Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA GIZI

KOMPONEN DARAH
Dosen Pengampu : Arintina Rahayuni, STP, M.Kes

Disusun oleh :

1. Septiantika Cahyaditami (P1337431218009)


2. Alfiyatul Musabikhah (P1337431218012)
3. Risma Choirunima (P13374312180)

DIV GIZI SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
A. JUDUL
Uji Total Protein Plasma Dalam Darah Metode Biuret
B. LANDASAN TEORI
Protein total adalah kadar semua jenis protein yang terdapat dalam serum/plasma,
yang terdiri atas albumin, globulin dan lain fraksi yang (protein yang kadarnya sangat
rendah). Pemeriksaan protein total berguna untuk memonitor perubahan kadar protein
yang disebabkan oleh berbagai macam penyakit. Biasanya diperiksa secara bersama-sama
dengan pemeriksaan lain. Misalnya kadar albumin, faal hati, atau pemeriksaan
elektroforesis protein. Rasio albumin/globulin diperoleh dengan perhitungan dan dapat
memberikan keterangan tambahan. Kadar protein total meningkat pada keadaan dehidrasi,
multiple myeloma dan penyakit hati menahun, merendah pada penyakit ginjal dan stadium
akhir gagal hati. Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang
mencapai kadar 60 persen. Manfaatnya untuk pembentukan jaringan sel baru. Di dalam
ilmu kedokteran, albumin ini dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel
tubuh yang terbelah, misalnya karena operasi atau pembedahan. Pada masa krisis saat ini,
impor serum albumin yang dimanfaatkan sering membebani biaya pasien. Untuk satu kali
pembedahan, penggunaan serum ini bisa mencapai tiga kali 10 mililiter itu.
Albumin berfungsi sebagai transport berbagai macam substansi termasuk bilirubin,
asam lemak, logam, ion, hormone, dan obat-obatan. Salah satu konsekuensi dari
hipoalbumin adalah obat yang seharusnya berikatan dengan protein akan berkurang, di
lain pihak obat yang tidak berikatan akan meningkat, hal ini akan meningkatkan kadar
obat dalam darah. Ukuran tingkat protein total sendiri kemungkinan tidak diketahui, tetapi
dapat dinormalkan dengan adanya perubahan nilai unsur pokok protein. Contohnya
menurunnya albumin distabilkan dengan naiknya tingkat immnoglobin ini merupakan
kombinasi yang sudah lazim. Hiperalbuminae kemungkinan tidak terjadi, dan naiknya
konsentrasi albumin hanya dialami pada keadaan dehidrasi yaitu untuk mereduksi kadar
cairan plasma, sebagai akibat dari statis vena. Hipoalbuminaemia terjadi sebagai akibat
dari overdehidrasi, kelebihan protein, pengurangan sintesis pada defisiensi makanan,
penyakit hati, serta meningkatnya katabolisme

C. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar total protein plasma dalam darah.

D. PRINSIP
Pengukuran serapan cahaya kompleks berwarna ungu dari protein yang bereaksi dengan
biuret dimana yang membentuk kompleks adalah protein yang bereaksi dengan biuret
dimana yang membentuk kompleks adalah protein dengan ion Cu2+ yang terdapat dalam
pereaksi biuret suasana basa. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diserap oleh alat
maka semakin tinggi pula kandungan protein yang terdapat di dalam serum. Reaksi
berwarna antar tembaga alkali dengan rantai peptide CO-NH akan menghasilkan warna
ungu.

E. REAKSI
CuSO4 + 5 H2O + 2 NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4 + 5 H2O
Cu(OH)2 Cu2+ + 2OH-

F. ALAT DAN BAHAN


1) Alat
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Mikropipet
 Kuvet
 Spektofotometer
 Beker glass
 Bulb
2) Bahan
 CuSO4 1,5 gr
 K-Na 6 gr

G. CARA KERJA
TABUNG SERUM STD. LAR. BL H2O
PROTEIN BIURET BIURET
Sampel 0,1 ml - 5,0 ml - -
Standar - 0,1 ml 5,0 ml - -
Blanko - - 5,0 ml - 0,1 ml

a. Ambil darah 3,00 ml lalu tambah EDTA 1 ml dalam tabung reaksi.


b. Sentifuge darah selama kurang lebih 5 menit
c. Ambil serum dibagian atas yang bening kekuningan.
d. Buat larutan sampel, standar, dan blanko sesuai dengan data dalam tabel secara
berurutan.
e. Diamkan selama 30 menit.
f. Baca dengan spektofotometer dengan panjang gelombang 540 nm, dengan urutan
blanko, standar, dan sampel.

H. HASIL
Satndar = 0,003
Sampel = 0,188
Kadar standar =
8 mg % = 8 mg dalam 100 ml
0,008 mg dalam 0,1 ml
Faktor pemipetan = 0,1 ml
Kadar TPP = Sampel / standar x kadar standar x faktor ppemipetan
= 0,188/0,003 x 0,008 x 0,1
= 0,0501 per 0,1 ml
= 5,01 per 100 ml

I. PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum uji kadar total protein plasma didapatkan kadar tpp yaitu 0,0501 mg
per 0,1 ml serum atau setara dengan 5,01 mg dalam 100 ml serum. Keadaan tersebut
dikatakan memiliki kadar tpp rendah (normal = 6-8 mg per 100 ml). Rendahnya kadar
protein darah disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi berupa protein dan peradangan
dalam tubuh. Kurangnya protein dalam tubuh ditandai dengan adanya edema dan
pembengkakan beberapa kelenjar dalam tubuh. Rendahna kadar protein menyebabkan
keadaan fatal yaitu hipertiroidisme, sindrom nefrotik, diabetes, sirosis, lupus, dan gagal
jantung. Untuk menjaga kadar protein tetap normal harus menjaga asupan protein agar
tetap tercukupi dan pola hidup yang sehat.

J. KESIMPULAN
Darah yang diuji memiliki kadar total protein plasma yang dibawah normal yaitu 5,01 mg
per 100 ml serum jika dibandingkan dengan keadaan normal yaitu 6-8 mg per 100 ml.

Anda mungkin juga menyukai