Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN BIOKIMIA

“TOTAL PROTEIN“

DISUSUN OLEH :

NAMA : PATIMAH HANUM TANJUNG

NPM : 1910070150004

DOSEN PENGAMPU :
1. Dr. Zulbadar Panil, Bioch
2. apt. Siska Ferilda, M.Farm

FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI FARMASI KLINIS
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
TAHUN 2020-2021
I.TUJUAN
1. Menyiapakan pasien untuk pemeriksaan glukosa darah
2.        Menginterprestasikan hasil laboratorium yang diperoleh

II. PRINSIP
Ion tembaga bereaksi dengan protein dan media alkali membentuk komplek unggu. Absorbans
komplek ini sebanding dengan konsentrasi protein dalam sampel
Ikatan peptida dalam senyawa basa akan membentuk kompleks berwarna ungu dengan
pereaksi biuret. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi sampel yang
diukur pada panjang gelombang 546 nm.

III. TEORI DASAR


Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan dan manusia. Oleh
karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan
berfungssi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein mudah
dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH dan pelarut organic.
Pada umumnya protein total terdiri dari albumin dan globulin. Penggunaan
pemeriksaan protein total serum dibatasi kecuali dilakukan pemeriksaan elektroforesis
protein.
Serum protein merupakan salah satu dari tiga jenis protein di dalam tubuh yang terbentuk
dari asam amino berupa larutan koloidal di dalam plasma darah.. Serum protein tidak
mengandung fibrin (bukan merupakan fibrous protein) sehingga dapat terlarut. Total serum
protein dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl atau sekitar 7%.
Serum protein diukur besar dibagi menjadi dua kelompok, albumin dan globulin. Sebuah
panel darah khas akan menyediakan empat pengukuran yang berbeda - total protein, albumin,
globulin, dan rasio albumin globulin. Saat ini, pengukuran protein telah banyak menggunakan
analyzer kimiawi otomatis. Pengukuran kadar menggunakan prinsip penyerapan (absorbance)
molekul zat warna. Protein total biasanya diukur dengan reagen Biuret dan tembaga sulfat
basa. Penyerapan dipantau secara spektrofotometri pada λ 545 nm. Albumin sering
dikuantifikasi sendiri. Sedangkan globulin dihitung dari selisih kadar antara protein total dan
albumin yang diukur
Albumin merupakan protein plasma yang paling tinggi jumlahnya sekitar 60% dan memiliki
berbagai fungsi yang sangat penting bagi kesehatan yaitu pembentukan jaringan sel baru,
mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang rusak, kadar albumin dalam darah 3,5-5
g/dl.
Albumin adalah protein yang larut dalam air. Albumin disintesis di hati dan berfungsi utama
untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah. Hal ini karena albumin merupakan
protein dengan berat molekul besar yang tidak dapat melintasi dinding pembuluh atau
dinding kapiler sehingga dapat membantu mempertahankan cairan yang ada di dalam sistem
vascular.
Serum globulin adalah istilah umum yang digunakan untuk protein yang tidak larut,
baik di dalam air maupun di dalam larutan garam konsentrasi tinggi, tetapi larut dalam
larutan garam konsentrasi sedang
Kadar albumin digunakan sebagai indikator perubahan biokimia yang berhubungan
dengan simpanan protein tubuh dan berkaitan dengan perubahan status gizi, walaupun tidak
terlalu sensitif. Pada penderita malnutrisi sering ditemukan kadar albumin serum yang
rendah, namun tidak jarang kadar albumin serum masih dalam batas normal. Peningkatan
kadar albumin berkaitan erat dengan kadar hemoglobin darah. Penurunan kadar albumin
dalam darah akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin, karena protein
merupakan salah salah unsur yang penting diperlukan dalam sintesis hemoglobin dan
pembawa zat besi, oleh karena itu apabila kadar albumin dalam tubuh rendah, maka sintesis
hemoglobin akan terganggu dan dapat mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin dalam
darah.

