Anda di halaman 1dari 6

“PENENPENENTUAN KADAR ALBUMIN PLASMA

DENGAN PHOTOMETRIC SYSTEM”

Dosen Pembimbing :

Dr. Eva Yuniritha, S.ST, M.Biomed (EY)


Siti Sarah Yusdi, S.Si, M.Si (SSY)
Wiwi Sartika, DCN, M. Biomed
Renita Afriza, SKM, M.K

Disusun oleh :

AINUL MARDIAH

192210650

SARJANA TERAPAN GIZI DAN DITETIKA 1I A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


PENENPENENTUAN KADAR ALBUMIN PLASMA DENGAN
PHOTOMETRIC SYSTEM

Har/ Tanggal : Senin/ 10 Oktober 2020

Pretikum Ke : 13 (tiga belas)

Judul Pratikum : Penentuan kadar albumin

Tujuan :

1. Mahasiswa dapat mengukur kadar albumin delam plasma dengan


photometric test menggunakan bromoeresol green
2. Mahasiswa dapt membandingkan kadar albumin plasma dengan nilai
standar
3. Mahasiswa mampu mengisperprestasikan hasil ukur dalam konteks status
gizi

Prinsip :

Keberadaan albumin plasma akan merubah warna indikator bromoeresol green


yang dilarutkan dalam asma dari warna hijau kekuningan menjadi biru
jehijauan. Warna yang terbentuk akan diukur dengan alat spektomotometer
dengan panjang gelombang 546 nm (540-600nm)

Specimen : Serum

Reagen

Larutan Standar

Alat :

 Pipet voulmetrik 0,01 ml


 Pipet volmetrik 1ml
 Spektofotometer
 Kufet
 Balon pengisap
Tinjaun Pustaka :

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler
adalah cairan yang disebut plasma dan didalammnya terdapat unsur-unsur padat
yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua
belas berat badab atau kira-kira merupakan satu persenya cairan, sedangkan 45
persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hemaktokrit
atau volume sel darah yang didpadatkan yang berkisar antara 40-47. Diwaktu
sehat volume darah adlah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan
osmotic dalam ppemuluh darah dan dalam jaringan (Pearce, 2008).

Susunana darah, serrum darah atau plasma darah terdiri atas (Pearce, 2008):

1. Air : 91,0%
2. Protein : 8,0 % (albumin, globulin, protrombin, dan fibrinogen)
3. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natriu bikarbonat, garam dari kalsium,
fosfor, magnesium dan besi dan seterusnya).
4. Sisanya diisi dengan sejumlah bahna organik yaitu: glukose, lemak, urea,
asam urat, kreatinin, kolesterol dan asam amino.
5. Plasma juga berisi : oksigen dan karbondioksida, hormon-hormon, enzim
dan antigen.

Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama
dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran
kompleks zat organikdan anorganik. Protein plasma mencapai 7% plasma dan
merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak dapat menembus
membran kapiler untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma yang
utama, yaitu (Sloana, 2003).

1. Albumin adalah protein plasam yang terbanyak, sekitar 55 -60% tetapi


ukuranya paling kecil. Albumin disintetis dalam hati dan bertanggung
jawab untuk tekanan osmotik koloid darah.
2. Globulin membentuk sekitar 30% protein [lasma
3. Fibrinogen membentuk 4 5 protein plasma, disintetis dihati merupakan
kompenen esensial dalam mekanis me pembekuan darah.
Albumin adalah protein yang larut dalam air. Albumin disintesis di hati dan
berfungsi utama untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah. Hal ini
karena albumin merupakan protein dengan berat molekul besar yang tidak dapat
melintasi dinding pembuluh atau dinding kapiler sehingga dapat membantu
mempertahankan cairan yang ada di dalam sistem vascular (Sutedjo, 2007).

Serum globulin adalah istilah umum yang digunakan untuk protein yang tidak
larut, baik di dalam air maupun di dalam larutan garam konsentrasi tinggi, tetapi
larut dalam larutan garam konsentrasi sedang (http//:Wikipedia.com).

Kadar albumin digunakan sebagai indikator perubahan biokimia yang


berhubungan dengan simpanan protein tubuh dan berkaitan dengan perubahan
status gizi, walaupun tidak terlalu sensitif. Pada penderita malnutrisi sering
ditemukan kadar albumin serum yang rendah, namun tidak jarang kadar albumin
serum masih dalam batas normal. Peningkatan kadar albumin berkaitan erat
dengan kadar hemoglobin darah. Penurunan kadar albumin dalam darah akan
menyebabkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin, karena protein merupakan
salah salah unsur yang penting diperlukan dalam sintesis hemoglobin dan
pembawa zat besi, oleh karena itu apabila kadar albumin dalam tubuh rendah,
maka sintesis hemoglobin akan terganggu dan dapat mengakibatkan penurunan
kadar hemoglobin dalam darah (Sutedjo, 2007).

Prosedur :

Perhitungan :

Albumin (g/dl) = sampel x 200 mg(mg/dl)


Standar
Corversion faktor :
Albumin (g/dl) x 144,9 = albumin (u,u/liter)

Hasil dan Pembahasan :

Hasil :

• Sampel sampel A dengan nilai absorban 0,524 dengan bsorban normal


0,464 dengan albubumin 5,56 gr/dl dengan albumin normalan 3,5- 5,
Sampel A hiper albuminkimia

• Sampel b dengan absorban 0,0047 dengan absorban normal 0,464 dengan


albumin 4,81 g/dl dengan albumin normal 3,5-5g/dl, sampel b normal

Pembahasan :

Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang
mengandung elektroloi dan merupakan suatu medium pertukaran antara sel yang
terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luar.

Albumin merupakan protein dalam plasma manusia yang larut dalam air dan
mengendap dalam pemanasan serta protein yang tertinggi konsentrasinya dalam
plasma darah.

Dalam pratikum album hal yang dilakuakn terlebih dahulu adalah lakuakan
pengambilan sampel darah pada pasien. Masukan sampel darah kedalam sentrifu
selam 10 menitpada kecepan 4500rpm, setelah 10 menit keluarkan serum dan
masukan sampel ke wadah serum. Beri label pada wadah serum. Siapak reagen
albumin, aquades, larutan standar.

Dalam pratikum yang dilakuakn pada sanpel A diketahui bahawa pasein


mnderita hiperalbuminkimia albumin yang didalam darah melebihi batas
normal.gejala kelebihan albumin adalah dehidrasi akibat tubuh yidak bisa
keseimbangan acairan.
Interpretasi gizi

Mengonsumsi gandum, kacanganan dan olahan. Sayuran yang kya antioksidan,


protein hewani tanpa lemak, dan menurunkan tekanan darah.

Kesimpulan :

Dari hasil pratikum diketahi bahwa sampel a menderita hiperalbumia

Dan sampel b normal.

Saran :

Sebaiknya dapat dilakuakan penindakana lajutan terhadap pasien

Daftar Pustaka

Anonim. 2011. Tuntunan Praktikum Kimia Klinik. Universitas Muslim


Indondesia : Makassar.

Sutedjo, SKM. 2007. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan

Laboratorium. Amara Books : Yogyakarta.

Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai