Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

FARMASI FISIKA SEDIAAN SOLID DAN LIQUID


“ PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN ”

DISUSUN OLEH :

NAMA : PATIMAH HANUM TANJUNG

NPM : 1910070150004

DOSEN PENGAMPU :
apt. Dini hanifa, M.Farm
apt. Wida Ningsih, M.Farm

FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI FARMASI KLINIS
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
TAHUN 2020-2021
I.TUJUAN
Menentukan tegangan permukaan cairan dengan tensiometer Du nouy dan Metode Kapiler

II. DASAR TEORI


Tegangan muka dapat didefenisikan sebagai gaya yang terjadi pada permukaan
suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut, hal ini disebabkan oleh gaya-gaya
tarik tidak seimbang pada antar muka (interface) cairan. Antar muka yaitu jika ada dua fasa
atau lebih berada bersama-sama, maka batas antara fase-fase tersebut. Sifat-sifat molekul
yang membentuk antar muka tersebut berbeda dengan molekul-molekul yang berada
didalam tiap fase, molekul-molekul itu membentuk fase antar muka. Gaya ini bisa segera
diketahui pada kenaikan cairan biasa dalam kapiler dan membentuk spheris suatu tetesan
kecil cairan.
Tegangan antar muka (interfacial) merupakan gaya per satuan panjang yang terjadi
pada antar muka antara 2 fase cair yang tidak dapat tercampur. Tegangan antar muka selalu
lebih kecil dari tegangan muka, sebab gaya adhesif antara fase cair dan fasa gas yang
membentuk antar muka.
Metode untuk mengukur tegangan muka dan tegangan antar muka, antara lain ialah
metode kenaikan kapiler dan metode Tesiometer Du Nouy. Zat cair pada tegangan muka
kebanyakan berkurang hampir linier terhadap kenaikan temperatur atau terhadap
pertambahan energi kinetik molekul-molekulnya.
Metode kenaikan kapiler, cairan itu akan naik ke pipa sampai ketinggian tertentu bila
suatu tabung kapiler diletakkan dalam cairan di sebuah beaker glass, hal ini disebabkan jika
kekuatan adhesi antara molekul-molekul cairan dan dinding kapiler lebih besar daripada
kohesi antara molekul-molekul cairan. Cairan itu membasahi dinding kapiler, menyebar dan
meninggi dalam pipa. Metode Tensiometer Du Nouy prinsip kerja dari alat tersebut
bergantung pada gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina-iridium yang
dicelupkan pada permukaan antar muka adalah sebanding dengan tegangan
permukaan/tegangan antar muka.

γ=½xrxρxhg
keterangan :
γ = teganganpermukaan
r = jarijari pipa kapiler
h = tinggi
g = grafitasi
ρ = kerapatancairan

Manfaat Fenomena antar muka dalam farmasi :


1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat
2. Penetrasi molekul melalui membran biologis
3. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair
untuk membentuk sediaan suspensi
Tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu
dan zat terlarut. Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya
tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan berbentu
lapisan monomolecular yang disebut dengan molekul surfaktan.
III.PROSEDUR PERCOBAAN
A.Alat
1. Tensiometer Du Nouy
2. Pipa kapiler d = 0,5 mm
3. Piknometer25 ml
4. Thermometer
5. Beacker glass
B.Bahan
1. Air
2. Paraffin cair
3. Natrium laurilsulfat 0,1 %
4. Gliserin
C.Cara Kerja
A. Penentuan Kerapatan
1. Paraffin Cair
1. Timbang Piknometer kosong yang sudah kering dan bersih.
2. Setelah ditimbang, catat berapa berat piknometer kosong tersebut.
3. Kemudian isi piknometer kosong itu dengan aquades sampai terisi penuh lalu ditutup
dengan rapat.
4. Timbang kembali piknometer yang berisi aquades. Catat berapa beratnya.
2. Natrium lauryl sulfat
1.Timbang Natrium lauryl sulfat, encerkan dengan air.
2.Timbang piknometer kosong yang sudah kering dan bersih.
3.Isi piknometer tersebut dengan Natrium lauryl sulfat hingga penuh, lalu tutup dengan
rapat.
4.Kemudian timbang kembali piknometer yang sudah berisi cairan.
5.Catat berapa beratnya.
3. Gliserin
1. Timbang Piknometer kosong yang sudah kering dan bersih.
2. Setelah ditimbang, catat berapa berat piknometer tersebut.
3. Isi piknometer kosong itu dengan gliserin sampai terisi penuh lalu ditutup dengan rapat.
4. Timbang kembali piknometer yang berisi gliserin. Catat berapa beratnya.

B. Penentuan tegangan permukaan


1. Metode tensiometer Du Nouy
Prinsip kerjaa latini berdasarkan pada gaya yang dibutuhkan untuk
melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair sebanding dengan tegangan
permukaan atau tegangan antarmuka. Gaya yang dibutuhkan untuk
melepaskan cincin yang terbuat dari torsi yang dinyatakan dalam dyne.
2. Metode kapiler
Caranya :
Masukan cairan yang akan diuji sebnayak 40 ml kedalam beaker glass.
Atur posisi beacker glass agar pipa kapiler tetap berada ditengah-tengah
cawan. Tekan ujung pipa kapiler, dan Ketika pada dasar beacker glass
lepaskantangan pada ujung pipa, sehingga cairan dapat diserap oleh pipa
kapiler. Ukur tinggi cairan yang naik pada pipa kapiler
DATA PERCOBAAN

1. Penentuan kerapatan

Sampel Uji Berat Piknometer + Berat Piknometer Kerapatan (ρ)


Cairan Kosong
Paraffin cair 53,32 gram 31,47 gram 0,874 g/mL
Natrium 57,73 gram 33,33 gram 0,976 g/mL
laurilsulfat 0,1 %
Air 63,82 gram 31,92 gram 1,276 g/mL
Gliserin 23,71 gram 11,39 gram 0,4928 g/mL

2. Penentuan tegangan permukaan


Suhu percobaan : 25
Tinggi cairandalam pipa kapiler (cm)

NO. Nama Cairan Replikasi Rata-rata


1 2 3
1. Paraffin cair 2,60 2,50 2,40 2,5
2. Natrium lauril sulfat 0,1 % 2,50 2,50 2,30 2,43
3. Air 3,00 3,00 3,50 3,16
4. Gliserin 3,00 - - 3,00
IV. PERHITUNGAN
A. PENENTUAN KERAPATAN
1. PARAFFIN CAIR
DIK : Berat Piknometer Kosong = 31,47 gram
Berat Piknometer + cairan = 53,32 gram
Volume Piknometer (Vp) = 25 mL
DIT : Kerapatan Paraffin Cair (ρ)... ?
Jawab :
Bobot jenis = (Bobot pikno+cairan) – ( Bobot pikno kosong )
= 53,32 – 31,47
= 21,85 gram

ρ = Massa cairan
volume piknometer
= 21,85 gr
25 mL
= 0,874 g/mL

2.Natrium Lauril Sulfat 0,1%


DIK : Berat Piknometer Kosong = 33,33 gram
Berat Piknometer + cairan = 57,73 gram
Volume Piknometer (Vp) = 25 mL
DIT : Kerapatan Paraffin Cair (ρ)... ?
Jawab :
Bobot jenis = (Bobot pikno+cairan) – ( Bobot pikno kosong )
= 57,73 – 33,33
= 24,4 gram

ρ = Massa cairan
volume piknometer
= 24,4 gr
25 mL
= 0,976 g/mL

3.AIR
DIK : Berat Piknometer Kosong = 31,92 gram
Berat Piknometer + cairan = 63,82 gram
Volume Piknometer (Vp) = 25 mL
DIT : Kerapatan Paraffin Cair (ρ)... ?
Jawab :
Bobot jenis = (Bobot pikno+air) – ( Bobot pikno kosong )
= 63,82 – 31,92
= 31,9 gram

