Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN

Protein yang terdapat dalam plasma darah berupa albumin globulin.


Albumin berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik darah. Globulin
berfungsi untuk pembentukan antibodi.
• METODE : BIURET
• TUJUAN : Untuk membantu diagnosa faal hepar dan mall nutrisi
dan mengetahui kadar protein total dalam darah dari
probandus
• PRINSIP : Larutan pereaksi membentuk kompleks chelate berwarna
violet dengan ion Cu dalam larutan alkalis, kompleks
chelate itu terbentuk antara ion Cu, gugus karbonil (-C-O)
dan gugus (-NH) dari ikatan-ikatan peptida dari protein
• REAGENT : - Biuret
- NaCl 0,85%
- Larutan standart protein
• PROSEDUR :
BLANKO STANDART TES
Sampel - - 20 μL
Standart - 20 μL -
Aquadest 20 μL - -
Reagent 1000 μL 1000 μL 1000μL

Campur, inkubasi pada suhu kamar 20-25⁰C selama 5 menit kemudian


dibaca pada spektrofotometer
PERHITUNGAN : kadar total protein
Ab. sampel x Consentrasi std = gr%
Ab. Standar

Kadar Globulin = Total protein – Albumin

HARGA NORMAL :
Total Protein = 6,0 – 8,2 gr%
Albumin = 3,5 – 5,6 gr%
Globulin = 1,3 – 3,2 gr%
PEMERIKSAAN ALBUMIN
Kadar albumin digunakan sebagai indikator perubahan biokimia yang
berhubungan dengan simpanan protein tubuh dan berkaitan dengan
perubahan status gizi, walaupun tidak terlalu sensitif. Pada penderita
malnutrisi sering ditemukan kadar albumin serum yang rendah, namun
tidak jarang kadar albumin serum masih dalam batas normal.
Peningkatan kadar albumin berkaitan erat dengan kadar hemoglobin
darah. Penurunan kadar albumin dalam darah akan menyebabkan
terjadinya penurunan kadar hemoglobin, karena protein merupakan
salah satu unsur yang penting diperlukan dalam sintesis hemoglobin
dan pembawa zat besi, oleh karena itu apabila kadar albumin dalam
tubuh rendah maka sintesis hemoglobin akan terganggu dan dapat
mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah.
• METODE : BCG
• TUJUAN : Untuk membantu diagnosa faal hepar dan mengetahui
kadar albumin dalam darah dari probandus
• PRINSIP : BCG (Biomocresol Green) bereaksi secara kuantitatif
dengan Albumin pada pH 4,2 membentuk intensitas
warna biru. Albumin + BCG ↔ Albumin BCG Complex.
Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan
konsentrasi Albumin dalam sampel
• REAGENT : - Larutan pereaksi
- Larutan standart
• PROSEDUR :
Blanko Standar Sampel
Standar (ul) - 5 -
Sampel (ul) - - 5
Pereaksi (ul) 1000 1000 1000

campur , inkubasi suhu kamar , Baca λ = 578 nm , P = A ; F = 0


• PERHITUNGAN
Abs. spl x standart protein = ........ g/dl
Abs. std
KELAINAN² PADA HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Albumin menurun
- Kekurangan protein→ Malnutrisi, sakit pencernaan
- Gangguan pembentukan protein → Penyakit hati kronik
- Gangguan pembentukan protein → Penyakit hati kronik
- Penghancuran protein berlebih → DM, trauma
- Ekskresi berlebih → pendarahan, kebakaran
- Ibu menyusui → hipertiroid
2. Meningkat → Dehidrasi
Globulin menurun : Malnutrisi
meningkat : Infeksi bakteri, parasit, keganasan
FUNGSI PROTEIN
- Mengatur tekanan osmose
- Mengatur keseimbangan Asam Basa
- Mengangkut Volume darah
- Mengangkut mineral
- Membentuk hormon, enzim, komplemen, imunoglobulin
- Membentuk faktor koagulasi
- Sumber nutrisi
- Sebagai buffer dalam plasma
Pembuatan Blanko jika serum LIPEMIK
Buffer suksinat 2 ml + 0,02 ml serum
Pemeriksaan Bilirubin Total

