Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
AINUL MARDIAH
192210650
Pratikum Ke : 7 (Tujuh)
Tujuan :
Prinsip :
Larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehid atau
keton bebas dengan membentuk cuprioksida yang berwarna merah bata.
Reagen/ Bahan :
Sampel urin
Larutan benedict
Alat :
Lampu bunsen
Pipet tetes
Tabung reaksi dan rak tabung
Beker gelas
Handscoon
Tinjau Pustaka :
Urinalisis merupakan salah satu tes yang sering digunakan untuk mendeteksi
adannya kelainan pada hati dan ginjal. Pemeriksaan urine terdiri dari pemeriksaan
mikroskopis yang meliputi pemeriksaan warna, kejernihan,dan kimia urine.
Metode yang di pakai untuk memperoleh hasil pemeriksaan urine bermacam-
macam, seperti metode konvensional (Benedict, fehling) dan carik celup
(Samsuria.K.S, dkk.,2012).
Reaksi benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan
perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari
seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya terlihat sedikit
endapan pada dasar tabung. Uji benedict lebih peka karena benedict dapat dipakai
untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa
memberikan warna yang berlainan.
Pereaksi Benedict adalah larutan yang dibuat dari campuran kuprisulfat, natrium
karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion C++ kuprisulfat
menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium
karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah.
Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna
endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa.
Pemeriksaan metode benedict dapat dilakukan menggunakan pemanasan dengan
api spirtus hingga mendidih. Kelemahan metode ini dengan menggunakan api
spirtus antara lain untuk mendapatkan hasil diperlukan waktunya lebih lama,
hanya bisa mengerjakan satu per satu sampel, dan resiko terjadi kecelakaan pada
laboratorium relatif tinggi.
Prosedur :
Dari pratikum pemeriksaan glukosa urin dengan metode benedict didapat kan
interprestasi hasil positif satu (1) Pengamatan berwarna biru/ hijau kekuningaan
dengan terdapat endapan yg berwarna kuning dan larutan berwarna hijau/ biru.
Pembahasaan :
Praktikum kali ini yaitu pemeriksaan glukosa dalam urine. pemeriksaan gula metode
benedict yaitu positif 1 biru kekuning kuningan yaitu endapan berwarna kuning dan
larutan nya itu berwarna biru, biru kekuning kuningan, dan untuk hasil positif 2 itu akan
berwarna kuning keruh, untuk pemeriksaan glukosa urine ini jika pemeriksaan gula urine
ini positif tidak akan selalu menandakan penyakit diabetes melitus walaupun penyakit ini
yang paling sering memberikan hasil positif pada uji glukosa urine ini makna lain yang
akan terjadi yaitu penyakit ginjal penyakit hepar dan keracunan logam berat, faktor
farmakologis itu ada penyakit asam nikotinat salah satunya dan akan ada penyakit
namanya nutrisi paraltero atau disebutnya hiperalimentasi dengan impuls glukosa jadi
semua pemeriksaan ini tidak selalu menandakan penyakit diabetes mellitus.
Urin adalah cairan yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. fungsi utama urin adalah
untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh
(Chernecky and berger, 2008).
Glukosa terbentuk dari dari kh dalam makanan dan di simpan sebagai glikogen di
dalam hati dan otot.
Pada orang normal tidak ditemukan adanya glukosa dalam urin. Glukosuria dapat
terjadi karena peningkatan kadar glukosa dalam darah yang melebihi kapasitas
maksimum tubulus untuk mereabsorpsi glukosa. Hal ini dapat ditemukan pada
kondisi diabetes mellitus dan penyakit lainnya yang disebabkan karena adanya
glukosa dalam urine.Glukosa merupakan suatu gula monosakarida, adalah salah
satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga.
Pereaksi Benedict adalah larutan yang dibuat dari campuran kuprisulfat, natrium
karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion C++ kuprisulfat
menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium
karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah.
Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna
endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa.
Sampel yang digunakan yaitu urin sesorang. Sampel ditampung dalam tabung
raksi yang telah berisi perekasi benedict lalu di hogenkan dan kemudian di fiksasi.
Pemanasan bertujuan untuk proses denaturasi. Setela pemanasan dilakuakan,
sampel dibiarkan digin selam 10 menit dan amati perubahan yang terjadi warna
yang timbul hijau kekuningan dan terdapat endaan kuning dengan positf satu.
Pada pratikum yang telah dilakukan, warna yang terjadi yaitu hijau/ biru
kekuningan dengan interpres tasi positf 1. Artinya urin mengandung glukosa.
Glukosa yang terdapat pada urin dapat dijadikan bahwa pasien menerita DM.
Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine
yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine
diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan untuk memastikan
jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan
penyakit diabetes.
Pada uji Benedict pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid
dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa
bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka
fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan
memberikan hasil positif dengan pereaksibenedict.
Sebaiknya kita dapat menjaga kesehatan dan mengatur polaa makan. Sebaikya
penelitian pratikum dapat dilanjutkan.
Daftar Pustaka :
https://www.youtube.com/watch?v=io0rDA9h1Z8&t=49s