ρ = Massa cairan
volume piknometer
= 31,9 gr
25 mL
= 1,276 g/mL

4.Gliserin
DIK : Berat Piknometer Kosong = 11,39 gram
Berat Piknometer + cairan = 23,71 gram
Volume Piknometer (Vp) = 25 mL
DIT : Kerapatan Paraffin Cair (ρ)... ?
Jawab :
Bobot jenis = (Bobot pikno+cairan) – ( Bobot pikno kosong )
= 23,71 – 11,39
= 12,32 gram

ρ = Massa cairan
volume piknometer
= 12,32 gr
25 mL
= 0,4928 g/mL

B. PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN


Menentukan jari-jari pipa kapiler
Dik : d = 0,5 mm
Dit : r ...?
Jawab :
Jari-jari pipa kapiler = 0,5 mm
2
= 0,25 mm
= 0,025 cm

1. PARAFFIN CAIR
Dik : r = 0,025 cm
ρ = 0,874 g/mL
h1 = 2,60
h2 = 2,50
h3 = 2,40
g = 10 m/s
Dit : Tegangan permukaan 1,2,3 dan rata-rata ... ?
Jawab :
1. Tegangan permukaan 1
γ=½xrxρxhg
= ½ x 0,025 cm x 0,874 g/mL x 2,60 x 10 m/s
= 0,28405 dyne/cm
2. Tegangan permukaan 2
γ=½xrxρxhg
= ½ x 0,025 cm x 0,874 g/mL x 2,50 x 10 m/s
= 0,273125 dyne/cm
3. Tegangan permukaan 3
γ=½xrxρxhg
= ½ x 0,025 cm x 0,874 g/mL x 2,40 x 10 m/s
= 0,2622 dyne/cm
Rata-rata = 0,28405 + 0,273125 + 0,2622
3
= 0,273125 dyne/cm

2.Natrium lauril sulfat 0,1%


Dik : r = 0,025 cm
ρ = 0,976 g/mL
h1 = 2,50
h2 = 2,50
h3 = 2,30
g = 10 m/s
Dit : Tegangan permukaan 1,2,3 dan rata-rata ... ?
Jawab :
1. Tegangan permukaan 1
γ=½xrxρxhg
= ½ x 0,025 cm x 0,976 g/mL x 2,50 x 10 m/s
= 0,305 dyne/cm
2. Tegangan permukaan 2
γ=½xrxρxhg
= ½ x 0,025 cm x 0,976 g/mL x 2,50 x 10 m/s
= 0,305 dyne/cm
3. Tegangan permukaan 3
γ=½xrxρxhg
= ½ x 0,025 cm x 0,976 g/mL x 2,40 x 10 m/s
= 0,2928 dyne/cm
Rata-rata = 0,305 + 0,305 + 0,2928
3
= 0,30093 dyne/cm

3.AIR
Dik : r = 0,025 cm
ρ = 1,276 g/mL
h1 = 3,00
h2 = 3,00
h3 = 3,50
g = 10 m/s
Dit : Tegangan permukaan 1,2,3 dan rata-rata ... ?
Jawab :
1. Tegangan permukaan 1
γ=½xrxρxhg
= ½ x 0,025 cm x 1,276 g/mL x 3,00 x 10 m/s
= 0,4785 dyne/cm
2. Tegangan permukaan 2
γ=½xrxρxhg
= ½ x 0,025 cm x 1,276 g/mL x 3,00 x 10 m/s
= 0,4785 dyne/cm
3. Tegangan permukaan 3
γ=½xrxρxhg
= ½ x 0,025 cm x 1,276 g/mL x 3,50 x 10 m/s
= 0,55825 dyne/cm
Rata-rata = 0,4785 + 0,4785 + 0,55825
3
= 0,50508 dyne/cm