Diperiksa secara fotometrik pada humalyzer, dengan prinsip


reaksinya yaitu terjadi dimana asam sulphanilic dengan natrium nitrit
menjadi diazotised sulphanilic acid (DSA) yang akan bereaksi dengan
bilirubin dan accelator membentuk zat warna azo.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium
a. Sampel hemolisis
b. Pengaruh obat-obatan tertentu seperti antibiotik, obat antiseptik
seperti paracetamol dan vitamin
c. Sampel yang diperiksa terlalu lama dan tidak dibekukan
Pengukuran kadar bilirubin serum merupakan prosedur yang relatif
sederhana dilakukan di laboratorium, dan sering digunakan sebagai
indikator yang peka untuk fungsi hati. Bilirubin terbagi atas dua
komponen yaitu bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk) dan yang tak
terkonjugasi (bilirubin indirek). Pada praktikum dilakukan pemeriksaan
fungsi hati bilirubin total dan direk yang masing-masingnya
menggunakan sampel serum yang diperiksa secara fotometrik
menggunakan humalyzer dengan reagen kit yaitu untuk pemeriksaan
bilirubin total yang terdiri dari larutan reagen bilirubin total dan reagen
T-Nitrit sedangkan pemeriksaan bilirubin direk dengan larutan reagen
direk dan reagen D-Nitrit sedangkan untuk pemeriksaan bilirubin
indirek tidak dilakukan tetapi dihitung sebagai perbedaan antara
bilirubin total dan fraksi direk.
METODE : Azobilirubin menurut Jendrassik – Grof
PRINSIP : Bilirubin total dalam serum/plasma ditentukan dengan metode
jendrassik & Grof yaitu dengan mengikatnya dengan diazotized sulfanilic Acid
setelah penambahan caffene, sodium benzoate dan sodium acetat.
Azobilirubin yang berwarna biru akan terbentuk dalam larutan alkali Fehling II,
senyawa biru ini dapat juga ditentukan secara selektif dengan adanya hasil
sampling yang berwarna kuning
REAGENT : 1. Sulfonic Acid
2. Sodium Nitrit
3. Accelerator
4. Fehling solution II
SAMPEL : serum, plasma heparin, plasma EDTA
PROSEDUR
SAMPEL BLANKO
Sodium Nitrit (ul) 1 Drop (50 ul) -
Sulfanic Acid (ul) 200 200
Accelerator (ul) 1000 1000
Serum (ul) 200 200

Campur, inkubasi suhu kamar 10’ – 60’


Fehling II (ul)
Campur, inkubasi 5’ – 30’ Baca pada λ = 578 nm
Total Bilirubin : Abs.test x 10,5 mg/dl
Abs.test x 180 μmol/lt
PEMERIKSAAN BILIRUBIN DIRECT
METODE : Azobilirubin menurut Schelong & Weade
PRINSIP : Bilirubin direct diukur dalam bentuk zat azo berwarna merah
pada λ = 546 nm. Metode ini dibuat berdasarkan definsi dari direct
bilirubin yaitu sebagai jumlah bilirubin yang dapat ditentukan sesudah
bereaksi selama 5’ dengan tanpa penambahan accelerator. Bilirubin ini
terutama terdiri dari Bilirubin Glukoronide yang larut air. Pada kondisi
ini Bilirubin Indirect (bebas) bereaksi sangat lambat
PROSEDUR
SAMPEL BLANKO
Sodium nitrit (ul) 50 -
Sulfanilic acid (ul) 200 200
NaCl (ul) 2000 2000
Serum (ul) 200 200
PEMERIKSAAN BILIRUBIN DIRECT
METODE : Azobilirubin menurut Schelong & Weade
PRINSIP : Bilirubin direct diukur dalam bentuk zat azo berwarna merah
pada λ = 546 nm. Metode ini dibuat berdasarkan definsi dari direct
bilirubin yaitu sebagai jumlah bilirubin yang dapat ditentukan sesudah
bereaksi selama 5’ dengan tanpa penambahan accelerator. Bilirubin ini
terutama terdiri dari Bilirubin Glukoronide yang larut air. Pada kondisi
ini Bilirubin Indirect (bebas) bereaksi sangat lambat
PROSEDUR
SAMPEL BLANKO
Sodium nitrit (ul) 50 -
Sulfanilic acid (ul) 200 200
NaCl (ul) 2000 2000
Serum (ul) 200 200
HARGA NORMAL
- Bilirubin Total : < 1,1 mg/dl
- Bilirubin Direct : < 0,25 mg/dl
BILIRUBIN ADA 2 :
1. Bilirubin Unconjugated / Bilirubin Indirect yaitu Bilirubin yang belum
mengalami konjugasi dengan asam glukoronat
Bilirubin ini dapat bereaksi dengan R/ diazo dan ehrlieh
setelah penambahan Alkohol
- Larut dalam lemak
- Tak larut dalam air
- Tak mewarnai jaringan
- Tak terdapat dalam urine
- Larut dalam alkohol
- Terikat oleh alkohol, protein albumin
2. Bilirubin conjugated / Bilirubin Direct yaitu Bilirubin yang sudah
mengalami konjugasi dengan Asam Glukoronat
Bilirubin ini dapat bereaksi langsung dengan R/ Diazo dan
Ehrlich tanpa penambahan Alkohol
Sifat-sifatnya :
- Tak larut dalam lemak
- Larut dalam air
- Dapat ditemukan dalam urine
- Mewarnai jaringan

BILIRUBIN INDIRECT = BILIRUBIN TOTAL – BILIRUBIN DIRECT

Anda mungkin juga menyukai