dehidrasi.

Anda mungkin juga menyukai