4.Gliserin
Dik : r = 0,025 cm
ρ = 0,4928 g/mL
h = 3,00
g = 10 m/s
Dit : Tegangan permukaan...?
Jawab :
γ=½xrxρxhg
= ½ x 0,025 cm x 0,4928 g/mL x 3,00 x 10 m/s
= 0,1848 dyne/cm
V. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas mengenai cara menentukan tegangan permukaan
pada suatu zat cair. Zat cair yang digunakan sebagai sampel adalah air, paraffin cair, Na
Lauryl Sulfat 0,1% dan Gliserin. Natrium lauryl sulfat berfungsi sebagai surfaktan, yang
dapat menurunkan tegangan permukaan antara 2 zat yang tidak dapat bercampur
sehingga zat tersebut dapat bercampur, sedangkan paraffin liquidum berfungsi sebagai
laksativa. Metode yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan pada
praktikum adalah metode kenaikan pipa kapiler . Penentuan tegangan permukaan
dapat menggunakan metode selain kenaikan pipa kapiler yaitu metode cincin Du
Nouy/Tesiometer Du Nouy.
Tegangan muka dapat didefinisikan sebagai gaya yang terjadi pada permukaan
suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut, sedangkan tegangan antar
muka (interfacial) adalah gaya per satuan panjang yang terjadi pada antar muka antar 2
fase cair yang tidak dapat tercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari
tegangan muka, sebab gaya adhesif antara 2 fase cair yang membentuk antar muka
lebih besar dari gaya adhesif antara fase cair dan fasa gas yang membentuk antar muka.
Metode kenaikan pipa kapiler diukur dengan melihat ketinggian zat cair yang
naik melalui pipa kapiler. Salah satu ujung pipa tersebut dicelupkan ke dalam
permukaan zat cair maka zat cair tersebut akan naik sampai pada ketinggian tertentu.
Prinsip kerja pipa kapiler ini adalah gaya adhesif antara molekul zat cair dan dinding
kapiler itu lebih besar daripada gaya kohesif antara molekul –molekul zat cair, sehingga
cairan dapat membasahi dinding kapiler, dan dapat mengalir naik di dalam pipa kapiler.
Zat cair dapat naik dalam pipa kapiler selain dipengaruhi oleh gaya adhesi yang besar
juga dipengaruhi oleh tegangan muka yang dimiliki zat aktif yang menyebabkan suatu
gaya untuk naik. Suatu saat kenaikan zat cair pada pipa kapiler dapat berhenti pada saat
gaya tekan ke atas sama dengan gaya gravitasi maka zat tersebut akan berhenti naik
pada pipa kapiler.
Penggunaan metode kenaikan kapiler memiliki beberapa keuntungan dan
kerugian. Keuntungan metode ini adalah waktu yang dibutuhkan relatif singkat serta
cara kerjanya yang praktis. Kerugiaannya adalah prosentase hasil pengukuran tinggi
yang tidak valid karena pengaruh tekanan saat pipa dimasukkan ke dalam larutan.
Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk menentukan tegangan
permukaan suatu zat dan tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar
muka dari suatu zat.
Semakin besar nilai kerapatan suatu zat akan semakin besar tegangan
permukaannya, hal ini sama dengan jari-jari pipa kapiler, semakin besar jari-jari pipa
kapiler, maka tegangan permukaannya juga semakin besar. Hasil percobaan
memperoleh nilai kerapatan masing-masing zat sebesar:

No. Nama Cairan kerapatan

1 Paraffin cair 0,874 g/mL


2 Natrium laurilsulfat 0,976 g/mL
0,1 %
3 Air 1,276 g/mL
4 gliserin 0,4928 g/mL
Hal ini dapat mempengaruhi hasil perhitungan tegangan permukaan. Faktor
yang mempengaruhi tegangan permukaan meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal antara lain:
1.Volume
Volume cairan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah 40 ml.
Sebelum pipa kapiler dimasukkan, ukur dahulu berapa tinggi mula-mula cairan dalam
beaker glass. Setiap akan dilakukan replikasi, pastikan volume cairan tetap 40 ml dan
dengan tinggi yang sama, jika tingginya berkurang dapat ditambahkan cairan lagi.
2.Diameter pipa kapiler
Diameter pipa kapiler berhubungan dengan kenaikan cairan. Pipa kapiler
yang kecil diameternya maka akan membuat kenaikannya lebih cepat,jelas dan tinggi.
3.Kadar
Kadar natrium lauryl sulfat yang berbeda - beda juga akan menghasilkan
hasil kenaikan cairan dalam pipa kapiler yang berbeda pula.
4.Kerapatan cairan
Semakin besar konsentrasi maka akan semakin besar pula kerapatn suatu zat
5.Tinggi kenaikan zat cair dalam pipa kapiler
Viskositas cairan juga mempengaruhi kenaikan zat cair dalam pipa kapiler.
Semakin tinggi kekentalan suatu zat, maka dia akan lebih susah naik ke pipa kapiler.
Paraffin cair akan lebih susah naik ke pipa kapiler dibandingkan larutan Natrium lauryl
sulfat dan air. Sehingga kenaikannya pun akan lebih rendah.
Faktor eksternalnya meliputi:
1). Suhu
Suhu akan mempengaruhi perhitungan kerapatan suatu zat. Perhitungan
kerapatan menggunakan piknometer dilakukan dengan menaik turunkan suhu ± 2 0 C
kemudian didiamkan hingga suhu kembali pada suhu kamar. Adanya embun yang
tertinggal saat penurunan suhu akan mempengaruhi hasil perhitungan kerapatannya.
2). Kemurnian zat yang digunakan,
Kemurnian zat yang akan diuji akan berkurang jika ada bahan lain yang ikut
masuk ke dalam zat yang akan di uji. Proses membersihkan piknometer harus
diperhatikan apakah sudah benar-benar kering atau belum, jika masih terdapat air
maka akan mempengaruhi kemurniaan zat yang di uji, kemurnian zat akan berkurang
dengan adanya campuran air, semakin banyak air yang tertinggal pada piknometer
maka akan banyak pula yang ikut tercampur pada zat yang di uji dan kemurnian zat uji
akan semakin berkurang.
Tegangan muka kebanyakan zat cair berkurang hampir sebanding dengan
kenaikan temperatur. Oleh karena itu perlu mengontrol temperatur dari sistem yang
diteliti jika hendak menentukan tegangan muka dan tegangan antar mukanya.
Manfaat tegangan permukaan di bidang farmasi salah satu contohnya yaitu
terbentukya emulsi. Emulsi merupakan sediaan cair yang terdiri dari dua fase yaitu fase
air dan fase minyak dimana harus dilakukan penggojokan untuk dapat mencampurkan
keduanya. Tegangan antarmuka pada emulsi terjadi antara minyak dengan air.
Penetrasi molekul melalui membran biologi, dapat mempengaruhi adsorbsi obat,
stabilitas, dan dispersi partikel yang tidak larut dalam suspensi
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan:
a) Penentuan tegangan permukaan dapat dilakukan dengan metode kenaikan
kapiler dan metode cincin Du Nouy.
b) Cara kerja metode kenaikan pipa kapiler yaitu siapkan larutan zat uji
sebanyak 40 mL kemudian dicelupkan pipa kapiler ke dalamnya hingga
larutan dapat naik dalam pipa kapiler. Hitung kenaikan zat dalam pipa
kapiler.
c) Prinsip kerja pipa kapiler adalah bilamana gaya adhesif antara molekul zat
cair dan dinding kapiler itu lebih besar daripada gaya kohesif antara
molekul –molekul zat cair, maka zat cair akan terus naik dalam pipa kapiler
yang disebabkan karena adanya tegangan muka, sampai gerakan ke atas
tersebut tepat seimbang dengan gaya ke bawah gravitasi.
d) Kelebihan menggunakan metode kenaikan pipa kapiler yaitu membutuhkan
waktu yag relatif singkat serta cara kerja yang lebih praktis.
e) Kerugiaannya adalah prosentase hasil pengukuran tinggi yang tidak valid
karena pengaruh tekanan saat pipa dimasukkan ke dalam larutan.
f) Hasil yang diperoleh:
Hasil perhitungan tegangan antarmuka (dyne/cm)
No Nama Cairan TEGANGAN
. PERMUKAAN

1 Paraffin cair 0,273125 dyne/cm


2 Natrium 0,30093 dyne/cm
laurilsulfat 0,1 %
3 Air 0,50508 dyne/cm
4. Gliserin 0,1848 dyne/cm
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10158367/laporan_praktikum_farmasi_fisika_tegangan_per
mukaan

Anda mungkin juga menyukai