IV. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
 Tabung reaksi
 Pipet Mikro
 Chemistry Analyzer
B.BAHAN
 Serum darah (Sampel)
 Protein ( Larutan Standar )
 Air (Blanko)
 RGT (Reagen)

V. PROSEDUR
1. Siapkan sampel,larutan standar, blanko dan reagen berupa RGT .
2. Siapkan 3 tabung reaksi dan pipet.
3. Tabung reaksi pertama diisi dengan larutan serum darah atau sampel dengan menggunakan pipet
sebanyak 20µl dan tambahkan reagen RGT sebanyak 1000µl.
4. Tabung reaksi kedua diisi dengan larutan standar yang berupa protein dengan menggunakan pipet
sebanyak 20µl dan tambahkan reagen RGT sebanyak 1000µl.
5. Tabung rekasi ketiga diisi dengan Air yang merupakan blanko dengan menggunakan pipet
sebanyak 20µl dan tambahkan reagen RGT sebanyak 1000µl.
6. Kemudian masukkan tabung reaksi yang sudah berisi masing-masing larutan kedalam Chemistry
Analyzer dengan suhu 20-25oC.
7. Lakukan pembacaan absorbansi, dan catat hasilnya.
8. Hitung kadar total protein.
VI. DATA PENGAMATAN
Larutan Standar (Protein)
Konsentrasi larutan standar protein = 8 gr/dl
No Larutan Standar Absorbansi (A)
1 Pertama 0,449
Sample (serum)
No Sample Absorbansi (A)
1 Pertama 0,509
Blanko (Air)
No Blanko Absorbansi (A)
1 Pertama 0,097

Perhitungan
absorben sampel
Rumus Total Protein = X [standart]
absorben standar
0,509
= X8
0,449
= 9,069 mg/dl
Nilai Normal Total Protein :
1. Bayi baru lahir : 4,6 – 7,0 gram / dl
2. Anak umur 3 tahun – dewasa : 6,6 – 8,7 gram / dl

VII. PEMBAHASAN
Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang
digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan
plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam
plasma. Pada praktikum, dilakukan pemeriksaan kadar protein total, albumin dan globulin yang
terdapat di dalam Serum. Protein total terdiri atas albumin dan globulin. Dimana albumin memuliki
fungsi untuk mempertahankan osmosis dari cairan vaskuler sedangkan globulin berfungsi untuk
memberikan imunisatas tubuh.
Pada penentuan kadar protein total dalam darah, kami menggunakan metode Biuret dengan
menggunakan spektrofotometer. Dimana prinsip dari metode ini adalah pengukuran serapan cahaya
kompleks berwarna ungu dari protein yang bereaksi dengan pereaksi biuret dimana, yang membentuk
kompleks adalah protein dengan ion Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi biuret dalam suasana basa.
Semakin tinggi intensitas cahaya yang diserap oleh alat maka semakin tinggi pula kandungan protein
yang terdapat di dalam serum tersebut. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, didapat kadar
total protein dalam darah sebesar 9,0690 mg/dl.
Peningkatan atau penurunan konsentrasi protein total dalam sirkulasi darah dipengaruhi oleh
konsentrasi albumin atau globulin atau keduanya. Konsentrasi protein total dan nilai hematokrit
meningkat pada kasus dehidrasi, disertai dengan konsentrasi albumin dan globulin yang meningkat
pula.
Selain itu konsentrasi globulin dapat meningkat akibat infeksi kronis (parasit, bakteri, atau
virus), penyakit hati (sirosis, penyumbatan saluran empedu), sindrom karsinoid, radang sendi atau
reumatik, ulkus pada kolon, myeloma dan leukemia, penyakit autoimun dan gagal ginjal.Peningkatan
konsentrasi protein total tersebut disebabkan oleh penurunan konsentrasi albumin dan peningkatan
konsentrasi globulin secara progresif. Peningkatan konsentrasi protein total dalam darah dapat
disebabkan oleh infeksi kronis, hipofungsi kelenjar adrenal, kegagalan fungsi hati, penyakit kolagen
pada pembuluh darah, hipersensitif (alergi), dehidrasi, penyakit saluran pernafasan (sesak nafas),
hemolisis dan leukemia. Konsentrasi protein total dan nilai hematokrit meningkat pada kasus
dehidrasi, diikuti dengan peningkatan konsentrasi albumin dan globulin.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, kadar total protein didalam serum darah
adalah 9,069 gram/dl. Bila dibandingkan dengan nilai normalnya yaitu 6,1 – 8,2 gr/dl, hasil tersebut
dikategorikan ke dalam kadar yang tidak normal atau agak tinggi.

Anda mungkin juga menyukai